Anda di halaman 1dari 37

Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer

dalam Pelatihan Manajemen Puskesmas

Trihono
Technical Advisor ThinkWell Institute Indonesia
Jakarta, November 2022
Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem


Outcome
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
RPJMN
berencana dan kesehatan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat pengendalian obat dan
bidang
reproduksi (GERMAS) makanan
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

a b c d
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan a Memperkuat b
penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
6 kapabilitas layanan sekunder farmasi & alat tanggap darurat
kategori 7 kampanye utama: Penambahan Skrining 14 penyakit
imunisasi, gizi
layanan primer & tersier kesehatan
imunisasi rutin penyebab kematian Jejaring nasional
utama
seimbang, olah menjadi 14 antigen tertinggi di tiap Pembangunan Pembangunan RS di Produksi dalam surveilans berbasis
raga, anti rokok, dan perluasan sasaran usia, Puskesmas di 171 Kawasan Timur, negeri 14 vaksin lab, tenaga
sanitasi & cakupan di seluruh skrining stunting, & kec., penyediaan 40 jejaring pengampuan rutin, top 10 obat, top cadangan tanggap
kebersihan Indonesia. peningkatan ANC obat esensial, 6 layanan unggulan, 10 alkes by volume & darurat, table top
lingkungan, skrining untuk kesehatan ibu pemenuhan SDM kemitraan dengan by value. exercise
penyakit, kepatuhan & bayi. kesehatan primer world’s top healthcare kesiapsiagaan krisis.
pengobatan centers.

Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
beasiswa dalam & luar negeri,
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahan penyetaraan nakes
pemanfaatan yang efektif dan efisien. lulusan luar negeri.

Transformasi layanan primer mutlak dilakukan, karena Covid-19 telah menampakkan kelemahan sistem kesehatan kita 2
4 inisiatif utama dalam transformasi layanan kesehatan primer
1. Jaringan & struktur 2. Standardisasi layanan 3. Edukasi 4. Digitalisasi
kesehatan
1a Revitalisasi jaringan dan 2a Integrasi paket layanan 3a Penguatan peran kader 4a Integrasi sistem
struktur layanan kesehatan primer menurut sebagai agen informasi secara
kesehatan primer: kebutuhan siklus hidup untuk tiap pemberdayaan digital untuk
• Puskesmas tingkatan pelayanan kesehatan masyarakat mendukung:
• Posyandu dan UKBM • Pelaporan layanan
2b Standardisasi dan peningkatan 3b Penguatan kampanye- secara real-time
lainnya
Termasuk pola kerja pelayanan untuk memperkuat kampanye dan
fungsi layanan primer, misalnya:
• Pengawasan
dan interaksi/rujukan gerakan-gerakan,
capaian program
antar tingkatan • ANC menjadi 6 kali, termasuk 2 kali terutama untuk
USG dengan dokter dan beban
program prioritas (mis.,
penyakit secara
• Screening 14 penyakit prioritas, stunting)
1b Revitalisasi jaringan dan detail (untuk tiap
termasuk TB dan PTM
struktur Laboratorium 3c Penggunaan platform program dan tiap
untuk fungsi kesehatan • Peningkatan imunisasi menjadi 14 tingkatan daerah)
edukasi terintegrasi
masyarakat (deteksi jenis antigen
melalui media sosial
dini dan surveilans) • Pelaksanaan intervensi spesifik
untuk menjangkau
untuk penurunan stunting (mis.,
pemantauan tumbuh kembang, masyarakat secara luas
pemberian TTD)
2c Standardisasi dan integrasi
layanan Labkesmas untuk tiap
tingkatan
Penambahan program pada layanan primer (skrining, edukasi, pendekatan keluarga) 🡪 revitalisasi jejaring yankes primer 3
Ilustrasi Pola Kerja Sistem Pelayanan Kesehatan Primer Terintegrasi
• Untuk meningkatkan cakupan dan jangkauan intervensi
X Contoh pola pemantauan wilayah setempat untuk meningkatkan cakupan pelayanan untuk Klaster Ibu Hamil-Remaja

Puskesmas
(Kecamatan) Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS)
Klaster Manajemen Dashboard hingga
tingkat desa
Klaster Ibu Klaster Usia Klaster Penanggulangan
Hamil-Remaja Produktif-Lansia Penularan Penyakit

Laboratorium
Puskesmas dan Unit di Desa
7 melakukan evaluasi bulanan
ANC cakupan dan outcome
1 Bumil Anemia?, Bumil Hipertensi?, Tinda
Bumil KEK?; Cakupan imunisasi k Unit di Desa dan Dusun Kunjungan terjadwal untuk kader
rendah lanjut 6 melakukan evaluasi mingguan 5 melakukan pengecekan catatan
Puskesmas melakukan evaluasi home based record (buku KIA)
cakupan berdasar wilayah Desa: Tindak lanjut saat kunjungan rumah dan
Posyandu Prima mengidentifikasi missing services

Puskesmas meneruksan data


2 evaluasi capaian ke unit di Desa
Dusun/RT/RW

Kader menindaklanjuti
4 permasalahan evaluasi capaian
• Sebagian
Posyanduperan Puskesmas
meneruskan data dilimpahkan ke Posyandu Prima. dan masalah yang ditemukan dari
Dusun
3 evaluasi capaian ke Kader di
• Nakes setempat yang bertanggung jawab atas terjaminnya kegiatan Posyandu dengan
layanan primer setempat
Dusun melakukan kunjungan rumah
Kegiatan Posyandu: KIA,
• Posyandu prima perlu mempunyai data seluruh
Remaja, UPL keluarga dan penduduk di desa ybs
• Posyandu prima dan posyandu harus melakukan kunjungan keluarga, untuk skrining/deteksi dini
4
Standar Paket Pelayanan Kesehatan Primer telah disusun untuk memenuhi
kebutuhan tiap klaster siklus hidup secara menyeluruh
Perubahan terkait Paket
Pelayanan Kesehatan Primer

1 Standardisasi pemberian
layanan untuk penduduk /
pasien, sesuai kebutuhan
masing-masing siklus hidup

2 Optimalisasi kegiatan di luar


gedung untuk edukasi dan
pemantauan kesehatan
komunitas

3 Penguatan fungsi preventif


dengan pemberian
pelayanan Kesehatan yang
komprehensif, termasuk
skrining penyakit
• Kebutuhan
Detail paket tiap klustersecara
pelayanan sudahlebih
disusun, sedang
lengkap diuji-coba kelayakannya
terlampir
• Perlu dicermati mana yang menjadi tugas nakes posyandu prima dan mana yang jadi tugas kader 5
Daftar layanan di Puskemas, Posyandu Prima dan Posyandu
Sasaran Delivery Unit
Masalah Puskesmas Posyandu Prima Kegiatan Posyandu
Kesehatan (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW)
Ibu hamil, 1. ANC (6x + USG oleh dokter) 1. ANC (K2,K3, K4, K6) 1. Kelas ibu hamil, edukasi, senam, sharing session dan TTD
bersalin, nifas 2. Kelas ibu hamil 2. Kelas ibu hamil 2. Edukasi gizi seimbang dan PMT pemulihan
3. Pemantauan gizi, asupan,edukasi, PMT 3. Edukasi dan PMT
4. Persalinan normal dan rujukan 4. Pelayanan nifas
5. Pelayanan nifas

Bayi dan anak 6. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling 5. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling 3. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling
pra-sekolah 7. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) 6. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) 4. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR)
8. Imunisasi 7. Pemantauan gizi buruk 5. Imunisasi
9. Penanganan balita dengan masalah gizi 8. Imunisasi 6. Pemberian vit A & obat cacing
10. Pembangilan dan pengiriman sampel SHK 9. MTBS 7. Edukasi pemberian MT
11. MTBS
Usia sekolah 12. Fasilitasi kegiatan UKS 10. Fasilitasi kegiatan UKS dan posyandu remaja 8. Edukasi
dan remaja 13. Penjaringan (termasuk imunisasi rutin lanjutan( 9. Penjaringan usia sekolah non formal (termasuk imunisasi rutin
14. PKPR lanjutan)
Usia produktif 15. Skrining PTM (hipertensi, DM) 11. Skrining PTM (hipertensi, DM) 10. Skrining PTM (hipertensi, DM)
dan lansia 16. Skrining jantung dan stroke 12. Skrining kanker 11. Skrining PPOK
17. Skrining kanker 13. Skrining PPOK 12. Skrining obesitas
18. Skrining PPOK 14. Skrining obesitas 13. Skrining TBC
19. Skrining obesitas 15. Skrining TBC 14. Skrining masalah jiwa
20. Skrining TBC 16. Skrining masalah jiwa 15. Skrining layak hamil
21. Skrining masalah jiwa 17. Skrining layak hamil 16. Pelayanan KB
22. Skrining kebugaran 18. Pelayanan KB
23. Skrining layak hamil

• Pembagian tugas ini tentu bergantung kepada kemampuan SDM setempat


24. Pelayanan KB
25. Pemeriksaan geriartti

• lain Pada26.
Layanan daerah
Pengobatanyang
umum belum maju, sebagian layanan
27. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
di posyandu
19. Pengobatan
20. Farmasi
umum dilakukan di posyandu prima
• Pada28. daerah yang maju, sebagian layanan di Puskesmas bisa dilimpahkan ke posyandu prima
Laboratorium
29. Farmasi
30. Gawat darurat
31. Rawat inap

6
Transformasi struktur kelembagaan layanan primer hingga ke tingkat
desa dan dusun untuk memperluas jangkauan
Perubahan struktural untuk mendukung capaian dan jangkauan layanan primer
Tingkatan kelembagaanTarget jangkauan SDM
1 Posyandu Prima
Rumah Sakit 514 Kabupaten / Kota Nakes (Lembaga Kemasyarakat
Desa) per desa,
diintegrasi dari Pustu dan
Puskesmas 7,230 Kecamatan Nakes Poskesdes:
• Minimal 2 tenaga
kesehatan: 1 bidan dan
~85,000 Desa / Kelurahan 1 perawat
Posyandu Prima (~18.000 belum memiliki Nakes • Memiliki sarpras standar
Posyandu Prima) untuk menyediakan
layanan dan peran
sebagai LKD kesehatan
Kegiatan Posyandu ~300,000 Dusun / RT/RW Kader Mendukung peran Kader
sebagai aktivis
kesehatan di komunitas
• ILP jalur PuskesmasRumah
- Posyandu Prima – Posyandu: (5 kader per Dusun /
Kunjungan ~273.5berbasis wilayah
juta penduduk Kader
RT/RW)
• Ada yang kurang: usia sekolah diintervensi melalui UKS/M 🡪 Transformasi UKS/M
• Usia produktif, ada yang harus dijangkau melalui Upaya Kesehatan Kerja di tempat kerja berkolaborasi dengan sektor lain
7
Hasil survei potensi desa 2021
• Jumlah Desa : 84,096
• Status daerah saat pencacahan: Perkotaan: 19.45% dan Perdesaan: 80.55%
• Estimasi jumlah keluarga per desa: 997 keluarga (mean); 517 (median)*
• Persentase desa yang memiliki fasilitas kesehatan: Persentase desa memiliki nakes yang
tinggal/menetap di desa/kelurahan:
1 Rumah Sakit 3,1%
2 Rumah Sakit bersalin 0,4% 1 Dokter pria 16%
3 Puskesmas rawat inap 6,0% 2 Dokter wanita 16%
4 Puskesmas tanpa rawat inap 6,8% 3 Dokter 22%
5 Pustu 29% 4 Dokter gigi 7,5%
6 Poliklinik/balai pengobatan 11% 5 Bidan 80%
7 Praktek dokter 18% 6 Nakes lain 64%
7 Bidan desa 82%
8 Rumah bersalin 2,2%
8 Dukun bayi 49%
9 Praktek bidan 43%
10 Poskesdes 41% Persentase desa yang memiliki UKBM aktif:
11 Polindes 14%
12 Apotek 16% 1Posyandu aktif 95%
13 Toko Jamu 16%
14 Puskesmas 12% 2Pos pembinaan 50%
Posyandu Prima semakin mendekatkan layanan kesehatan bagi masyarakat

Pustu, Poskesdes, Polindes

POSYANDU PRIMA
LKD mempunyai fungsi membantu Peningkatan Layanan
Kesehatan dan layanan lainnya sesuai kebutuhan masyarakat

Posyandu Prima adalah Posyandu sebagai wadah pemberdayaan


masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan
lainnya sesuai dengan kebutuhan secara terintegrasi di Desa dan Kelurahan
Untuk memenuhi kebutuhan layanan Posyandu Prima berasal dari:
kesehatan di masyarakat, dilakukan • Puskesmas Pembantu yang sudah ada menjadi Posyandu Prima
integrasi satu layanan kesehatan • Pos Kesehatan Desa yang sudah ada menjadi Posyandu Prima
• Pengintegrasian Puskesmas Pembantu dan Poskesdes yang sudah ada menjadi
terpadu dengan mendayagunakan Posyandu Prima; atau
potensi Posyandu sebagai Lembaga • Bagi Desa/ Kelurahan yang tidak memiliki pustu atau poskesdes membentuk Posyandu
Prima sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku
Kemasyarakatan Desa/Kelurahan
9
Pelaksanaan Uji Coba Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer dilakukan di 9 Daerah
Daerah uji coba terpilih mewakili berbagai geografi dan kondisi yang ada di Indonesia
Perkotaan Pedesaan Terpencil Sangat Terpencil

Puskesmas Puskesmas Talaga Bauntung, Kab. Puskesmas Maros Baru, Kab.


Indralaya, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan Maros, Sulawesi Selatan
Ogan Ilir, Sumatera
Selatan

Puskesmas Arso
III, Kab. Keerom,
Puskesmas Banjarwangi, Papua
Kab. Garut, Jawa Barat

Puskesmas
Puskesmas Kebon Sari, Kota Puskesmas Jereweh, Kab. Puskesmas Niki-Niki, Kab. Ohoitahit, Kota
Surabaya, Jawa Timur Sumbawa Barat, NTB Timor Tengah Selatan, NTT Tual, Maluku

Dari masing-masing Puskesmas yang telah diidentifikasi, akan dilakukan intervensi terhadap 2 desa dan seluruh Posyandu
yang ada di desa tersebut

10
Hasil Uji Coba di 9 Lokus Puskesmas
Ujicoba posyandu
Nama Kab., Provinsi Penataan Penerapan alur prima di 2 desa Dukungan dari pemerintah daerah / desa
puskesmas ruangan
Indralaya Ogan Ilir, Dinkes - pemenuhan sarana prasarana,
Sumatera Selatan bimbingan teknis
Banjarwangi Garut, Jawa Barat Bupati - pembangunan Pos. Prim
(komitmen 421 desa dan 21 Kel di 2023)
Kebonsari Surabaya, Jawa Walikota - semua kelurahan ada Pos.
Timur Prim; Pemko - insentif kader
Jereweh Sumbawa Barat, Kades - operasional Pos. Prim (insentif
NTB kader, laptop, paket internet)
Niki Niki TTS, NTT Kades - insentif kader, nakes Pos. Prim,
alkes
Telaga Banjar, Kades - insentif kader, PMT, peralatan,
Bauntung Kalimantan Selatan BMHP
Maros Baru Maros, Sulawesi Dinkes - wifi untuk Pos. Prim
Selatan
Ohoitahit Tual, Maluku Dinkes - alkes, SDM; Kades -
memperbaiki bangunan Pos. Prim
Arso III Keerom, Papua Kades - insentif kader

Semua puskesmas sudah melakukan penataan ruangan, penerapan alur klaster dan
ujicoba posyandu prima di 2 desa
11
Hasil Uji Coba di Lokus Posyandu Prima dan
Posyandu
Pelaksanaan pelayanan di SDM
Puskesmas Kab., Provinsi Kesehatan di Posyandu Prima cukup* Posyandu dan Kunjungan Rumah
Indralaya Ogan Ilir,
Sumatera Selatan 10.925 Ruta dari total 11.850 Ruta (92%) sudah
Banjarwangi Garut, Jawa Barat dikunjungi kader untuk cek missing service,
tanda bahaya, keteraturan pengobatan
Kebonsari Surabaya, Jawa
Timur
Jereweh Sumbawa Barat,
NTB
Niki Niki TTS, NTT Jumlah kunjungan Posyandu secara umum
meningkat. Penyebab:
Telaga Banjar,
▪ Jarak lebih dekat dengan rumah penduduk,
Bauntung Kalimantan Selatan
▪ Adanya sosialisasi saat posyandu dan KR,
Maros Baru Maros, Sulawesi
▪ Layanan buka setiap hari, lebih lengkap
Selatan
▪ Revitalisasi layanan yang sebelumnya terhenti
Ohoitahit Tual, Maluku
(1 Pustu di Keerom, 1 Poskesdes di Banjar dan 1
Arso III Keerom, Papua
Poskeskel di Ogan Ilir)

*SDM standard ILP adalah 2 Kader dan 2 Nakes (dokor bidan dan perawat) per posyandu prima
Kunjungan rumah dilakukan oleh kader Posyandu
12
MISSING SERVICES dari hasil kunjungan rumah di 9 lokus

Tidak kelas Tidak ANC Tidak minum Tidak punya


IBU HAMIL BUMIL 1/2/3 TTD Buku KIA
N = 440
70,5% 66,4% 19,0% 13,9%
Tidak Tidak bersalin di Tidak minum Tidak punya
IBU BERSALIN KF1/2/3/4 faskes vitamin A Tidak KB Buku KIA
N = 98

85,7% 31,6% 27,6% 16,3% 5,3%


Tidak punya Tidak pemantauan Tidak KN1- Tidak
BAYI (0-6 Bln) Buku KIA tumbuh kembang KN3 Imunisasi
N = 393
18,6% 28,0% 7,5% 13,5%
BALITA Tidak punya Buku Tidak pemantauan
KIA tumbuh kembang
(>6-72 bln)
N = 2.471 16,8% 28,7%
USIA Tidak skrining Tidak melakukan Tidak Periksa Tidak minum Tidak periksa
PTM tumbuh kembang LILA* TTD* anemia*
SEKOLAH
DAN REMAJA 93,8% 51,0% 11,9% 78,3% 99%
N = 8.501
*n=4.201Remaja putri
Sumber: Analisis hasil pendampingan uji coba (per 24 Oktober 2022) 13
MISSING SERVICES

TUBERKULOSIS PARU
N = 13
Tidak skrining Tidak Tidak
PTM pada periksa* minum
Non-HT dan Non-DM Obat*
84,6% 15,4%
HT 81,2% 1,3% 60% Tidak Bergejala
Bergejala

USIA PRODUKTIF DM 94% 5,8% 76,8%


38,5%
N Usia Produktif = 14.155
*n hipertensi = 462
*n DM = 293

Tidak skrining Tidak Tidak Tidak periksa TBC


PTM pada periksa* minum obat*

87,5%
Non-HT dan Non-DM

HT 77,4% 1,7% 4,7%


Terdiagnosis TBC
DM 90,4% 4,2% 2,8%
USIA LANSIA
N Usia lansia= 2.240
12,5%
*n hipertensi = 233
*n DM = 72 Tidak minum obat TBC/
Tidak ada obat TBC
Sumber: Analisis hasil pendampingan uji coba (per 24 Oktober 2022) 14
TANDA BAHAYA

Tanda bahaya yang diidentifikasi


Ibu Hamil Ibu Bersalin adalah gejala bahaya pada ibu
13,6% 8,2% hamil, ibu nifas, bayi dan balita
yang tercantum pada Buku KIA

BAYI BALITA

6,8% 3,7%
Sumber: Analisis hasil pendampingan uji coba (per 24 Oktober 2022) 15
Prinsip PIUSPK
• Pro-aktif menjangkau sasaran
• Program utama adalah preventif & promotif
• Pendekatan keluarga: melakukan kunjungan keluarga untuk
memperkuat kesehatan keluarga
• Menggunakan indikator sederhana: beririsan dengan SPM
• Mempunyai data seluruh keluarga dan individu yang tinggal di wilayan
kerja Puskesmas
• Ada IKS (indeks keluarga sehat) yang ternyata berhubungan erat
dengan umur harapan hidup dan IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
Posyandu Prima bertanggung jawab untuk hasil status kesehatan masyarakat di desa/kelurahan

Masalah Kesehatan di setiap siklus hidup yang ingin diatasi


Ibu Hamil, bersalin, nifas Bayi dan balita Remaja Usia Produktif Lansia
Status gizi, Anemia remaja, PTM (hipertensi, DM, Stroke, PPOK) , PTM (hipertensi, DM,
Status gizi Ibu Hamil Status gizi, tumbuh kembang, kanker, penyakit menular/ infeksi
Kehamilan, persalinan dan nifas infeksi Karies gigi, Penglihatan stroke, PPOK), kanker,
(TBC,dll), masalah gizi (anemia, obesitas)
beresiko. pendengaran, Periilaku berisiko, masalah gizi, penglihatan,
gangguan mental emosional dan
obesitas, maslaah kebugaran depresi, masalah kebugaran, masalah demensia. tingkat
layak hamil kemandirian lansia,
gangguan mental emosional

• Semua Ibu Hamil memeriksakan


Posyandu Prima dan Posyandu
kandungan (ANC) Bayi dan Balita • Seluruh sasaran dilakukan • Seluruh sasaran • Seluruh sasaran
• Semua Ibu hamil mengikuti kelas mendapatkan: mendapatkan skrining
skrining kesehatan. mendapatkan skrining
ibu hamil • ASI Ekslusif Hipertensi, Diabetes
• Semua ibu hamil mendapatkan
• Memastikan sasaran yang Hipertensi, Diabetes
• Imunisasi dasar dan bermasalah kesehatan Melitus, jantung dan
edukasi gizi seimbang
lanjutan
Melitus, kanker, PPOK,
• Semua Ibu Hamil mendapatkan mendapatkan pelayanan stroke, kanker, PPOK,
• Pemantauan tumbuh obesitas, gejala TBC, geriatri terpadu, gejala
dan konsumsi TTD kesehatan
• Ibu Hamil KEK mendapatkan dan kembang • Seluruh remaja putri masalah kesehatan jiwa, TBC, katarak,
mengonsumsi makanan • Memastikan sasaran mengkonsumsi TTD kebugaran, layak hamil kebugaran
tambahan yang sakit mendapatkan • Seluruh remaja • Pemantauan kepatuhan
• Memastikan usia subur
• Semua ibu pasca bersalin layanan kesehatan mendapatkan edukasi
mendapatkan pelayanan nifas
menjadi akseptor KB pengobatan pada
kesehatan reproduksi
• Semua ibu memberikan ASI sasaran dengan
penyakit kronis
• Tugas kader kunjungan rumah harus sederhana: mengingatkan sasaran untuk datang ke posyandu atau ke posyandu prima
• Tugas penyuluhan
Kunjungan rumah olehsecara substansi
kader: akan bergantung
memastikan keluargakepada kemampuan kader
sudah mendapatkan setempat
layanan kesehatan, penemuan dini masalah
kesehatan dan tanda bahaya, monitoring kepatuhan dalam pengobatan
14
Mana yang dituju?
• Pandemi Covid 🡪 peran posyandu menurun 🡪 tingkatkan lagi posyandu
aktif.
• Ada Permendagri nomer 18 Tahun 2018 🡪 Posyandu adalah LKD
(Lembaga Kemasyarakatan Desa) yang merupakan wadah semua jenis
kegiatan kesehatan dan layanan esensial lainnya.
• LKD Posyandu adalah integrasi berbagai JUKBM berbasis wilayah
(posyandu, posyandu lansia, posbindu PTM, posmaldes, dll)
• Saat ini service point yankes akan terus ditambah 🡪 diperkenalkan
posyandu prima (dengan nakes bidan + perawat) di tingkat desa,
disamping posyandu (yang terintegrasi) di tingkat dusun/RW.
Perkembangan Posyandu
Transformasi Layanan Primer
Pos KB
Posyandu-Prima:
Pos KIA Kedudukan di Desa
Pos Timbang Posyandu Bidan + perawat
Pos
Koordinator Posyandu
Posyandu lansia Pendekatan keluarga
Vaksinasi
Pos Oralit
Posyandu remaja
LKD Posyandu
Posbindu PTM Kedudukan di dusun/RW
Semua sasaran:
Pos UKK
• Buiml, balita, remaja
UKBM lain • Usio produktif, lansia
SPM Kesehatan dan wahana menjangkau subyek sasaran
No Subyek SPM Kesehatan Wahana Pemberdayaan Masyarakat
1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Posyandu Prima / LKD Posyandu
2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin Posyandu Prima / LKD Posyandu
3 Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Baru Lahir Posyandu Prima / LKD Posyandu
4 Pelayanan Kesehatan Balita Posyandu Prima / LKD Posyandu
5 Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar Transformasi UKS/M (Usaha Kesehatan Sekolah / Madrasah)
6 Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif • Posyandu Prima / LKD Posyandu (untuk yang tidak bekerja)
• Upaya Kesehatan Kerja di termpat kerja (untuk yang bekerja)
7 Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut Posyandu Prima / LKD Posyandu
8 Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi • Posyandu Prima / LKD Posyandu (untuk yang tidan bekerja)
• Upaya Kesehatan Kerja di tempat kerja (untuk yang bekerja)
9 Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus • Posyandu Prima / LKD Posyandu (untuk yang tidan bekerja)
(DM) • Upaya Kesehatan Kerja di tempat kerja (untuk yang bekerja)
10 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Puskesmas, Posyandu Prima
(ODGJ) Berat
11 Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis • Posyandu Prima / LKD Posyandu (untuk yang tidan bekerja)
• Upaya Kesehatan Kerja di tempat kerja (untuk yang bekerja)
12 Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Risiko Puskesmas / Posyandu Prima
Terinfeksi Virus (HIV)
Pemberdayaan masyarakat melalui 3 jaur utama: Posyandu Prima, UKS/M dan UKK
Regulasi: SPM Kesehatan (PMK – PP – UU)
SPM Kesehatan
12 indikator

UKS/M Posyandu Prima UKK

LKD Posyandu
• Usia Sekolah • Usia produktif,
• Usia produktif • Hipertensi,
• Bumil, Bayi, Balita, • DM (Diabetes)
• Usia produktif, Lansia • TB (Tubrkulosis)

Sekolah Sehat • Hipertensi, DM


• TB (Tuberkulosis)
Tempat kerja
sehat
Desa Sehat
PISPK – Pendekatan Keluarga

Puskesmas

Posyandu, Posbindu PTM, Posyandu


lansia, Posmaldes, Poskestren, UKS/M
(Usia Sekolah), Pos UKK (Usia produktif)

Keluarg Keluarg Keluarg Keluarg Keluarg


a a a a a 22
PISPK - Pendekatan Keluarga

Puskesmas

Posyandu Prima

LKD Posyandu (integrasi beragam UKBM)

Keluarg Keluarg Keluarg Keluarg Keluarg


a a a a a 23
Jenis dan jumlah Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
No Unit Jumlah
1 Posyandu (Integrated Health Post) 280.342
2 Poskesdes (Village Health Clinic) 43.527
3 Poskestren (Islamic Shool Health Post) 5.842
4 BKB (Bina Keluarga Balita): from BKKBN 24.118
5 KP KIA (Maternal & Child Health Group) 17.854
6 PAUD (Early child education) 58.074
7 Polindes (Village Maternity Home) 20.407
8 Posyandu lansia (Elderly Posyandu) 105.830
9 Posbindu PTM (NCD Post) 59.804
10 Pos UKK (Occupational health Post) 15.856
11 Posmaldes ( Village Malaria Post) 949

Sumber: Rifaskes 2019, Profil Kesehatan 2019


Perubahan Posyandu dari UKBM ke LKD POSYANDU
• Permendagri nomer 18 Tahun 2018 telah mengangkat UKBM Posyandu
menjadi:
• LKD (Lembaga Kemasyarakatan Desa) 🡪 semua desa harus memiliki
• Ruang lingkupnya dari UKBM dengan sasaran ibu + balita 🡪 menjadi
UKBM kesehatan secara keseluruhan 🡪 semua kelompok usia dan
semua urusan kesehatan
• LKD sudah disediakan dananya oleh Desa yang bersangkutan, termasuk
semua kegiatan kesehatan yang dilaksanakan LKD Posyandu
• Puskesmas harus mampu melakukan advokasi pemanfaatan dana desa
untuk kegiatan kesehatan
Jenis LKD
• Jenis LKD paling sedikit meliputi:
a. Rukun Tetangga;
b. Rukun Warga;
c. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga;
d. Karang Taruna;
e. Pos Pelayanan Terpadu; dan
f. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
• Pemerintah Desa dan masyarakat desa dapat membentuk LKD lain
sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis LKD ditetapkan dalam Peraturan
Desa.
Perubahan Posyandu 🡪 LKD Posyandu
Desa
(3)
Desa

Posyandu POSYANDU PRIMA


Pustu/Poskesdes +
PAU Pemberdayaan masy + keluarga
D
Posbindu PTM

RW 2 RW 1 RW 2
RW 1
LKD POSYANDU: LKD POSYANDU:
Posyandu Posyandu • Bumil, Bayi, Anak Balita, • Bumil, Bayi, Anak Balita,
Usia kerja, Usia lanjut Usia kerja, Usia lanjut
Posbindu PTM Posbindu PTM • Kunjungan keluarga
• Kunjungan keluarga
BKB
POSYANDU sesuai Permendagri No. 18 Tahun 2018:

LKD POSYANDU

Untuk menjangkau sasaran, bila sasaran banyak, posyandu bisa buka >1 kali:
• Minggu pertama untuk bumil, buteki, balita, (remaja)
• Minggu ketiga untuk usia produktif dan lansia
Integrasi UKBM kedalam “LKD POSYANDU”
Program UKBM LKD: POSYANDU Program
KIA dan Gizi Posyandu ANC, senam bumil, KB,
Ibu hamil
KIA dan Gizi Posyandu lansia ASI, dst
KIA dan Gizi Posyandu remaja Imunisasi, gizi, PAUD,
Bayi dan balita
BKKBN BKB BKB, dst
BKKBN Pos KB Desa Kesehatan reproduksi,
Remaja
Kemendikbud PAUD tablet Fe, Edukasi
PTM Posbidu PTM, Prolanis PTM, PHBS, PM, Gizi,
Kelas usia produktif
Kesjaor Pos UKK dst
PM Posmaldes PTM, PHBS, PM, Gizi,
Kelas lanjut usia
Dll. Dll. dst
Perbandingan 2 program prioritas terkait UKBM
KIA PTM
Saat ini
Sasaran Bumil + Balita: 20.000.000 Penyandang hipertensi: 60.000.000
Jumlah UKBM Posyandu balita: 280.342 Posyandu PTM+ Lansia: 165.634
Tingkat keberadaan RW Desa
Yang akan datang seharusnya:
Program + Perkembangan anak Integrasi kegiatan PTM + kesehatan lansia
Jumlah Sudah memadai, kualitas ditingkatkan Masih sangat kurang, dinaikkan 3 kali lipat
Tingkat keberadaan RW Seharusnya tingkat RW

Tantangan ke depan:
• Jumlah posyandu balita sudah mencukupi, perlu peningkatan kualitasnya
• Jumlah posbindu PTM dan Posyandu lansia masih sangat kurang, karena sasarannya sangat banyak
• Salah satu percepatan yang bisa ditempuh adalah integrasi ke dalam LKD Posyandu
• Dengan aspek legal yang lebih kuat, peningkatan jangkauan semua sasaran akan lebih cepat tercapai
• Slanjutnya adalah integrasi dan simplifikasi Sistem Informasi Posyandu (digitalisasi?) 🡪 PWS
Perubahan ke arah Posyandu Prima dan Posyandu masa depan
Saat ini Yang dituju
Desa Pustu/Polindes/Poskesdes Poshyandu Prima:
Jejaring Puskesmas, nakes: bidan + perawat + koordinator kader
LKD: koordinator posyandu, pemberdayaan masyarakat + keluarga
Dusun Bermacam2 UKBM Posyandu: mengintegrasikan UKBM berbasis siklus hidup
SDM Kader masing2 UKBM Kader kesehatan
Peralatan Peralatan masing2 UKBM Dipadukan menjadi satu
Pedoman Sesuai program Sesuai sasaran (bumil, balita, remaja, usia produktif, lansia)
Sistem Terpisah-pisah Terintegrasi dengan sistem digital, ada dashboard yang menampilkan
Informasi laporan kinerja Posyandu Prima dan Posyandu secara real time
Database keluarga + individu, register kohort
Pendanaan Dari masing-masing sektor Ditambah dari dana desa, Kemendes dan APBD
Proses Sesuai masing2 UKBM Dikoordinir oleh LKD Posyandu
Output Masing-2 UKBM Cakupan masing2 sasaran, bisa dibuat indeks
Tingkat perkembangan LKD POSYANDU
• Untuk melihat kualitas dapat dirumuskan Strata UKBM
• Bila alternatif 1 yang dipilih 🡪 lakukan penyempurnaan strata semua UKBM
• Bila alternatif 2 yang dipilih 🡪 perlu dirumuskan tingkat perkembangan LKD Posyandu, dihitung
berdasarkan pencapaiannya pada program kesehatan.
• Indikator tingkat perkembangan LKD POSYANDU yang diusulkan sederhana:
• Berapa jenis sasaran (balita saja; balita + bumil; balita + lansia; atau seluruhnya)
• Berapa jenis program (balita: penimbangan saja atau tumbuh-kembang; bumil: ANC saja atau ANC +
senam bumil)
• Berapa cakupan yang mereka laksanakan (data sasaran didapat dari PISPK)
• Tingkat perkembangan LKD POSYANDU: pratama, madya, purnama, mandiri atau posyandu
aktif / tidak aktif
• Kabupaten/Kota dengan proporsi posyandu baik sebanyak >60% mendapatkan penghargaan
dari Menkes
Untuk Posyandu Prima
• Regulasinya harus segera dibuat
• ILP membuat tugas Puskesmas bertambah berat 🡪 perlu tambahan petugas sampai
tingkat Desa. Posyandu prima sebaiknya termasuk dalam jaringan Puskesmas.
• ILP membuat kegiatan pemberdayaan masyarakat dan kader lebih banyak 🡪 perlu
koordinator posyandu/UKBM di seluruh desa. Posyandu prima adalah jawabannya.
• Jadi Posyandu prima bisa diusulkan sebagai institusi yang lebih lengkap dari Pustu
(karena ada tugas pemberdayaan keluarga dan masyarakat), serta sebagai
koordinator LKD Posyandu di sub-desa yang menyelenggarakan pemberdayaan
keluarga dan masyarakat
Transformasi khususnya layanan primer
• Perubahan yang signifikan: proaktif menjangkau sasaran ditambah program skrining (deteksi
dini), vaksinasi (preventif) dan edukasi (promotif). Setelah ini perlu tindak lanjut yang menguras
tenaga, waktu dan biaya yang banyak.
• Dalam implementasinya, pendekatan keluarga seperti yang dilaksanakan pada PISPK tetap
dijalankan. Dianjurkan IKS (Indeks Keluarga Sehat) tetap dipertahankan (dengan modifikasi
sesuai program skrining), sebagai indeks komposit yang menggambarkan kesehatan masyarakat
secara komprehensif.
• Ada aspek pemberdayaan masyarakat dan keluarga 🡪 akan ada variasi antar daerah, kecepatan
menerima konsep baru tidak sama.
• Implementasi ke semua desa membutuhkan waktu lama, perlu pentahapan, dibuat roadmap agar
diketahui tahapannya
• Bagaimana dengan pelatihan manajemen Puskesmas 🡪 berubah banyak: Kurikulum dan materi
pelatihan banyak berubah
Kurikulum Pelatihan Manajenem Puskesmas
• Kurikulum lama 🡪 sudah tidak cocok
• Kurikulum baru banyak perubahan yang signifikan
• Masalahnya: belum semuanya siap dilaksanakan di
Puskesmas
• Bila semua transformasi kesehatan sudah dijalankan 🡪
makin banyak perubahan yang harus dilakukan
• Khusus untuk PISPK 🡪 pendekatan sudah masuk dalam
ILP, tetapi aplikasi tentu menggunakan aplikasi yang
baru yang merupakan integrasi dari beberapa aplikasi
tersebut.
• Analisis di Puskesmas untuk perencanaan tidak ckup
hanya deskriptif, tetapi ada analisis bivariat maupun
multivariat
• Perlu database (gabungan data PISPK + data program)
Perubahan yang harus dilakukan
• Transformasi system Kesehatan (6 pilar)
• Transformasi layanan primer secara lengkap:
• Jaringan dan struktur: layanan primer dan layanan laboratorium
• Standar pelayanan: pendekatan kluster, skrining, vaksinasi, penurunan stunting,
edukasi, jejaring lab
• Edukasi Kesehatan: penggunaan teknologi Informasi / medsos, penguatan
kader, penguatan kampanye Kesehatan
• Digitalisasi sistem informasi kesehatan
• Peningkatan mutu (belum banyak disinggung)
• BLUD dan Akreditasi
• Pola penganggaran dan perencanaan akan berbeda
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai