Anda di halaman 1dari 38

KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN

MASYARAKAT

Disampaikan Oleh :
Sri Milawati, SKM
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara

Pertemuan Koordinasi Bidang Kesehatan


Masyarakat Tingkat Kabupaten Barito Utara
Muara Teweh, 23-24 Mei 2023
INDIKATOR
PEMBANGUNAN KESEHATAN

Meningkatny Angka Kematian Ibu


a status
kesehatan Angka Kematian
ibu dan anak
Bayi

Meningkatny Prevalensi Stunting


a status Gizi
Masyarakat Prevalensi Wasting PERLU PENGUATAN
Balita INTERVENSI SEJAK
DINI (HULU) PADA
KELOMPOK USIA
SEKOLAH DAN
Meningkatny Insidens TB REMAJA

a
Pengendalia Insidens HIV
n Penyakit
Menular dan
Faktor Merokok
Risiko
Menular Obesitas
KEMENKES BERKOMITMEN UNTUK MELAKUKAN TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN

6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia (ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020-2024)
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri
dan berkeadilan
Meningkatkan kesehatan ibu, Mempercepat Memperbaiki Gerakan Masyarakat
Outcome Memperkuat sistem kesehatan &
anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan makanan
RPJMN kesehatan reproduksi masyarakat
bidang
kesehatan
1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan
rujukan kesehatan

a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan akses dan Meningkatkan Memperkuat
6 kategori penduduk primer sekunder kapasitas dan mutu layanan sekunder ketahanan sektor ketahanan
kapabilitas layanan & tersier farmasi & alat tanggap darurat
utama 7 kampanye utama: Penambahan imunisasi Skrining 14 penyakit
primer Pembangunan RS di kesehatan
imunisasi, gizi seimbang, olah rutin menjadi 14 penyebab kematian Jejaring nasional
raga, anti rokok, sanitasi & antigen dan perluasan tertinggi di tiap sasaran Pembangunan Kawasan Timur, jejaring Produksi dalam surveilans berbasis
kebersihan lingkungan, cakupan di seluruh usia, skrining stunting, & Puskesmas di 171 kec., pengampuan 6 layanan negeri 14 vaksin lab, tenaga cadangan
skrining penyakit, kepatuhan Indonesia. peningkatan ANC utk penyediaan 40 obat unggulan, kemitraan rutin, top 10 obat, tanggap darurat, table
pengobatan kesehatan ibu & bayi. esensial, pemenuhan dengan world’s top top 10 alkes by top exercise
SDM kesehatan healthcare centers. volume & by value. kesiapsiagaan krisis.
primer

4 Transformasi sistem 5 Transformasi SDM 6 Transformasi teknologi


pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan: Penambahan kuota mahasiswa, luar negeri,
tersedia, cukup, dan berkelanjutan; alokasi yang adil; beasiswa dalam & Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi, dan
dan pemanfaatan yang efektif dan efisien. kemudahan penyetaraan nakes lulusan luar negeri. bioteknologi di sektor kesehatan.

5
FOKUS
TRANSFORMASI
SISTEM
LAYANAN
KESEHATAN
PRIMER

TRANSFORMASI
SISTEM LAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS
LAYANAN
KESEHATAN
PRIMER

6
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI PERBAIKAN GIZI
MASYARAKAT
• Salah satu prioritas pembangunan RPJMN Tahun 2020-2024
adalah meningkatnya status gizi masyarakat. Sasaran
utamanya adalah menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 %
dan wasting menjadi 7% pada tahun 2024.

• Dalam rangka pencapaian prioritas yang telah ditetapkan, perlu


ada kebijakan dan strategi operasional serta kegiatan yang
spesifik dan terukur setiap tahun di setiap tingkat baik di pusat
maupun daerah. Pemerintah menetapkan stunting dan wasting
sebagai sasaran utama pembangunan kesehatan dalam kurun
waktu 2020-2024.
• Dalam rangka mendukung hal tersebut, telah ditetapkan arah
pembinaan gizi masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi
permasalahan beban gizi ganda yang mencakup:
1. Percepatan penurunan stunting dengan peningkatan efektivitas
intervensi spesifik, perluasan, dan penajaman intervensi sensitif
secara terintegrasi.
2. Peningkatan intervensi yang bersifat life saving dengan didukung
data yang kuat, termasuk fortifikasi dan pemberian multiple
micronutrient.
3. Penguatan advokasi, komunikasi sosial, dan perubahan perilaku
hidup sehat terutama mendorong pemenuhan gizi seimbang
berbasis konsumsi pangan lokal
4. Penguatan sistem surveilans gizi
5. Peningkatan komitmen dan pendampingan bagi daerah dalam
intervensi perbaikan gizi dengan strategi sesuai kondisi setempat
dan respons cepat perbaikan gizi dalam kondisi darurat
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020-2024

• Visi dan misi Presiden adalah terwujudnya Indonesia maju yang


berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong
royong dengan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).
Salah satu yang dilakukan melalui Renstra Kementerian
Kesehatan tahun 2020-2024, adalah percepatan penurunan
kematian ibu dan stunting.
• Arah kebijakan dan Stranas Kementerian Kesehatan, yaitu
meningkatkan Intervensi kesehatan menuju cakupan kesehatan
semesta dengan penguatan Intervensi kesehatan dasar dan
mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, yang
didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi.
Sasaran prioritas program pembinaan gizi masyarakat
a) Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK); b) kabupaten/kota yang
melaksanakan surveilans gizi; c) Puskesmas mampu tatalaksana
gizi buruk pada Balita; d) bayi usia kurang dari 6 bulan
mendapatkan ASI Eksklusif.
• Pencapaian sasaran diukur dengan menggunakan 4 (empat)
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak, yaitu:
1. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pemeriksaan kehamilan 6
kali (ANC 6 kali)
2. Persentase bayi yang mendapatkan Intervensi kesehatan
3. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pembinaan ke Sekolah 4
kali Setahun
4. Persentase remaja putri yang mengkonsumsi tablet tambah darah
INDIKATOR KINERJA PROGRAM GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
        INDIKATOR INDIKATOR  
      SPESIFIK SPESIFIK
RENSTRA TARGET
     
PRIORITAS PERPRES
NO INDIKATOR RPJMN
IKK IKP     2020 2021 2022 2023 2024

  Persentase remaja putri yang                    


  mengonsumsi Tablet Tambah            
1 Darah (TTD). √ √ 40 45 50 58
  Persentase Ibu Hamil Kurang                    
2 Energi Kronik (KEK). √ √ 16 14,5 13 11,5 10
  Persentase ibu hamil Kurang                    
  Energi Kronik (KEK) yang            
             
mendapatkan tambahan
3 asupan gizi. √ √ 82 85 87 90
  Persentase ibu hamil yang                    
  mengonsumsi Tablet Tambah            
  Darah (TTD) selama masa            
4 √ √ 50 60 70 80
kehamilan.
  Cakupan Bayi Usia Kurang       √            
  dari 6 Bulan Mendapat ASI     (promosi dan          
5 Eksklusif. √ √ konseling 40 45 50 55 60
menyusui)
  Persentase bayi usia kurang                    
  dari 6 bulan mendapat air            
6 susu ibu (ASI) Eksklusif. √ √ 65 70 75 80
  Persentase bayi usia 6-23                    
  bulan mendapat Makanan √          
  Pendamping Air Susu Ibu (promosi dan          
7 konseling PMBA) √ 50 60 70 80
(MP-ASI).
                     
8
Persentase balita yang
dipantau pertumb n √ √ 12
65 75 85 90
        INDIKATOR INDIKATOR  
      SPESIFIK SPESIFIK
RENSTRA TARGET
     
PRIORITAS PERPRES
NO INDIKATOR RPJMN
2020 2021 2022 2023 2024
  Persentase balita gizi buruk                    
  yang mendapat Intervensi            
             
9 tatalaksana gizi buruk. √ √ 80 83 87 90
  Prevalensi Stunting                    
10 (pendek dan sangat √ 24,1 21,1 18,4 16 14
pendek) pada balita.
  Prevalensi Wasting (Gizi                    
11 Kurang dan Gizi Buruk) √ 8,1 7,8 7,5 7,3 7
pada balita.
  Persentase balita gizi                    
  kurang yang mendapat            
12 tambahan asupan gizi. √ √ 75 80 85 90
  Jumlah balita yang       √            
  mendapatkan   (pemberian          
13 suplementasi gizi mikro. √ suplementasi gizi 90.000 140.000 190.000 240.000 290.000
mikro)
  Persentase                    
  kabupaten/kota              
14 melaksanakan Surveilans √ √ 51 70 90 100 100
Gizi.
  Persentase Puskesmas                    
  mampu Tatalaksana Gizi            
15 Buruk pada Balita. √ 10 20 30 45 60
Ruang Lingkup Intervensi Spesifik di Puskesmas
• Ruang lingkup intervensi spesifik di Puskesmas berdasarkan Stranas
Percepatan Pencegahan Stunting tahun 2018-2024 terdiri dari tiga
kelompok, yaitu:
1. Intervensi Prioritas
Intervensi yang diidentifikasi memiliki dampak langsung pada
pencegahan stunting dan ditujukan untuk menjangkau semua sasaran
prioritas.
2. Intervensi Pendukung
Intervensi yang berdampak secara tidak langsung pada pencegahan
stunting melalui mekanisme perbaikan gizi dan kesehatan, yang
dilakukan setelah intervensi prioritas terpenuhi.
3. Intervensi Prioritas Sesuai Kondisi Tertentu
Intervensi yang diberikan kepada kelompok sasaran tertentu sesuai
dengan kondisi, termasuk saat darurat bencana.
Sasaran dari intervensi spesifik sebagaimana diatur
pada Perpres No. 72 Tahun 2021

• Remaja.
• Calon pengantin
• Ibu hamil.
• Ibu menyusui.
• Anak berusia 0 - 59 bulan.
Dukungan Kemenkes dalam upaya penurunan stunting
Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021

Target Intervensi Sensitif


Target
Intervensi Spesifik Kontribusi
(Penyebab tidak langsung)
Kontribusi

(Penyebab Langsung) 30% 70% Pelayanan KB pascapersalinan


70%
58% 15,5% Kehamilan yang tidak diinginkan
Sebelum Lahir

remaja putri mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)


90% Cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS)
memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai
80% ibu hamil mengonsumsi 90 tablet TTD selama kehamilan bagian pelayanan nikah
100% Rumah tangga mendapat akses air minum layak di
90% ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) mendapat tambahan asupan gizi kab/kota prioritas
90% Rumah tangga mendapat akses sanitasi (air limbah
domestik) layak di kab/kota prioritas
80% bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
112,9 juta penduduk menjadi Penerima Bantuan
Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional
80% anak usia 6-23 bulan mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) 90% Keluarga berisiko stunting memperoleh
pendampingan
Setelah Lahir

90% balita dipantau pertumbuhan dan perkembangannya 10 juta keluarga miskin dan rentan memperoleh bantuan
tunai bersyarat

90% balita gizi kurang mendapat tambahan asupan gizi 70% target sasaran memiliki pemahaman yang
baik tentang stunting di lokasi prioritas
15,6 juta keluarga miskin dan rentan yang menerima
90% balita gizi buruk mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk
bantuan sosial pangan

90% bayi memperoleh imunisasi dasar lengkap 90% desa/ kelurahan stop Buang Air Besar
Sembarangan (BABS)
Program Intervensi Spesifik dan sensitif
Sasaran

1 Skrining anemia Remaja


Putri
KEMENKES 2 Konsumsi tablet tambah darah (TTD) remaja putri
mendorong
11 program 3 Pemeriksaan kehamilan (ANC)

untuk mencapai 4 Konsumsi TTD ibu hamil


Ibu Hamil
target indikator
5 Pemberian makanan tambahan bagi Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
spesifik dan
sensitif 6 Pemantauan pertumbuhan balita

7 ASI eksklusif
Balita
8 Pemberian MPASI kaya protein hewani bagi baduta
9
Tata laksana balita dengan masalah gizi
(Weight faltering, gizi kurang, gizi buruk dan stunting)

10 Peningkatan cakupan & perluasan imunisasi


11
Edukasi remaja,1 ibu hamil, dan keluarga termasuk pemicuan bebas Rematri, bumil,
balita, masy.
Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
1

Keterangan: Pemeriksaan atau pengukuran | Intervensi


TARGET INDIKATOR RPJMN 2020-2024 TERKAIT GIZI DAN KIA
Target
No. Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
1. Angka Kematian Ibu (AKI) (per 100.000 kelahiran hidup) 230 217 205 194 183

2. Angka Kematian Bayi (AKB) (per 1000 kelahiran hidup) 20,6 19,5 18,6 17,6 16

3. Angka Kematian Neonatal (AKN) (per 1000 kelahiran hidup) 12,9 12,2 11,6 11 10

4. Prevalensi Stunting (pendek dan sangat pendek) pada balita 24,1 21,1 18,4 16 14

5. Prevalensi Wasting (Gizi Kurang dan Gizi Buruk) pada balita 8,1 7,8 7,5 7,3 7

6. Cakupan Persalinan di Fasilitas kesehatan (%) 87 89 91 93 95

7. Cakupan Kunjungan Antenatal K4 (%) 80 85 90 92 95

8. Cakupan Kunjungan Neonatal (%) 86 88 90 92 95

9. Jumlah tenaga kesehatan yang dilatih kegawatdaruratan maternal 960 960 960 960 960
dan neonatal
10. Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) 16 14,5 13 11,5 10

11. Persentase Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif 40 45 50 55 60

12. Persentase balita yang dipantau pertumbuhan dan 60 70 75 80 85


perkembangannya
13. Jumlah balita yang mendapatkan suplementasi gizi mikro 90.000 140.000 190.000 240.000 290.000

14. Persentase kabupaten/kota melaksanakan Surveilans Gizi 51 70 90 100 100


INDIKATOR RENSTRA 2022-2024 TERKAIT GIZI DAN KIA
Indikator Sasaran Angka Kematian Ibu (AKI) (per 100.000 kelahiran hidup)
Strategis (ISS)
Angka Kematian Bayi (AKB) (per 1000 kelahiran hidup)

Prevalensi Stunting (pendek dan sangat pendek) pada balita

Prevalensi Wasting (Gizi Kurang dan Gizi Buruk) pada balita

Indikator Kinerja Persentase Kab Kota yang melaksanakan intervensi kesehatan keluarga
Program (IKP)
Persentase ibu bersalin di faskes (Pf)
Persentase Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif
Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
Persentase balita yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya
Indikator Kinerja Persentase ibu hamil yang mendapatkan pemeriksaan kehamilan 6 kali (ANC 6 kali)
Kegiatan (IKK)
Persentase bayi yang mendapatkan pelayanan kesehatan

Persentase Puskesmas yang melaksanakan pembinaan ke sekolah 4 kali setahun

Persentase remaja putri yang mengonsumsi tablet tambah darah


Indikator :
Presentase Kab/Kota
yang menerapkan
kebijakan GERMAS

Tim Kerja Kemitraan


Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
Jakarta, 16 Februari 2023
1
1 2 3

Presentase Pedoman Surat Direktur PMK No. 13 Tahun


Indikator 2020 Promkes 2022
Kab/Kota yang No.PR.03.01/5/1174/2021 Ttg Renstra Kementerian
Kesehatan
Kabupaten/kota menerapkan Kabupaten/kota menerapkan Kabupaten/kota menerapkan
menerapkan kebijakan Germas, dengan kebijakan Germas, dengan kriteria: kebijakan Germas bila memiliki
kriteria 1) Memiliki kebijakan gerakan regulasi terkait Germas, dan
kebijakan : masyarakat hidup sehat dan atau melaksanakan 2 dari 3 kegiatan
kebijakan berwawasan kesehatan berikut:
GERMAS 1) Memiliki Kebijakan Germas sesuai
dengan Inpres No 1 tahun 2017
2) Melaksanakan Penggerakan 1) Melaksanakan kampanye
Masyarakat dlm mendukung Germas tema prioritas
(melaksanakan
kluster 5 dan atau
Germas, minimal 3 kali setahun 2) Memiliki kegiatan skrining
Definis germas kebijakan berwawasan
dengan melibatkan lintas sektor, kesehatan di tempat kerja
Kesehatan
i 2) Melaksanakan Penggerakan
pendidikan (sekolah), Upaya 3) Memiliki kegiatan pembinaan
Operasiona Kesehatan Bersumberdaya kesehatan tradisional
Masyarakat dalam mendukung
Masyarakat (UKBM) dan atau
l 5 (lima) kluster Germas minimal
Mitra Potensial
3 kali setahun, dengan
melibatkan lintas sektor,
pendidikan (sekola Upaya
Kesehatan h), Bersumberdaya Penjelasan: Kegiatan penggerakan masyarakat
dapat dilakukan secara daring (online) maupun
Masyarakat (UKBM) dan atau luring (offline), dengan menyampaikan minimal 2
mitra potensial (dua) pesan Germas yang dilakukan minimal 3 kali
setahun dengan melibatkan lintas sektor/
swasta/dunia usaha/ormas/UKBM/mitra potensial.
2
PMK No. 13 Tahun 2022
Presentase Kabupaten/kota menerapkan kebijakan Germas bila memiliki regulasi terkait
Germas, dan melaksanakan 2 dari 3 kegiatan berikut:
Kab/Kota yang 1) Melaksanakan kampanye Germas tema prioritas
menerapkan 2) Memiliki kegiatan skrining kesehatan di tempat kerja
3) Memiliki kegiatan pembinaan kesehatan tradisional
kebijakan
GERMAS 1) Melaksanakan • adalah yang melaksanakan
Kampanye kabupaten/kota
penyebarluasan informasiminimal 1 dari 7 tema
Definis Germas tema prioritas dan melaksanakan gerakan minimal 3 kali per
tahun dengan melibatkan lintas sektor/swasta/dunia
i prioritas
usaha/ormas/ UKBM/mitra potensial.
Operasiona
Keterangan :
l 7 tema adalah olahraga, gizi seimbang, anti rokok, skrining kesehatan,
imunisasi, patuh pengobatan, sanitasi dan kebersihan lingkungan

Gerakan adalah meliputi Gerakan aksi bergizi, Gerakan bumil sehat, Gerakan
posyandu aktif, Gerakan Cegah stunting itu penting, Gerakan jambore kader,
Gerakan vaksinasi, Gerakan pencegahan kardiovaskuler, Gerakan pencegahan
enterix infection, dll
3
2) Memiliki • adalah melaksanakan pemeriksaan skrining
Kegiatan kesehatan pada pekerja yang terdiri dari:
Presentase Skrining 1. Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, lingkar perut, dan
tekanan darah, minimal 6 bulan sekali; dan
Kesehatan di
Kab/Kota yang Tempat
2. Pemeriksaan lainnya sesuai dengan kemampuan, minimal
1 kali dalam 1 tahun dengan pilihan sebagai berikut:
menerapkan Kerja a. Pengukuran kebugaran jasmani; atau
kebijakan b. Pemeriksaan kadar gula darah; atau
c. Pemeriksaan kadar kolesterol; atau
GERMAS d. Deteksi kanker leher rahim dengan Inspeksi Visual Asam
Asetat (IVA) untuk perempuan usia 30-50 tahun
atau sudah menikah atau sudah berhubungan
Definis seksual; atau
i e. Periksa payudara klinis untuk perempuan usia 30-50
Operasiona tahun; atau
l f. Pemeriksaan tajam penglihatan dan pendengaran

• Pelaksanaan kegiatan melibatkan semua tempat kerja perkantoran


OPD (Organisasi Perangkat Daerah) tingkat Kabupaten/Kota.

4
Presentase 3) Memiliki • adalah Kabupaten/Kota yang memiliki PKM
yang
melakukan Pembinaan kelompok asuhan mandiri
Kab/Kota yang Kegiatan
kesehatan tradisional
Pembinaan
menerapkan Kesehatan
kebijakan Tradisional
GERMAS
Definis
i
Operasiona
l

5
DAFTAR PUSKESMAS MELAKSANAKAN
KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA
LEVEL KESEHATAN
NO PUSKESMAS LEVEL KESEHATAN KERJA
OLAHRAGA
1. Lanjas Belum Memenuhi Belum Memenuhi
2. Muara Teweh Belum Memenuhi Belum Memenuhi
3. Lemo Belum Memenuhi Belum Memenuhi
4. Sei Rahayu Belum Memenuhi Belum Memenuhi
5. Sikui Belum Memenuhi Level 1
6. Trahean Belum Memenuhi Belum Memenuhi
7. Pir Butong Level 2 Belum Memenuhi
8. Kandui Belum Memenuhi Level 1
9. Ketapang Belum Memenuhi Belum Memenuhi
10. Batu Raya Belum Memenuhi Belum Memenuhi
11. Lahei I Belum Memenuhi Belum Memenuhi
12. lahei II Belum Memenuhi Belum Memenuhi
13. Benao Belum Memenuhi Belum Memenuhi
14. Tumpung Laung Belum Memenuhi Belum Memenuhi
15. Mampuak Belum Memenuhi Belum Memenuhi
16. Benangin Belum Memenuhi Belum Memenuhi
17. Lampeong Belum Memenuhi Belum Memenuhi
KONDISI DESA ODF DI WILAYAH PUSKESMAS
BARITO UTARA TAHUN 2023
JUMLAH DESA SUDAH DESA SUDAH DESA BELUM
No PUSKESMAS % ODF
DESA PEMICUAN ODF ODF
1. Lanjas 1 1 0 1 0
2. Muara Teweh 2 2 0 2 0
3. Lemo 2 2 0 2 0
4. Sei Rahayu 5 5 0 5 0
5. Sikui 10 9 1 9 10
6. Trahean 4 4 1 3 25
7. Pir Butong 6 6 4 2 66,6
8. Kandui 6 6 6 0 100
9. Ketapang 6 6 3 3 50
10. Batu Raya 4 4 0 4 0
11. Lahei I 7 7 0 7 0
12. lahei II 6 6 0 6 0
13. Benao 11 6 1 10 9,1
14. Tumpung Laung 10 10 1 9 10
15. Mampuak 5 4 1 4 0
16. Benangin 7 7 0 7 20
17. Lampeong 11 11 1 10 9,1
Jumlah 103 96 19 84 18,44
DAFTAR DESA ODF/SBS DI KABUPATEN BARITO
UTARA TAHUN 2023
N KECAMATAN PUSKESMAS DESA TANGGAL
O ODF/SBS VERIFIKASI
1 GUNUNG PUREI LAMPEONG PAYANG 12 JULI 2017
2 GUNUNG TIMANG KETAPANG MALUNGAI 8 SEPTEMBER
2018
GUNUNG TIMANG KETAPANG RARAWA 9 SEPTEMBER
2018
GUNUNG TIMANG KETAPANG BALITI 9 SEPTEMBER
2020
GUNUNG TIMANG KANDUI JAMAN 22 AGUSTUS
2020
GUNUNG TIMANG KANDUI KANDUI 30 SEPTEMBER
2020
GUNUNG TIMANG KANDUI PAYANG 22 OKTOBER
ARA 2020
GUNUNG TIMANG KANDUI PELARI 21 OKTOBER
2020
GUNUNG TIMANG KANDUI SANGKURA 22 SEPTEMBER
DAFTAR DESA ODF/SBS DI KABUPATEN BARITO
UTARA TAHUN 2023
N KECAMATAN PUSKESMAS DESA ODF/SBS TANGGAL
O VERIFIKASI
4 MONTALLAT TUMPUNG RUBEI 24
LAUNG SEPTEMBER
2019
5 TEWEH PIR BUTONG PANDRAN 7 SEPTEMBER
SELATAN PERMAI 2017
TEWEH PIR BUTONG PANDRAN RAYA 7 SEPTEMBER
SELATAN 2019
TAWAN JAYA 16 APRIL 2019
BUKIT SAWIT 7 FEBRUARI
2023
6 TEWEH SIKUI GANDRING 17 AGUSTUS
SELATAN 2022
7 TEWEH TIMUR MAMPUAK JAMUT 25 OKTOBER
2022
E-MONEV TFU
Jumlah Jumlah Tidak
Puskesm Capaian TPM
No Jumlah TFU Jumlah TFU Memenuhi Memenuhi
as Laik Sehat (%)
Terdaftar Di IKL/ Dibina Syarat Syarat
1. Lanjas 12 6 4 2 8,3
Muara
2. Teweh 13 13 13 0 100
3. Lemo 1 1 0 1 100
Sei
4. Rahayu 1 0 0 0 0
5. Sikui 29 9 4 5 31,03
6. Trahean 0 0 0 0 0
Pir
7. Butong 24 24 0 24 100
8. Kandui 3 3 0 3 100
9. Ketapang 0 0 0 0 0
Batu
10. Raya 0 0 0 0 0
11. Lahei I 10 10 0 10 100
12. lahei II 11 11 6 5 100
13. Benao 0 0 0 0 0
Tumpung
14. Laung 0 0 0 0 0
15. Mampuak 10 0 0 0 0
16. Benangin 0 0 0 0 0
Lampeon
17. g 1 0 0 0 0
Jumlah 115 72 23 49 62,61
E-MONEV HSPJumlah TPM
Puskesm Jumlah TPM Jumlah TPM Di Jumlah TPM Capaian TPM
No Bersertifikat Laik
as Terdaftar IKL/ Dibina Laik HSP Laik Sehat (%)
HSP
1. Lanjas 62 33 33 0 53,2
Muara
2. Teweh 29 12 12 0 41,4
3. Lemo 0 0 0 0 0
Sei
4. Rahayu 3 2 0 0 0
5. Sikui 7 0 0 0 0
6. Trahean 0 0 0 0 0
Pir
7. Butong 37 37 37 0 100
8. Kandui 10 10 10 0 100
9. Ketapang 0 0 0 0 0
Batu
10. Raya 1 0 0 0 0
11. Lahei I 12 12 12 0 100
12. lahei II 5 5 2 0 40
13. Benao 0 0 0 0 0
Tumpung
14. Laung 1 0 0 0 0
15. Mampuak 1 0 0 0 0
16. Benangin 1 0 0 0 0
Lampeon
17. g 1 0 0 0 0
Jumlah 170 111 106 CAPAIAN KAB
TARGET 0 BARUT TH.2022 62,4
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KESEHATAN LINGKUNGAN
KABUPATEN BARITO UTARA 2023

TARGET
No. Indikator 2023 2023
18,44 % 60 %
PersentaseDesa/ kelurahan Stop
1
Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
0% 1
Jumlah kab/kota yang
2 menyelenggarakan kabupaten/ kota
sehat (KKS)
70,90 % 72 %
Persentase sarana air minum yang
3 diawasi/ diperiksa kualitas air
minumnya sesuai standar
100 % 80 %
Persentase RS yang melaksanakan
4 pengelolaan limbah medis sesuai
standar
7
Jumlah fasyankes yang melaksanakan
4 pengelolaan limbah medis sesuai
standar
62,4 60 %
Persentase tempat pengelolaan
5 pangan (TPP) yang memenuhi syarat
sesuai standar
62,1 65 %
Persentase tempat dan fasilias umum
6 (TFU) yang dilakukan pengawasan
sesuai standar
PROGRAM KESEHATAN LANJUT USIA
Terjadi Peningkatan Proporsi Lansia dari Jumlah Penduduk:
diperkirakan mencapai 1/5 jumlah penduduk tahun 2045

10.48%

Provinsi % lansia tertinggi

10.48%
1. DIY (16.69%)
2. Jawa Timur (13.86%)
3. Bali (13.53%)
4. Jawa Tengah (13.07%)
5. Sulawesi Utara

6.
(12.98%)
Sumatera Barat
(10.79%)
2022
7. Sulawesi Selatan
(10.65%)
8. Lampung (10.24%)

3
Sumber: BPS 2022
STRATEGI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN LANJUT USIA
Kebijakan Nasional
Strategi Global Perpres No. 88/ Indikator
2021 Undang- Undang Strategi 1
Global • Peningkatan perlindungan sosial,
• The Vienna International
• UU No 13/1998 - Kesejahteraan Lansia Meningkatkan status
• UU No 11 /2009 - Kesejahteraan Sosial jaminan pendapatan, dan kapasitas gizi dan pola hidup
Plan of Action on Ageing
1982 • UU No 36 /2009 - Kesehatan individu yang sehat
• Decade of Healthy
Ageing 2020-2030 Memperluas
Strategi 2 pelayanan kesehatan
PP 18/2020 - RPJMN 2020-2024
Peningkatan derajat kesehatan bagi Lansia
Regional (SEAR) dan kualitas hidup Lanjut
Usia
• Regional Framework on
Perpres No. 88/2021 Menurunkan angka
Healthy Ageing 2018- Strategi 3 kesakitan Lansia
2022 Strategi Nasional Kelanjutusiaan • Pembangunan masyarakat dan
lingkungan ramah Lanjut Usia
Memperluas cakupan
ASEAN PJP bagi Lansia
Peraturan Menteri Kesehatan
• Asean Health Cluster 1 • PMK 79/2014 – Penyelenggaraan Pelayanan Strategi 4
- Promoting Healthy Geriatri di RS
Lifestyle • Penguatan kelembagaan pelaksana
• PMK 67/2015 – Penyelenggaraan Yankes program Kelanjutusiaan
Lansia di PKM
• PMK No. 4/2019 - Standar Teknik Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar Pada SPM Bidang Kes.
• PMK No. 21/2020 - Renstra Kemenkes 2020-24
• PMK 25/2015 - RAN Kesehatan Lansia 2016-19
Strategi 5
• RAN Kesehatan Lansia 2020-2024 • Penghormatan, pelindungan, dan
pemenuhan hak Lanjut Usia
SPM PELAYANAN KESEHATAN LANSIA

Sebelum Revisi Revisi (proses di biro Hukor)


Setiap Warga Negara usia
LINGKUP PELAYANAN SESUAI 60 tahun ke atas LINGKUP PELAYANAN SESUAI
STANDAR mendapatkan pelayanan STANDAR
kesehatan usia lanjut 1. Edukasi Perilaku Hidup
1.Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Bersih dan
Sehat sesuai standar. Sehat
2.Skriningfaktor risiko penyakit 2. Skrining faktor risiko penyakit
menular dan penyakit tidak tidak menular:TB, BB, Lingkar
a. Pengukuran
menular: Perut
a. Pengukuran TB, BB, Lingkar Perut b.Pengukuran tekanan darah
Pemerintah Daerah c.Pengukuran gula darah
b. Pengukuran tekanan darah Tingkat Kabupaten/Kota d.Pengukuran kadar kolesterol
c. Pengukuran gula darah wajib memberikan pelayanan dalam darah
d. Pengukuran kadar kesehatan dalam bentuk e. Pemeriksaan tingkat
kemandirian usia lanjut
e. kolesterol
Pemeriksaandalam darahmental
gangguan edukasi dan skrining usia f. Pemeriksaan skrining lansia
f. Pemeriksaan gangguan kognitif
lanjut sesuai standar pada sederhana (SKILAS)
Warga Negara usia 60 tahun f. Anamnesa Perilaku berisiko
g. Pemeriksaan tingkat kemandirian
usia lanjut
ke atas
di wilayah kerjanya dalam TINDAK LANJUT HASIL SKRINING
h. Anamnesa Perilaku berisiko • Melakukan pemeriksan lanjutan sesuai
kurun waktu satu tahun, hasil pemeriksaan asuhan lanjutan lansia
TINDAK LANJUT HASIL SKRINING minimal 1 kali setahun • Melakukan rujukan jika diperlukan
• Melakukan rujukan jika diperlukan • Memberikan penyuluhan kesehatan
• Memberikan penyuluhan
kesehatan Target: 100%
PELAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA
telah dilaksanakan di 78% kab/ kota
terhadap
Kab/kota yang menyelenggarakan 72,7%
pelayanan kesehatan lanjutLansia
usia:
1. Seluruh puskesmas membina posyandu lansia di 50% desa di wilayah kerjanya
2. Minimal 50% Puskesmas yang ada di kab/kota menyelenggarakan pelayanan kesehatan santun lansia
3. Kab/kota mengembangkan program PJP bagi lansia (DO: Kab/kota yang melaksanakan program PJP Lansia di minimal 10% Puskesmas
dalam bentuk kegiatan orientasi program PJP bagi Lansia dan panduan praktis bagi caregiver informal)

Lansia yang mendapatkan pelayanan Kesehatan:


Penduduk usia 60 tahun atau lebih yang mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan konseling/edukasi minimal 1 kali dalam kurun waktu 1
tahun, yaitu mendapatkan kegiatan berikut:
4. Pengukuran TB, BB, Lingkar Perut
5. Pengukuran tekanan darah
6. Pengukuran kadar gula darah
7. Pengukuran kadar kolesterol darah
8. Skrining Geriatri
9. Anamnesa Perilaku berisiko (e.g. merokok, risiko PTM)

Target dan Capaian (%)


INDIKATOR
Target 2022 Capaian 2022 Target 2023 Target 2024

Persentase kab/kota yang 55 78 60 65


menyelenggarakan pelayanan kesehatan
lanjut usia (RPJMN)
Persentase Lansia yang 70 72,7 80 90
mendapatkan pelayanan Kesehatan 7
Sumber: Komdat Kesmas 2022 (tgl 19 Maret
(Renstra)
PROGRAM KESEHATAN LANJUT USIA
Tujuan: meningkatkan kualitas hidup lansia, agar sehat, mandiri, aktif dan produktif serta
berdaya guna bagi keluarga dan masyarakat, dengan pendekatan siklus hidup.

PRA LANSIA AKHIR HAYAT


DAN LANSIA SEHAT LANSIA SAKIT
BERMARTABAT

Promotif dan Preventif: Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif:


1. Skrining/deteksi dini pada lansia 3. Pelayanan kesehatan yang santun PJP/ LTC:
2. Pemberdayaan lansia terhadap lansia di puskesmas (FKTP),  Penguatan caregiver
4. Rumah Sakit dengan pelayanan geriatri informal,
 Pelayanan kesehatan yang terpadu dan harmonisasi sistem rujukan,  Pemenuhan
5. Perawatan Jangka Panjang/Long Term caregiver
santun terhadap lansia di
formal,
Puskesmas (FKTP) Care (PJP/LTC)bagi Lansia
 Penyusunan standar/
 UKBM: integrasi posyandu 6. Pengembangan Pelayanan Minimum
regulasi wahana
lansia-posbindu PTM dan LP/LS Kesehatan Lansia (PMKL) pada situasi PJP
 Integrasi skrining dan bencana / krisis kesehatan  Palliative care hingga
pencegahan demensia akhir hayat bermartabat
S A L A M S E H AT

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai