Anda di halaman 1dari 41

KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU

TENAGA KESEHATAN

Dinas Kesehatan DIY


4 Juli 2019
1. PENDAHULUAN

2
UU No 36/2014 ttg
TENAGA KESEHATAN
Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam:
Pasal 8 a. tenaga medis;
Tenaga di bidang b. tenaga psikologi klinis;
c. tenaga keperawatan;
kesehatan terdiri atas: d. tenaga kebidanan;
a. Tenaga Kesehatan e. tenaga kefarmasian;
(min D3) f. tenaga kesehatan masyarakat;
g. tenaga kesehatan lingkungan;
b. Asisten Tenaga h. tenaga gizi;
Kesehatan min i. tenaga keterapian fisik (fisioterapis, okupasi terapis,

pendidikan menengah
terapis wicara, dan akupunktur)
j. tenaga keteknisian medis;
bidang kesehatan, k. tenaga teknik biomedika;
bekerja di bawah l. tenaga kesehatan tradisional (nakestrad
supervisi nakes ramuan dan nakestrad keterampilan)
m. tenaga kesehatan lain.
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV
2005 -2009 2010-2014 2015 -2019 2020 -2025

Bangkes Akses Akses Kes masyarakat


diarahkan untuk masyarakat thp masyarakat thp yankes
meningkatkan yankes yang terhadap yankes yang
akses dan mutu berkualitas telah yang berkualitas berkualitas
yankes lebih telah mulai telah
berkembang dan mantap menjangkau
meningkat dan merata di
seluruh wilayah
Indonesia
KURATIF-
REHABILITATIF VISI:
MASYARAKAT
SEHAT
YANG MANDIRI
PROMOTIF - PREVENTIF DAN
BERKEADILAN

Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke


arah promotif, preventif sesuai kondisi dan kebutuhan
TANTANGAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN

• ↙ angka kemiskinan
Pencapaian
• ↙ angka kesakitan
SDGs
• ↙ angka kematian Derajat
kesehatan
rakyat yg
setinggi-
• ↗ akses pelayanan tingginya
Implementasi
• Pelayanan yg terstruktur
JKN • Pelayanan yg efisien & efektif
Jumlah dan Jenis
SDM Kesehatan PENGADAAN  PENDIDIKAN
Belum Sesuai SDM KES SDMK
Kebutuhan

Mutu SDM PENINGKATAN


PEMBINAAN MUTU SDMK
ISU STRATEGIS Kesehatan Belum DAN
Memadai PENGAWASAN PELATIHAN
SDMK

Distribusi SDM  PERENCANAAN &


PENDAYAGUNAAN
Kesehatan Belum SDM KES PENDAYAGUNAAN
SDM KES
Merata
RPJMN 2015-2019

SASARAN :

Meningkatnya Ketersediaan dan Mutu Sumber


Daya Manusia Kesehatan Sesuai dengan Standar
Pelayanan Kesehatan
RENSTRA KEMKES 2015-2019

INDIKATOR KINERJA PROGRAM

TARGET
NO INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019
1 Jumlah puskesmas yang
minimal memiliki 5 jenis 1.200 2.000 3.000 4.200 5.600
tenaga kesehatan
2 Persentase RS Kab/Kota
kelas C yang memiliki 4
dokter spesialis dasar dan 3 30 35 40 50 60
dokter spesialis penunjang.

3 Jumlah SDM Kesehatan


yang ditingkatkan 10.200 21.510 33.060 44.850 56.910
kompetensinya (kumulatif)
BAGAIMANA DENGAN
DIY
Misi Gubernur DIY 2017 - 2022
1. Meningkatkan Kualitas Hidup, Kehidupan dan
Penghidupan Masyarakat yang Berkeadilan dan
Berkeadaban
a. Meningkatnya Derajat Kualitas SDM
b. Meningkatnya derajat ekonomi masyarakat.
c. Terpelihara dan Berkembangnya Kebudayaan
d. Meningkatnya aktivitas perekonomian yang berkelanjutan
e. Menurunnya kesenjangan ekonomi antar wilayah
1. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Demokratis
a. Meningkatnya kapasitas tata kelola pemerintahan
b. Meningkatnya Kapasitas Pengelolaan Keistimewaan
c. Meningkatnya Pengelolaan dan pemanfaatan tanah
Kasultanan, Kadipaten dan tanah desa
RENSTRA DINKES 2017 – 2022
TERKAIT PENGEMBANGAN SDM DAN FASKES
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
TARGET
NO INDIKATOR
2017 2018 2019 2020 2021 2022
1 FKTP (puskesmas, klinik
pratama), FKTL (RS) dan
fasyankes lain (labkesda) 75/243 141/243 192/243 234/243 245/243 245/243
yang memenuhi standar
pelayanan
2 FKTP dan FKTL serta
pelayanan kesehatan lain
120 172 204 236 237 237
yang menerapkan
standar mutu.
3 Persentase Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
(fasyankes) memenuhi 70.92 82.65 83.67 84.69 85.71 85.71
standar perijinan SDM
tenaga dan sarana
2. PEMBINAAN MUTU TENAGA KESEHATAN

12
DASAR HUKUM BINWAS MUTU NAKES
1. UU No. 36 / 2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 44 / 2009 tentang Rumah Sakit
3. UU No. 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi
4. UU No. 23/2014 tentang Pemerintah Daerah
5. UU No. 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan
6. Perpres No. 72/2012 tentang SKN
7. PMK No. 46 / 2013 tentang Registrasi Nakes
UNDANG-UNDANG NO.36 TAHUN 2014
TTG TENAGA KESEHATAN

pasal 48:

1. Untuk terselenggaranya praktik tenaga kesehatan yg


bermutu, perlu dilakukan pembinaan praktik thd tenaga
kesehatan

2. Pembinaan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan


oleh Menteri Bersama-sama dengan Pemerintah Daerah,
Konsil masing-masing tenaga kesehatan, dan Organisasi
Profesi sesuai dengan kewenangannya.
UU NO.36 TAHUN 2014 TTG NAKES

Pasal 4 :
Pemerintah,Pemerintah Daerah bertanggung jawab thd
Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan peningkatan
mutu tenaga kesehatan

Pasal 5 :
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya, pemerintah
berwenang untuk :
Membina, mengawasi dan meningkatkan mutu Nakes
melalui pelaksanaan kegiatan sertifikasi kompetensi dan
pelaksanaan registrasi tenaga kesehatan
KERANGKA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
(UU No. 36/2014 ttg Nakes ps 80 – 81)

UNTUK :
1. Peningkatan Mutu
Pelayanan oleh nakes

BINWAS 2. Melindungi Penerima


Pelayanan dan
masyarakat

3. Memberikan Kepastian
Hukum bagi nakes dan
masyarakat

16
Pihak yang berpartisipasi dalam mewujudkan
Tenaga Kesehatan yang Kompeten & ber-
Etika
Masyarakat Pengguna BPRS
(End User) Pemerintah
Pusat BMPK

Institusi Pemerintah
Organisasi Pendidikan Daerah
Profesi
Komite Etika Komite Lembaga Swadaya
Profesi Disiplin Masyarakat

Saling memahami dan berbagi peran, koordinasi, harmonisasi


24 dan

kontribusi aktif dari seluruh pihak


KEWENANGAN PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM BINWAS DAN
PENINGKATAN MUTU NAKES
(ps 5 – 7 UU Nakes)

Membina, mengawasi, dan meningkatkan mutu Tenaga Kesehatan melalui :

Pusat pelaksanaan kegiatan sertifikasi Kompetensi dan


pelaksanaan Registrasi Tenaga Kesehatan
Provinsi

pembinaan dan pengawasan pelaksanaan praktik Tenaga Kesehatan

Kab/Kota

pelaksanaan kegiatan perizinan Tenaga Kesehatan


18
LEGISLASI TENAGA KESEHATAN (UU n0 36/2014 ttg nakes)

• Nakes untuk memiliki STR


disyaratkan memiliki ijazah
Sertifikasi dan Serkom

• Konsil Tenaga Kesehatan


Registrasi Indonesia (KTKI)

(STR)

• SIP (diberikan oleh


Lisensi Kab/Kota)
3. PEMBINAAN MUTU INDIVIDU TENAGA
KESEHATAN

20
PEMBINAAN INDIVIDU TENAGA
KESEHATAN

 Pembinaan Karir

 Pembinaan Keprofesian

 Penegakan Disiplin
21
Pembinaan Keprofesian
Bersama Organisasi Profesi melalui:
• Penyusunan Standar Pendidikan
• Penetapan Standar Profesi Tenaga Kesehatan
• Sertifikasi tenaga kesehatan (STR)
• Pengembangan Keprofesian berkelanjutan yaitu
Continuing Professional Development (P2KB)

22
Pengaturan kewajiban Nakes dalam mengembangkan kompetensi untuk
melaksanakan kewenangan secara profesional

(Psl 21 UU 36/2017) (Psl 44 UU 36/2017) (Psl 46 UU 36/2017)

SERTIFIKASI REGISTRASI PERIZINAN


Nakes unt memiliki STR Setiap Nakes Setiap Nakes menjalankan
disyaratkan memiliki menjalankan praktik praktik di bidang yankes
ijazah dan SERKOM wajib memiliki STR wajib memiliki IZIN

STR  bukti tertulis Nakes yg telah


Sertifikat Kompetensi  melakukan registrasi SIP  bukti tertulis yg
surat tanda pengakuan Registrasi pencatatan resmi thd diberikan oleh pemda kab/
terhadap Kompetensi Nakes Nakes yg tlh memiliki Serkom/ kota kepada Nakes
unt dpt menjalankan praktik Serprof dan tlh mempunyai sebagai pemberian
di seluruh Indonesia sth kualifikasi ttt lain serta mempunyai kewenangan untuk
lulus Uji Kompetensi pengakuan secara hukum unt menjalankan praktik
menjalankan praktik.

Permenristekdikti PERMENKES MASING-


PERMENKES 46/2013 MASING OP
12/2016
Permenkes 46/2013: Registrasi Nakes
Pasal 4
(1). STR berlaku sejak tanggal dikeluarkan dan berakhir pada tanggal
lahir nakes yang bersangkutan di tahun kelima.

(2). STR dapat diperpanjang setiap 5 (lima) tahun


setelah memenuhi persyaratan.

(3). Persyaratan dimaksud pada ayat (2) meliputi:


a) pengabdian diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di bidang kesehatan;
dan
b) pemenuhan kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan,
pelatihan, dan kegiatan ilmiah lainnya.

(4). Jumlah satuan kredit profesi sebagaimana


dimaksud pada ayat (3) huruf b untuk setiap
kegiatan ditetapkan oleh MTKI atas usulan
dari organisasi profesi.
Syarat perpanjangan STR (Re Registrasi)
1. Bekerja di bidang kesehatan dan melaksanakan kegiatan sesuai
kompetensi keprofesian tenaga kesehatan.
2. Pemenuhan kecukupan dalam kegiatan pelayanan,
pendidikan, pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah lainnya.
3. Mempunyai kecukupan nilai Satuan Kredit Profesi (SKP) yang
ditetapkan oleh pengurus organisasi profesinya.

Rekomendasi OP
BAGAIMANA
MENCAPAI PROSES
KECUKUPAN RE-REGISTRASI
SKP ???
P2KB
/CPD

Sebagai bentuk pemeliharaan dan peningkatan


kompetensi
Aktivitas dalam tiap Ranah P2KB/CPD
• Mengikuti seminar, workshop, kursus, penelusuran EBM session,
Pembelajaran membaca artikel di jurnal terakreditasi, dll

• Praktik/pelayanan kepada pasien/klien, menjadi


Profesionalisme pembicara/moderator pada seminar/ workshop, berpartisipasi
dalam audit medik, dll

Pengabdian • Bakti sosial, penyuluhan, keaktifan dalam organisasi profesi, aktif


dalam pokja tertentu, dll
Masyarakat
• Menulis buku (dgn ISBN), menerjemahkan buku di bidang ilmunya
Publikasi Ilmiah (dgn ISBN), menulis tinjauan pustaka yang dipublikasi di jurnal
ilmiah.

Pengembangan • Penelitian, mengajar, instruktur klinis/tutor, asesor kompetensi


Ilmu
Fasilitasi Re-registrasi Nakes
• Paket bantuan penyelenggaraan kegiatan pengembangan profesi kesehatan berkelanjutan bagi organisasi
profesi di daerah
Dukungan
• berupa kegiatan seminar, lokakarya, workshop, pelatihan
P2KB

• Proses learning (pembelajaran) menggunakan/memanfaatkan ICT (Information and


Communication Technology) sebagai tools yang dapat tersedia kapanpun dan di manapun dibutuhkan
E-Learning • Manfaat : Fleksibel, Belajar Mandiri , Efisiensi Biaya

• PMK 46 / 2013 Pasal 6 : Dalam hal Tenaga Kesehatan tidak dapat memenuhi ketentuan persyaratan perpanjangan STR,
maka Tenaga Kesehatan tersebut harus mengikuti evaluasi kemampuan.
•Program penilaian kemampuan untuk membantu Nakes yang belum memenuhi syarat 25 SKP untuk Re-
Evaluasi registrasi
Kemampuan • EK terdiri dari aspek pengetahuan dan ketrampilan.
• Peran Puskatmutu, MTKI dan MTKP adalah memfasilitasi dan menjamin mutu EK.

•Sistem Perangkat lunak yang memproses dan mengintegrasikan seluruh pencatatan dan pengelolaan
Aplikasi kegiatan pengembangan pendidikan Tenaga kesehatan dalam bentuk elektronik secara online
Portofolio •Manfaat : Mempermudah Integrasi SI Portofolio CPD yang berada dalam ranah OP dengan system
Kredit Profesi informasi registrasi yang berada dalam ranah MTKI agar dapat tercapai percepatan Proses penerbitan
Serkom
1. DUKUNGAN P2KB/CPD

Ketrampilan Teknis Nakes


(Workshop)

Seminar, Sosialisasi, Webinar, dll.


P2KB / CPD
Merupakan upaya pembinaan bersistem untuk meningkatkan dan
mengembangkan pengetahuan, ketrampilan serta sikap Nakes agar
senantiuasa dapat menjalankan profesinya dengan baik, dengan tujuan:

Mempertahankan dan meningkatkan


Profesionalitas (berkualitas dan beretika
sesuai standar kompetensi)

Menjamin suatu penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang


bermutu.

Dasar Hukum: UU no 36 th 2014 ttg Nakes (ps 27); PMK 46/2013 (ps 4, ps
5)
P2KB

Merupakan jalur informal:


1. Regulasi disusun dan dilaksanakan oleh Organisasi Profesi Tenaga Kesehatan
2. Sebagai bentuk pemeliharaan dan peningkatan kompetensi
3. Tidak berakibat pada penambahan kewenangan
2. E-Learning
Fleksibel : E-learning memberi fleksibilitas
dalam memilih waktu dan tempat untuk
mengakses pelajaran.

Belajar Mandiri : E-learning memberi


kesempatan bagi pembelajar secara mandiri
memegang kendali atas keberhasilan belajar.
www. e-sehat.org

Efisiensi Biaya : E-learning memberi efisiensi


biaya bagi administrasi penyelenggara, efisiensi
penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar
dan efisiensi biaya bagi pembelajar adalah biaya
transportasi dan akomodasi.
3. Evaluasi Kemampuan
MTKI bersama OP telah membuat soal dan software
Evaluasi Kemampuan

Tahun 2016 telah dilakukan uji-coba Evaluasi


Kemampuan CBT di 5 Provinsi (DKI Jakarta, Sumut,
Jateng, Jatim dan Sulsel)

Tahun 2017 telah dilaksanakan Evaluasi Kemampuan


CBT di 11 Provinsi (DKI Jakarta, Riau, Aceh,
Sumatera Utara, NTB, Babel, DIY, Jatim, Jabar,
Jateng dan Sulut)

Pengembangan Evaluasi Kemampuan selanjutnya di


lakukan secara on-line
PMK 46 Tahun 2013 Pasal 6
Dalam hal Tenaga Kesehatan
tidak dapat memenuhi ketentuan persyaratan perpanjangan
STR, maka Tenaga Kesehatan tersebut harus
mengikuti evaluasi kemampuan
yang dilaksanakan oleh
organisasi profesi bekerja sama dengan MTKI
Evaluasi Kemampuan
 Bagi peserta yang belum memenuhi SKP dalam 3 bln
sebelum jatuh tempo untuk perpanjangan STR
 Mekanisme :
1. OP dan MTKP melakukan verifikasi dan validasi data nakes
yang akan registrasi ulang untuk disampaikan Panitia
Nasional–MTKI
2. MTKI mengumumkan daftar peserta evaluasi kemampuan
melalui surat resmi ke OP dan MTKP
Evaluasi Kemampuan
Sertifikat
 Nakes yg telah mengikuti evaluasi kemampuan berhak
mendapat sertifikat evaluasi kemampuan
Rekomendasi
 Surat rekomendasi diberikan oleh OP kepada Nakes yang
telah memenuhi kecukupan SKP agar dapat mengusulkan
perpanjangan STR
MANFAAT  Mempermudah Integrasi SI Portofolio
Sistem CPD yang berada dalam ranah OP
dengan system informasi registrasi
Informasi yang berada dalam ranah MTKI agar
dapat tercapai percepatan Proses
penerbitan Serkom dan pemanfaatan
Portofolio sebagai persyaratan permohonan STR
Ulang.
Kredit Profesi  Meningkatkan Efektifitas Monitoring
maupun evaluasi kegiatan CPD oleh
semua pemangku kepentingan sesuai
tupoksi masing-masing.
4. PENGAWASAN MUTU TENAGA KESEHATAN

38
PENGAWASAN MUTU TENAGA KESEHATAN

1. Inspeksi Berkala Kepemilikan STR/SIP di Fasyankes


2. Mekanisme monitoring penyelenggaraan pelayanan oleh
nakes (pengecekan dokumen SOP dan lainnya)
3. Evaluasi Kinerja Berkala
4. Evaluasi Penerapan pelatihanan/workshop/ seminar di
tempat kerja
39
Penutup
 Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan mutu
tenaga kesehatan sangat penting untuk menjaga
kualitas tenaga kesehatan Indonesia
 Legislasi tenaga kesehatan yang meliputi
sertifikasi, registrasi, dan perizinan diperlukan
dalam rangka menjaga mutu tenaga kesehatan
 Dalam pembinaan karir tenaga kesehatan dapat
dilakukan melalui sistem jabatan fungsional
 Peningkatan mutu tenaga kesehatan dapat
dilaksanakan melalui CPD Portofolio, pendidikan
formal, dll 40
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai