Anda di halaman 1dari 21

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS DAN KESELAMATAN

UPTD PUSKESMAS WIRADESA


DINAS KESEHATAN KABUPATEN PEKALONGAN
DEFIN

BAB I ISI

Dalam rangka menciptakan fasilitas pelayanan kesehatan yang aman,


fungsional dan supportif bagi pasien, tenaga kerja, keluarga pasien, peserta didik,
dan pengunjung di lingkungan UPTD Puskesmas Wiradesa tidak dapat lepas dari
risiko-risiko yang dapat berpengaruh terhadap tujuan Puskesmas tersebut. Risiko
tersebut semakin meningkat sehubungan dengan semakin kompleksnya
pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas serta penggunaan teknologi tinggi.
Risiko - risiko tersebut tidak mungkin dihindari, tetapi harus dikelola melalui
suatu mekanisme yang dinamakan “Manajemen Risiko”.

Manajemen risiko merupakan serangkaian proses yang digunakan untuk


mengelola risiko meliputi pengidentifikasian risiko, pengukuran risiko, penentuan
respon risiko, aktifitas pengendalian risiko, penginformasian dan
pengkomunikasian risiko dan pemantauan risiko dari setiap kegiatan yang
dilaksanakan oleh Puskesmas. Manajemen risiko juga merupakan suatu sistem
pengelolaan risiko dan perlindungan terhadap harta benda, hak milik dan
keuntungan puskesmas atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya
risiko yang terjadi.

Puskesmas dianggap mampu mengendalikan risiko tersebut jika memiliki


kemampuan sensitif untuk mendeteksi risiko, memiliki fleksibilitas untuk
merespon risiko dan menjamin kapabilitas sumber daya untuk melakukan
tindakan guna mengurangi tingkat risiko agar tidak terjadi pemborosan sumber
dana dan waktu serta tidak tercapainya tujuan perusahaan.

1. Maksud dan Tujuan


Implementasi manajemen risiko fasilitas dan keselamatan pada seluruh
aktifitas usaha yang dilakukan di Puskesmas senantiasa berbasis pada risiko yang
dikendalikan secara optimal sehingga diharapkan tidak menimbulkan kerugian
bagi Puskesmas selaku penyelenggara pelayanan kesehatan.
Panduan Manajemen Resiko Fasilitas dan Keselamatan merupakan
panduan bagi UPTD Puskesmas Wiradesa dalam penerapan manajemen risiko
dan diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi seluruh karyawan
Puskesmas mengenai substansi “Kebijakan Manajemen Risiko” yang telah
ditetapkan Pimpinan sebagai acuan dalam penerapan manajemen risiko bagi
seluruh satuan kerja. Dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan karakteristik
risiko dan cara penanganannya yang dibagi dalam beberapa area yaitu;
1) Keselamatan dan Keamanan
2) Bahan Berbahaya dan Beracun
3) Bencana
4) Bahaya Kebakaran
5) Peralatan Medis, dan
6) Sistem Utilitas

2. Istilah dan Definisi


Untuk menghindari kerancuan dan kesalahpahaman dari berbagai macam
istilah dan definisi yang digunakan perlu ditetapkan sesuai dengan kebutuhan
penggunaan dalam Panduan, sebagai berikut:
1) Risiko, adalah segala peristiwa (events) yang memiliki kemungkinan
akan terjadi (likelihood) dan dapat berdampak (impact) negatif pada
sasaran (objective). Keempat unsur risiko tersebut dapat dianalisis sebagai
berikut: likelihood terkait dengan events, sedangkan impact terkait dengan
objective. Likelihood mengukur seberapa besar kemungkinan peristiwa
akan terjadi, sedangkan impact mengukur seberapa besar dampak yang
ditimbulkan oleh peristiwa (jika terjadi) pada sasaran. Dengan kata lain,
likelihood mengukur kadar ketidak pastian terjadinya peristiwa, sedangkan
dampak mengukur kadar ketidakpastian tercapainya sasaran. Karena
dampak terkait dengan sasaran, maka besaran dampak harus dinyatakan
dengan satuan ukuran yang sama dengan satuan ukuran sasaran.
2) Manajemen risiko, adalah serangkaian proses yang digunakan untuk
mengelola risiko meliputi pengidentifikasian risiko, pengukuran risiko,
dan

pengkomunikasian risiko dan pemantauan risiko dari setiap kegiatan yang


dilaksanakan Puskesmas.
3) Identifikasi risiko, adalah suatu proses untuk mengidentifikasi peristiwa
yang memiliki unsur ketidakpastian yang secara negatif mempengaruhi
pencapaian sasaran. Peristiwa diidentifikasi sebagai suatu kejadian dari
sumber internal maupun external Puskesmas yang dapat mempengaruhi
pencapaian sasaran.
4) Pengukuran risiko, adalah suatu proses untuk mengukur tingkat likelihood
dan dampak terjadinya risiko. Pengukuran risiko dilakukan atas risiko
inheren dan risiko residual. Risiko inheren adalah risiko sebelum adanya
tindakan apapun untuk mengubah likelihood maupun dampak risiko. Oleh
karena UPTD Puskesmas Wiradesa telah memiliki pengendalian risiko,
maka yang dimaksud dengan risiko inheren adalah resiko saat Puskesmas
dilakukan risk assesment. Sedangkan risiko residual adalah risiko yang
masih tersisa setelah tindakan manajemen untuk memitigasi suatu risiko
inheren diimplementasikan secara efektif.
5) Respon risiko, adalah sikap yang diambil manajemen untuk merespon
risiko yang dihadapi. Ada empat macam respon risiko yang tersedia,
yaitu; menghindari, membagi, mengurangi dan menerima risiko. Respon
risiko diambil dengan tujuan untuk menurunkan risiko inheren ketingkat
yang dipertimbangkan dapat diterima. Dari empat pilihan respon risiko
tersebut, pemilik risiko dapat memutuskan untuk menggunakan salah satu
atau kombinasi lebih dari satu respon, dengan mempertimbangkan biaya
dan manfaat.
6) Aktifitas pengendalian risiko, adalah setiap proses, kebijakan, alat, praktek
atau tindakan lain yang dirancang untuk meminimalkan risiko.
Pengendalian risiko dapat berupa pengendalian yang sduah diterapkan oleh
manajemen pada saat dilakukan risk assesment, atau pengendalian yang
akan dilakukan, yang merupakan pengembangan dan tambahan dari
pengendalian risiko yang sudah ada, agar likelihood dan dampak terjadinya
risiko diminimalkan sampai pada tingkat yang dapat diterima. Aktivitas
pengendalian risiko dilaksanakan untuk memastikan bahwa respon risiko
telah dilakukan secara benar dan sesuai kebijakan yang berlaku, serta
memastikan bahwa rencana respon risiko memberikan hasil yang efektif
untuk mengurangi tingkat risiko.
7) Penginformasian dan pengkomunikasian risiko, adalah suatu kegiatan
merancang program komunikasi berkenaan dengan proses manajemen
resiko fasilitas dan keselamatan di Puskesmas yang mencakup antara lain:
program implementasi dan sosialisasi Panduan yang terkait dengan
penerapan manajemen risiko.
8) Pemantauan risiko, adalah suatu tindakan untuk memantau proses
manajemen risiko yang dilaksanakan sebelumnya, mulai identifikasi,
pengukuran, respon risiko, dan aktivitas pengendalian risiko. Dalam
pemanatauan risiko diperlukan kegiatan pengawasan untuk memastikan
bahwa risiko telah diidentifikasi pada setiap aktivitas yang dilaksanakan,
dampak dan peluang risiko telah dilakukan pengukuran dan langkah-
langkah pengendaliannya telah dirumuskan serta dilaksanakan secara
efektif, sehingga dapat memberikan hasil yang optimal.
9) Kriteria risiko, adalah kriteria yang digunakan dalam melakukan
pengukuran risiko. Kriteria likelihood risiko dinyatakan dengan prosentase
probabilitas terjadinya risiko, sedangkan kriteria dampak risiko
dinyatakan dengan satuan yang sama dengan ukuran satuan sasaran yang
terpengaruh, yang bisa berupa kerugian finansial, kehilangan reputasi,
kecelakaan kerja, dan sebagainya. Ukuran likelihood dan dampak risiko
dikonversikan menjadi skala ukuran semi kuantitatif dari 1 (satu) sampai
dengan 5 (lima).
7) Kategori risiko, karena manajemen resiko ini spesifik terhadap manajemen
fasilitas dan keselamatan, maka faktor risiko dikelompokkan menjadi 6
area risiko seperti yang tertera dalam standar manajemen fasilitas dan
keselamatan pada standar akreditasi Puskesmas yang meliputi faktor :
Keselamatan dan Keamanan, Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
Limbahnya, Bencana, Bahaya Kebakaran, Peralatan Medis, dan Sistem
Utilitas Puskesmas .
8) Peta risiko Puskesmas, adalah gambaran secara visual risiko-risiko yang
dihadapi Puskesmas dalam suatu matriks dua sumbu, yaitu sumbu
likelihood dan dampak risiko. Peta risiko dapak juga berfungsi sebagai
dashboard bagi manajemen yang memperlihatkan posisi risiko, pada
kondisi inheren dan residual. Dengan memetakkan risiko inheren dan
residual secara visual seperti ini, manajemen akan dapat melihat
kapabilitas pengendalian (control score) yang diciptakan untuk mengelola
risiko sampai tingkat yang dapat diterima.
9) Daftar risiko Puskesmas , adalah daftar semua risiko manajemen fasilitas
dan keselamatan Puskesmas yang teridentifikasi.
BAB II

RUANG LINGKUP

Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan


Secara umum istilah prinsip didefinisikan sebagai kaidah atau norma
dasar yang dianut dalam menjalankan suatu inisiatif tertentu. Prinsip-prinsip
yang digunakan UPTD Puskesmas Wiradesa dalam mengembangkan,
menerapkan, mengelola dan mengevaluasi manajemen risiko fasilitas dan
keselamatan adalah sebagai berikut:
1) Adanya komitmen pimpinan; pimpinan Puskesmas menetapkan tujuan
dan arah Puskesmas, termasuk tujuan manajemen resiko fasilitas dan
keselamatan. Pimpinan Puskesmas menunjukkan komitmen dan
keterlibatan aktif dalam manajemen resiko fasilitas dan keselamatan
dengan membentuk Tim Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
agar seluruh civitas Puskesmas dapat terlibat sepenuhnya dalam
pencapaian tujuan Puskesmas termasuk tujuan manajemen risiko fasilitas
dan keselamatan.
2) Keterlibatan seluruh civitas Puskesmas ; keterlibatan aktif dari seluruh
pegawai Puskesmas pada semua tingkatan mutlak diperlukan dalam
penerapan manajemen risiko fasilitas dan keselamatan sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
3) Transparansi; seluruh risiko yang ada pada setiap aktivitas kerja
diungkap secara terbuka oleh setiap satuan kerja yang ada di Puskesmas
dan dicantumkan dalam daftar risiko sehingga tidak ada risiko yang tidak
diidentifikasi.
4) Integrasi; penerapan manajemen risiko fasilitas dan keselamatan perlu
diintegrasikan kedalam proses bisnis Puskesmas, kedalam proses
pengambilan keputusan bisnis oleh seluruh lapisan manajemen Puskesmas
dan kedalam nilai dan budaya rumah Puskesmas .
5) Perbaikan berkesinambungan; rancangan dan penerapan manajemen
risiko fasilitas dan keselamatan harus selalu diperbaiki sesuai kebutuhan
Puskesmas melalui peningkatan kompetensi dan perbaikan sistem
manajemen risiko fasilitas dan keselamatan.

6) Menciptakan nilai; manajemen risiko fasilitas dan keselamatan


mendukung pencapaian tujuan dan sasaran Puskesmas berupa sasaran
strategis, kinerja keuangan, efisiensi operasional, ketaatan terhadap hukum
dan peraturan, kehandalan laporan manajemen, peningkatan corporate
govermance, dan terjaganya reputasi Puskesmas .

Prinsip manajemen risiko fasilitas dan keselamatan yang dipilih oleh


manajemen, akan menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi manajemen risiko. Penerapan
prinsip tersebut akan tercermin pada setiap tahapan manajemen risiko yang
dijalankan.
BAB III
TATA LAKSANA

1. Pengembangan Panduan Manajemen Risiko Fasilitas Dan Keselamatan.


1) Kepala Puskesmas menetapkan Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan
Keselamatan.
2) Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan dikembangkan
untuk memastikan bahwa setiap jajaran Puskesmas memahami, siap
menghadapi dan menerapkan strategi penanganan yang tepat dalam
mengelola risiko yang ada serta mengoptimalkan peluang dari setiap risiko
terkait.
3) Pengembangan Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan
dilakukan melalui review atas struktur organisasi, kebijakan, panduan
umum, prosedur, formulir manajemen risiko, jumlah dan kompetensi
sumber daya manusia, proses manajemen risiko dan system informasi
manajemen risiko.
2. Pengkomunikasian Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan
Keselamatan
1) Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan dibuat secara
tertulis dan dikomunikasikan kepada para pemangku kepentingan yang
berhak memperoleh informasi tentang Panduan Manajemen Risiko
Fasilitas dan Keselamatan.
2) Kepala Puskesmas bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan
Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan kepada seluruh
civitas Puskesmas dan memastikan bahwa panduan tersebut difahami dan
ditaati.
3) Pengkomunikasian Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan
dilakukan melalui sosialisasi secara bertahap dan melalui portal intranet
Puskesmas.
3. Klasifikasi risiko
Guna memudahkan pelaksanaan identifikasi peristiwa dan pelaporan
manajemen risiko fasilitas dan keselamatan maka perlu dilakukan
pengklasifikasian risiko. Pengklasifikasin risiko mengacu pada standar
akreditasi Puskesmas khususnya pada Standar Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan dengan klasifikasi sebagai berikut:

(1) Risiko Keselamatan dan Keamanan


a. Ancaman Bom
b. Ancaman kekerasan / kejadian kekerasan di lingkungan Puskesmas

c. Kecelakaan Kerja (Karyawan dan Peserta Didik)

d. Kecelakaan Pengunjung.
e. Kehilangan Barang / uang / inventaris.
f. Kerusuhan massal.
g. Ketidak tersediaan lahan parkir yang memadai.
h. Complain / ketidakpuasan pelanggan / masyarakat karena fasilitas.
i. Penculikan bayi / anak.
j. Penculikan mayat / organ mayat.
k. Pencurian barang / uang / inventaris Puskesmas.
l. Pencurian barang / uang karyawan.
m. Pencurian barang / uang pelanggan, vendor, peserta didik.
n. Penyalahgunaan tanda pengenal Puskesmas.
o. Sabotase / pengrusakan asset Puskesmas.
(2) Risiko Kecelakaan Akibat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
a. Kecelakaan kerja akibat bahan kimia berbahaya
b. Kecelakaan kerja akibat boiler / uap panas boiler.
c. Kecelakaan kerja akibat gas medis
d. Kemasan B3 tanpa label standar.
e. Pencemaran lingkungan akibat B3 / Limbah B3.
f. Pencemaran pada makanan / bahan makanan.
g. Tempat penyimpanan B3 tidak standar

(3) Risiko akibat Bencana / Keadaan Darurat di dalam lingkungan


Puskesmas
a. Bangunan runtuh
b. Endemic penyakit
c. Kerusakan asset akibat banjir
d. Kerusakan asset akibat angin rebut / badai
e. Kebocoran atap gedung / ruangan
f. Kerusakan asset akibat gempa bumi
g. Kerusakan asset akibat gunung meletus / peningkatan aktivitas
vulkanik.
h. Kerusakan asset akibat kebakaran
i. Kerusakan asset akibat sambaran petir
j. Kerusakan asset akibat tanah longsor
(4) Risiko Akibat Kebakaran
a. Bahaya asap kebakaran akibat kegagalan system ventilasi.
b. Kebakaran akibat bahan kimia
c. Kebakaran akibat peralatan dan instalasi listrik tidak standar.
d. Kebakaran akibat perilaku tidak aman dalam penggunaan peralatan
yang menggunakan energy listrik.
e. Kebakaran akibat rokok.
f. Kebakaran akibat sumber api terbuka
g. Kebakaran karena petir.
h. Kebakaran karena sabotase.
i. Ketidak siapan jalur evakuasi
j. Ketidaksiapan fasilitas evakuasi.
(5) Risiko Akibat Kegagalan Fungsi Peralatan Medis
a. Kerusakan alat diagnostik berisiko rendah
b. Kerusakan alat diagnostik berisiko sedang
c. Kerusakan alat diagnostik berisiko tinggi
d. Kerusakan alat karena penggunaan tidak sesuai Standar
Operasional Prosedur (SOP).
e. Kerusakan alat penunjang berisiko rendah
f. Kerusakan alat penunjang berisiko sedang
g. Kerusakan alat penunjang berisiko tinggi
h. Kerusakan alat therapy berisiko rendah
i. Kerusakan alat therapy berisiko sedang
j. Kerusakan alat therapy berisiko tinggi
k. Keterlambatan kalibrasi alat.
l. Keterlambatan preventive maintenance.
(6) Risiko Kegagalan System Utilitas.
a. Kegagalan baku mutu air bersih
b. Kegagalan baku mutu gas medis
c. Kegagalan baku mutu listrik
d. Kegagalan baku mutu boiler
e. Kegagalan baku mutu outlet IPAL
f. Kegagalan system boiler
g. Kegagalan system distribusi uap panas boiler
h. Kegagalan system HVAC
i. Kegagalan system informasi manajemen RS
j. Kegagalan system IPAL
k. Kegagalan system jaringan air kotor
l. Kegagalan system komunikasi telepon
m. Ketidaktersediaan air bersih
n. Ketidaktersediaan gas medis
o. Ketidaktersediaan listrik
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Pendokumentasian Hasil Assessment

Pendokumentasian hasil assessment manajemen risiko merupakan media


untuk pengkomunikasian proses manajemen risiko kepada seluruh civitas Puskesmas.
Dokumentasi juga sebagai laporan kepada pimpinan Puskesmas dan sebagai salah
satu bahan untuk menentukan proses organisasi Puskesmas dimasa datang.

Dokumentasi manajemen risiko fasilitas dan keselamatan di UPTD


Puskesmas Wiradesa dilakukan oleh Tim Manajemen Fasilitas dan Keselamatan.
Untuk mempermudah dalam proses dokumentasi dipergunakan computer dengan
program excel dengan contoh format sebagai berikut :

MANAJEMEN RISIKO FASILITAS DAN KESELAMATAN

UPTD PUSKESMAS WIRADESA PEKALONGAN


TAHUN 2021
PELUANG

DAMPAK

RISIKO

JENIS RISIKO
N KO
O DE
SKOR: 1 = SANGAT RENDAH 2 = RENDAH 3 =
SEDANG
4 = TINGGI 5 = SANGAT TINGGI
1 A/1 Ancaman bom 2 2 4
KEAMANAN
KESELAMATAN DAN

2 A/2 Ancaman kekerasan / kajadian


3 2 6
kekerasan di lingkungan
Puskesmas
3 A/5 Kecelakaan kerja (karyawan dan 5 3 15
peserta didik)
4 A/6 Kecelakaan pengunjung 2 2 4
5 A/9 Kehilangan barang / uang /
2 2 4
inventaris
G
PELUAN

DAMPAK

RISIKO
JENIS RISIKO
N KO
O DE
SKOR: 1 = SANGAT RENDAH 2 = RENDAH 3 =
SEDANG
4 = TINGGI 5 = SANGAT TINGGI
6 A/ Kerusuhan masal 1 1 1
10
7 A/ Ketidaktersediaan lahan parkir 10
5 2
11 yang memadai
8 A/ Komplain / ketidak puasan 1
1 1
12 pelanggan / masyarakat karena
fasilitas
9 A/ Penculikan bayi / anak 2 4 8
13
1 A/ Penculikan mayat / organ mayat 1 1 1
0 14
1 A/ Pencurian barang / uang 4
2 2
1 15 /inventaris Puskesmas
1 A/ Pencurian barang / uang karyawan 2 2 4
2 16
1 A/ Pencurian barang / uang 1
1 1
3 17 pelanggan / vendor / peserta
didik
Penyalahgunaan tanda pengenal
1 A/ Puskesmas 1 1 1
4 18
Sabotase / pengrusakan aset
1 A/ Puskesmas 1 1 1
5 19

Kecelakaan kerja akibat


1 B/ bahan kimia berbahaya 2 3 6
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

1
Kecelakaan kerja akibat boiler /
2 B/ uap panas boiler 2 1 2
2
3 B/ Kecelakaan kerja akibat gas medis 1 1 1
3
4 B/ Kemasan B3 tanpa Label standar 2 2 4
5
5 B/ Ledakan / kebakaran akibat B3 1 1 1
6
Pencemaran pada lingkungan akibat
6 B/ B3 5 2 10
7 /limbah B3 (infeksius, tajam, mudah
meledak, logam berat, citotoxic, dll).
7 B/ Pencemaran pada makanan / 1
8 bahan makanan 1 1

Tempat penyimpanan B3
9 B/ tidak standar 2 2 4
9

C/1 Bangunan runtuh 2 3 6


1
KESIA

2 C/ Endemi penyakit 1 1 1
3
3 C/ Kebocoran atap gedung / ruangan 2 3 6

BENCANA
SIAGAAN
4

PELUANG

DAMPAK

RISIKO
JENIS RISIKO
NO KOD
E
SKOR: 1 = SANGAT RENDAH 2 = RENDAH 3 =
SEDANG
4 = TINGGI 5 = SANGAT TINGGI
4 C/5 Kerusakan asset akibat banjir 2 2 4
5 C/6 Kerusakan asset akibat angin ribut / 2 2 4
badai
6 C/7 Kerusakan asset akibat gempa bumi 2 2 4
Kerusakan asset akibat gunung
7 C/8 meletus/ peningkatan aktivitas 2 2 4
vulkanik
8 C/9 Kerusakan asset akibat kebakaran 2 4 8
9 C/ Kerusakan asset akibat sambaran petir 1 1 1
10

1 D/1 Bahaya asap kebakaran akibat 6


kegagalan sistem ventilasi 2 3
2 D/2 Kebakaran akibat bahan kimia 1 1 1
Kebakaran akibat peralatan dan
3 D/3 instalasi listrik tidak standar 2 4 8
Kebakaran akibat perilaku tidak
KEBAKARA

4 D/4 aman dalam penggunaan peralatan 2 2 4


yang menggunakan energi listrik.
N

5 D/5 Kebakaran akibat rokok 1 1 1


6 D/6 Kebakaran akibat sumber api terbuka 1 1 1
7 D/7 Kebakaran karena petir 1 1 1
8 D/8 Kebakaran karena sabotase 1 1 1
9 D/9 Ketidaksiapan jalur evakuasi 1 1 1
10 D/ Ketidaksiapan fasilitas evakuasi 1 1 1
10

1 E/1 Kerusakan Alat Diagnostik Berisiko 1 1 1


Rendah
2 E/2 Kerusakan Alat Diagnostik Berisiko 1 1 1
Sedang
PERA

3 E/3 Kerusakan Alat Diagnostik Berisiko 2 3 6


Tinggi
Kerusakan Alat karena
4 E/4 penggunaan tidak sesuai standar 1 1 1
prosedur operasional
5 E/5 Kerusakan Alat Penunjang Berisiko 1 1 1
Rendah
6 E/6 Kerusakan Alat Penunjang Berisiko 1 1 1
Sedang
7 E/7 Kerusakan Alat Penunjang Berisiko 1 1 1
Tinggi
8 E/8 Kerusakan Alat Therapy Berisiko 1 1 1
Rendah
9 E/9 Kerusakan Alat Therapy Berisiko 1 1 1
Sedang
10 E/ Kerusakan Alat Therapy Berisiko 2 4 8
10 Tinggi
PELUANG

DAMPAK

RISIKO
JENIS RISIKO
NO KOD
E
SKOR: 1 = SANGAT RENDAH 2 = RENDAH 3 =
SEDANG
4 = TINGGI 5 = SANGAT TINGGI
11 E/ Keterlambatan kalibrasi 2 2 4
11
12 E/ Keterlambatan preventif maintenance 2 2 4
12
1 F/1 Kegagalan Baku Mutu Air Bersih 1 1 1
2 F/2 Kegagalan Baku mutu Gas Medis 1 1 1
3 F/3 Kegagalan Baku Mutu Listrik 1 1 1
4 F/4 Kegagalan Bakumutu Boiler 1 1 1
5 F/5 Kegagalan bakumutu outlet IPAL 1 1 1
6 F/6 Kegagalan Sistem Boiler 1 1 1
Kegagalan Sistem Distribusi Uap
7 F/7 Panas Boiler 1 1 1
SISTEM UTILITAS

8 F/8 Kegagalan Sistem HVAC 1 1 1


9 F/9 Kegagalan Sistem Informasi 1 1 1
Manjemen RS
10 F10 Kegagalan Sistem IPAL 1 1 1
11 F/ Kegagalan Sistem jaringan air kotor 1 1 1
11
12 F/ Kegagalan Sistem Komunikasi 1 1 1
12 Telepon
13 F/ Ketidak tersediaan Air Bersih 1 1 1
13
14 F/ Ketidak tersediaan Gas Medis 1 1 1
14
15 F/ Ketidak tersediaan Listrik 1 1 1
15

Keterangan :

1. Skor Risiko adalah peluang kali dampak dan akan terisi secara otomatis.
2. Warna pada kolom risiko akan berubah secara otomatis sesuai skor
berikut : 1-4 hijau, 5-8 kuning, 9-12 orange dan 13-25 merah.
3. Pada kolom dampak apabila skor 5 akan berubah menjadi merah sebagai
tanda “sentinel event”.
4. Kode adalah kode register resiko yaitu;
a. A untuk Keselamatan dan Keamanan
b. B untuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
c. C untuk Bencana
d. D untuk Kebakaran
e. E untuk Peralatan Medis
f. F untuk Utilitas

Sedangkan angka 1 menunjukkan nomor register risiko.

Contoh: kode A/1 artinya Resiko Keselamatan dan Keamanan no 1 yaitu


Ancaman Bom.

Anda mungkin juga menyukai