BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan perorangan kepada masyarakat juga dilaksanakan oleh Klinik, yang
merupakan fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar
dan/atau spesialistik, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 09 tahun 2014.
Agar Puskesmas dan Klinik dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola
dengan baik, baik kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber daya yang digunakan.
Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, serta dapat menjawab
kebutuhan mereka, oleh karena itu upaya peningkatan mutu, manajemen risiko dan
keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada masyarakat melalui upaya pemberdayaan
masyarakat dan swasta.
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan manajemen
risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di Puskesmas, maka perlu dilakukan penilaian oleh
pihak eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan yaitu melalui mekanisme
akreditasi.
Akreditasi merupakan upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer lainnya. Untuk melakukan penilaian secara objektif dengan
menggunakan standar akreditasi perlu disediakan surveior yang handal yang mampu melakukan
penilaian akreditasi secara objektif berdasarkan standar dan instrumen yang ditetapkan.
Agar tersedia surveior Puskesmas dan Klinik, perlu dilakukan pelatihan bagi para calon
surveior yang telah memenuhi persyaratan administrasi sebagaimana disebutkan dalam
Pedoman Survei Puskesmas dan Klinik.
B. Filosofi
2. Fungsi
Untuk melaksanakan perannya maka Surveior akreditasi berfungsi sebagai berikut:
a. Melakukan survei akreditasi
b. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil survei akreditasi
3. Kompetensi
Untuk menjalankan fungsinya maka peserta memiliki kompetensi :
a. Untuk melakukan survei :
1). Menjelaskan kebijakan akreditasi puskesmas
2). Menjelaskan tugas dan peran surveior
3). Menjelaskan kode etik surveior
4). Menggunakan standar dan instrumen akreditasi Puskesmas dan Klinik dalam
penilaian
5). Menjelaskan organisasi Komisi Puskesmas dan Klinik
6). Menjelaskan penyusunan Dokumen akreditasi
7). Menjelaskan tata laksana survei Akreditasi Puskesmas dan Klinik
8). Menjelaskan metode survei akreditasi
1 BLC 3 3
2 RTL 1 2 3
Jumlah 28 24 18 70
A. MATERI DASAR
B. MATERI INTI.
Pokok Bahasan dan Sub : Metoda survei akreditasi Puskesmas dan Klinik:
Pokok Bahasan a. Metoda pemeriksaan dokumen
b. Metoda Telusur
B. MATERI PENUNJANG
A. Peserta
1. Kriteria :
a. Peserta adalah terdiri dari calon surveior yang direkrut oleh Komisi Puskesmas dan
Klinik
b. Peserta memiliki salah satu kompetensi dan/atau pengalaman dalam bidang
manajemen kesehatan, program kesehatan dan pelayanan klinis pada pelayanan
kesehatan dasar.
c. Peserta menyatakan sanggup melaksanakan tugas sebagai surveior akreditasi
Puskesmas/Klinik dalam periode waktu minimal 5 tahun
2. Jumlah
Jumlah peserta dalam pelatihan ini maksimal 30 orang
B. Fasilitator
Terdiri dari :
1. Narasumber
Narasumber dalam pelatihan ini berasal dari Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2. Fasilitator
Fasilitator dalam pelatihan ini adalah tenaga kesehatan yang telah mengikuti TOT
surveior .
Pembukaan
Wawasan/Pengetahuan/Kemempuan:
1. Standar dan Instrumen Akreditasi Keterampilan:
2. Penilaian Akreditasi 1. Melaksanakan Survei Akreditasi
3. Tugas dan fungsi surveior
4. Kode Etik Surveior
Metoda:
5. Tata Laksana Survei Akreditasi 1. Praktik Lapangan dengan
6. Metoda Penilaian Akreditasi menerapkan metoda pemeriksaan
7. Perencanaan Survei Akreditasi dokumen, telusur sistem dan
8. Penyusunan Laporan Survey
Metoda: telusur individu
1. Ceramah Tanya Jawab 2. Diskusi Kelompok
2. Diskusi Kelompok 3. Bermain peran
3. Curah Pendapat
4. Penugasan
RTL
Ujian Penutupan
Dari gambar ini dapat diuraikan bahwa Proses pelatihan dilaksanakan melalui tahapan
sebagai berikut :
e) Praktik Lapangan:
Dengan adanya praktik lapangan, calon surveior mendapat kesempatan untuk
mempraktikkan di dunia nyata seluruh proses akreditasi Puskesmas dan Klinik,
penilaian dokumen dan telusur untuk dapat menilai status akreditasi Puskesmas dan
Klinik.
BAB X. EVALUASI
Evaluasi dilakukan terhadap:
(1) Peserta :
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran dari peserta.
Evaluasi terhadap peserta dilakukan melalui:
Penjajagan awal melalui pre test
Pemahaman peserta terhadap materi yang telah diterima melalui ujian
Pengamatan waktu praktik lapangan
Laporan praktik lapangan
Pengamatan dan penilaian terhadap hasil/output pelatihan seperti : Rencana Tahunan,
RTL dan lain-lain.
(2). Fasilitator/pelatih :
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan fasilitator/pelatih dalam
menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan yang
dapat dipahami dan diserap peserta.