Penanggulangan
PERAN Krisis Kesehatan diDALAM
ORGANISASI KEMASYARAKATAN
IndonesiaSISTEM KESEHATAN
MEWUJUDKAN RESILIENSI
DAN TRANSFORMASI KESEHATAN DI ERA
PANDEMI COVID-19
1
TRANSFORMASI SISTEM
KESEHATAN
MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN
TENAGA CADANGAN KESEHATAN
2
Transformasi Sistem Kesehatan 2021-2024
Butuh peran aktif, komitmen dan sinergi seluruh kelompok kerja untuk mencapai transformasi kesehatan
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
3
Latar Belakang Perlunya Transformasi Sistem Kesehatan
Belajar dari pengalaman penanganan COVID-19 di Indonesia
Lesson Learned
• Sistem Kesehatan Nasional (SKN) kita masih lemah (testing,
tracing, dan tracking)
• Kemampuan penanganan lonjakan kasus pada pelayanan
kesehatan di masa pandemi
• Sulitnya mobilisasi sumber daya kesehatan seperti fasilitas
kesehatan, kefarmasian dan alat kesehatan, tenaga kesehatan,
laboratorium, dan pembiayaan kesehatan.
Transformasi sistem ketahanan kesehatan yang tangguh terintegrasi dengan upaya pengurangan
risiko bencana, mencakup 3 (tiga) hal:
Penguatan produksi alat kesehatan, bahan baku, obat tradisional dan vaksin dalam negeri.
Peningkatan kemampuan deteksi dan respons krisis kesehatan melalui penyediaan surveilans yang adekuat.
Penciptaan sistem ketahanan kesehatan yang tangguh melalui penguatan sistem penanganan bencana dan kesiapan
kedaruratan kesehatan:
o terbentuknya tim manajemen krisis kesehatan (klaster kesehatan) di setiap prov/kab/kota;
o terbentuknya tenaga cadangan kesehatan yang teregistrasi dan terlatih sesuai standar.
5
TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN
6
UU 24 Tahun 2007 Permenkes 75 Tahun 2019
Penanggulangan Bencana Penanggulangan Krisis Kesehatan
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengakibatkan
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan timbulnya korban jiwa, korban luka/sakit,
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam pengungsian,dan/atau adanya potensi bahaya yang
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga berdampak pada kesehatan masyarakat yang membutuhkan
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan respon cepat di luar kebiasaan normal dan kapsitas
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis kesehatan tidak memadai
Gempa bumi, tsunami,
letusan gunung api, Gagal teknologi, Konflik sosial, terror, bom,
kebakaran, epidemi, dll dll
banjir, kekeringan, angin
kencang, longsor, dll
Pengertian Penanggulangan Bencana: Pengertian Penanggulangan Krisis Kesehatan :
Serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan Serangkaian upaya yang meliputi kegiatan prakrisis
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan kesehatan, tanggap darurat krisis kesehatan, dan pasca krisis
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. kesehatan
7
DATA FREKUENSI KRISIS KESEHATAN 5 TAHUN
TAHUN 2017 - 2021
Penetapan Krisis Kesehatan berdasarkan
Data Frekuensi Krisis Kesehatan 5 Tahun PMK NO. 75 Tahun 2019 tentang
450 422
Penanggulangan Krisis Kesehatan
400
367
350 a. Penetapan status tanggap darurat dari
300
Pemerintah atau Pemerintah daerah
248 (otomatis status krisis Kesehatan); dan/atau
250
b. Hasil RHA yang menunjukkan adanya
195
200 191 kondisi ancaman kesehatan masyarakat,
150 142 serta diaktifkannya klaster kesehatan.
120
Penetapan dilakukan oleh:
93
100 81 • Menteri Kesehatan untuk tingkat
54
50 nasional
11
2 7 3 2 • Kadinkes Provinsi untuk tingkat
0
2017 2018 2019 2020 2021 provinsi
Alam Non Alam Sosial
• Kadinkes Kab/Kota untuk tingkat
Sumber: Pusat Krisis Kesehatan
Kabupaten/Kota
8
BEBAN LAYANAN KESEHATAN SAAT KONDISI DARURAT
MELEBIHI KAPASITAS KESEHATAN YANG TERSEDIA
KRISIS DAMPAK
MEDICAL RESPONS PUBLIC HEALTH
KESEHATAN
KESEHATAN RESPON
BENCANA STATUS DARURAT KRISIS KESEHATAN
ALAM • SELAMATKAN JIWA • MENCEGAH
• CEGAH KECACATAN KLB/WABAH
• PASTIKAN SEMUA • MEMASTIKAN
BENCANA BENCANA KEBUTUHAN PROGRAM KESEHATAN
SOSIAL NON ALAM LAYANAN BERJALAN DENGAN
KESEHATAN TELAH TERPENUHINYA
TERPENUHI STANDAR MINIMAL
PELAYANAN
KESEHATAN
9
PARADIGMA MANAJEMEN BENCANA
SENDAI FRAMEWORK FOR DISASTER RISK REDUCTION 2015-2030
DARI TANGGAP DARURAT KE PENGURANGAN RISIKO
R≈Hx V
C
PENGURANGAN
RESIKO BENCANA
GAP
(Risk Reduction) ANG RAT
T RU
DA
Rapid Health Assessment
(RHA)
MANAJEMEN
RESIKO
RE
RE HAB
KO I
NS LITA
TR S
UK I
SI 10
Prinsip Pengelolaan Risiko Krisis Kesehatan
VULNERABILITY (Kerentanan)
• Populasi rentan (Balita, Lansia, Bumil, Busui, Disabilitas, memiliki
V
penyakit penyerta/komorbid)
KELOLA • Tingkat kesehatan masyarakat
• Persentase masyarakat yang menerapkan PHBS
R≈Hx KURANGI
C
CAPACITY (Kapasitas)
RISIKO HAZARD • Kajian risiko bencana/pemetaan wilayah rawan
• Perencanaan penanggulangan krisis kesehatan
(Frekuensi & Intensitas)
• Sistem komando dan koordinasi
• Sistem Peringatan Dini
• SDM kesehatan, termasuk tenaga cadangan kesehatan
• Penguatan pelayanan kesehatan untuk situasi krisis kesehatan
• Sarana dan prasarana
• Mekanisme Koordinasi, Kolaborasi, Integrasi
• Pemberdayaan masyarakat
• Pembiayaan kesehatan
TINGKATKAN
11
UPAYA PRA BENCANA
(Pencegahan dan Mitigasi)
RISK
I
N
K
L
U 1. MEMAHAMI RISIKO
S → 2. PENGUATAN PENGELOLAAN 3. PERENCANAAN &PENGANGGARAN
KAJIAN RISIKO RISIKO → Kebijakan, Kelembagaan, UNTUK PENGURANGAN RISIKO →
I Mekanisme Pelatihan, pengembangan sistem informasi,
F fasyankes aman bencana, pemberdayaan
masyarakat, surveilans, komunikasi risiko,
profilaksis & vaksinasi
12
UPAYA PRA BENCANA
(Kesiapsiagaan)
I
N
K MENYUSUN RENCANA MENGEMBANGKAN SISTEM
KONTINGENSI & PERINGATAN DINI
L SIMULASI/GELADI
U
S
I
F
MEMBENTUK TIM REAKSI MENYIAPKAN LOGISTIK
CEPAT (EMT, PHRRT, TIM KESEHATAN YANG
RHA) MEMADAI
13
TANGGAP DARURAT
14
UPAYA
PASCA
BENCANA
15
TUJUAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
(PMK 75/2019)
Mengembalikan kondisi
sistem kesehatan pada
UPAYA PASCA kondisi pra bencana
• Menanggulangi kerentanan yang
BENCANA berkontribusi memperpanjang dampak.
Pelaksanaan Kegiatan
Bisa beberapa bulan hingga beberapa tahun, tergantung besar kecilnya kerusakan dan kerugian
serta kapasitas sumber daya kesehatan yang melaksanakan upaya RR.
17
PENGORGANISASIAN
Penanggulangan Krisis Kesehatan dilakukan dengan
sistem klaster.
Sistem klaster diimplementasikan melalui pembentukan
Klaster Kesehatan pada tingkat pusat dan tingkat daerah
yang bertujuan untuk meningkatkan koordinasi,
kolaborasi, dan integrasi dalam Penanggulangan Krisis
Kesehatan.
Saat darurat krisis Kesehatan Koordinator Klaster
Kesehatan mengaktivasi
Pusat Kendali Operasi Kedaruratan
Kesehatan/Pusdalopkes (Health
Emergency Operation Center/HEOC)
Klaster Kesehatan dalam aspek penanggulangan
Bencana merupakan bagian integral dari klaster
penanggulangan Bencana.
PENGORGANISASIAN
Penanggulangan Krisis Kesehatan dilakukan dengan sistem klaster
KESEHATAN
PENCARIAN DAN
Sistem klaster diimplementasikan melalui pembentukan EKONOMI PENYELAMATAN
PENDIDIKAN
19
ORGANISASI KLASTER KESEHATAN
Permenkes No.75 Tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan
KOORDINATOR KLASTER
KESEHATAN
TIM PROMOSI
KESEHATAN
SUB KLASTER
SUB KLASTER PENGENDALI AN SUB KLASTER SUB KLASTER SUB
SUB KLASTER
PELAYANAN PENYAKIT DAN KESEHATAN KESEHATAN KLASTER
PELAYANAN GIZI
KESEHATAN KESEHATAN JIWA REPRODUKSI DVI
LINGKUNGAN
20
SISTEM KLASTER
KOORDINASI
KOLABORASI KAPASITAS
INTEGRASI SISTEM
KOORDINATOR KLASTER KESEHATAN
23
1. Memberikan pelayanan dan pelindungan kesehatan kepada
masyarakat terdampak melalui kegiatan tanggap darurat krisis
kesehatan
TUGAS HEOC
24
Integrasi Sistem Klaster Dengan Incident Command System
Ketua HEOC
(Koordinator
HEOC adalah sistem manajemen kesehatan yang Klaster Kesehatan)
1
Memberikan pelayanan dan pelindungan kesehatan kepada Sub Klaster
masyarakat terdampak melalui kegiatan tanggap darurat krisis Gizi Sub Klaster
kesehatan Kesehatan
Reproduksi
Menjalankan fungsi komando, koordinasi dan kolaborasi dengan
27
ALUR OPERASIONALISASI HEOC
(HEALTH EMERGENCY OPERATION CENTER)
MENYUSUN RENCANA
INFORMASI OPERASI BERDASARKAN
HASIL RHA DAN RENKON
BENCANA (BILA ADA)
DARURAT OPERASIONALISASI MEMOBILISASI
KRISIS HEOC OLEH KLASTER
EMERGENCY MEDICAL
KESEHATAN TEAM (EMT), PUBLIC
KESEHATAN HEALTH RAPID RESPONSE
TEAM (PHRRT) &
LOGISTIK KESEHATAN
YANG DIBUTUHKAN
3. Koordinator Logistik
a. Memfasilitasi tambahan logistik kesehatan yang dibutuhkan oleh Kegawatdaruratan Medis, TGC, PSC 119 dll
b. Melakukan perencanaan kebutuhan, penyediaan, penyimpanan, distribusi, pencatatan dan pelaporan logistik
kesehatan saat darurat krisis kesehatan; dan
4. Koordinator Data, Informasi dan Surveilans 5. Koordinator Keuangan dan Pendanaan
1) Mencatat EMT dan relawan yang membantu respon
penanganan darurat krisis kesehatan serta membuat
database; 1) Mengelola kebutuhan pendanaan semua operasional HEOC;
2) Melakukan pemantauan terus menerus kondisi krisis
2) Mengelola bantuan donasi;
kesehatan serta memberikan informasi terkini situasi dan
penanganan krisis kesehatan kepada EMT dan relawan; 3) Membuat catatan keuangan dan melaporkan kepada ketua
3) Melakukan pengelolaan data dan informasi yang meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisa, pembuatan laporan dan HEOC.
penyebarluasan data dan informasi penanganan darurat
krisis kesehatan;
4) Melakukan kegiatan komunikasi risiko dan pemberdayaan
masyarakat yang meliputi upaya komunikasi public &
penanganan rumor/hoaks;
5) Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan di lokasi
bencana;
6) Melaksanakan respon pencegahan dan penanggulangan
masalah kesehatan termasuk kejadian luar biasa di lokasi
bencana;
30
TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN
MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN
31
• Pengalaman sejumlah bencana:
• Alam tidak ada masalah dalam kuantitas SDM yang dimobilisasi,
LATAR BELAKANG karena ketika satu wilayah terkena bencana, akan datang bantuan dari
DIPERLUKANNYA wilayah lainnya. Namun, tantangannya dalam respons cepat &
tepat, serta pengelolaan yang efektif di lapangan.
TENAGA CADANGAN
KESEHATAN • Pandemi kesulitan dalam memobilisasi tenaga cadangan kesehatan,
karena seluruh wilayah terdampak
Akar Masalah
N
Tidak Individu sesuai Institusi sesuai Tidak
I Siap Siap
34
3 Penetapan tim yang berangkat oleh
Koordinator klaster kesehatan
REGISTRASI TENAGA CADANGAN KESEHATAN Kriteria Registrasi :
a. Warga negara Indonesia (WNI)
https://tenagacadangankesehatan.kemkes.go.id/ b. Laki-Laki dan Perempuan
c. Berusia 18 – 65 tahun
INDIVIDU d. Memiliki BPJS Kesehatan atau
Ketenagakerjaan yang masih aktif atau
asuransi kesehatan lainnya.
CREDENTIALING e. Pernyataan bersedia ditugaskan sebagai
SUKARELA INTITUSI/
REGISTRASI ELEKTRONIK DAN
LEMBAGA
MANUAL relawan
TIM f. Pernyataan telah mendapat izin dari
LSM
institusi tempat bekerja
CALON g. Khusus pendaftar mandatory, ada
TENAGA DATABASE pernyataan penugasan oleh institusi
CADANGAN TENAGA
LSM CADANGAN
pemerintah atau institusi
swasta/organisasi
MoU (non
ORMAS kemasyarakatan/organisasi profesi yang
government) sudah memiliki MoU dengan
pemerintah.
DUNIA
USAHA h. Pernyataan telah mendapat izin dari
CREDENTIALING
OLEH
pasangan (bila sudah menikah) atau
MANDATORY ORGANISASI REGISTRASI
PROFESI INSTITUSI orang tua (bila belum menikah)
MASING-MASING i. Sehat mental (online assessment saat
registrasi)
RS
PENUGASAN
(government) INSTITUSI Pendaftaran melalui Aplikasi Tenaga Tambahan persyaratan khusus Nakes :
PENDIDIKAN
Cadangan Kesehatan melalui 3 klaster :
• Usia minimal 20-65 Tahun
1. Individu
TNI / POLRI 2. Tim • Memiliki STR atau sertifikat kompetensi
3. EMT (Emergency Medical Team) yang masih aktif sesuai kompetensi
35
REGISTRASI TENAGA CADANGAN KESEHATAN
https://tenagacadangankesehatan.kemkes.go.id/
36
REGISTRASI TENAGA CADANGAN KESEHATAN
https://tenagacadangankesehatan.kemkes.go.id/
37
TINGKATAN LEVEL TENAGA CADANGAN (Individu)
LEVEL DESKRIPSI LEVEL PELATIHAN/KOMPETENSI YANG DIBUTUHKAN
Telah melakukan registrasi dan lulus kredensialing • Briefing Manajemen Bencana
0 • Basic Life Support (BLS)
Belum pernah mengikuti pelatihan dan tidak memiliki pengalaman
(Pre Elementary)
kebencanaan
Siap Siap
Catatan :
Koordinator Klaster Kesehatan
Member Official
Tenaga Cadangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan
40
No Materi
Sub Total
1 Building Learning Commitment (BLC)
2 Anti Korupsi
3 Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Sub Total
JUMLAH
TERIMA KASIH
PUSAT KRISIS KESEHATAN