MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RS MUHAMMADIYAH TAMAN
PURING TENTANG WHITE PAPER TENAGA KESEHATAN
LAIN RS MUHAMMADIYAH TAMAN PURING
KEDUA : White Paper Tenaga Kesehatan Lain sebagaimana tercantum
dalam lampiran peraturan ini.
KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan
perbaikan maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 14 H
20 M
Direktur,
RS Muhammadiyah Taman Puring
Pendahuluan
White Paper Ahli Gizi
White Paper Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM)
White Paper Apoteker
White Paper Elektromedis
White Paper Fisioterapis
White Paper Okupasi Terapi
White Paper Perawat Gigi
White Paper Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
White Paper Radiografer
White Paper Tenaga Teknis Kefarmasian
White Paper Terapi Wicara
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam pasal 11 ayat 1 UU NO 36 tahun 2014 disebutkan bahwa Jenis Tenaga
Kesehatan yang termasuk dalam Kelompok Tenaga Gizi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf h terdiri dari Nutrisionis dan Dietisien. Dalam mendukung tujuan UU
tersebut, tenaga gizi dilengkapi dengan perangkat hukum Permenkes No 26 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi. dalam Permenkes tersebut
menjelaskan bahwa Standar Profesi Tenaga Gizi adalah batasan kemampuan minimal
yang harus dimiliki/dikuasai oleh tenaga gizi untuk dapat melaksanakan pekerjaan dan
praktik pelayanan gizi secara professional yang diatur oleh organisasi profesi.
Dalam mengatasi masalah gizi pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Taman
Puring memerlukan standar kompetensi profesi dari seorang tenaga gizi yang telah
mengikuti pendidikan formal dan non formal. Guna mewujudkkan ahli gizi yang
kompeten tersebut diperlukan sebuat sistem yang akuntabel dan berkelanjutan untuk
melakukan asesmen kompetensi ahli gizi berdasarkan standar yang sudah ditetapkan.
Dengan ini kami berupaya menetapkan standar minimum pencapaian seorang ahli gizi
agar diakui sebagai Ahli Gizi yang kompeten berdasarkan standar kompetensi yang
berlaku.
D. Penutup
Demikian white paper kompetensi ahli gizi ini ditetapkan untuk dapat
dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial tenaga ahli gizi
Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala Unit Gizi
Taman Puring
A. Latar belakang
Dalam pasal 11 ayat 12 Undang - Undang No. 36 tahun 2014 disebutkan bahwa
Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam Kelompok Tenaga Teknik Biomedika
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k terdiri atas Radiografer, Elektromedis, Ahli
Teknologi Laboratorium Medik, Fisikawan Medik, Radioterapis, dan Ortotik Prostetik.
Guna menyempurnakan tujuan Undang-Undang tersebut maka dibuatlah Permenkes
nomor 42 tahun 2015 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Ahli Teknologi
Laboratorium Medik. Dalam Permenkes tersebut menjelaskan bahwa Standar Profesi
Ahli Teknologi Laboratorium Medik adalah batasan kemampuan minimal berupa
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku profesional yang harus dikuasai dan dimiliki
oleh Ahli Teknologi Laboratorium Medik untuk dapat melakukan kegiatan
profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi
bidang kesehatan.
Dalam melakukan pelayanan pemeriksaan laboratorium di Rumah Sakit
Muhammadiyah Taman Puring memerlukan standar kompetensi profesi dari seorang Ahli
Teknologi Laboratorium Medik yang telah mengikuti pendidikan formal dan non formal.
Guna mewujudkan Ahli Teknologi Laboratorium Medik yang kompeten tersebut
diperlukan sebuah sistem yang akuntabel dan berkelanjutan untuk melakukan asesmen
kompetensi seseorang Ahli Teknologi Laboratorium Medik berdasarkan standar yang
sudah ditetapkan. Dengan ini kami berupaya menetapkan standar minimum pencapaian
seorang Ahli Teknologi Laboratorium Medik agar diakui sebagai Ahli Teknologi
Laboratorium Medik yang kompeten berdasarkan standar kompetensi yang berlaku.
D. Penutup
Demikian white paper kompetensi Ahli Teknologi Laboratorium Medik ini
ditetapkan untuk dapat dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses
kredensial tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik. Apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala Unit Laboratorium
Taman Puring
A. Latar belakang
Tenaga kefarmasian merupakan bagian dari tenaga kesehatan. Menurut Peraturan
Pemerintah No.51 Tahun 2009 Tenaga kefarmasian terdiri dari Apoteker dan Tenaga
Teknis Kefarmasian. Apoteker sebagai pelaku utama pelayanan kefarmasian yang
bertugas sebagai pelaksana atau pemberi pelayanan kesehatan diberi wewenang sesuai
kompetensi pendidikan yang diperolehnya. Hal ini terkait erat dengan hak dan
kewajibannya. Kompetensi dan kewenangan apoteker tersebut menunjukkan kemampuan
profesional yang baku dan merupakan standar profesi untuk tenaga kesehatan tersebut.
Apoteker yang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesinya akan mendapatkan
perlindungan hukum
Dalam kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit, diperlukan standar
kompetensi profesi dari seorang apoteker yang telah mengikuti pendidikan formal dan
non formal. Guna mewujudkan apoteker yang kompeten diperlukan sebuah sistem yang
akuntabel dan berkelanjutan untuk melakukan asesmen kompetensi seseorang apoteker
berdasarkan standar yang sudah ditetapkan.
Mengadopsi pemikiran yang tertuang dalam Undang-Undang No 36 Tahun 2014
dan berlatar belakang pada pemikiran di atas, dengan ini kami berupaya menetapkan
standar minimum pencapaian seorang apoteker agar diakui sebagai apoteker yang
kompeten berdasarkan standar kompetensi yang berlaku.
D. Penutup
Demikian white paper kompetensi apoteker ini ditetapkan untuk dapat
dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial tenaga apoteker.
Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala Unit Farmasi
Taman Puring
Dr. Khaira Utia Yusrie, Holipah, Dipl.Rad Apt.Ilham Zurriyati, S. Farm
SpPD, FINASIM
Tanggal:…………………… Tanggal:…………………… Tanggal:……………………
WHITE PAPER PROFESI ELEKTROMEDIS
A. Latar belakang
Penyelengaraan tenaga elektromedis diatur oleh Keputusan Menteri Kesehatan No.
HK.01.07/MENKES/314/2020 tentang Standar Profesi Teknis Elektromedis dan
Keputusan Menteri kesehatan No.1122/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Jabatan Fungsional
Teknis Elektromedis.
D. Penutup
Demikian white paper kompetensi elektromedis ini ditetapkan untuk dapat
dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial Elektromedis.
Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala Bidang Umum
Taman Puring
A. Latar belakang
Dalam pasal 11 ayat 10 UU No 36 tahun 2014 disebutkan bahwa jenis tenaga
kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keterapian fisik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf i terdiri atas Fisioterapis, Okupasi Terapis, Terapis Wicara, dan
Akupuntur. Guna menyempurnakan tujuan UU tersebut maka dibuatlah Permenkes No.
80 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Fisioterapis. Dalam
Permenkes tersebut menjelaskan bahwa Standar Profesi Tenaga Fisioterapi adalah
batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki/dikuasai oleh tenaga fisioterapi untuk
dapat melaksanakan pekerjaan dan praktik pelayanan fisioterapi secara professional yang
diatur oleh organisasi profesi.
Dalam mengatasi masalah fisioterapi pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah
Taman Puring memerlukan standar kompetensi profesi dari seorang tenaga fisioterapi
yang telah mengikuti pendidikan formal dan non formal. Guna mewujudkan fisioterapis
yang kompeten tersebut diperlukan sebuah sistem yang akuntabel dan berkelanjutan
untuk melakukan asesmen kompetensi seseorang fisioterapi berdasarkan standar yang
sudah ditetapkan. Dengan ini kami berupaya menetapkan standar minimum pencapaian
seorang fisioterapis agar diakui sebagai fisioterapis yang kompeten berdasarkan standar
kompetensi yang berlaku.
Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala Unit Fisioterapi
Taman Puring
A. Latar Belakang
Dalam pasal 11 ayat 10 UU No 36 tahun 2014 disebutkan bahwa jenis tenaga
kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keterapian fisik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf i terdiri atas Fisioterapis, Okupasi Terapis, Terapis Wicara, dan
Akupuntur. Guna menyempurnakan tujuan UU tersebut maka dibuatlah Permenkes No.
76 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Okupasi Terapi. Dalam
Permenkes tersebut menjelaskan bahwa Standar Profesi Tenaga Okupasi Terapi adalah
batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki/dikuasai oleh tenaga Okupasi Terapi
untuk dapat melaksanakan pekerjaan dan praktik pelayanan Okupasi Terapi secara
professional yang diatur oleh organisasi profesi.
D. Penutup
Demikian white paper kompetensi Okupasi Terapi ini ditetapkan untuk dapat
dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial tenaga Okupasi
Terapi. Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala Unit Fisioterapi
Taman Puring
A. Latar belakang
Standar Profesi Perawat Gigi disusun berdasarkan UU No 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan dan
Keputusan Menteri Kesehatan No.1035/MenKes/SK/1998 tentang Perawat Gigi.
Penyelengaraan pelayanan Perawat Gigi diatur dalam Keputusan Menteri
Kesehatan RI No 378/MenKes/III/2007 tentang Standar Profesi Perawat Gigi dan
Keputusan Menteri Kesehtan RI No 1392/MenKes/SK/VII/2001 tentang Registrasi dan
Izin Kerja Tenaga Perawat Gigi yang merupakan profesi kesehatan yang melaksanakan
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut secara profesional.
D. Penutup
Demikian white paper kompetensi perawat gigi ini ditetapkan untuk dapat
dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial Tenaga Perawat Gigi.
Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala SMF Gigi
Taman Puring
A. Latar belakang
Dalam pasal 11 ayat 1 UU NO 36 tahun 2014 disebutkan bahwa Jenis Tenaga
Kesehatan Perekam medis dan informasi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf J. Guna menyempurnakan tujuan UU tersebut maka dibuatlah Permenkes 269/2008
tentang Rekam Medis dan KMK Nomor 312 Tahun 2020 tentang standar profesi perekam
medis dan informasi kesehatan batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki/dikuasai
oleh tenaga perekam medis dan informasi kesehatan untuk dapat melaksanakan pekerjaan
perekam medis dan informasi kesehatan secara profesional yang diatur oleh organisasi
profesi.
Dalam mengelola unit rekam medis di Rumah Sakit Muhammadiyah Taman
Puring memerlukan standar kompetensi profesi dari seorang tenaga ahli perekam medis
dan informasi kesehatan yang telah mengikuti pendidikan formal dan non formal. Guna
mewujudkan perekam medis yang kompeten tersebut diperlukan sebuah sistem yang
akuntabel dan berkelanjutan untuk mengelola unit rekam medis dan informasi kesehatan
berdasarkan standar yang sudah ditetapkan. Dengan ini kami berupaya menetapkan
standar minimum perekam medis dan informasi kesehatan agar diakui sebagai perekam
medis berdasarkan standar kompetensi yang berlaku.
Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala Unit Rekam Medis
Taman Puring
A. Latar belakang
Pasal 11 ayat 12 UU NO 36 tahun 2014 disebutkan bahwa Jenis Tenaga
Kesehatan yang termasuk dalam tenaga teknik biomedika sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf k terdiri atas radiografer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium medik,
fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik prostetik.
Kemenkes dalam hal ini telah menerbitkan HK.01.07/MENKES/316/2020
Tentang Standar Profesi Radiografer. Dalam Permenkes tersebut menjelaskan bahwa
Standar Profesi Tenaga Radiologi adalah batasan kemampuan minimal yang harus
dimiliki/dikuasai oleh tenaga Radiologi untuk dapat melaksanakan pekerjaan dan praktik
pelayanan Radiologi secara profesional yang diatur oleh organisasi profesi.
Dalam mengatasi masalah Radiologi di Rumah Sakit Muhammadiyah Taman
Puring diperlukan standar kompetensi profesi dari seorang tenaga Radiografer yang telah
mengikuti pendidikan formal dan non formal. Guna mewujudkan Radiografer yang
kompeten tersebut diperlukan sebuah sistem yang akuntabel dan berkelanjutan untuk
melakukan asesmen kompetensi seseorang Radiografer berdasarkan standar yang sudah
ditetapkan. Dengan ini kami berupaya menetapkan standar minimum pencapaian seorang
Radiografer agar diakui sebagai Radiografer yang kompeten berdasarkan standar
kompetensi yang berlaku.
D. Penutup
Demikian white paper kompetensi Radiografer ini ditetapkan untuk dapat
dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial tenaga Radiografer.
Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
E. Latar Belakang
Tenaga kefarmasian merupakan bagian dari tenaga kesehatan. Menurut Peraturan
Pemerintah No.51 Tahun 2009 Tenaga kefarmasian terdiri dari Apoteker dan Tenaga
Teknis Kefarmasian. Dalam kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit, diperlukan
standar kompetensi profesi dari seorang Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah
mengikuti pendidikan formal dan non formal. Guna mewujudkan Tenaga Teknis
Kefarmasian yang kompeten diperlukan sebuah sistem yang akuntabel dan berkelanjutan
untuk melakukan asesmen kompetensi seseorang Tenaga Teknis Kefarmasian
berdasarkan standar yang sudah ditetapkan.
Mengadopsi pemikiran yang tertuang dalam Undang-Undang No 36 Tahun 2014
dan berlatar belakang pada pemikiran di atas, dengan ini kami berupaya menetapkan
standar minimum pencapaian seorang Tenaga Teknis Kefarmasian agar diakui sebagai
Tenaga Teknis Kefarmasian yang kompeten berdasarkan standar kompetensi yang
berlaku.
D. Penutup
Demikian white paper kompetensi Tenaga Teknis Kefarmasian ini ditetapkan untuk
dapat dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial Tenaga Teknis
Kefarmasian. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala Unit Farmasi
Taman Puring
A. Latar Belakang
Dalam pasal 11 ayat 10 UU No 36 tahun 2014 disebutkan bahwa jenis tenaga
kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keterapian fisik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf i terdiri atas Fisioterapis, Okupasi Terapis, Terapis Wicara, dan
Akupuntur. Guna menyempurnakan tujuan UU tersebut maka dibuatlah Permenkes No.
24 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Terapi wicara. Dalam
Permenkes tersebut menjelaskan bahwa Standar Profesi Tenaga Terapi wicara adalah
batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki/dikuasai oleh tenaga Terapis wicara
untuk dapat melaksanakan pekerjaan dan praktik pelayanan terapi wicara secara
professional yang diatur oleh organisasi profesi.
D. Penutup
Demikian white paper kompetensi fisioterapi ini ditetapkan untuk dapat
dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial tenaga terapi wicara.
Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala Unit Fisioterapi
Taman Puring