Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN

ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION (OPPE)

RS UMMI

Jl. Empang II No. 2 Bogor 16132

Phone. 0251-8341600 (Hunting) Fax. 0251-834160


BAB I
DEFINISI

A. PENDAHULUAN
Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya untuk
menjaga keselamatan pasien adalah dengan menjaga standar profesi dan kompetensi para staf
medisnya yang melakukan tindakan medis terhadap pasien. Walaupun seseorang telah
memiliki kompetensi untuk melakukan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan medis,
hal itu harus dibuktikan lagi dengan upaya monitoring secara berkelanjutan tentang
implementasi dari kompetensi yang harus dimilikinya.
Proses monitoring yang dilakukan bagi tenaga medis salah satunya adalah On Going
Professional Practice Evaluation atau disingkkat dengan OPPE.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Panduan OPPE ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungi keselamatan pasien
melalui mekanisme monitoring kemampuan dan kompetensi tenaga medis secara
berkelanjutan.
2. Tujuan Khusus
a) Memberikan panduan mekanisme OPPE bagi para dokter di RS UMMI Bogor
b) Memberikan panduan bagi komite medic dan pihak yang diberi tugas melakukan
penilaian OPPE.
c) Memberikan panduan bagi pimpinan rumah sakit untuk menerbitkan kewenangan
klinis (clinical previlage) bagi setiap nakes lain untuk melakukan tindakan medis di
rumah sakit.
d) Meningkatkan profesionalitas dan akuntabilitas tenaga medis di rumah sakit.

BAB II
RUANG LINGKUP

OPPE dilaksanakan oleh tim yang dibentuk oleh direktur utama. OPPE tenaga medic
berlaku untuk semua dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis. Hasil OPPE
dibuktikan dengan berkas penilaian.
Ada 6 area penilaian yang bias dijadikan acuan penilaian OPPE

No Area Indikator

1 Medical/Clinical knowledge

1a menambah ilmu dan ketrampilan sesuai bidangnya

mengikuti dan ikut menyelenggarakan


keg pembelajaran berkelanjutan
internal rs

mendapatkan tambahan nilai SKP per


tahun

1b transfer konwledge kepada staf lain dan tenaga kesehatan lainnya

menjadi narasumber dalam presentasi


kasus atau diskusi internal dokter dan
atau tenaga kesehatan lain di rst

menjadi narasumber dalam program


pembelajaran khusus yang ditetapkan
oleh smf dan diryankes berdasarkan
rekomendasi komite medik

2 Practice-based learning and improvement

2a menjalankan prosedur dgn benar

Melaksanakan 6 langkah hand higyn


pada 5 momen secara konsisten

Mengikuti panduan pengendalian


resistensi antibiotik

Menerapkan panduan penatalaksanaan


nyeri dengan baik

Melakukan identifikasi pasien dengan


benar pada saat pemeriksaan dan
tindakan

Menanyakan alergi obat


3 Interpersonal and communication skills
3a Melaksanakan komunikasi yang efektif dengan Memberikan asuhan pasien dengan
pasien dan keluarga secara empatik dan kasih, tepat dan efektif
menghargai hak mereka

Melaksanakan common greeting pada


setiap interaksi dengan pasien (dimulai
dgn Salam dan diakhiri dgn
terimakasih)

Melaksanakan common greeting pada


setiap tindakan medik (dimulai dgn
basmalah dan diakhiri dengan
hamdalah)

Memberikan informasi mengenai


kondisi pasien, diagnosa, dan rencana
asuhannya, serta hasil pengobatan baik
sesuai harapan maupun tidak sesuai
harapan

Memahami dan menghargai privasi


pasien

Mendorong dan memberikan


kesempatan pasien untuk second
opinion

Hasil feed back dari pasien dan


keluarga yang bersifat positif

Memahami kebutuhan unik pasien end


of life

Angka kepuasan pasien thd layanan yg


diberikan
3b Menyadari keterbatasan diri dan berkolaborasi mengkomunikasikan proses asuhan
dengan rekan sejawat serta tenaga kesehatan kepada sejawat melalui catatan
lainnya dalam memberikan asuhan kepada pasien perkembangan pasien terintegrasi,
secara timbal balik

mengkonsultasikan pasien atau


melakukan rawat bersama dengan
spesialis lain sesuai bidang ilmunya

BAB III
TATA LAKSANA
1. Manajer Medis memberikan usulan daftar nama tenaga kesehatan lainnya yang akan
dilakukan OPPE.
2. Direktur Utama membentuk Tim Penilai OPPE dan periode penilaian.
3. Tim OPPE menyusun kerangka penilaian yang dipakai, parameter penilaian, sumber
data yang dipakai dan periode penilaian.
4. Para dokter berpartisipasi dalam pengisian data sebagai bahan penilaian.
5. Tim OPPE mengumpulkan data penilaian dari sumber sumber sesuai yang ditentukan.
6. Hasil OPPE dijadikan salah satu pertimbangan dalam proses penilaian dan juga re
kredensial.
7. Direktur menerbitkan surat penugasan (clinical assignment) kepada Petugas Kesehatan
Lainnya.yang bersangkutan.
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumen hasil kredensialing tenaga kesehatan lainnya dimasukan kedalam dokumen file
kepegawaian dan diberikan ke unit pelayanan terkait.
2. Prosedur Penerimaan Karyawan Orientasi sebagai berikut :
a. Tahap 1 : Seleksi administratif
b. Tahap 2 : Tes Tertulis
c. Tahap 4 : Wawancara untuk menggali niat, kompetensi profesi, etika profesi harapan
dan kesungguhan dalam mengabdi pada Rumah Sakit
d. Tahap 5 : Wawancara untuk membicarakan masalah gaji dan kapan mulai bekerja
e. Tahap 6 : orientasi selama 3 bulan, untuk menilai kompetensi dan kinerjanya
f. Tahap 7 : Pengangkatan sebagai Karyawan kontrak selama 1 (satu) tahun 3 bulan
dan dapat diperpanjang setiap tahun apabila kinerjanya baik (max. 3X)
3. Prosedur Penerimaan Karyawan tetap yaitu :
a. Tahap 1 : Melengkapi administrasi
b. Tahap 2 : Tes Tertulis pendalaman materi sesuai dengan Profesi.
c. Tahap 4 : Pengajuan Daftar Pegawai Tetap ke Direktur Utama
e. Tahap 5 : Menerima SK Pengangkatan Karyawan Tetap
4. Prosedur Penerimaan tenaga Medis tetap, tahapanya sama dengan ayat 2 dan 3

A TIM PENERIMAAN KARYAWAN


1. Untuk penerimaan Karyawan Rumah sakit dibentuk Tim yang bertugas
menyelenggarakan seleksi.
2. Tim Penerimaan Karyawan terdiri dari unsur profesi dan personalia rumah sakit.
3. Tim penerimaan Karyawan diangkat oleh direktur

B PENGANGKATAN DAN PENEMPATAN KARYAWAN


1. Pengangkatan menjadi Karyawan Tetap, di usulkan dari karu/koord masing-masing
divisi
2. Pengaturan lebih lanjut mengenai penempatan karyawan akan diatur oleh Direktur

C PROSES REKRUTMEN
Langkah awal atau proses pelaksanaan rekruitment karyawan di RS Ummi sebagai
berikut :
1. Menyortir lamaran
Untuk mencari karyawan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit RS Ummi perlu
diadakan sortir pelamar yang masuk , dan menentukan kualifikasi standart yang
menempati formasi yang yang tersedia.
2. Pemanggilan Test Tertulis
Pemanggilan test karyawan dilakukan dengan menyampaikan melalui telepon. Test
tertulis terdiri dari Test akademik, Calon karyawan yang tidak hadir dalam
pelaksanaan test, akan dikonfirmasi kembali kesediaannya apabila dirasa perlu untuk
proses pemanggilan kembali, file lamaran akan disimpan.
Hasil test calon karyawan akan diseleksi kembali dengan menyisakan kandidat yang
telah masuk dalam kualifikasi yang ditentukan untuk mengikuti tahapan seleksi yang
selanjutnya.
3. Pemanggilan Test Wawancara
Proses dimana untuk mengamati calon karyawan berdasarkan kualitas seperti
kredensialing, pengalaman kerja, kecakapan kerja, sikap, kepribadian, keagamaan,
kecocokan, negosiasi permintaan gaji, dll.
4. Penetapan Karyawan Baru
Karyawan yang telah terpilih, untuk masuk kerja pada hari yang telah ditentukan
rumah sakit akan diberikan beberapa form administrasi kepegawaian, yakni:
- Offer Letter
- Surat Pernyataan
- Pembukaan Rekening Bank Muamalat, serta kegiatan pengenalan rumah sakit (Tour
Hospital)

Anda mungkin juga menyukai