Anda di halaman 1dari 34

Kebijakan Pencegahan dan Tatalaksana Masalah Gizi pada

Balita dan Pencatatan Pelaporan di ePPGBM

Update Sigizi Terpadu

Direktorat Gizi dan KIA


Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Outcome Meningkatkan kesehatan ibu, Memperkuat sistem kesehatan


Mempercepat perbaikan gizi Memperbaiki pengendalian Gerakan Masyarakat Hidup
RPJMN bidang anak, keluarga berencana dan & pengendalian obat dan
masyarakat penyakit Sehat (GERMAS)
kesehatan kesehatan reproduksi makanan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan akses Meningkatkan Memperkuat
6 kategori penduduk primer sekunder kapasitas dan dan mutu layanan ketahanan sektor ketahanan tanggap
utama kapabilitas layanan sekunder & tersier farmasi & alat darurat
7 kampanye utama: Penambahan imunisasi Skrining 14 penyakit
imunisasi, gizi seimbang, rutin menjadi 14 antigen penyebab kematian primer Pembangunan RS di kesehatan Jejaring nasional
olah raga, anti rokok, dan perluasan cakupan tertinggi di tiap sasaran Pembangunan Kawasan Timur, jejaring Produksi dalam negeri 14 surveilans berbasis lab,
sanitasi & kebersihan di seluruh Indonesia. usia, skrining stunting, & Puskesmas di 171 kec., pengampuan 6 layanan vaksin rutin, top 10 obat, tenaga cadangan
lingkungan, skrining peningkatan ANC untuk penyediaan 40 obat unggulan, kemitraan top 10 alkes by volume & tanggap darurat, table
penyakit, kepatuhan kesehatan ibu & bayi. esensial, pemenuhan dengan world’s top by value. top exercise
pengobatan SDM kesehatan primer healthcare centers. kesiapsiagaan krisis.

Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi,
3 tujuan: tersedia, cukup, dan dan bioteknologi di sektor kesehatan.
beasiswa dalam & luar negeri,
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahan penyetaraan nakes lulusan
pemanfaatan yang efektif dan efisien. luar negeri.

2
Intervensi stunting perlu dilakukan sebelum dan setelah kelahiran

1 Sebelum lahir 2 Setelah lahir


Sekitar 23% anak lahir Stunting meningkat signifkan pada usia 6-23 bulan, akibat kurang
dengan kondisi sudah protein hewani pada makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang
stunted, akibat ibu hamil mulai diberikan sejak usia 6 bulan.
sejak masa remaja kurang
gizi dan anemia.

1,8 x

Sumber: Riskesdas 2018 3


DEFINISI MASALAH GIZI PADA BALITA

• Balita dengan indeks BB/PB (atau


• pertumbuhan yang tidak adekuat atau
WEIGHT ketidakmampuan untuk BALITA BB/TB) kurang dari -3 SD atau
• Pengukuran LiLA < 11,5 cm (usia
FALTERING mempertahankan pertumbuhan GIZI 6-59 bulan) atau
• tanda awal kekurangan gizi, harus
BURUK • edema bilateral yang bersifat
dicari penyebabnya dan ditatalaksana
pitting (tidak kembali setelah
segera
ditekan).

• Balita dengan indeks BB/PB atau • Gangguan pertumbuhan dan


BB/TB di antara -3 SD sampai kurang BALITA perkembangan anak akibat
BALITA dari -2 SD, atau kekurangan gizi kronis dan infeksi
STUNTING berulang, yang ditandai dengan
GIZI
KURANG • Usia 6-59 bulan: Pengukuran LiLA panjang atau tinggi badannya
berada di antara 11,5 cm sampai berada di bawah standar yang
kurang dari 12,5 cm. ditetapkan

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita


Ada dan sudah bersistem Belum ada sama sekali

Monitoring Intervensi Spesifik Ada tetapi masih manual Sedang diperiksa


Metrik yang akan dipantau mulai W3 Augustus

untuk Percepatan Penurunan Stunting Akan dibahas lebih dalam hari ini

Intervensi Input Output Outcome Impact


Remaja putri yang diskrining Hb
1 Skrining anemia Puskesmas memiliki Hb meter Rematri di sekolah diskrining Hb Puskesmas lapor kegiatan skrining
meningkat
Remaja putri yang anemia turun
Konsumsi Tablet Tambah Darah Kab/kota dengan Puskesmas dengan Sekolah dengan AKSI Puskesmas entri Remaja putri meng konsumsi TTD
2 remaja putri stok TTD stok TTD BERGIZI ePPGBM meningkat

Puskesmas Puskesmas
Ibu hamil Faskes swasta USG dilakukan di Ibu hamil kunjungan ke-6 Bayi Berat Badan Lahir Rendah
3 Pemeriksaan kehamilan mempunyai dengan dokter
kunjungan K6 melapor Puskesmas meningkat (BBLR) turun
USG terlatih USG

Konsumsi Tablet Tambah Darah Kab/kota Puskesmas Ibu hamil Bumil patuh mengisi Puskesmas Ibu hamil kunjungan ke-6 yang
4 ibu hamil dengan stok TTD dengan stok TTD mendapat TTD Buku KIA entri ePPGBM mengonsumsi TTD naik
Bumil yang anemia turun

Pemberian Makanan Tambahan


Puskesmas mendapat Puskesmas Puskesmas entri Ibu hamil KEK dapat dan Bumil yang Kekurangan Energi
5 bagi ibu Kurang Energi Ada budget PMT daerah orientasi memberikan PMT ePPGBM mengonsumsi PMT Kronis (KEK) turun
Kronis/KEK
Result statement…
Puskesmas Posyandu Nakes terlatih Posyandu Balita
Pemantauan tumbuh kembang Puskesmas Prevalensi stunting dapat
6 punya alat punya alat pemantauan Aktif di dipantau Balita weight faltering turun Balita gizi kurang dan buruk turun
balita
antropometri antropometri pertumbuhan Provinsi pertumbuhan
entri ePPGBM turun

Nakes terlatih Kab/kota


Kader terori-entasi Rumah Sakit sayang Puskesmas entri Ibu hamil terkonseling & bayi Bayi <6 bulan dengan weight
7 ASI eksklusif
ASI eksklusif
konseling
bayi
beregulasi ASI
ePPGBM recall dapat ASI faltering turun
menyusui (Per Bup/Wal)

Pemberian MPASI kaya protein Kader terorientasi Posyandu mengedukasi Puskesmas entri data ke Anak 6-23 bulan mendapat Anak 6-23 bulan dengan weight
8 hewani bagi baduta konseling PMBA PMBA ePPBGM MPASI faltering turun

Tata laksana: Balita Weight


Faltering dan Pemberian Ada budget PMT Puskesmas memberi Puskesmas
9a Makanan Tambahan balita daerah1 PMT terorientasi
Puskesmas entri data Balita gizi kurang ditangani Balita gizi kurang turun
bergizi kurang

Kab/kota punya stok mineral Puskesmas punya stok mineral Puskesmas punya stok bahan
mix cukup mix cukup formula cukup Balita bergizi buruk dirawat dan
9b Tata laksana: balita gizi buruk sembuh
Balita gizi buruk turun
RS punya stok PKGK Nakes terlatih Rujukan gizi buruk ke Puskesmas entri data
cukup tatalaksana Puskesmas ke ePPBGM

RS memiliki stok PKMK RS memiliki antroprometri RS memiliki SOP Stunting


Tata laksana: rujukan balita Balita stunting ditangani di
9c stunting Rumah Sakit
Balita yang stunting turun
Dokter Puskesmas Rujukan stunting Puskesmas entri data
SpA di RS terlatih stunting
terlatih stunting Puskesmas ke RS ke ePPBGM

5
Arsitektur Sistem Informasi Layanan Primer
Kedepannya semua pelaporan akan dilakukan hanya di tiga aplikasi: PeduliLindungi, ASIK mobile app, dan SIMPUS (Sistem Puskesmas
Terintegrasi)

Remaja Ibu Hamil Balita

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pemeriksaan Pemberian Pemeriksaan Pemberian Pemberian Pemeriksaan Tenaga Pemberian Pemeriksaan Peningkatan
kesehatan Tablet tambah Kehamilan Tablet tambah makanan kesehatan Kesehatan makanan kesehatan cakupan dan
termasuk darah (TTD) darah (TTD) tambahan (timbang, ukur, memastikan tambahan termasuk perluasan
ASI Eksklusif
kadar Hb dan dan bagi Ibu KEK tumbuh protein hewani kadar Hb jenis imunisasi
Pemantauan Pemantauan kembang) bagi baduta Pemberian
Konsumsi TTD Konsumsi TTD untuk imunisasi oleh
Pemantauan Pemeriksaan tenakes
tumbuh kesehatan kepada balita
kembang termasuk kadar
Hb

Saat Ini
CERIA CERIA
e-PPGBM
e-PPGBM e-PPGBM eKohort e-PPGBM e-PPGBM
eKohort

Kedepannya

PeduliLindungi

SIMPUS (Sistem Puskesmas Terintegrasi) atau ASIK Web/mobile app

SatuSehat

Keterangan Warna
Input tenaga kesehatan Input mandiri masyarakat
ENTRY DATA
INDIVIDU

ENTRY/SINKRONISASI Matriks Input dapat


DATA LAPORAN diisikan di laporan
AGREGAT Rutin

MANAJEMEN
USER DAN TABEL

PPGBM VERSI
OFFLINE
TATALAKSANA
KASUS GIZI BURUK

7
Menu untuk melengkapi Matriks Input

8
9
10
11
12
Menu untuk input data individu

13
Alur pencatatan Remaja Putri

Lengkapi Profil/Akun
Sasaran

14
Menu untuk Recall MPASI untuk anak usia 6 – 23 bulan

15
16
Menu Daftar anak usia 6 – 23 bulan mendapat MPASI

17
Penanggulangan Masalah Gizi
Deteksi Dini, Penemuan Serta Rujukan Kasus

Penanganan
SECARA AKTIF
Kasus dan
sweeping & Sistem Rujukan
monitoring kasus
maupun secara
pasif melalui
Posyandu

Sumber : Juknis penggunaan Pangan Olahan Untuk


Keperluan Medis Khusus Bagi Anak Bermasalah Gizi
ALUR RUJUKAN HASIL PENGUKURAN ANTROPOMETRI (PERMENKES NO 2 TAHUN 2020)
BB/U PB/U atau TB/U

BB/U 3 SD < PB/U atau TB/U > -2 SD


-2 SD < BB/U < +1 SD < -2SD atau > +3 SD
< -2SD atau > +1 SD

NAIK TIDAK NAIK Kembali ke UKBM


Tidak ditimbang
Tren mengikuti Tren tidak Posyandu bulan
bulan
garis mengikuti garis berikutnya
sebelumnya
pertumbuhan pertumbuhan

Kembali ke
Posyandu bulan
berikutnya
Konfirmasi oleh petugas kesehatan berkompeten

• Status Gizi: BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB, dan atau BB/TB, IMT/U
• Weight Increment (0-24 bulan) & Length/Height increment (0-24 bulan)
• Tren IMT/U

BB/PB atau IMT/U PB/U atau TB/U


BB/U
BB/TB

Kenaikan BB kurang
> + 1 SD atau FASYANKES
< -2SD atau < -3 SD Pada usia anak >7-8 bulan: < -2 SD > +3 SD
dari standar weight
jika tren IMT meningkat
increment 10-24 bulan
dibandingkan IMT sebelumnya

TATALAKSANA KASUS
Proses Asuhan Gizi
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Rujuk ke
Fasyankes yang
Bila TETAP atau TIDAK ADA PERBAIKAN lebih tinggi
14/12/2022

20
14/12/2022

21
Kepmenkes Nomor HK.01.07/MENKES/1128/2022
Halaman 338 - 339
Fasilitas tambah user untuk
Rumah Sakit oleh Admin
Dinkes Kota Depok
DUKUNGAN PENANGGULANGAN GIZI BURUK PADA BALITA
1 NSPK PENCEGAHAN DAN TATALAKSANA GIZI BURUK BAGI BALITA
VIDEO KURIKULUM MODUL PELATIHAN
PEMBUATAN PENCEGAHAN DAN TATALAKSANA GIZI BURUK
FORMULA WHO BAGI BALITA
(KLASIKAL ,DARING, FULL ONLINE)

https://drive.google.com/drive/f
olders/1dnKLwYMikVhqDro-
LPb29rk9DrIwTyDZ?usp=sharing

Tersedia tim fasilitator pelatihan dan tim DUKUNGAN KETERSEDIAAN ANGGARAN


2 asuhan gizi terlatih pencegahan dan tata KETERSEDIAAN BAHAN
FORMULA WHO
laksana gizi buruk pada balita di 34 provinsi - DIPA APBN (Satker Dit Gizi KIA untuk Pelatihan MTBS – (F 75, F 100), DAN RESOMAL
Gizi Buruk, Dit Obliq dan Perbekkes untuk mineral mix)
Tersedia dukungan ketersediaan anggaran: - Dana dekonsentrasi untuk Pelatihan end user
- DAK Fisik (penyediaan sarpras di TFC)
3 - Pusat (APBN, dana dekonsentrasi, DAK)
- DAK Non Fisik (Pelatihan end user)
- Daerah
- Dana perawatan di Fasyankes - Dana kapitasi dan INA CBGs JKN
- APBD provinsi dan kab/ kota
TERIMA KASIH

www.sigiziterpadu.kemkes.go.id bit.ly/PedomanGiziMasyarakat

Link video :
https://drive.google.com/drive/folders/1dnKLwYMikV
hqDro-LPb29rk9DrIwTyDZ?usp=sharing

Direktorat Gizi dan KIA


Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI
Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav 4-9 Jakarta12950
Dashboard Informasi Gizi www.sigiziterpadu.kemkes.go.id
Halaman Muka Sigizi Terpadu

ENTRY DATA
INDIVIDU

ENTRY/SINKRONISASI
DATA LAPORAN
AGREGAT

MANAJEMEN
USER DAN TABEL

PPGBM VERSI
OFFLINE
TATALAKSANA
KASUS GIZI BURUK
Beberapa versi dari aplikasi ePPGBM
EPPGBM versi Web

EPPGBM versi ANDROID EPPGBM versi IOS

Early Warning Masalah


Gizi pada Balita dan Ibu
Hamil yang harus
SEGERA di tindak
lanjuti

30
Implementasi EPPGBM
Input Antropometri
Data dari Penghitungan Status Gizi
POSYANDU/Yankes : U
• Tanggal Ukur p Konfirmasi dan
• Berat d Validasi
• Tinggi a
• Perkembangan t
• imunisasi e

Kader/TPG/Bidan D
a Menentukan
t kebijakan intervensi
a yang tepat

Intervensi Intervensi
Spesifik Sensitif

Perlu adanya peningkatan


Kuantitas dan Kualitas data
serta efektifitas intervensi
31
▪HARAPAN

32
STRATEGI OPERASIONAL TATA LAKSANA GIZI BURUK DAN STUNTING PADA BALITA

Pemberdayaan Meningkatkan
kualitas dan Meningkatkan Penguatan sistem
keluarga dan
cakupan deteksi kualitas dan kewaspadaan dini
masyarakat
dini di tingkat akses melalui
termasuk
masyarakat pelayanan surveilans
pelibatan lintas
sebagai upaya kesehatan kesehatan dan
sektor dan dunia
pencegahan gizi dan gizi gizi
usaha
buruk

Meningkatkan Meningkatkan
kerjasama dukungan dan Deteksi dini, rujukan
dengan lintas peran serta kasus stunting dan
program, lintas Pemerintah pemantauan paska
sektor, mitra Daerah dalam rujukan
pembangunan dukungan
dan masyarakat kebijakan dan
pembiayaan 33
HARAPAN
Setiap Balita harus dipantau tumbuh kembang setiap bulan,
01 segera dirujuk ke dokter/dokter anak jika dijumpai weight faltering,
tidak naik atau turun berat badannya

Pemantauan dan tata laksana kasus faktor resiko kelangsungan hidup dan
masalah gizi dengan melibatkan keluarga, masyarakat, dan lintas sektor, dan
02 tokoh masyarakat.

Diperlukan peningkatan akses dan mutu pelayanan ditingkat masyarakat dan


fasilitas kesehatan (primer dan rujukan) untuk kelangsungan hidup dan
03 mengatasi masalah gizi.

Komitmen dan dukungan lintas sektor dalam meningkatkan


04 kelangsungan hidup dan mengatasi masalah gizi pada ibu hamil, dan
balita

Penguatan komitmen dari Pimpinan Daerah untuk memberikan instruksi


05 penginputan ePPGBM wajib setiap bulan dan Monitoring serta feedback
rutin terhadap cakupan progam

Anda mungkin juga menyukai