Anda di halaman 1dari 42

Regulasi, Strategi dan Organisasi

Penanggulangan
PERAN Krisis Kesehatan diDALAM
ORGANISASI KEMASYARAKATAN
IndonesiaSISTEM KESEHATAN
MEWUJUDKAN RESILIENSI
DAN TRANSFORMASI KESEHATAN DI ERA
PANDEMI COVID-19

Pusat Krisis Kesehatan


Kementerian Kesehatan

1
TRANSFORMASI SISTEM
KESEHATAN
MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN
TENAGA CADANGAN KESEHATAN

2
Transformasi Sistem Kesehatan 2021-2024
Butuh peran aktif, komitmen dan sinergi seluruh kelompok kerja untuk mencapai transformasi kesehatan
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem


Outcome
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
RPJMN
berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan
bidang
kesehatan reproduksi makanan
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat


6 penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
kategori kapabilitas layanan farmasi & alat tanggap darurat
utama 7 kampanye Penambahan Skrining 14 penyakit
utama: imunisasi, imunisasi rutin penyebab layanan primer sekunder & tersier kesehatan Jejaring nasional
gizi seimbang, olah menjadi 14 kematian tertinggi di Pembangunan Pembangunan RS di Produksi dalam surveilans berbasis
raga, anti rokok, antigen dan tiap sasaran usia, Puskesmas di 171 Kawasan Timur, negeri 14 vaksin lab, tenaga
sanitasi & perluasan skrining stunting, & kec., penyediaan jejaring rutin, top 10 obat, cadangan
kebersihan cakupan di peningkatan ANC 40 obat esensial, pengampuan 6 top 10 alkes by tanggap darurat,
lingkungan, skrining seluruh Indonesia. untuk kesehatan ibu pemenuhan SDM layanan unggulan, volume & by value. table top exercise
penyakit, & bayi. kesehatan primer kemitraan dengan kesiapsiagaan krisis.
kepatuhan world’s top
pengobatan healthcare centers.
Transformasi sistem Transformasi SDM
4 pembiayaan kesehatan 5 6 Transformasi teknologi
Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
Penambahan kuota mahasiswa,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
beasiswa dalam & luar negeri,
dan berkelanjutan; alokasi yang
kemudahan penyetaraan nakes lulusan
adil; dan pemanfaatan yang
luar negeri.
efektif dan efisien.

3
Latar Belakang Perlunya Transformasi Sistem Kesehatan
Belajar dari pengalaman penanganan COVID-19 di Indonesia

Lesson Learned
• Sistem Kesehatan Nasional (SKN) kita masih lemah (testing,
tracing, dan tracking)
• Kemampuan penanganan lonjakan kasus pada pelayanan
kesehatan di masa pandemi
• Sulitnya mobilisasi sumber daya kesehatan seperti fasilitas
kesehatan, kefarmasian dan alat kesehatan, tenaga kesehatan,
laboratorium, dan pembiayaan kesehatan.

Yang Harus dilakukan


• Penguatan sistem Kesehatan di Indonesia
• Transformasi sistem Kesehatan dengan keterlibatan semua elemen
masyarakat (kolaborasi pentahelix antara pemerintah, komunitas,
akademisi, pengusaha dan media).
• Pemerintah harus berkolaborasi dengan sektor swasta,
pakar/akademisi, tokoh publik, komunitas atau masyarakat sipil,
dan media massa.
• Perlu adanya penguatan, penyempurnaan, dan adaptasi kebijakan
di berbagai sektor
4
Permenkes No. 13/2022 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024

Transformasi sistem ketahanan kesehatan yang tangguh terintegrasi dengan upaya pengurangan
risiko bencana, mencakup 3 (tiga) hal:

Penguatan produksi alat kesehatan, bahan baku, obat tradisional dan vaksin dalam negeri.

Peningkatan kemampuan deteksi dan respons krisis kesehatan melalui penyediaan surveilans yang adekuat.

Penciptaan sistem ketahanan kesehatan yang tangguh melalui penguatan sistem penanganan bencana dan kesiapan
kedaruratan kesehatan:
o terbentuknya tim manajemen krisis kesehatan (klaster kesehatan) di setiap prov/kab/kota;
o terbentuknya tenaga cadangan kesehatan yang teregistrasi dan terlatih sesuai standar.

5
TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN

MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN


TENAGA CADANGAN KESEHATAN

6
UU 24 Tahun 2007 Permenkes 75 Tahun 2019
Penanggulangan Bencana Penanggulangan Krisis Kesehatan

Pengertian Bencana: Pengertian Krisis Kesehatan:

Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengakibatkan
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan timbulnya korban jiwa, korban luka/sakit,
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam pengungsian,dan/atau adanya potensi bahaya yang
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga berdampak pada kesehatan masyarakat yang membutuhkan
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan respon cepat di luar kebiasaan normal dan kapsitas
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis kesehatan tidak memadai
Gempa bumi, tsunami,
letusan gunung api, Gagal teknologi, Konflik sosial, terror, bom,
kebakaran, epidemi, dll dll
banjir, kekeringan, angin
kencang, longsor, dll
Pengertian Penanggulangan Bencana: Pengertian Penanggulangan Krisis Kesehatan :

Serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan Serangkaian upaya yang meliputi kegiatan prakrisis
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan kesehatan, tanggap darurat krisis kesehatan, dan pasca krisis
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. kesehatan

7
DATA FREKUENSI KRISIS KESEHATAN 5 TAHUN
TAHUN 2017 - 2021
Penetapan Krisis Kesehatan berdasarkan
Data Frekuensi Krisis Kesehatan 5 Tahun PMK NO. 75 Tahun 2019 tentang
450 422
Penanggulangan Krisis Kesehatan
400
367
350 a. Penetapan status tanggap darurat dari
300
Pemerintah atau Pemerintah daerah
248 (otomatis status krisis Kesehatan); dan/atau
250
b. Hasil RHA yang menunjukkan adanya
195
200 191 kondisi ancaman kesehatan masyarakat,
150 142 serta diaktifkannya klaster kesehatan.
120
Penetapan dilakukan oleh:
93
100 81 • Menteri Kesehatan untuk tingkat
54
50 nasional
11
2 7 3 2 • Kadinkes Provinsi untuk tingkat
0
2017 2018 2019 2020 2021 provinsi
Alam Non Alam Sosial
• Kadinkes Kab/Kota untuk tingkat
Sumber: Pusat Krisis Kesehatan
Kabupaten/Kota

+ 98-99% merupakan krisis kesehatan level kabupaten/kota.


Durasi masa darurat rata-rata 14 hari.

8
BEBAN LAYANAN KESEHATAN SAAT KONDISI DARURAT
MELEBIHI KAPASITAS KESEHATAN YANG TERSEDIA

PERLU RESPON CEPAT DI LUAR MENGURANGI


KEBIASAAN SEHARI-HARI ANGKA
KEMATIAN
DAN MENCEGAH
KAPASITAS KESEHATAN KECACATAN
TIDAK MEMADAI

KRISIS DAMPAK
MEDICAL RESPONS PUBLIC HEALTH
KESEHATAN
KESEHATAN RESPON
BENCANA STATUS DARURAT KRISIS KESEHATAN
ALAM • SELAMATKAN JIWA • MENCEGAH
• CEGAH KECACATAN KLB/WABAH
• PASTIKAN SEMUA • MEMASTIKAN
BENCANA BENCANA KEBUTUHAN PROGRAM KESEHATAN
SOSIAL NON ALAM LAYANAN BERJALAN DENGAN
KESEHATAN TELAH TERPENUHINYA
TERPENUHI STANDAR MINIMAL
PELAYANAN
KESEHATAN

9
PARADIGMA MANAJEMEN BENCANA
SENDAI FRAMEWORK FOR DISASTER RISK REDUCTION 2015-2030
DARI TANGGAP DARURAT KE PENGURANGAN RISIKO

R≈Hx V
C
PENGURANGAN
RESIKO BENCANA
GAP
(Risk Reduction) ANG RAT
T RU
DA
Rapid Health Assessment
(RHA)
MANAJEMEN
RESIKO

RE
RE HAB
KO I
NS LITA
TR S
UK I
SI 10
Prinsip Pengelolaan Risiko Krisis Kesehatan

VULNERABILITY (Kerentanan)
• Populasi rentan (Balita, Lansia, Bumil, Busui, Disabilitas, memiliki

V
penyakit penyerta/komorbid)
KELOLA • Tingkat kesehatan masyarakat
• Persentase masyarakat yang menerapkan PHBS

R≈Hx KURANGI

C
CAPACITY (Kapasitas)
RISIKO HAZARD • Kajian risiko bencana/pemetaan wilayah rawan
• Perencanaan penanggulangan krisis kesehatan
(Frekuensi & Intensitas)
• Sistem komando dan koordinasi
• Sistem Peringatan Dini
• SDM kesehatan, termasuk tenaga cadangan kesehatan
• Penguatan pelayanan kesehatan untuk situasi krisis kesehatan
• Sarana dan prasarana
• Mekanisme Koordinasi, Kolaborasi, Integrasi
• Pemberdayaan masyarakat
• Pembiayaan kesehatan

TINGKATKAN
11
UPAYA PRA BENCANA
(Pencegahan dan Mitigasi)

RISK

I
N
K
L
U 1. MEMAHAMI RISIKO
S → 2. PENGUATAN PENGELOLAAN 3. PERENCANAAN &PENGANGGARAN
KAJIAN RISIKO RISIKO → Kebijakan, Kelembagaan, UNTUK PENGURANGAN RISIKO →
I Mekanisme Pelatihan, pengembangan sistem informasi,
F fasyankes aman bencana, pemberdayaan
masyarakat, surveilans, komunikasi risiko,
profilaksis & vaksinasi

12
UPAYA PRA BENCANA
(Kesiapsiagaan)

I
N
K MENYUSUN RENCANA MENGEMBANGKAN SISTEM
KONTINGENSI & PERINGATAN DINI
L SIMULASI/GELADI
U
S
I
F
MEMBENTUK TIM REAKSI MENYIAPKAN LOGISTIK
CEPAT (EMT, PHRRT, TIM KESEHATAN YANG
RHA) MEMADAI

13
TANGGAP DARURAT

Rapid Health Assessment (RHA) / Penilaian Cepat Kesehatan 


Permasalahan Kesehatan dan Identifikasi Kebutuhan Dasar.

Aktivasi Klaster Kesehatan / Operasionalisasi Health Emergency Operational


Center (HEOC).

Memobilisasi Emergency Medical Team (EMT), Public Health Rapid


Response Team (PHRRT) dan Logistik Kesehatan yang dibutuhkan.

Memastikan pelayanan kesehatan dilakukan memenuhi standar minimal dan


memperhatikan kebutuhan kelompok rentan termasuk penyandang
disabilitas.

14
UPAYA
PASCA
BENCANA

15
TUJUAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
(PMK 75/2019)

Mengembalikan kondisi
sistem kesehatan pada
UPAYA PASCA kondisi pra bencana
• Menanggulangi kerentanan yang
BENCANA berkontribusi memperpanjang dampak.

Kemudian • Memperkuat ketahanan sistem kesehatan


dan masyarakat untuk dapat membangun
kembali dengan lebih baik dan lebih aman
(build back better , safer & Sustainable)

Didapat melalui kegiatan EVALUASI


termasuk AFTER ACTION REVIEW 16
KEGIATAN PASCA BENCANA

Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana Bidang Kesehatan

Penyusunan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi


Pasca Bencana Bidang Kesehatan

Pelaksanaan Kegiatan

Pemantauan, Evaluasi, Pembelajaran dan Pelaporan

Bisa beberapa bulan hingga beberapa tahun, tergantung besar kecilnya kerusakan dan kerugian
serta kapasitas sumber daya kesehatan yang melaksanakan upaya RR.

17
PENGORGANISASIAN
 Penanggulangan Krisis Kesehatan dilakukan dengan
sistem klaster.
 Sistem klaster diimplementasikan melalui pembentukan
Klaster Kesehatan pada tingkat pusat dan tingkat daerah
yang bertujuan untuk meningkatkan koordinasi,
kolaborasi, dan integrasi dalam Penanggulangan Krisis
Kesehatan.
 Saat darurat krisis Kesehatan Koordinator Klaster
Kesehatan mengaktivasi
Pusat Kendali Operasi Kedaruratan
Kesehatan/Pusdalopkes (Health
Emergency Operation Center/HEOC)
 Klaster Kesehatan dalam aspek penanggulangan
Bencana merupakan bagian integral dari klaster
penanggulangan Bencana.
PENGORGANISASIAN
Penanggulangan Krisis Kesehatan dilakukan dengan sistem klaster

KESEHATAN
PENCARIAN DAN
 Sistem klaster diimplementasikan melalui pembentukan EKONOMI PENYELAMATAN

Klaster Kesehatan pada tingkat pusat dan tingkat daerah.


 Klaster Kesehatan dalam aspek penanggulangan bencana
PEMULIHAN DINI LOGISTIK
merupakan bagian integral dari klaster penanggulangan
Bencana.
PENGUNGSIAN DAN
SARANA DAN PERLINDUNGAN
PRASARANA

PENDIDIKAN

19
ORGANISASI KLASTER KESEHATAN
Permenkes No.75 Tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan

KOORDINATOR KLASTER
KESEHATAN

TIM DATA & TIM LOGISTIK


INFORMASI KESEHATAN

TIM PROMOSI
KESEHATAN

SUB KLASTER
SUB KLASTER PENGENDALI AN SUB KLASTER SUB KLASTER SUB
SUB KLASTER
PELAYANAN PENYAKIT DAN KESEHATAN KESEHATAN KLASTER
PELAYANAN GIZI
KESEHATAN KESEHATAN JIWA REPRODUKSI DVI
LINGKUNGAN

20
SISTEM KLASTER
KOORDINASI

KOLABORASI KAPASITAS

INTEGRASI SISTEM
KOORDINATOR KLASTER KESEHATAN

1 Koordinator Klaster Kesehatan Nasional


• Menteri Kesehatan melalui Kepala Pusat Krisis Kesehatan

2 Koordinator Klaster Kesehatan Provinsi


• Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

3 Koordinator Klaster Kesehatan Kabupaten/Kota


• Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

• Saat darurat krisis Kesehatan Koordinator Klaster Kesehatan mengaktivasi Pusat


Kendali Operasi Kedaruratan Kesehatan/Pusdalopkes (Health Emergency
Operation Center/HEOC)
• Koordinator Klaster Kesehatan juga sebagai koordinator HEOC
Penyelenggaraan penanganan darurat krisis kesehatan
dilaksanakan melalui Pusat Kendali Operasi Kedaruratan
Kesehatan (HEOC) yang dioperasionalisasikan oleh Klaster
Kesehatan sesuai level krisis kesehatan, berdasarkan
penetapan status keadaan darurat krisis kesehatan.
Sistem komando ini merupakan bagian dari penyelenggaraan
sistem komando penanganan darurat bencana.

Health Emergency Operation Center/HEOC merupakan


sistem manajemen kesehatan yang mengintegrasikan berbagai
fasilitas, perangkat, prosedur, sumber daya terlatih dan sistem
teknologi informasi dan komunikasi sebagai pusat kendali,
koordinasi, kolaborasi untuk memantau, mendeteksi,
mencegah dan merespons krisis kesehatan dalam sebuah
organisasi yang terukur.

23
1. Memberikan pelayanan dan pelindungan kesehatan kepada
masyarakat terdampak melalui kegiatan tanggap darurat krisis
kesehatan

TUGAS HEOC

2. Menjalankan fungsi komando, koordinasi dan kolaborasi


dengan semua pemangku kebijakan yang bergerak di bidang
kesehatan saat terjadi krisis kesehatan.

24
Integrasi Sistem Klaster Dengan Incident Command System
Ketua HEOC
(Koordinator
HEOC adalah sistem manajemen kesehatan yang Klaster Kesehatan)

mengintegrasikan berbagai fasilitas, perangkat, Administrasi

prosedur, sumber daya terlatih dan sistem teknologi


informasi dan komunikasi sebagai pusat kendali, Koordinator Koordinator Koordinator
Koordinator Data, Koordinator
Informasi dan Keuangan dan
Rencana Operasi Operasional Logistik
koordinasi, kolaborasi untuk memantau, mendeteksi, Surveilans Pendanaan

mencegah, dan merespons krisis kesehatan dalam Tim Data,


Tim Promosi
Tim Logistik Informasi dan
Kesehatan
sebuah organisasi yang terukur. Surveilans
Sub Klaster
DVI Sub Klaster
Pelayanan
Sub Klaster Kesehatan
Kesehatan
Tugas HEOC Jiwa
Sub Klaster
P2P dan
Kesling

1
Memberikan pelayanan dan pelindungan kesehatan kepada Sub Klaster
masyarakat terdampak melalui kegiatan tanggap darurat krisis Gizi Sub Klaster
kesehatan Kesehatan
Reproduksi
Menjalankan fungsi komando, koordinasi dan kolaborasi dengan

2 semua pemangku kebijakan yang bergerak di bidang kesehatan saat


terjadi krisis kesehatan.
1. HEOC berkedudukan di Pusat, Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
2. Struktur organisasi HEOC Terdiri dari:
a. Ketua HEOC :
1. Menteri Kesehatan (Pusat)
2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi (Provinsi)
STRUKTUR
3. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota (Kab/Kota)
HEOC
b. Koordinator yang bertanggungjawab kepada Ketua HEOC,
antara lain:
1. Koordinator Perencanaan;
2. Koordinator Operasional;
3. Koordinator Logistik;
4. Koordinator Data dan Informasi; dan
5. Koordinator Keuangan dan Pendanaan
26
Ketentuan penetapan pejabat/personel/staf yang ditugaskan sebagai
koordinator dalam Pusat Kendali Kedaruratan Kesehatan (HEOC) adalah
sebagai berikut:
1) Dilakukan pada saat pra (klaster Kesehatan) atau darurat krisis kesehatan;
2) Sehari-hari bertugas sesuai dengan bidang kerja dalam struktur tersebut;
3) Koordinator Klaster Kesehatan selaku Ketua Pusat Kendali Operasi
Kedaruratan Kesehatan (HEOC) dapat menunjuk pejabat/personel/staf lain
berdasarkan pertimbangan yang dibuat sesuai situasi dan kondisi yang
terjadi.

27
ALUR OPERASIONALISASI HEOC
(HEALTH EMERGENCY OPERATION CENTER)

MENYUSUN RENCANA
INFORMASI OPERASI BERDASARKAN
HASIL RHA DAN RENKON
BENCANA (BILA ADA)
DARURAT OPERASIONALISASI MEMOBILISASI
KRISIS HEOC OLEH KLASTER
EMERGENCY MEDICAL
KESEHATAN TEAM (EMT), PUBLIC
KESEHATAN HEALTH RAPID RESPONSE
TEAM (PHRRT) &
LOGISTIK KESEHATAN
YANG DIBUTUHKAN

HASIL RHA MEMASTIKAN PELAYANAN


KESEHATAN DILAKUKAN
TIDAK DARURAT MEMENUHI STANDARD
MINIMAL DAN
KRISIS KESEHATAN MEMPERHATIKAN
KEBUTUHAN KELOMPOK
RENTAN
Tugas dari masing-masing koordinator adalah sebagai berikut:

1. Koordinator Perencanaan 2. Koordinator Operasional


a. Menyusun rencana operasi penanganan tanggap darurat a. Mengoordinasikan upaya pelayanan kesehatan saat
krisis kesehatan; darurat krisis kesehatan;
b. Melakukan pemutakhiran rencana operasi dan peta b. Mengoordinasikan dan memobilisasi Tim
respon sesuai situasi dan kondisi penanganan darurat Kegawatdaruratan Medis , TGC, PSC 119 dll
krisis kesehatan; c. Menugaskan dan melakukan pemantauan
c. Memberikan rekomendasi penanganan krisis kesehatan; pelaksanaan pelayanan kesehatan
d. Melakukan evaluasi penanganan darurat krisis d. Memastikan sistem rujukan saat krisis kesehatan
kesehatan; dapat berjalan dengan baik sejak dari pra fasyankes
e. Melakukan penilaian evaluasi kapasitas dan beban sampai dengan inter fasyankes
fasyankes

3. Koordinator Logistik
a. Memfasilitasi tambahan logistik kesehatan yang dibutuhkan oleh Kegawatdaruratan Medis, TGC, PSC 119 dll
b. Melakukan perencanaan kebutuhan, penyediaan, penyimpanan, distribusi, pencatatan dan pelaporan logistik
kesehatan saat darurat krisis kesehatan; dan
4. Koordinator Data, Informasi dan Surveilans 5. Koordinator Keuangan dan Pendanaan
1) Mencatat EMT dan relawan yang membantu respon
penanganan darurat krisis kesehatan serta membuat
database; 1) Mengelola kebutuhan pendanaan semua operasional HEOC;
2) Melakukan pemantauan terus menerus kondisi krisis
2) Mengelola bantuan donasi;
kesehatan serta memberikan informasi terkini situasi dan
penanganan krisis kesehatan kepada EMT dan relawan; 3) Membuat catatan keuangan dan melaporkan kepada ketua
3) Melakukan pengelolaan data dan informasi yang meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisa, pembuatan laporan dan HEOC.
penyebarluasan data dan informasi penanganan darurat
krisis kesehatan;
4) Melakukan kegiatan komunikasi risiko dan pemberdayaan
masyarakat yang meliputi upaya komunikasi public &
penanganan rumor/hoaks;
5) Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan di lokasi
bencana;
6) Melaksanakan respon pencegahan dan penanggulangan
masalah kesehatan termasuk kejadian luar biasa di lokasi
bencana;

30
TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN
MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN

TENAGA CADANGAN KESEHATAN

31
• Pengalaman sejumlah bencana:
• Alam  tidak ada masalah dalam kuantitas SDM yang dimobilisasi,
LATAR BELAKANG karena ketika satu wilayah terkena bencana, akan datang bantuan dari
DIPERLUKANNYA wilayah lainnya. Namun, tantangannya dalam respons cepat &
tepat, serta pengelolaan yang efektif di lapangan.
TENAGA CADANGAN
KESEHATAN • Pandemi  kesulitan dalam memobilisasi tenaga cadangan kesehatan,
karena seluruh wilayah terdampak

Akar Masalah

Tidak adanya database

Standar penghitungan kebutuhan belum lengkap

Belum adanya standar kompetensi


Diperlukan sistem manajemen untuk menghasilkan tenaga
cadangan kesehatan yang kompeten, dapat teridentifikasi &
Baru sebagian kecil kabupaten/kota yang memiliki
dihubungi dengan cepat dan mudah ketika dibutuhkan, siap rencana kontingensi.
untuk dimobilisasi kapan pun dibutuhkan, serta dapat dilakukan
monitoring dan evaluasi yang terukur
World Class Concept – Health Reserve Workforce
Hasil diskusi dengan Prof Aryono, Prof Idrus, dan tim Buku Pedoman Nasional
✓ Juknis TCK
Penanggulangan Krisis
✓ Juknis Klaster Kesehatan (HEOC)
Kesehatan
✓ Juknis EMT
(Dalam Bentuk KMK)
✓ Juknis Mass Gathering
✓ Juknis Bantuan Hidup Dasar

KESIAPSIAGAAN input ✓ Juknis Logistik Kesehatan


✓ Juknis PDNA
✓ Panduan Masyarakat Bila Terjadi
PRA BENCANA Bencana
TENAGA
1. Program Gerakan serentak tentang sosialisasi
CADANGAN PASCA BENCANA
pengurangan risiko krisis Kesehatan melalui hari-
hari besar (sasaran karang taruna, anak sekolah, 1. Supporting pengendalian penyakit di tempat
buruh, babinsa, polantas, dll) pengungsian
2. Gerakan Basic Life Support (car free day serentak, 2. Membantu mempertahankan status gizi dan
fasilitas umum: airport, mall, terminal, dll) psikososial masyarakat
3. Menjadikan PPK Regional sebagai training center 3. Membantu dalam PDNA dan AAR bersama
(semua organisasi profesi, LSM Kesehatan) pengendali HEOC
4. Menyiapkan EMT di semua RS Vertikal sebagai TANGGAP DARURAT
TCK
5. Menunjuk dan menjadikan salah satu RS Rujukan 1. Mobilisasi TCK sesuai kebutuhan dan jenis tenaga di lapangan pada saat bencana
untuk penanggulangan krisis Kesehatan 2. Supporting pelaksanaan RHA oleh TCK di klaster kesehatan
6. Hub and Spoke system terintegrasi dengan PSC 3. Ketersediaan Logistik Kesehatan di PPK Regional
119, AGD 118 4. Klaster Kesehatan sebagai komando lapangan
7. Melakukan simulasi minimal 3 kali dalam setahun 5. Strengthening Emergency Medical Services including triage (on location and health
8. Peningkatan kapasitas teknis medis (Pelatihan facility)
dokter spesialis bedah dalam acute care surgery, 6. Mobilisasi TCK berdasarkan prinsip kecepatan dan ketepatan
Basic Trauma Cardiac Life Support) 7. TCK dapat dimobilisasi jika ada permintaan dari pemerintah dalam rangka
9. MoU dengan TNI dan PKS dengan Pusdokkes pengiriman nakes di negara lain akibat bencana
Polri
GRAND DESIGN TENAGA CADANGAN
REGISTRA TENAGA CADANGAN PEMBINAA
SI TEREGISTER N
Pengembangan kurikulum Integrasi kurikulum
CREDENTIALING Manajemen Bencana terpadu pelatihan (Ditjen Nakes,
SUKAREL REGISTRASI ELEKTRONIK SKILLED pendidikan tinggi kesehatan Puskriskes, dan BNPB)
A DAN MANUAL
Mahir
CALON DATABASE
TENAGA TENAGA Menengah Skema pelatihan dengan Peran serta organisasi
berbagai platform (online, e- profesi dan organisasi
CADANGAN CADANGAN
learning, hybrid, tatap muka, masyarakat
Dasar simulasi, dll)
CREDENTIALING
OLEH Level 0
MANDATOR REGISTRA
INSTITUSI (Pre Elementery)
Y SI Pengembangan sistem reward Monitoring dan evaluasi
MASING-MASING
program pembekalan
1 Seminar & workshop
tenaga cadangan
kesehatan secara berkala
2
Dilakukan pada semua
PENGAWASAN tahapan
MOBILISASI Monitoring dan Evaluasi dilakukan
oleh Dinkes Provinsi dan
Kementerian Kesehatan

REGISTRASI Koordinasi upaya pemenuhan


Dilakukan saat HASIL RHA: tenaga cadangan oleh koordinator
Pra Kiris Kesehatan BUTUH TENAGA klaster kesehatan
PEMBINAA CADANGAN

N
Tidak Individu sesuai Institusi sesuai Tidak

MOBILISAS Dilakukan saat


Darurat Kiris Kesehatan
siap kebutuhan kebutuhan siap

I Siap Siap

34
3 Penetapan tim yang berangkat oleh
Koordinator klaster kesehatan
REGISTRASI TENAGA CADANGAN KESEHATAN Kriteria Registrasi :
a. Warga negara Indonesia (WNI)
https://tenagacadangankesehatan.kemkes.go.id/ b. Laki-Laki dan Perempuan
c. Berusia 18 – 65 tahun
INDIVIDU d. Memiliki BPJS Kesehatan atau
Ketenagakerjaan yang masih aktif atau
asuransi kesehatan lainnya.
CREDENTIALING e. Pernyataan bersedia ditugaskan sebagai
SUKARELA INTITUSI/
REGISTRASI ELEKTRONIK DAN
LEMBAGA
MANUAL relawan
TIM f. Pernyataan telah mendapat izin dari
LSM
institusi tempat bekerja
CALON g. Khusus pendaftar mandatory, ada
TENAGA DATABASE pernyataan penugasan oleh institusi
CADANGAN TENAGA
LSM CADANGAN
pemerintah atau institusi
swasta/organisasi
MoU (non
ORMAS kemasyarakatan/organisasi profesi yang
government) sudah memiliki MoU dengan
pemerintah.
DUNIA
USAHA h. Pernyataan telah mendapat izin dari
CREDENTIALING
OLEH
pasangan (bila sudah menikah) atau
MANDATORY ORGANISASI REGISTRASI
PROFESI INSTITUSI orang tua (bila belum menikah)
MASING-MASING i. Sehat mental (online assessment saat
registrasi)
RS
PENUGASAN
(government) INSTITUSI Pendaftaran melalui Aplikasi Tenaga Tambahan persyaratan khusus Nakes :
PENDIDIKAN
Cadangan Kesehatan melalui 3 klaster :
• Usia minimal 20-65 Tahun
1. Individu
TNI / POLRI 2. Tim • Memiliki STR atau sertifikat kompetensi
3. EMT (Emergency Medical Team) yang masih aktif sesuai kompetensi

35
REGISTRASI TENAGA CADANGAN KESEHATAN
https://tenagacadangankesehatan.kemkes.go.id/

36
REGISTRASI TENAGA CADANGAN KESEHATAN
https://tenagacadangankesehatan.kemkes.go.id/

37
TINGKATAN LEVEL TENAGA CADANGAN (Individu)
LEVEL DESKRIPSI LEVEL PELATIHAN/KOMPETENSI YANG DIBUTUHKAN
Telah melakukan registrasi dan lulus kredensialing • Briefing Manajemen Bencana
0   • Basic Life Support (BLS)
Belum pernah mengikuti pelatihan dan tidak memiliki pengalaman
(Pre Elementary)
kebencanaan

Telah mengikuti pelatihan/kompetensi level 0 dan/atau telah memiliki Pelatihan Inti


1 pengalaman bencana
1) Kebijakan manajemen krisis kesehatan di Indonesia
Dasar 2) Konsep dasar manajemen bencana dan krisis kesehatan
3) Rapid Health assessment (RHA)
4) Pelaksanaan registrasi, laporan harian dan laporan akhir tugas ke klaster kesehatan.
 Telah mengikuti pelatihan level dasar Pelatihan Inti
 Memiliki pengalaman ikut pelatihan/simulasi terkait
1) Jenis-jenis perencanaan bencana
kebencanaan, atau
2) Penerapan keamanan dan keselamatan selama melakukan operasi tugas di daerah bencana
 Pernah berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan non
3) Kepemimpinan dalam bencana dan krisis kesehatan (incident command system)
2 emergency (prabencana)
4) Operasionalisasi HEOC/ klaster kesehatan
Menengah
Pelatihan Penunjang (Pilihan):
5) Tracing (pelacak kontak erat)
6) Radio komunikasi
7) Penggerak masyarakat untuk kesehatan
8) Manajemen data dan informasi bencana
 Memenuhi standar level menengah Menyelesaikan semua kompetensi penunjang
3  Memiliki pengalaman dalam kedaruratan/bencana
Mahir  Mempunyai kemampuan kepemimpinan pada situasi bencana
(dilihat dari pengalaman dia menjadi koordinator tim, atau dari
sertifikat pelatihan kepemimpinan)

Benchmarking menggunakan level Medical Reserve Corps. 38


Mekanisme Mobilisasi Tenaga Cadangan 1. Data hasil RHA dimasukkan ke dalam
sistem database.
Monitoring dan Evaluasi 2. Sistem akan memetakan tenaga
dilakukan oleh Dinkes cadangan yang dibutuhkan berdasarkan:
Provinsi dan Kementerian • Lokasi terdekat & akses tercepat
Kesehatan • Tenaga cadangan sehat.
• Level dan kecocokan kompetensi
• Respons kesiapan tenaga cadangan
HASIL RHA: Koordinasi upaya pemenuhan 3. Pada kondisi bencana tertentu, meskipun
BUTUH TENAGA tenaga cadangan oleh belum ada hasil RHA, sistem bisa
CADANGAN koordinator klaster kesehatan memberikan early warning untuk
kesiapan mobilisasi berdasarkan
informasi awal yang didapatkan.
4. Koordinator untuk mobilisasi sesuai level
bencana/krisis kesehatan
5. Pada kondisi darurat krisis kesehatan di
mana terjadi kekurangan jumlah tenaga
Individu sesuai Institusi sesuai kesehatan, diberlakukan aturan khusus
Tidak siap kebutuhan Tidak siap
kebutuhan administrasi bagi Tenaga Cadangan
Kesehatan yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.

Siap Siap

Catatan :
Koordinator Klaster Kesehatan

Nasional : Menteri Kesehatan Penetapan tim yang berangkat oleh


Provinsi : Kadinkes Provinsi 39
Koordinator klaster kesehatan
Kab/Kota : Kadinkes Kab/Kota
Reward Tenaga Cadangan Kesehatan

Member Official
Tenaga Cadangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan

Piagam Penghargaan Menteri Kesehatan Penganugrahan Penghargaan


*Bagi tenaga kesehatan dengan nilai SKP sesuai ketentuan Bagi Tenaga Cadangan
Organisasi Profesi
Teladan

Rekomendasi Beasiswa Tugas Belajar Bagi Pengembangan Kompetensi (Pelatihan,


Tenaga Cadangan Teladan Workshop, Seminar, Pendidikan dan
*Bagi tenaga kesehatan Sertifikasi)

Pengelolaan Data Kapabilitas dan Mobilitas Tenaga Cadangan


Kesehatan melalui Sistem Informasi bagi
Instansi/Organisasi/Lembaga yang Teregistrasi

40
No Materi

MATA PELATIHAN DASAR


Kebijakan Nasional dalam Pengelolaan Krisis Kesehatan
1
 Sub Total
MATA PELATIHAN INTI
Manajemen Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan
1
Surveilans Bencana dan Investigasi Wabah/Kejadian Luar Biasa (KLB) Pada Kejadian Bencana STRUKTUR
2
KURIKULUM
3
Manajemen Risiko Krisis Kesehatan Akibat Bencana PELATIHAN INTI
4
Standar Pelayanan Minimal Tanggap Darurat Krisis Kesehatan PELATIHAN
Manajemen Tanggap Darurat Krisis Kesehatan MANAJEMEN
5
PENANGGULANGAN
Manajemen Logistik Kesehatan Pada Penanggulangan Krisis Kesehatan
6 KRISIS KESEHATAN
7 Manajemen Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Krisis Kesehatan
Keselamatan Dan Keamanan Tenaga Kesehatan Pada Saat Situasi Tidak Aman atau Konflik
8

 Sub Total
1 Building Learning Commitment (BLC)
2 Anti Korupsi
3 Rencana Tindak Lanjut (RTL)
 Sub Total
 JUMLAH
TERIMA KASIH
PUSAT KRISIS KESEHATAN

0811 163 119 pusatkrisis.kemkes.go.id pusatkrisis@kemkes.go.id / ppkdepkes@yahoo.com

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Infoppkk pkk_kemkes

Anda mungkin juga menyukai