Anda di halaman 1dari 14

SURAT KEPUTUSAN

KARUMKITAL DR. MIDIYATO SURATANI


NOMOR : .........................................

TENTANG

PANDUAN KREDENSIAL DAN RE-KREDENSIAL


TENAGA KESEHATAN LAINNYA

RUMKITAL DR. MIDIYATO SURATANI

MENIMBANG :
1. Bahwa kredensial dan re-kredensial tenaga kesehatan lainnya
merupakan proses untuk menentukan dan mempertahan kan
kompetensi tenaga kesehatan

2. Bahwa proses kredensial merupakan salah satu cara profesi


tenaga kesehatan mempertahankan standar praktik dan
akuntabilitas persiapan pendidikan anggotanya.

3. Bahwa untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi


tenaga tenaga kesehatan di RumahSakit maka perlu dilakukan
kredensial dan rekredensial dengan mengacu pada panduan
kredensial dan rekredensial yang sudah ditetapkan.

4. Bahwa untuk maksud tersebut diatas maka perlu ditetapkan


Panduan kredensial dan rekredensial tenaga kesehatan dirumah
sakit dengan surat keputusan Karumkital Dr. Midiyato Suratani.

MENGINGAT :
1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga


Kesehatan

1
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :
KESATU : Memberlakukan Panduan nomor : ……… tentang Kredensial dan
re-kredensial Tenaga Kesehatan lain di Rumah Sakit
sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal diterbitkan danakan


dilakukan evaluasi minimal 1 (satu) tahun sekali.

KETIGA : Apa bila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan


perbaikan, maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan
sebagaimana mestinya.

DITEIAPKAN DI : .......................................
TANGGAL : .......................................
RUMAH SAKIT : ......................................
DIREKTUR,

2
PEDOMAN KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAIN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salat satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk
menjaga keselamatan pasien adalah dengan menjaga standar profesi dan kompetensi
para staf kesehatannya yang melakukan tindakan pelayanan kesehatan terhadap
pasien. Walaupun seseorang telah memiliki kompetensi untuk melakukan tindakan-
tindakan yang berhubungan dengan kesehatan, hal itu harus dibuktikan lagi dengan
pemeriksaan kembalik ompetensi seseorang tersebut dalam melakukan tindakan
pelayanan kesehatan dan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan spesialisasi
tersebut. Proses pembuktian tersebut berpengaruh terhadap pengakuan profesi yang
diberikan kepada individu, keluarga yang mempunyai otoritas atau dianggap kompeten
dalam melakukan suatu tindakan tersebut, dan hal itu akan tercakup dalam proses
kredensial

Dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, UU RI No. 36


tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, bahwa pelayanan kesehatan dirumah sakit
harus dilaksanakan secara profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kepada individu, keluarga, kelompiok, atau masyarakat baik sehat maupun
sakit. Praktek asuhan pelayanan kesehatan di sesuaikan dengan kompetensi profesi
masing-masing tenaga kesehatan.

Tenaga Kesehatan dalam komite nakes lain yang terdiri dari beberapa profesi
mempunyai ciri antara lain memiliki tubuh ilmu pengetahuan (body of knowledge), kode
etik profesi dan memberikan pelayanan yang professional.

Sumber daya manusia Tenaga Kesehatan Lain di rumah sakit merupakan jenis tenaga
kesehatan yang terdiri dari beberapa kelompok profesi selain medis dan perawat
memiliki jam kerja 24 jam melalui penugasan shift serta merupakan tenaga kesehatan
yang selalu dekat dengan pasien melalui hubungan profesional pasien – tenaga
kesehatan. Tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat sesuai
kewenangan dalam memberikan asuhan pelayanan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya.

Tenaga kesehatan yang tergabung dalam Komite Tenaga Kesehatan Lain di Rumkital
Dr. Midiyato Suratani terdiri dari beberapa profesi kesehatan, diantaranya tenaga

3
farmasi, radiografer, penata anestesi, bidan, fisioterpis, analis medis, analis kimia,
refraksionis, terapis gigi, teknik gigi, psikolog, gizi, kesling, rekam medik dan lain-lain.

Untuk itu selain tenaga medis dan perawat juga diperlukan tenaga kesehatan lain yang
memiliki kompetensi diatas standar, mampu berpikir kritis, selalu berkembang serta
memilki etika profesi sehingga asuhan pelayanan kesehatan dapat diberikan dengan
baik, berkualitas, aman bagi pasien dan keluarganya.

Keberadaan Komite Nakes Lain yang salah satu tugasnya adalah melakukan
kredensial terhadap tenaga kesehatan atau profesi dibawah komite nakes lain, untuk itu
diperlukan pedoman penyelenggaraan kredensial sehingga dapat menjadi acuan dalam
proses kredensial bagi tenaga Tenaga kesehatan lain di rumkital Dr. Midiyato Suratani.

Kredensial wajib dilakukan bagi seluruh tenaga kesehatan yang bekerja di instansi
rumah sakit guna menentukan kewenangan klinis tenaga kesehatan yang akan
memberikan pelayanan secara profesional dan bermutu kepada pasien, individu,
keluarga serta masyarakat sebagai pengguna layanan kesehatan.

B. Tujuan Pedoman Kredensial Tenaga Kesehatan Lain

Umum :

Sebagai pedoman dalam menyelenggarakan kredensial guna meningkatkan


profesionalisme Tenaga kesehatan lain serta tatakelola klinis yang baik agar mutu
pelayanan kesehatan berorientasi pada keselamatan pasien di rumah sakit lebih
terjamin dan terlindungi.
Khusus:

a. Terbentuknya persamaan, pemahaman, persepsi dalam penyelenggaraan


kredensial Tenaga kesehatan lain.
b. Sebagai panduan dalam penyelenggaraan kredensial tenaga kesehatan lain di
Rumkital Dr. Midiyato Suratani.

C. Sasaran

Sasaran Pedoman Kredensial adalah :

1. Staf tenaga kesehatan lain di bawah komite nakes lain


2. Pimpinan Komite nakes lain
3. Unit kerja terkait
4. Decision Supporting System Group (DSSG) terkait
5. Pimpinan Rumah Sakit
6. Penyelenggara Akreditasi RS

D. Daftar Istilah :

4
1. Komite Nakes Lain adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai
fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga
kesehatan lain melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi.

2. Proses kredensial (Credentialing): adalah Proses mereview, memverifikasi dan


mengevaluasi dokumen – dokumen. Proses kredensial menjamin tenaga
kesehatan lain untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi
kewenangan klinis (clinical privilege) untuk melakukan asuhan dan pelayanan
sesuai dengan kompetensi profesi di rumah sakit

3. Re-Kredensial (Re-Credentialing): proses re-evaluasi oleh suatu rumah sakit


terhadap tenaga kesehatan lain yang telah bekerja dan memiliki kewenangan klinis
(clinical privilege)) dirumah sakit tersebut untuk menentukan apakah yang
bersangkutan masih layak diberi kewenangan klinis tersebut untuk suatu periode
tertentu.

4. Kewenangan Klinis (clinical privilege): kewenangan klinis untuk melakukan asuhan


pelayanan profesi dan tindakan medis tertentu dalam lingkungan sebuah rumah
sakit tertentu berdasarkan penugasan yang diberikan Kepala Rumah Sakit.

5. Penugasan klinis adalah penugasan direktur Rumah Sakit kepada tenaga


kesehatan lain untuk melakukan asuhan pelayanan profesi di Rumah Sakit
tersebut berdasarkan daftar Kewenangan Klinis.

6. Peer-group atau mitra bestari adalah sekelompok tenaga kesehatan lain dengan
reputasi dan kompetensi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan
tenaga Keesehatan lain.

7. Praktik pelayanan profesi adalah pelayanan yang diselengarakan oleh tenaga


kesehatan lain dalam memberikan asuhan dan pelayanan kesehatan.

8. Buku Putih adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
tenaga kesehatan lain yang digunakan untuk menentukan Kewenangan Kilinis.

9. Panitia adhoc berasal dari tenaga kesehatan lain yang tergolong sebagai mitra
bestari, dapat berasal dari Rumkital Dr. Midiyato Suratani atau rumah sakit lain,
organisasi profesi sesuai dengan kompetensi masing-masing organisasi profesi
dan/atau institusi pendidikan kesehatan dan institusi pendidikan yang mempunyai
tugas khusus untuk mrnyelesaikan suatu kegiatan dan dibubarkan setelah tugas
tersebut selesai. Panitia Adhoc ditetapkan dengan SK Karumkital Dr. Midiyato
Suratani.

5
BAB II
KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAIN

A. Kebijakan Kredensial dan Re-kredensial

Kredensial dan rekredensial tenaga kesehatan lain dilaksanakan oleh komite tenaga
kesehatan lain yang dibentuk oleh Karumkital Dr. Midiyato Suratani.
Proses kredensial dan re-kredensial tenaga kesehatan lain berlaku untuk semua
petugas tenaga kesehatan lain selain tenaga medis dan keperawatan yang
bersertifikasi yaitu tenaga farmasi, radiografer, penata anestesi, bidan, fisioterpis,
analis medis, analis kimia, refraksionis, terapis gigi, teknik gigi, psikolog, gizi,
kesling, rekam medik dan lain-lain, atau tenaga kesehatan lain yang ada di
lingkungan rumah sakit. Hasil kredensial tenaga kesehatan lain dibuktikan dengan
pemberian penugasan klinis (Clinical Appointment) dari Karumkital Dr. Midiyato
Suratani kepada petugas tenaga kesehatan terkait. Primary Source Verification
seluruh tenaga kesehatan, pelaksanaan proses kredensial dan re-kredensial akan
diawali dengan proses verifikasi keabsahan ijasah/lulusannya.

B. Proses Kredensial

Proses Kredensial diperlukan untuk menjamin tenaga kesehatan kompeten dalam


memberikan pelayanan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki kepada pasien
sesuai dengan standar profesi. Proses Kredensial mencakup tahapan review,
verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
kinerja tenaga Kesehatan lain.

Tahapan proses kredensial


1. Tenaga kesehatan membuat surat permohonan kredensial atau re-
kredensial untuk mendapatkan rincian kewenangan kepada Komite Nakes Lain
Rumkital Dr. Midiyato Suratani
2. Komite Nakes Lain meneruskan surat permohonan tersebut kepada
Karumkital Dr. Midiyato Suratani.
3. Karumkital Dr. Midiyato Suratani memberikan disposisi proses kredensial ke
Komite Tenaga Kesehatan Lain.
4. Komite Tenaga Kesehatan Lain melalui Sub Komite Kredensialnya
melakukan proses kredensial dan rekredensial terhadap petugas tenaga
kesehatan tersebut.
5. Ketua sub komite kredensial membuat surat rekomendasi rincian kewenangan
klinis untuk dibuatkan surat penugasan klinis (SPK) dari Karumkital Dr.
Midiyato Suratani dengan melampirkan rincian kewenangan klinis (RKK) yang
telah diasesment oleh sub komite kredensial kepada ketua komite
Tenaga Kesehatan Lain.

6
6. Ketua Komite Tenaga Kesehatan Lain membuat surat rekomendasi
untuk dibuatkan Surat Penugasan Keja Klinis (SPK) kepada Karumkital
Dr. Midiyato Suratani dengan melampirkan rekomendasi dari Sub
Komite Kredensial dan rincian kewenangan klinis yang telah
diasesment.
7. Karumkital Dr. Midiyato Suratani menerbitkan surat penugasan klinis (SPK)
atau (clinical appointment) untuk tenaga kesehatan yang telah menyelesaikan
proses kredensial dengan rincian kewenangans esuai rekomendasi dari
Komite Tenaga Kesehatan lain.

C. Tujuan Kredensial

Proses kredensial dan re-kredensial sangat penting dilaksanakan oleh rumah sakit
dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
2. Menetapkan standar pelayanan kesehatan sesuai dengan kewenangan klinis
bagi setiap tenaga kesehatan
3. Menilai boleh tidaknya praktik pelayanan kesehatan profesi
4. Menentukan dan mempertahankan kompetensi
5. Membatasi pemberian kewenangan melaksanakan praktikhanya untuk yang
kompeten.
6. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga kesehatan lain
yang memberikan asuhan pelayanan kesehatan sesuai dengan kompetensi dan
kewenangan klinis yang jelas
7. Melidungi staf tenaga kesehatan yang bersangkutan, atas tindakan yang
dilakukan
8. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga kesehatan lain yang berada
disemua level pelayanan.

D. Kewenangan klinis

Kewenangan melakukan asuhan pelayanan kesehatan


1. Tenaga kesehatan lain hanya dapat melakukan Asuhan pelayanan kesehatan
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, setelah mendapatkan penugasan
klinis (clinical privilege) dari Karumkital Dr. Midiyato Suratani, yang ditetapkan
dengan surat keputusan.

2. Penugasan klinis hanya diberikan kepada tenaga kesehatan lain yang telah
memenuhi kualifikasi dan persyaratan untuk mendapatkan kewenangan profesi
(clinical privilege).

3. Penilaian persyaratan dan jenis asuhan pelayanan kesehatan untuk setiap


kompetensi dan nakes ditetapkan oleh Komite

7
4. Komite Nakes Lain menyerahkan hasil pengesahan penilaian kredensial
sebagai rekomendasi kepada Direksi.

5. Berakhirnya kewenangan melakukan asuhan pelayanan kesehatan


a. Kewenangan untuk melakukan Asuhan pelayanan kesehatan seorang
Nakes di Rumah Sakit berakhir bila penugasan klinis (clinical privilege)
nakes yang bersangkutan dicabut oleh Direksi berdasarkan usulan Komite
Nakes Lain.
b. Dalam hubungan hukum ketenagakerjaan antara nakes dengan rumah
sakit berakhir, maka secara otomatis brakhir pula kewenangan yang
bersangkutan untuk melakukan asuhan Pelayanan kesehatan.

6. Rincian kewenangan klinis setiap tingkatan staf tenaga kesehatan klinik di


Rumkital Dr. Midiyato Suratani ditetapkan oleh Komite Nakes Lain dan mitra
bestari (kelompok kekhususan dan kepala ruangan area dimana dia bekerja).

7. Komite Nakes Lain wajib menetapkan dan mendokumentasikan syarat-syarat


yang terkait kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan setiap jenis
pelayanan kesehatan sesuai dengan ketetapan mitra bestari (peer group).

8. Komite Keperawatan menyusun “Buku Putih” (white paper) untuk pelayanan


kesehatan dengan melibatkan mitra bestari (peer group)

9. Pemberian kewenangan klinis (clinical privilage) kepada staf komite nakes


lain yang akan melakukan tindakan tertentu tersebut mengacu pada “buku
putih” (white paper) yang telah disusun bersama.

10. Kewenangan klinis seorang staf tenaga kesehatan lain tidak hanya didasarkan
pada kredensial terhadap kompetensi keilmuan dan ketrampilannya saja, akan
tetapi juga didasarkan pada kesehatan fisik, kesehatan mental, dan prilaku
(behavior) staf tenaga kesehatan tersebut.

E. Tugas Sub Komite Kredensial

1. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis


2. Menyusun buku putih (white paper) yang merupakan dokumen persyaratan
terkait kompetensi yang dibutuhkan melakukan setiap jenis pelayanan kesehatan
sesuai dengan standar kompetensinya. Buku putih disusun oleh Komite Nakes
Lain dengan melibatkan Mitra Bestari (peer Group)dari berbagai unsur organisasi
profesi nakes, kolegium profesi tenaga kesehatan lain, unsur pendidikan tinggi
kesehatan lain
3. Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari bagian SDM meliputi :
a. Ijazah
b. Surat Tanda Registrasi

8
c. Sertifikat Kompetensi
d. Logbook yang berisi uraian capaian kinerja
e. Surat pernyataan telah menyelesaikan program orientasi Rumah Sakit di unit
tertentu bagi tenaga kesehatan baru.
f. Surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan
4. Merekomdasikan proses Kredensial
a. Tenaga kesehatan mengajukan permohonan untuk memperoleh
Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Nakes Lain
b. Ketua Komite Nakes Lain menugaskan Sub Komite Kredensial untuk
melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu dan
kelompok).
c. Sub Komite membuat panitia adhoc untuk melakukan review, verifikasi dan
evaluasi dengan berbagai metode porto folio, asesmen kompetensi.
d. Sub Komite memberika laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat
menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga tenaga kesehatan.

5. Merekomendaikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga kesehatan.


6. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.
7. Sub Komite Kredensial membuat laporan seluruh proses Kredensial kepada
Ketua Komite Nakes Lain untuk diteruskan ke Karumkital Dr. Midiyato Suratani.

F. Kewenangan Sub Komite Kredensial

Sub komite keredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi rincian


kewenangan klinis untuk memperoleh Surat Penugasan Klinis (Clinical
Appointment).

G. Mekanisme Kerja Sub Komite Kredensial

Untuk melaksanakan tugas sub komite kredensial, maka ditetapkan mekanisme


sebagai berikut :
1. Mempersiapkan kewenangan klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik
yang ditetapkan oleh rumah sakit.
2. Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan
kredensial dimaksud;
3. Melakukan asesmen kewenangan klinis dengan berbagai metode yang
disepakati
4. Memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh
penugasan klinis dari Direktur Utama dengan cara :
a) Tenaga kesehatan mengajukan permohonan untuk memperoleh
kewenangan klinis kepada ketua komite Nakes Lain
b) Ketua komite Nakes Lain menugaskan sub komite kredensial untuk
melakukan proses kredensial (dapat dilakukan secara individu atau
kelompok);

9
c) Sub komite melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai
metode : porto folio, asesmen kompetensi;
d) Sub komite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rapat
menentukan kewenangan klinis bagi setiap tenaga Kesehatan.
5. Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan klinis secara berkala
6. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.

BAB III
PENUTUP

Dengan ditetapkannya SK Nomor: …………………….. tentang pembentukan Komite Nakes


Lain, oleh Karumkital Dr. Midiyato Suratni yang mengacu pada PERMENKES Republik
Indonesia Nomor 49 Tahun 2013, sehingga Kredensial tenaga kesehatan lain dapat
dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan regulasi.

Pengembangan jenjang karir merupakan suatu sistemuntuk meningkatkan kinerja dan


profesionalisme sesuai bidang pekerjaannya melalui peningkatan kompetensinya. Salah satu
upaya adalah pengembangan standard kompetensi, jenjang karir, dan sistem reward. Karir
diartikan sebagai suatu jenjang yang dipilih oleh individu untuk dapat memenuhi kepuasan
kerja, sehingga pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap bidang profesi yang
dipilihnya. Komite Nakes Lain mempunyai tujuan mempertahankan dan mengembangkan
profesionalisme tenaga kesehatan sehingga mampu dan berwenang memberikan asuhan
pelayanan kesehatan kepada pasien di rumah sakit.

Surat penugasan klinik berlaku sampai 3 tahun. Pada akhir masa berlakunyasurat penugasan
tersebut rumah sakit harus melakukan re-kredensial. Surat penugasan dapat berakhir setiap
saat bila dinyatakan tidak kompeten. Kewenangan klinis untuk melakukan tindakan tertentu
dapat dicabut berdasarkan pertimbangan Komite Nakes lain berdasarkan kinerja profesi di
lapangan. Kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat diberikan kembali bila dianggap
telah pulih kompetensinya, setelah dilakukan pembinaan oleh Sub Komite Pengembangan
Mutu Profesi / Sub Komite Etik.

10
ALUR PROSES KREDENSIAL

Tenaga Kesehatan Mengajukan Kredensial ke Komite Nakes Lain


dengan mengisi formulir aplikasi dan persyaratan :
 Ijazah
 Surat Tanda registrasi (STR)
 Sertifikat kompetensi
 Logbook
 Surat pernyataan telah menyelesaikan program orientasi RS
(untuk perawat baru)
 Surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan.

Komite Nakes Lain Melakukan Verifikasi syarat dan bukti pendukung

Komite Nakes Lain bersama Mitra Bestari Mengidentifikasi Kewenangan Klinis bedasarkan :
 Bukti Pendukung
 Sertfikat Kompetensi

11
 White Paper

Komite Nakes Lain Memberikan Rekomendasi Rincian Kewenangan Klinis Ke


Karumkital Dr. Midiyato Suratani

Karumkital Dr. Midiyato Suratni Menerbitkan SK Clinical Appointment berdasarkan


Rincian Kewenangan Klinis

ALUR PROSES RE-KREDENSIAL

Tenaga kesehatan Mengajukan Re-Kredensial ke Komite Nakes Lain


dengan mengisi formulir aplikasi dan persyaratan:
 Ijazah
 Surat Tanda registrasi (STR)
 Sertifikat kompetensi
 Logbook
 Surat Kesehatan Jika diperlukan
 Dokumen tambahan sesuai kebutuhan

Komite Nakes Lain Melakukan Verifikasi syarat dan bukti pendukung

Komite Nakes Lain bersama Mitra Bestari Mengidentifikasi Kewenangan Klinis bedasarkan :
 Bukti Pendukung
 Sertfikat Kompetensi

12
 White Paper

Komite Nakes Lain Memberikan Rekomendasi Rincian Kewenangan Klinis Ke


Karumkital Dr. Midiyato Suratani

Karumkital Dr. Midiyato Suratani Menerbitkan SK Clinical Appointment berdasarkan


Rincian Kewenangan Klinis

ALUR PROSES PENUGASAN KEMBALI

Tenaga kesehatan Mengajukan Penugasan Kembali ke Komite Nakes Lain


dengan mengisi formulir aplikasi dan persyaratan:
 Ijazah
 Surat Tanda registrasi (STR)
 Sertifikat kompetensi
 Logbook
 Surat pernyataan telah menyelesaikan program orientasi RS
(untuk nakes baru)
 Surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan.
 Dokumen tambahan bila diperlukan.

Komite Nakes Lain Melakukan Verifikasi syarat dan bukti pendukung

13
Komite Nakes Lain bersama Mitra Bestari Mengidentifikasi Kewenangan Klinis bedasarkan :
 Bukti Pendukung
 Sertfikat Kompetensi
 White Paper

Komite Nakes Lain Memberikan Rekomendasi Rincian Kewenangan Klinis Ke


Karumkital Dr. Midiyato Suratani

Karumkital Dr. Midiyato Suratani Menerbitkan SK Clinical Appointment berdasarkan


Rincian Kewenangan Klinis

14

Anda mungkin juga menyukai