Anda di halaman 1dari 68

WHITE PAPER TENAGA KESEHATAN LAIN

RS MUHAMMADIYAH TAMAN PURING

KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN

RS Muhammadiyah Taman Puring


Jl. Gandaria I/20, Kramat Pela, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH TAMAN PURING
No :
Tentang :
WHITE PAPER TENAGA KESEHATAN LAIN
RS MUHAMMADIYAH TAMAN PURING

Dengan mengharapkan ridho Allah SWT, Direktur RS Muhammadiyah Taman Puring


setelah:
Menimbang : 1. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RS
Muhammadiyah Taman Puring maka diperlukan
penyelenggaraan kredensial dan rekredensial tenaga
kesehatan lain yang akan melayani di rumah sakit.
2. bahwa kredensial dan rekredensial dilakukan untuk
menentukan apakah tenaga kesehatan tersebut layak diberi
kewenangan klinis menjalankan tindakan klinis tertentu di
rumah sakit.
3. bahwa white paper (buku putih) adalah dokumen yang berisi
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh tenaga kesehatan lain
yang digunakan untuk menentukan Kewenangan Klinis.
4. bahwa untuk maksud tersebut di atas maka perlu
ditetapkan White Paper (Buku Putih) Tenaga Kesehatan
Lain RS Muhammadiyah Taman Puring dengan Surat
Keputusan Direktur.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan.
4. Keputusan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Kebayoran Baru No. 012/KEP/IV.0/B/2019 tentang
Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Taman
Puring.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneasia Nomor
316 Tahun 2020 tentang Standar Profesi Radiografer.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneasia Nomor
376 tahun 2007 tentang Standar Profesi Fisioterapi.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneasia Nomor
374 tahun 2007 tentang Standar Profesi Gizi.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
312 tahun 2020 tentang Standar Profesi Perekam Medis.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
573 tahun 2008 tentang Standar Profesi Asisten Apoteker.
10. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 313
tahun 2020 tentang Standar Profesi Ahli Teknologi
Laboratorium Kesehatan.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
378 Tahun 2007 tentang Standar Profesi Perawat Gigi.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
314 Tahun 2020 tentang Standar Profesi Elektromedis.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
571 Tahun 2008 tentang Standar Profesi Okupasi Terapis.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
3648 Tahun 2021 tentang Standar Profesi Terapis Wicara.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RS MUHAMMADIYAH TAMAN
PURING TENTANG WHITE PAPER TENAGA KESEHATAN
LAIN RS MUHAMMADIYAH TAMAN PURING
KEDUA : White Paper Tenaga Kesehatan Lain sebagaimana tercantum
dalam lampiran peraturan ini.
KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan
perbaikan maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 14 H
20 M

Direktur,
RS Muhammadiyah Taman Puring

dr. Khaira Utia Yusrie, SpPD, FINASIM


DAFTAR ISI

Pendahuluan
White Paper Ahli Gizi
White Paper Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM)
White Paper Apoteker
White Paper Elektromedis
White Paper Fisioterapis
White Paper Okupasi Terapi
White Paper Perawat Gigi
White Paper Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
White Paper Radiografer
White Paper Tenaga Teknis Kefarmasian
White Paper Terapi Wicara
PENDAHULUAN

Perkembangan masalah pelayanan kesehatan masyarakat saat ini menuntut


profesionalitas dari seluruh tenaga kesehatan sebagai pemberi layanan. Berbagai masalah
kesehatan yang muncul sebagai akibat dari perubahan berbagai faktor baik eksternal maupun
internal dalam masyarakat.
Melihat kondisi ini tentunya menjadi tantangan bagi Indonesia untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan melalui penyediaan tenaga kesehatan yang berkualitas. Dengan
kata lain profesionalisme menjadi suatu kebutuhan yang harus diwujudkan dalam menjawab
tantangan tersebut. Tatanan profesionalisme tersebut dimulai dengan UU Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan. UU tersebut menjadi penting karena:
1. Tenaga Kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945.
2. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
bertanggung jawab, yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian, dan kewenangan
yang secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya melalui pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan, sertifikasi, registrasi, perizinan, serta pembinaan, pengawasan, dan
pemantauan agar penyelenggaraan upaya kesehatan memenuhi rasa keadilan dan
perikemanusiaan serta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan.
WHITE PAPER PROFESI AHLI GIZI

A. Latar belakang
Dalam pasal 11 ayat 1 UU NO 36 tahun 2014 disebutkan bahwa Jenis Tenaga
Kesehatan yang termasuk dalam Kelompok Tenaga Gizi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf h terdiri dari Nutrisionis dan Dietisien. Dalam mendukung tujuan UU
tersebut, tenaga gizi dilengkapi dengan perangkat hukum Permenkes No 26 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi. dalam Permenkes tersebut
menjelaskan bahwa Standar Profesi Tenaga Gizi adalah batasan kemampuan minimal
yang harus dimiliki/dikuasai oleh tenaga gizi untuk dapat melaksanakan pekerjaan dan
praktik pelayanan gizi secara professional yang diatur oleh organisasi profesi.
Dalam mengatasi masalah gizi pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Taman
Puring memerlukan standar kompetensi profesi dari seorang tenaga gizi yang telah
mengikuti pendidikan formal dan non formal. Guna mewujudkkan ahli gizi yang
kompeten tersebut diperlukan sebuat sistem yang akuntabel dan berkelanjutan untuk
melakukan asesmen kompetensi ahli gizi berdasarkan standar yang sudah ditetapkan.
Dengan ini kami berupaya menetapkan standar minimum pencapaian seorang ahli gizi
agar diakui sebagai Ahli Gizi yang kompeten berdasarkan standar kompetensi yang
berlaku.

B. Standar Umum Kompetensi Ahli Gizi


1. Karyawan tetap atau karyawan kontrak.
2. Lulus pendidikan formal minimal D-3 Gizi.
3. Memiliki SIP/SIK/STR tenaga gizi yang masih berlaku.
4. Telah mengikuti pelatihan atau uji kompetensi NCP (Nutrition Care Process) tingkat
dasar yang diselenggarakan institusi pendidikan atau organisasi profesi di bawah
PERSAGI.
5. Pengisian logbook secara keseluruhan minimal 90% untuk dapat diajukan dalam
proses asesmen kompetensi.
6. Rekomendasi Mitra Bestari tentang Clinical Privilege baik disetujui maupun tidak
disetujui dengan supervisi secara keseluruhan dengan ketentuan:
a > 90 % : Direkomendasikan untuk proses asesmen berikutnya
b 70%-90% : Direkomendasikan proses asesmen dengan catatan
c < 70% : Tidak direkomendasikan proses asesmen, untuk selanjutnya
diserahkan kembali ke Unit Gizi.
7. Melaksanakan proses asesmen kompetensi secara sungguh – sungguh.
8. Mendapatkan SPKK/Clinical Appointment dari Direktur RS Muhammadiyah Taman
Puring.
9. Pengalaman kerja yang dimaksud adalah pengalaman kerja di pelayanan gizi di rumah
sakit.

C. Standar Khusus Kompetensi Ahli Gizi


Standar kompetensi khusus merupakan standar pencapaian kompetensi
berdasarkan level Indikator Perilaku Kompetensi (IPK)-nya yang harus di penuhi oleh
seorang Ahli Gizi.
1. AHLI GIZI TINGKAT MULA (Nutrisionis Terampil)
Ahli Gizi minimal lulusan D-III Gizi dan telah memiliki pengalaman kerja 0-3
tahun atau lulusan S-1 Gizi dengan pengalaman kerja 0–2 tahun atau lulusan S-1 Gizi
dan pendidikan profesi RD (Registered Dietisien) dengan pengalaman kerja 0-1 tahun
dan mempunyai Surat Penugasan Klinik (SPK) Ahli Gizi Tingkat Mula.

1 Mampu melakukan komunikasi interpersonal dalam asuhan gizi


a. Mampu menyapa pasien dengan ramah dan memulai pembicaraan dengan
pasien untuk membuka komunikasi dan membina hubungan
b. Mampu melakukan konseling gizi dasar
2 Mampu melakukan asuhan gizi sederhana pada pasien dengan kondisi biasa atau
tanpa komplikasi
a. Menyiapkan data klien yang diperlukan (NCP) dengan format ADIME masuk
dalam assessment
b. Mengkaji ada tidaknya permasalahan dari data pasien/klien
c. Menentukan diagnosis pasien/klien
d. Melaksanakan program intervensi gizi
e. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan intervensi gizi
f. Menyusun dan melaksanakan tindak lanjut intervensi gizi
3 Mampu melakukan kegiatan perhitungan kebutuhan, pemesanan, penerimaan,
dan penyimpanan bahan makanan.
a. Melaksanakan perencanaan kebutuhan bahan makanan dalam kurun waktu
tertentu
b. Mengidentifikasi standar porsi dan standar makanan
c. Menghitung jumlah konsumen
d. Melakukan penerimaan bahan makanan
e. Melakukan dan mengidentifikasi proses penyimpanan bahan makanan
f. Menyusun menu untuk kelompok sasaran tertentu
g. Menetapkan pola dan master menu
h. Menyusun dan mendokumentasikan menu dan pedoman menu
4 Mampu melakukan pengembangan unit
a. Mampu melakukan standarisasi resep dan penyusunan menu untuk pasien
pada kelompok tertentu
b. Mampu mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penelitian dan
pengembangan unit
c. Mampu melakukan promosi produk-produk gizi
5 Mampu melakukan kegiatan administrasi gizi
6 Mengetahui dan memahami indikator mutu pelayanan unit

2. AHLI GIZI TINGKAT MUDA (Nutrisionis Ahli)


Ahli Gizi minimal lulusan D-III Gizi dan telah memiliki pengalaman kerja 3-
5 tahun atau lulusan S-1 Gizi dengan pengalaman kerja 2-4 tahun atau lulusan S-1
Gizi dan pendidikan profesi RD (Registered Dietisien) dengan pengalaman kerja 1-3
tahun dan mempunyai Surat Penugasan Klinik (SPK) Ahli Gizi Tingkat Muda, serta
sudah mengikuti pelatihan NCP (Nutrition Care Process) Tingat Advance/Lanjut.

1 Mampu mempertahankan respon verbal/non verbal terhadap perasaan pasien dan


bersama-sama mengidentifikasi kebutuhan untuk terapi pasien.
a. Mampu membangun kepercayaan dan menghargai pasien dan
mempertahankan respon verbal/non verbal selama berhadapan dengan pasien
b. Mampu melakukan konseling gizi dengan kondisi komplikasi
2 Mampu melakukan asuhan gizi tingkat lanjut pada pasien dengan kondisi
komplikasi.
a. Menyiapkan data klien yang diperlukan (NCP) dengan format ADIME masuk
dalam assesmen
b. Mengkaji ada tidaknya permasalahan dari data pasien/klien
c. Menentukan diagnosis pasien/klien
d. Melaksanakan program intervensi gizi
e. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan intervensi gizi
f. Menyusun dan melaksanakan tindak lanjut intervensi gizi
g. Mampu menyusun rencana pemenuhan kebutuhan untuk terapi pasien secara
tepat dan mengajak pasien untuk bersama-sama merencanakan pemenuhan
kebutuhan terapi untuk pasien
3 Mampu melakukan kegiatan proses produksi makanan secara mandiri.
a. Membuat unit cost
b. Menyusun kebutuhan bahan makanan
c. Membuat evaluasi dan laporan kebutuhan bahan makanan
d. Menyusun menu untuk kelompok diet khusus
e. Menyusun standar makanan, standar porsi, standar resep, dan standar bumbu
f. Menyusun, menganalisa, dan mendokumentasikan menu dan pedoman menu
g. Melakukan persiapan bahan makanan dan bumbu untuk produksi makanan
h. Melakukan pengolahan makanan
i. Melakukan penyimpanan makanan matang
j. Melakukan pengawasan dan evaluasi hasil pengolahan makanan
k. Melaksanakan program keamanan pangan dan sanitasi dalam
penyelenggaraan makanan (identifikasi dan kegiataan keamanan makanan)
4 Mampu mengembangkan produk unit gizi
a. Mampu melakukan standarisasi resep, penyusunan menu untuk pasien pada
kelompok tertentu, serta mampu melakukan kegiatan produksi makanan yang
memenuhi kecukupan gizi, biaya, dan daya terima yang memenuhi kepuasan
pasien.
b. Mampu mengembangkan ide, membuat program pengembangan dan
penelitian gizi guna meningkatkan kepuasan pasien
5 Mampu melaksanakan kegiatan administrasi gizi dan membuat program kerja dan
usulan-usulan program gizi.
6. Mampu melakukan bimbingan kepada ahli gizi muda/dietisien mula dan mampu
menjadi pembimbing bagi mahasiswa dan pegawai baru
7 Mampu menghitung dan mevalidasi indikator mutu pelayanan unit

3. AHLI GIZI TINGKAT MADYA (Dietisien Ahli)


Ahli Gizi minimal lulusan D-III Gizi dan telah memiliki pengalaman kerja 5-7
tahun atau lulusan S-1 Gizi dengan pengalaman kerja 4-6 tahun atau lulusan S-1 Gizi
dan pendidikan profesi RD (Registered Dietisien) dengan pengalaman kerja 3-5 tahun
atau S-2 Gizi (dengan basic pendidikan D-3 Gizi atau S-1 Gizi) dengan pengalaman
kerja 0-2 tahun serta mempunyai Surat Penugasan Klinik (SPK) Ahli Gizi Tingkat
Muda. Sudah mengikuti pelatihan MNT (Medical Nutrition Therapy) penyakit
Critical Ill.

1 Mampu mengidentifikasi kebutuhan untuk terapi pasien dan bersama pasien


merencanakan pemenuhan kebutuhan untuk terapi pasien
a. Mampu membuat pasien berkomunikasi secara terbuka sehingga memahami
kebutuhan dasar pasien
b. Mampu melakukan konseling gizi dengan menumbuhkan rasa optimis pasien
untuk menjalankan diet
2 Mampu melakukan asuhan gizi tingkat lanjut pada pasien dengan kondisi
komplikasi dan mampu melakukan pengembangan pada produk asuhan gizi.
a. Menyiapkan data klien yang diperlukan (NCP) dengan format ADIME masuk
dalam assessment
b. Mengkaji ada tidaknya permasalahan dari data pasien/klien
c. Menentukan diagnosis pasien/klien
d. Melaksanakan program intervensi gizi
e. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan intervensi gizi
f. Menyusun dan melaksanakan tindak lanjut intervensi gizi
g. Mampu menyusun rencana pemenuhan kebutuhan untuk terapi pasien secara
tepat dan membimbing pasien dengan tulus, perhatian dan sabar selama
memenuhi kebutuhan untuk terapi pasien serta mampu memotivasi pasien dan
mengajak pasien terlibat dalam proses pemenuhan kebutuhan terapi secara
aktif.
3 Mampu menganalisis penyelenggaraan makanan sesuai standar keamanan dan
sanitasi makanan.
a. Merencanakan anggaran bahan makanan
b. Mengawasi proses pemesanan, penerimaan, persiapan, penyimpanan/
penyaluran, pengolahan, dan distribusi makanan
c. Menyusun dan evaluasi program keamanan pangan dan sanitasi dalam
penyelenggaraan makanan (termasuk kegiatan tindakan koreksi)
d. Mampu membimbing dan mengembangkan keterampilan, sikap, dan
keilmuan bawahannya/pihak lain dalam kegiatan penyelenggaraan makanan.
e. Mengembangkan dan merencanakan sarana dan prasarana unit gizi
4 Mampu melakukan pengembangan dan penelitian produk asuhan gizi untuk
promosi makanan dan gizi serta terapannya
a. Membuat program dan monev kegiatan produksi, asuhan gizi dan SDM
pelayanan gizi ,sarana dan fasilitas secara terpadu
b. Membuat dan analisa program gizi dengan penggunaan IPTEK
c. Menganalisa pengembangan kinerja gizi dan kepuasan pelanggan
5 Mampu menyusun program kerja, renstra unit, dan usulan-usulan dalam upaya
peningkatan kinerja gizi.
6. Mampu melakukan assessment kompetensi dan bimbingan pada ahli gizi muda/
dietisien mula dan memberikan bimbingan kepada ahli gizi/nutritionist terampil
7 Mampu memberikan training bekerjasama dengan diklat dan kolaborasi dengan
semua profesi yang lebih kompleks
8 Mampu menyusun dan menganalisa indikator mutu unit

D. Penutup
Demikian white paper kompetensi ahli gizi ini ditetapkan untuk dapat
dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial tenaga ahli gizi
Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala Unit Gizi
Taman Puring

Dr. Khaira Utia Yusrie, Holipah, Dipl.Rad Fitri Wardah M, SKM, RD


SpPD, FINASIM
Tanggal:…………………… Tanggal:…………………… Tanggal:……………………
WHITE PAPER PROFESI AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (ATLM)

A. Latar belakang
Dalam pasal 11 ayat 12 Undang - Undang No. 36 tahun 2014 disebutkan bahwa
Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam Kelompok Tenaga Teknik Biomedika
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k terdiri atas Radiografer, Elektromedis, Ahli
Teknologi Laboratorium Medik, Fisikawan Medik, Radioterapis, dan Ortotik Prostetik.
Guna menyempurnakan tujuan Undang-Undang tersebut maka dibuatlah Permenkes
nomor 42 tahun 2015 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Ahli Teknologi
Laboratorium Medik. Dalam Permenkes tersebut menjelaskan bahwa Standar Profesi
Ahli Teknologi Laboratorium Medik adalah batasan kemampuan minimal berupa
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku profesional yang harus dikuasai dan dimiliki
oleh Ahli Teknologi Laboratorium Medik untuk dapat melakukan kegiatan
profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi
bidang kesehatan.
Dalam melakukan pelayanan pemeriksaan laboratorium di Rumah Sakit
Muhammadiyah Taman Puring memerlukan standar kompetensi profesi dari seorang Ahli
Teknologi Laboratorium Medik yang telah mengikuti pendidikan formal dan non formal.
Guna mewujudkan Ahli Teknologi Laboratorium Medik yang kompeten tersebut
diperlukan sebuah sistem yang akuntabel dan berkelanjutan untuk melakukan asesmen
kompetensi seseorang Ahli Teknologi Laboratorium Medik berdasarkan standar yang
sudah ditetapkan. Dengan ini kami berupaya menetapkan standar minimum pencapaian
seorang Ahli Teknologi Laboratorium Medik agar diakui sebagai Ahli Teknologi
Laboratorium Medik yang kompeten berdasarkan standar kompetensi yang berlaku.

B. Standar Umum Kompetensi ATLM


Standar Profesi ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia)
merupakan batas kemampuan minimal ahli teknologi laboratorium medik berdasarkan
ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional yang harus dikuasai dan dimiliki
untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri. Standar
Profesi disusun oleh organisasi profesi Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik
Indonesia (PATELKI) dengan mengacu kepada standar Internasional dan kebutuhan
pelayanan laboratorium medik di Indonesia.
Standar Profesi ahli teknologi laboratorium medik terdiri atas 7 (tujuh) area
kompetensi yang diturunkan dari gambaran tugas, peran, dan fungsi dari seorang ahli
teknologi laboratorium medik. Setiap area kompetensi ditetapkan deskripsinya, yang
disebut kompetensi inti. Setiap area kompetensi dijabarkan menjadi beberapa komponen
kompetensi, yang dirinci lebih lanjut menjadi kemampuan yang diharapkan.
Kompetensi dibangun dengan pondasi yang terdiri atas profesionalitas yang luhur,
mawas diri dan pengembangan diri, serta komunikasi efektif, dan ditunjang oleh pilar
berupa pengelolaan sistem informasi laboratorium, landasan ilmiah ilmu teknologi
laboratorium medik, keterampilan laboratorium medik, dan pengelolaan masalah
kesehatan berbasis laboratorium. Oleh karena itu area kompetensi disusun dengan urutan
sebagai berikut:
1. Profesionalitas yang Luhur
Deskripsi: Mampu melaksanakan pelayanan laboratorium medik yang profesional
sesuai dengan nilai dan prinsip ke-Tuhan-an, moral luhur, etika, disiplin, hukum, dan
sosial budaya.
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
Deskripsi: Mampu melakukan pelayanan laboratorium medik, memecahkan dan
memberikan solusi terhadap masalah kelaboratoriuman secara komprehensif dan
terpadu, mengembangkan diri, mengikuti penyegaran dan peningkatan pengetahuan
secara berkesinambungan serta mengembangkan pengetahuan demi keselamatan
pasien.
3. Komunikasi Efektif
Deskripsi: Mampu menyampaikan informasi pelayanan laboratorium medik melalui
komunikasi secara efektif baik interpersonal maupun profesional terhadap pasien,
teman sejawat, klinisi dan masyarakat.
4. Pengelolaan Informasi
Deskripsi: Mampu mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan serta
mengelola sistem informasi laboratorium medik dengan teknologi terkini untuk
meningkatkan mutu palayanan laboratorium medik.
5. Landasan Ilmiah Ilmu Laboratorium Medik
Deskripsi: Mampu memecahkan dan memberikan solusi terhadap masalah
kelaboratoriuman secara komprehensif dan terpadu berdasarkan landasan ilmiah ilmu
biomedik, patofiologi dan ilmu pengetahuan tentang pemeriksaan laboratorium medik
yang terkini untuk menghasilkan informasi diagnostik yang tepat.
6. Keterampilan Laboratorium Medik
Deskripsi: Mampu melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai standar untuk
menghasilkan informasi diagnostik yang tepat.
7. Pengelolaan Masalah Kesehatan Berbasis Laboratorium
Deskripsi: Mampu mengelola masalah kesehatan individu dan masyarakat secara
komprehensif, holistik, terpadu dan berkesinambungan berbasis laboratorium dalam
konteks pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik Merupakan standar yang
harus dimiliki oleh Ahli Teknologi Laboratorium Medik secara umum yang bekerja di
area pelayanan Rawat Inap dan Rawat Jalan RS. Muhammadiyah Taman Puring dengan
kualifikasi sebagai berikut:
1. Karyawan tetap/karyawan kontrak
2. Lulus pendidikan formal minimal D-3 Analis Kesehatan atau Sekolah Menengah
Analis Kesehatan.
3. Memiliki SIP/SIK/STR Ahli Teknologi Laboratorium Medik yang masih berlaku.
4. Telah mengikuti uji kompetensi tingkat dasar yang selenggarakan institusi pendidikan
atau organisasi profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik.
5. Ahli Teknologi Laboratorium Medik yang masih harus disupervisi dalam
melaksanakan tindakan pelayanan pemeriksaan laboratorium belum boleh melakukan
tindakan mandiri sampai dilakukan asesmen kompetensi berikutnya.
6. Pengisian logbook secara keseluruhan minimal 90 % untuk dapat diajukan dalam
proses Asesmen kompetensi.
7. Rekomendasi Mitra Bestari tentang Clinical Privilege baik disetujui maupun disetujui
dengan supervisi secara keseluruhan dengan ketentuan:
a. > 90 % : Direkomendasikan untuk proses asesmen berikutnya
b. 70 % - 90 % : Direkomendasikan proses asesmen dengan catatan
c. < 70% : Tidak direkomendasikan proses asesmen, untuk selanjutnya
diserahkan kembali ke bagian laboratorium.
8. Melaksanakan proses asesmen kompetensi secara sungguh – sungguh.
9. Mendapatkan SPKK/Clinical Appointment dari Direktur RS Muhammadiyah Taman
Puring.
10. Pengalaman kerja yang dimaksud adalah pengalaman kerja di pelayanan laboratorium
rumah sakit.
C. Standar Khusus Kompetensi ATLM
Standar kompetensi khusus merupakan standar pencapaian kompetensi
berdasarkan level Indikator Perilaku Kompetensi (IPK)-nya yang harus dipenuhi oleh
seorang Ahli Teknologi Laboratorium Medik.
A. AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK TINGKAT MULA
Melakukan pelayanan laboratorium sederhana
1 Mampu membaca dan memahami Formulir Permintaan Pemeriksaan
Laboratorium dengan benar

2 Mampu menjelaskan dan menginformasikan persyaratan pemeriksaan


laboratorium dengan benar

3 Mampu mempersiapkan peralatan sampling dengan tepat

4 Mampu berkomunikasi pada pasien sebelum melakukan pengambilan sampel/


spesimen

5 Mampu berkomunikasi pada pasien sesudah melakukan pengambilan


sampel/spesimen

6 Mampu mengambil sampel/ spesimen pemeriksaan dengan tepat

7 Mampu melakukan penanganan sampel/spesimen sebelum dilakukan analisa


dengan tepat

8 Mampu melakukan pemeriksaan yang sifatnya rutin dengan tepat

9 Mampu melakukan persiapan sampel/ spesimen rujukan

10 Mampu melakukan pencatatan administrasi pemeriksaan rujukan

11 Memahami dengan benar petunjuk penggunaan reagensia

12 Memahami prosedur penyimpanan reagensia yang digunakan

13 Mengetahui dan memahami indikator mutu pelayanan unit

B. AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK TINGKAT MUDA


1 Mampu melakukan pemeriksaan dengan alat canggih/automatic yang
terhubung dengan LIS

2 Hasil pemeriksaan sebelum di verifikasi sudah dianalisa dengan benar

3 Mampu melakukan konsultasi hasil pemeriksaan dengan dokter Spesialis


Patologi Klinik dengan benar meliputi pra-analitik dan analitik

4 Hasil pemeriksaan sudah dipastikan melalui tahapan pra-analitik, analitik dan


pasca-analitik dengan benar, sebelum diautorisasi (validasi)

5 Mampu melakukan perawatan harian alat yang bersifat sederhana

6 Mampu mengetahui secara dini bahwa alat perlu dilakukan kalibrasi

7 Mampu memastikan kelayakan alat untuk operasional

8 Mampu mengatasi masalah ringan yang terjadi pada alat

9 Mampu melakukan Pemantapan Mutu Internal (PMI) dengan benar

10 Mampu menganalisa hasil Pemantapan Mutu Internal (PMI)

11 Tetap melaksanakan tugas Ahli Teknologi Laboratorium Medik Tingkat Mula

12 Mampu menghitung dan memvalidasi indikator mutu pelayanan unit

13 Mampu melakukan pemeriksaan dengan alat canggih/automatic yang terhubung


dengan LIS

14 Hasil pemeriksaan sebelum di verifikasi sudah dianalisa dengan benar

C. AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK TINGKAT MADYA


1 Mampu melakukan presentasi tentang ilmu yang berhubungan dengan
pelayanan laboratorium

2 Mampu mendemonstrasikan pemeriksaan kepada teman seprofesi

3 Mampu menjelaskan tentang indikasi pemeriksaan laboratorium

4 Mampu melakukan konseling dan coaching pada teman seprofesi

5 Mampu dan senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi di bidang laboratorium medik

6 Menganalisis pengembangan kinerja dalam pelayanan laboratorium medik

7 Menganalisis biaya pelayanan laboratorium medik (tarif pemeriksaan


laboratorium) yang telah diidentifikasi dan dihitung

8 Menggunakan teknologi dalam komunikasi dan informasi pada pelayanan


laboratorium medik

9 Melakukan analisa mutu pelayanan laboratorium medik

10 Memberikan training bekerjasama bagian diklat

11 Melakukan bimbingan kepada Ahli Teknologi Laboratorium Medik tingkat


Mandiri

12 Tetap melaksanakan tugas Ahli Teknologi Laboratorium Medik Tingkat Muda


dan Mandiri.

13 Mampu menyusun dan menganalisa indikator mutu unit

D. Penutup
Demikian white paper kompetensi Ahli Teknologi Laboratorium Medik ini
ditetapkan untuk dapat dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses
kredensial tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik. Apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala Unit Laboratorium
Taman Puring

Dr. Khaira Utia Yusrie, Holipah, Dipl.Rad Agusmiati, AMAK


SpPD, FINASIM
Tanggal:…………………… Tanggal:…………………… Tanggal:……………………
WHITE PAPER PROFESI APOTEKER

A. Latar belakang
Tenaga kefarmasian merupakan bagian dari tenaga kesehatan. Menurut Peraturan
Pemerintah No.51 Tahun 2009 Tenaga kefarmasian terdiri dari Apoteker dan Tenaga
Teknis Kefarmasian. Apoteker sebagai pelaku utama pelayanan kefarmasian yang
bertugas sebagai pelaksana atau pemberi pelayanan kesehatan diberi wewenang sesuai
kompetensi pendidikan yang diperolehnya. Hal ini terkait erat dengan hak dan
kewajibannya. Kompetensi dan kewenangan apoteker tersebut menunjukkan kemampuan
profesional yang baku dan merupakan standar profesi untuk tenaga kesehatan tersebut.
Apoteker yang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesinya akan mendapatkan
perlindungan hukum
Dalam kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit, diperlukan standar
kompetensi profesi dari seorang apoteker yang telah mengikuti pendidikan formal dan
non formal. Guna mewujudkan apoteker yang kompeten diperlukan sebuah sistem yang
akuntabel dan berkelanjutan untuk melakukan asesmen kompetensi seseorang apoteker
berdasarkan standar yang sudah ditetapkan.
Mengadopsi pemikiran yang tertuang dalam Undang-Undang No 36 Tahun 2014
dan berlatar belakang pada pemikiran di atas, dengan ini kami berupaya menetapkan
standar minimum pencapaian seorang apoteker agar diakui sebagai apoteker yang
kompeten berdasarkan standar kompetensi yang berlaku.

B. Standar Umum Kompetensi Apoteker


1. Karyawan tetap/karyawan kontrak.
2. Lulus pendidikan formal minimal S-1 Farmasi Plus Pendidikan Profesi Apoteker.
3. Memiliki STRA (Surat Tanda Registrasi Apoteker) yang masih berlaku.
4. Memiliki SIPA (Surat Izin Penugasan Apoteker).
5. Pengisian logbook secara keseluruhan minimal 90% untuk dapat diajukan dalam
proses asesmen kompetensi.
6. Rekomendasi Mitra Bestari tentang Clinical Privilege baik disetujui maupun disetujui
dengan supervise secara keseluruhan dengan ketentuan:
a) >90% : direkomendasikan untuk proses asesmen berikutnya
b) 70%-90% : direkomendasikan proses asesmen dengan catatan
c) <70% : tidak direkomendasikan proses asesmen, untuk selanjutnya
diserahkan kembali ke Unit Farmasi
7. Melaksanakan Pharmaceutical Care secara sungguh-sungguh.
8. Mendapatkan SPKK/Clinical Appointment dari Direktur RS Muhammadiyah Taman
Puring.

C. Standar Khusus Kompetensi Apoteker


Standar kompetensi yang wajib dimiliki oleh apoteker yang bekerja di Rumah
Sakit Muhammadiyah Taman Puring juga harus memenuhi sembilan kriteria kompetensi
apoteker Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Mampu melakukan praktik kefarmasian secara profesional dan etik.
2. Mampu menyelesaikan permasalahan terkait dengan penggunaan sediaan farmasi.
3. Mampu melakukan dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan.
4. Mampu memformulasi dan memproduksi sediaan alat farmasi dan kesehatan sesuai
dengan standar yang berlaku.
5. Mempunyai ketrampilan komunikasi dalam pemberian informasi sediaan farmasi dan
alat kesehatan.
6. Mampu berkontribusi dalam upaya preventif dan promotif masyarakat.
7. Mampu mengelola sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai standar yang berlaku.
8. Mempunyai ketrampilan organisasi dan mampu membangun hubungan interppersonal
dalam melakukan praktik profesional kefarmasian.
9. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan
dengan kefarmasian.
Standar kompetensi khusus apoteker merupakan standar pencapaian kompetensi
berdasarkan level Indikator Perilaku Kompetensi (IPK)-nya yang harus dipenuhi oleh
seorang apoteker:
1. APOTEKER TINGKAT MULA

1. Mampu melakukan praktik kefarmasian secara profesional dan etik


a Mengerti dan memahami peraturan perundang-undangan kefarmasian secara
khusus dan peraturan perundang-undangan kesehatan secara umum
2. Mampu menyelesaikan permasalahan terkait dengan penggunaan sediaan farmasi
a. Mampu menelusuri riwayat pengobatan pasien dari rekam medis
b. Mampu melakukan komunikasi dengan pasien terkait dengan riwayat
penggunaan obat, maupun riwayat penyakit pasien sebelumnya
c. Mampu menyusun serta mengintegrasikan informasi-informasi tentang
pengobatan pasien
d. Mampu melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber bahan pengkajian
efek samping obat
3 Mampu melakukan dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan
a. Mampu melakukan identifikasi keabsahan dan kelengkapan resep serta
melakukan identifikasi resep yang diduga tidak absah.
b. Mampu menjelaskan kegunaan obat dalam terapi atau segera mencari
informasi obat terkait terapi.
c. Mampu menjelaskan dan memberikan contoh teknik penggunaan obat khusus
yang sering digunakan seperti inhaler, insulin, suppositoria, tetes mata, tetes
telinga, dll.
4 Mampu memformulasi dan memproduksi sediaan farmasi dan alat kesehatan
sesuai dengan standar yang berlaku.
a. Mampu menjelaskan tentang produksi farmasi, persyaratan produksi farmasi,
serta teknik yang digunakan untuk pencampuran produk steril farmasi.
b. Mampu melakukan pelayanan terhadap produksi farmasi non steril.
5 Mempunyai ketrampilan komunikasi dalam pemberian informasi sediaan farmasi
dan alat kesehatan
a. Mampu menjelaskan informasi obat pada tenaga kesehatan lain maupun
pasien dengan menggunakan alat bantu yang sesuai jika diperlukan dengan
mengindahkan etika profesi kefarmasian.
b. Mampu menjelaskan penataan dosis, kondisi penyimpanan, dan peringatan
yang mungkin mempengaruhi keselamatan pasien atau efektifitas obat pada
kondisi tertentu dengan mengindahkan etika profesi kefarmasian.
6 Mampu berkontribusi dalam upaya preventif dan promotif masyarakat
a. Mampu bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain dalam melakukan kegiatan
promosi kesehatan di masyarakat.
7 Mampu mengelola sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai standar yang berlaku
a. Mampu memilih sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dibutuhkan oleh
sebagian besar masyarakat dengan memperhatikan pola prevalensi penyakit,
ketersediaan sarana pelayanan kesehatan, faktor sosial ekonomi dan budaya
masyarakat, mampu sumber daya manusia, faktor genetika, demografi, dan
lingkungan
8 Mempunyai ketrampilan organisasi dan mampu membangun hubungan
interpersonal dalam melakukan praktik profesional kefarmasian
a. Mampu mengelola waktu dan tugas, mencari informasi dan arahan, serta
mengelola masalah-masalah yang mungkin terjadi agar tugas dapat
diselesaikan tepat dengan waktunya.
9 Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berhubungan dengan kefarmasian
a. Mengikuti secara aktif perkembangan ilmu dan teknologi di berbagai media
ilmiah
10 Mengetahui dan memahami indikator mutu pelayanan unit

2. APOTEKER TINGKAT MUDA

1. Mampu melakukan praktik kefarmasian secara profesional dan etik


a. Mengerti, memahami, dan mampu menjelaskan aplikasi kode etik apoteker
dalam praktek sehari-hari
2 Mampu menyelesaikan permasalahan terkait dengan penggunaan sediaan farmasi
a. Mampu melakukan pengkajian ilmiah serta literatur berdasarkan pedoman
terapi untuk evaluasi pengobatan kasus yang sesuai.
b. Mampu melakukan klarifikasi terhadap laporan ESO yang diterima.
3 Mampu melakukan dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan
a. Mampu menjelaskan aspek umum (umur, kondisi penyakit, berat badan, dll)
yang mempengaruhi terhadap efektifitas dan keamanan obat.
b. Mampu menjelaskan aspek formulasi (stabilitas obat, kelarutan, sterilisasi)
yang mempengaruhi terhadap efektifitas dan keamanan obat.
c. Mampu menjelaskan aspek obat (farmakokinetika dan farmakodinamika obat)
yang mempengaruhi terhadap efektifitas dan keamanan obat
d. Mampu berkontribusi terhadap penanganan medication error yang terjadi
4 Mampu memformulasi dan memproduksi sediaan alat farmasi dan kesehatan
sesuai dengan standar yang berlaku
a. Mampu menyusun standar prosedur operasional terkait dengan pencampuran
obat steril
5 Mempunyai ketrampilan komunikasi dalam pemberian informasi sediaan farmasi
dan alat kesehatan
a. Mampu menyusun formula informasi yang objektif dan faktual dari berbagai
sumber informasi sehingga menghasilkan kesimpulan yang jelas dan logis
6 Mampu berkontribusi dalam upaya preventif dan promotif masyarakat
a. Mampu melakukan identifikasi permasalahan kesehatan farmasi yang ada di
masyarakat
b. Mampu membuat alternatif penyelesaian terhadap masalah kesehatan terkait
farmasi yang muncul berdasarkan skala prioritas.
7 Mampu mengelola sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai standar yang berlaku
a. Mampu menetapkan metode penghitungan kebutuhan yang sesuai dengan pola
penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
b. Mampu menghitung kebutuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan dengan
tepat.
8 Mempunyai ketrampilan organisasi dan mampu membangun hubungan
interpersonal dalam melakukan praktik profesional kefarmasian
a. Mampu berbagi informasi yang relevan serta berpartisipasi dan kerjasama tim
dalam pelayanan
9 Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berhubung an dengan kefarmasian
a. Membangun proses pembelajaran dan pengembangan apoteker, calon
apoteker, serta profesi kesehatan lain di tempat kerja
10 Mampu menghitung dan mevalidasi indikator mutu pelayanan unit

3. APOTEKER TINGKAT MADYA

1 Mampu melakukan praktik kefarmasian secara profesional dan etik


a. Mampu mempertahankan standar pelayanan profesional yang tertinggi
2 Mampu menyelesaikan permasalahan terkait dengan penggunaan sediaan
farmasi
a. Mampu menentukan dan mengukur parameter peningkatan kualitas hidup
pasien yang dapat diukur secara konkret melalui suatu kajian
b. Mampu menyusun serta mengintegrasikan penanganan permasalahan ESO
3 Mampu melakukan dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan
a. Mampu menetapkan keputusan serta langkah-langkah sistematis dalam
pengelolaan perbekalan farmasi
4 Mampu memformulasi dan memproduksi sediaan alat farmasi dan kesehatan
sesuai dengan standar yang berlaku
a. Mampu merencanakan dan menyiapkan sistem kerja serta sumber daya
manusia sesuai dengan standar kriteria yang ditetapkan
5 Mempunyai ketrampilan komunikasi dalam pemberian informasi sediaan
farmasi dan alat kesehatan
a. Mampu bertanggung jawab untuk menentukan informasi yang relevan
dalam waktu tertentu
b. Mampu mendapatkan informasi sesuai dengan waktu yang disepakati.
6 Mampu berkontribusi dalam upaya preventif dan promotif masyarakat
a. Mampu mengevaluasi pelaksanaan program promosi kesehatan
b. Mampu mengintegrasikan program promosi kesehatan dengan peningkatan
keselamatan pasien
7 Mampu mengevaluasi pelaksanaan program promosi kesehatan serta
menintegrasikan program promosi kesehatan dengan peningkatan keselamatan
pasien
a. Mampu menerapkan aktifitas Total Quality Management dan Quality
Improvement dalam pengelolaan sediaan farmasi.
b. Mampu meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan
kefarmasian
8 Mempunyai ketrampilan organisasi dan mampu membangun hubungan
interpersonal dalam melakukan praktik profesional kefarmasian
a. Melakukan identifikasi penyebab konflik serta menyelesaikan
permasalahan terkait konflik
9 Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berhubungan dengan kefarmasian
a. Membuat tulisan tentang kefarmasian dan dipublikasikan
b. Mengikuti dan partisipasi dalam penelitian kefarmasian
10 Mampu menyusun dan menganalisa indikator mutu unit

D. Penutup
Demikian white paper kompetensi apoteker ini ditetapkan untuk dapat
dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial tenaga apoteker.
Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala Unit Farmasi
Taman Puring
Dr. Khaira Utia Yusrie, Holipah, Dipl.Rad Apt.Ilham Zurriyati, S. Farm
SpPD, FINASIM
Tanggal:…………………… Tanggal:…………………… Tanggal:……………………
WHITE PAPER PROFESI ELEKTROMEDIS

A. Latar belakang
Penyelengaraan tenaga elektromedis diatur oleh Keputusan Menteri Kesehatan No.
HK.01.07/MENKES/314/2020 tentang Standar Profesi Teknis Elektromedis dan
Keputusan Menteri kesehatan No.1122/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Jabatan Fungsional
Teknis Elektromedis.

B. Standar Umum Kompetensi Elektromedis


Standar kompetensi teknis elektromedis merupakan standar yang harus dimiliki oleh
Elektromedis secara umum yang bekerja di RS Muhammadiyah Taman Puring dengan
kualifikasi sebagai berikut:
1. Karyawan tetap atau karyawan kontrak.
2. Lulus pendidikan formal minimal D-3 Teknik Elektromedik.
3. Memiliki SIP/SIK/STR tenaga Teknik Elektromedik yang masih berlaku.
4. Pengisian logbook secara keseluruhan minimal 90% untuk dapat diajukan dalam
proses asesmen kompetensi.
5. Rekomendasi Mitra Bestari tentang Clinical Privilege baik disetujui maupun disetujui
dengan supervisi secara keseluruhan dengan ketentuan:
a. > 90 % : direkomendasikan untuk proses asesmen berikutnya
b. 70 % - 90 % : direkomendasikan proses asesmen dengan catatan
c. < 70% : tidak direkomendasikan proses asesmen, untuk selanjutnya
diserahkan kembali ke Unit IPSRS.
6. Melaksanakan proses asesmen kompetensi secara sungguh – sungguh.
7. Mendapatkan SPKK/Clinical Appointment dari Direktur RS Muhammadiyah Taman
Puring.
8. Pengalaman kerja yang dimaksud adalah pengalaman kerja di pelayanan teknik
elektromedik.

C. Standar Khusus Kompetensi Elektromedis


Standar kompetensi khusus merupakan standar pencapaian kompetensi
berdasarkan level Indikator Perilaku Kompetensi (IPK)-nya yang harus dipenuhi oleh
seorang Elektromedis.
A. ELEKTROMEDIS TINGKAT MULA
Elektromedis minimal lulusan D–III Teknik Elektromedis dan telah memiliki
pengalaman kerja 0-3 tahun atau lulusan D-IV Teknik Elektromedik dengan
pengalaman kerja 0 – 1 tahun.
Mampu mengumpulkan, merumuskan, dan mengidentifikasi alat
A
kesehatan/kedokteran
1 Mengidentifikasi perbedaan jenis dan karakteristik alat kesehatan/kedokteran.
2 Menginventarisasi alat kesehatan/kedokteran medis sesuai hasil identifikasi.
3 Mengidentifikasi fungsi peralatan alat kesehatan/ kedokteran secara tepat.
4 Menyiapkan alat kerja standar (tool set) dan bahan yang dibutuhkan.
5 Membaca petunjuk buku manual pemasangan alat kesehatan.
6 Menjelaskan cara penggunaan alat kesehatan/kedokteran ke unit kerja.
7 Mengetahui fungsi (standar alat) dan pengoperasian alat.
8 Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
9 Menerapkan konsep - konsep keselamatan kerja
10 Melakukan pemindahan alat kesehatan.
Melakukan pemeliharaan, perbaikan, penghapusan, dan penempatan alat
11
kesehatan/kedokteran.
12 Mengisi check list pemeliharaan alat kesehatan/kedokteran.
13 Melaksanakan jadwal pemeliharaan dengan tepat waktu
14 Mengetahui dan memahami indikator mutu pelayanan unit

B. ELEKTROMEDIS TINGKAT MUDA


Elektromedis minimal lulusan D–III Teknik Elektromedik dan telah memiliki
pengalaman kerja 3-5 tahun atau lulusan lulusan D-IV Teknik Elektromedik dengan
pengalaman kerja 2–4 tahun.
Mampu melakukan perencanaan pra instalasi dan instalasi alat
A
kesehatan/ kedokteran.
Melakukan pemasangan/perakitan alat kesehatan sesuai dengan riteria alat
1.
kesehatan.
Mengidentifikasi nilai ekonomis yang meliputi usia alat, intermitten
2.
(kelayakan), kesehatan/kedokteran.
Mengetahui persyaratan/proses penghapusan alat kesehatan/kedokteran secara
3.
benar.
Mampu menghitung beban kerja alat secara optimal dan menerapkan
4
prosedur perencanaan, penempatan alat kedokteran secara standar.
5 Menilai tingkat keberhasilan pemasangan dan atau pemindahan alat kesehatan
6 Melakukan uji coba (memonitor user dalam uji coba alat) alat kesehatan
7 Mampu menjelaskan prosedur pemakaian alat kepada pengguna dan
mengidentifikasi serta menetapkan kelengkapan perangkat
8 Menginventarisasi alat yang memerlukan perbaikan.

9 Mengidentifikasi kebutuhan suku cadang dari alat yang rusak.


10 Menyiapkan suku cadang dan melakukan perbaikan.
11 Mampu menghitung dan memvalidasi indikator mutu pelayanan unit

C. ELEKTROMEDIS TINGKAT MADYA


Elektromedis minimal lulusan D-III dengan pengalaman kerja 5-7 tahun atau
D-IV Teknik Elektromedik dengan pengalaman kerja 4-6 tahun.
Mampu menganalisis dan membuat perencanaan program pemeliharaan
A
serta membuat prosedur pemeliharaan alat kesehatan/kedokteran.
Mengidentifikasi alat kesehatan/kedokteran yang perlu dibuatkan program
1.
pemeliharaan.
Membuat program pemeliharaan dengan jadwal pemeliharaan sesuai
2. karakteristik alat kesehatan/kedokteran.
a. Membuat SOP pemeliharaan sesuai dengan manual book pada alat.
3. Membuat check list pemeliharaan alat kesehatan/kedokteran.
a. Mampu melaksanakan pemeliharaan secara preventif dan korektif serta
membuat dokumen pemeliharaan alat kesehatan/kedokteran.
b. Membedakan pemeliharaan preventif dan korektif (over houl, ada
penggantian suku cadang).
4 Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pemeliharaan alat.
a. Mampu menilai hasil kerja, membuat laporan, mengembangkan
pemeliharaan yang akan datang.
5. Membuat laporan hasil pemeliharaan yang telah dilakukan
6. Menilai hasil kerja dari proses pemeliharaan.
7. Melakukan pengembangan (menindaklanjuti hasil evaluasi)
8 Mampu melaksanakan uji fungsi, uji coba dan kalibrasi serta menilai tingkat
keberhasilan pemasangan alat kesehatan/kedokteran.
9 Mampu mengetahui fungsi, mengoperasikan alat, menganalisis alat dan
melakukan tindakan perbaikan alat kesehatan/kedokteran sesuai norma-norma
kesehatan kerja
10 Menilai keberhasilan kalibrasi, uji coba dan uji fungsi pemasangan alat
kesehatan
11 Mampu menyusun dan menganalisa indikator mutu unit

D. Penutup
Demikian white paper kompetensi elektromedis ini ditetapkan untuk dapat
dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial Elektromedis.
Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala Bidang Umum
Taman Puring

dr. Khaira Utia Yusrie, Holipah, Dipl.Rad drg. Loekman Effendi


SpPD, FINASIM
Tanggal:…………………… Tanggal:…………………… Tanggal:……………………
WHITE PAPER PROFESI FISIOTERAPIS

A. Latar belakang
Dalam pasal 11 ayat 10 UU No 36 tahun 2014 disebutkan bahwa jenis tenaga
kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keterapian fisik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf i terdiri atas Fisioterapis, Okupasi Terapis, Terapis Wicara, dan
Akupuntur. Guna menyempurnakan tujuan UU tersebut maka dibuatlah Permenkes No.
80 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Fisioterapis. Dalam
Permenkes tersebut menjelaskan bahwa Standar Profesi Tenaga Fisioterapi adalah
batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki/dikuasai oleh tenaga fisioterapi untuk
dapat melaksanakan pekerjaan dan praktik pelayanan fisioterapi secara professional yang
diatur oleh organisasi profesi.
Dalam mengatasi masalah fisioterapi pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah
Taman Puring memerlukan standar kompetensi profesi dari seorang tenaga fisioterapi
yang telah mengikuti pendidikan formal dan non formal. Guna mewujudkan fisioterapis
yang kompeten tersebut diperlukan sebuah sistem yang akuntabel dan berkelanjutan
untuk melakukan asesmen kompetensi seseorang fisioterapi berdasarkan standar yang
sudah ditetapkan. Dengan ini kami berupaya menetapkan standar minimum pencapaian
seorang fisioterapis agar diakui sebagai fisioterapis yang kompeten berdasarkan standar
kompetensi yang berlaku.

B. Standar Umum Kompetensi Fisioterapis


Standar umum kompetensi fisioterapi merupakan standar yang harus dimiliki oleh
fisioterapis secara umum yang bekerja di area pelayanan rawat inap dan rawat jalan RS
Muhammadiyah Taman Puring dengan kualifikasi sebagai berikut:
1. Karyawan tetap/karyawan kontrak.
2. Lulus pendidikan formal minimal D-3 Fisioterapi.
3. Memiliki SIPF/STR tenaga fisioterapi yang masih berlaku.
4. Fisioterapi yang masih harus disupervisi dalam melaksanakan tindakan asuhan
fisioterapi belum tentu boleh melakukan tindakan mandiri sampai dilakukan asesmen
kompetensi berikutnya.
5. Pengisian logbook secara keseluruhan minimal 90% untuk dapat diakukan dalam
proses asesmen kompetensi.
6. Rekomendasi Mitra Bestari tentang Clinical Previlege baik disetujui maupun disetujui
dengan supervisi secara keseluruhan dengan ketentuan:
a. >90% : direkomendasikan untuk proses asesmen berikutnya
b. 70% - 90% : direkomendasikan proses asesmen dengan catatan
c. <70% : tidak direkomendasikan proses asesmen, untuk selanjutnya
diserahkan kembali ke Unit Fisioterapi.
7. Melaksanakan proses asesmen kompetensi dengan sungguh-sungguh.
8. Mendapatkan SPKK/Clinical Appointment dari Direktur RS Muhammadiyah Taman
Puring.
9. Pengalaman kerja yang dimaksud adalah pengalaman kerja di pelayanan fisioterapi
rumah sakit.

C. Standar Khusus Kompetensi Fisioterapis


Standar kompetensi khusus merupakan standar pencapaian kompetensi
berdasarkan level Indikator Perilaku Kompetensi (IPK)-nya yang harus dipenuhi oleh
seorang fisioterapis.
1. FISIOTERAPI TINGKAT MULA

1 Melakukan komunikasi interpersonal dalam melaksanakan asuhan fisioterapi


a Mampu menyapa pasien dengan ramah
b Mampu memulai perbincangan dengan pasien untuk membuka komunikasi
dan membina hubungan
c Mampu menghargai pasien dan mempertahankan respon verbal dan non
verbal yang menyenangkan selama berhadapan dengan pasien
2 Mampu melakukan asuhan fisioterapi secara sederhana pada pasien dengan
kondisi ringan (tanpa komplikasi)
a. Mampu melakukan asesmen pada pasien
b. Mampu menetapkan diagnosa fisioterapi pasien dari data asesmen
c. Mampu melakukan perencanaan program fisioterapi pada pasien
d. Mampu melaksanakan program intervensi fisioterapi
e. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan intervensi
fisioterapi
f. Mampu menyusun dan melaksanakan tidak lanjut intervensi fisioterapi
g. Mampu melakukan dokumentasi
3 Mampu membuat perencanaan dan prioritas tindakan untuk jangka panjang
dalam melakukan proses pelayanan dan motivasi pada individu
4 Mampu berkolaborasi (bekerja sama) dengan tenaga kesehatan lain dan mampu
bekerjasama dan berkomunikasi dengan baik untuk klarifikasi tindakan kepada
dokter, perawat, OT, TW, dan administrasi
5 Mengetahui dan memahami indikator mutu pelayanan unit

2. FISIOTERAPI TINGKAT MUDA

1 Mempertahankan respon verbal/non verbal terhadap perasaan pasien


a. Mampu membangun kepercayaan pasien
b. Mampu membuat pasien berkomunikasi secara terbuka dan mengajaknya
untuk menggali dan memahami kebutuha dasar pasien
c. Mampu menentukan kebutuhan pasien
d. Mampu memberikan penjelasan akurat dan memuaskan terhadap
pertanyaan pasien
2 Mampu melakukan asuhan fisioterapi tingkat lanjut pada kasus pasien dengan
kondisi komplikasi
a. Mampu melakukan asesmen pada pasien dengan kondisi komplikasi
b. Mampu menetapkan diagnosis fisioterapi pasien dari data asesmen
c. Mampu melakukan perencanaan program fisioterapi pada pasien
d. Mampu melaksanakan program intervensi fisioterapi
e. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan intervensi
fisioterapi
f. Mampu menyusun dan melaksanakan tidak lanjut intervensi fisioterapi
g. Mampu melakukan dokumentasi
h. Mampu membuat perencanaan dan prioritas tindakan untuk tujuan jangka
panjang dalam melakukan proses pelayanan dan motivasi pada individu/
kelompok
i. Tetap melaksanakan tugas Fisioterapis Mula
3 Mampu melakukan asugan fisioterapi sesuai dengan prosedur dengan
menggunakan salah satu pendekatan tehnik spesifik seperti bobath anak,
bobath dewasa, PNF, dan manual terapi
4 Mampu menjadi pembimbing bagi pegawai baru dan melakukan bimbingan
pada Fisioterapis Mula
5 Mampu menghitung dan mevalidasi indikator mutu pelayanan unit
3. FISIOTERAPI TINGKAT MADYA (SUPERVISI)

1 Bersama pasien mengidentifikasi kebutuhan untuk terapi pasien


a. Mampu membangkitkan rasa optimis pasien
b. Mampu menyusun rencana pemenuhan kebutuhan untuk terapi pasien
secara tepat
c. Mampu mengajak pasien bersama-sama merencanakan pemenuhan
kebutuhan terapi untuk pasien
2 Melakukan kegiatan asuhan fisioterapi pada pasien dengan kasus berat atau
tindakan spesifik atau melakukan asuhan fisioterapi sesuai prosedur di ruang
perawatan khusus seperti HCU, ICU, NICU, PICU
3 Mampu membimbing dan mengembangkan fisioterapis di bawah levelnya
dalam hal ilmu pengetahuan, keahlian, dan sikap yang terkait dengan
pengelolaan fisioterapi dan mampu melakukan asssmen kompetensi pada
fisioterapi tingkat mula dan muda
a. Mampu memberikan training bekerjasama dengan bagian diklat
b. Melakukan asesmen
4 Mampu senantiasa mengikuti perkembangan dalam bidang IPTEK dan
penerapannya
a. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang asuhan fisioterapi
b. Mengevaluasi dan menganalisa pengembangan kinerja dalam pelayanan
fisioterapi
c. Menganalisa biaya pelayanan fisioterapi (tarif fisioterapi) yang telah
diidentifikasi dan dihitung
d. Mampu menggunakan teknologi dalam komunikasi dan informasi pada
pelayanan fisioterapi
5 Mampu melakukan penelitian, pengembangan, dan membuat sistem marketing
pelayanan dan pengelolaan fisioterapi
a. Mampu melakukan penelitian untuk pengembangan pelayanan fisioterapi
b. Mampu mengembangkan produk asuhan fisioterapi
c. Mampu mengusulkan produk-produk asuhan fisioterapi dan
mengembangkan pelayanan unit fisioterapi
6 Mampu menyusun dan menganalisa indikator mutu unit
D. Penutup
Demikian white paper kompetensi fisioterapi ini ditetapkan untuk dapat
dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial tenaga fisioterapis.
Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala Unit Fisioterapi
Taman Puring

Dr. Khaira Utia Yusrie, Holipah, Dipl.Rad Syafriani Syahrul, SSt.FT


SpPD, FINASIM
Tanggal:…………………… Tanggal:…………………… Tanggal:……………………
WHITE PAPER OKUPASI TERAPIS

A. Latar Belakang
Dalam pasal 11 ayat 10 UU No 36 tahun 2014 disebutkan bahwa jenis tenaga
kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keterapian fisik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf i terdiri atas Fisioterapis, Okupasi Terapis, Terapis Wicara, dan
Akupuntur. Guna menyempurnakan tujuan UU tersebut maka dibuatlah Permenkes No.
76 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Okupasi Terapi. Dalam
Permenkes tersebut menjelaskan bahwa Standar Profesi Tenaga Okupasi Terapi adalah
batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki/dikuasai oleh tenaga Okupasi Terapi
untuk dapat melaksanakan pekerjaan dan praktik pelayanan Okupasi Terapi secara
professional yang diatur oleh organisasi profesi.

Dalam mengatasi masalah Okupasi Terapi pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah


Taman Puring memerlukan standar kompetensi profesi dari seorang tenaga Okupasi
Terapi yang telah mengikuti pendidikan formal dan non formal. Guna mewujudkan
Okupasi Terapis yang kompeten tersebut diperlukan sebuah sistem yang akuntabel dan
berkelanjutan untuk melakukan asesmen kompetensi seseorang Okupasi Terapi
berdasarkan standar yang sudah ditetapkan. Dengan ini kami berupaya menetapkan
standar minimum pencapaian seorang Okupasi Terapi agar diakui sebagai Okupasi Terapi
yang kompeten berdasarkan standar kompetensi yang berlaku.

B. Standar Kompetensi Umum Okupasi Terapi


Standar umum kompetensi Okupasi Terapi merupakan standar yang harus dimiliki
oleh Okupasi Terapi secara umum yang bekerja di area pelayanan rawat inap dan rawat
jalan RS Muhammadiyah Taman Puring dengan kualifikasi sebagai berikut:
1. Karyawan tetap/karyawan kontrak.
2. Lulus pendidikan formal minimal D-3 Okupasi Terapi.
3. Memiliki SIPF/STR tenaga Okupasi Terapi yang masih berlaku.
4. Okupasi Terapi yang masih harus disupervisi dalam melaksanakan tindakan asuhan
Okupasi Terapi belum tentu boleh melakukan tindakan mandiri sampai dilakukan
asesmen kompetensi berikutnya.
5. Pengisian logbook secara keseluruhan minimal 90% untuk dapat diakukan dalam
proses asesmen kompetensi.
6. Rekomendasi Mitra Bestari tentang Clinical Previlege baik disetujui maupun disetujui
dengan supervisi secara keseluruhan dengan ketentuan:
a. >90% : direkomendasikan untuk proses asesmen berikutnya
b. 70% - 90% : direkomendasikan proses asesmen dengan catatan
c. <70% : tidak direkomendasikan proses asesmen, untuk selanjutnya
diserahkan kembali ke Unit Okupasi Terapi.
7. Melaksanakan proses asesmen kompetensi dengan sungguh-sungguh.
8. Mendapatkan SPKK/Clinical Appointment dari Direktur RS Muhammadiyah Taman
Puring.
9. Pengalaman kerja yang dimaksud adalah pengalaman kerja di pelayanan Okupasi
Terapi Rumah Sakit.

C. Standar Kompetensi Khusus Okupasi Terapi


Standar kompetensi khusus merupakan standar pencapaian kompetensi
berdasarkan level Indikator Perilaku Kompetensi (IPK)-nya yang harus dipenuhi oleh
seorang Okupasi Terapi.
1. OKUPASI TERAPI LEVEL 1 (TINGKAT MULA)
1 Melakukan komunikasi interpersonal dalam melaksanakan asuhan Okupasi Terapi
a Mampu menyapa pasien dengan ramah
b Mampu memulai perbincangan dengan pasien untuk membuka komunikasi dan
membina hubungan
c Mampu menghargai pasien dan mempertahankan respon verbal dan non verbal
yang menyenangkan selama berhadapan dengan pasien
2 Mampu melakukan asuhan Okupasi Terapi secara sederhana pada pasien dengan
kondisi ringan (tanpa komplikasi)
a. Mampu melakukan asesmen pada pasien
b. Mampu menetapkan diagnosa Okupasi Terapi pasien dari data asesmen
c. Mampu melakukan perencanaan program Okupasi Terapi pada pasien
d. Mampu melaksanakan program intervensi Okupasi Terapi
e. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan intervensi Okupasi
Terapi
f. Mampu menyusun dan melaksanakan tidak lanjut intervensi Okupasi Terapi
g. Mampu melakukan dokumentasi
3 Mampu membuat perencanaan dan prioritas tindakan untuk jangka panjang dalam
melakukan proses pelayanan dan motivasi pada individu
4 Mampu berkolaborasi (bekerja sama) dengan tenaga kesehatan lain dan mampu
bekerjasama dan berkomunikasi dengan baik untuk klarifikasi tindakan kepada
dokter, perawat, terapi wicara, dan administrasi
5 Mengetahui dan memahami indikator mutu pelayanan unit

2. OKUPASI TERAPI LEVEL 2 (TINGKAT MUDA)


1 Mempertahankan respon verbal/non verbal terhadap perasaan pasien
a. Mampu membangun kepercayaan pasien
b. Mampu membuat pasien berkomunikasi secara terbuka dan mengajaknya
untuk menggali dan memahami kebutuha dasar pasien
c. Mampu menentukan kebutuhan pasien
d. Mampu memberikan penjelasan akurat dan memuaskan terhadap pertanyaan
pasien
2 Mampu melakukan asuhan Okupasi Terapi tingkat lanjut pada kasus pasien dengan
kondisi komplikasi
a. Mampu melakukan asesmen pada pasien dengan kondisi komplikasi
b. Mampu menetapkan diagnosis Okupasi Terapi pasien dari data asesmen
c. Mampu melakukan perencanaan program Okupasi Terapi pada pasien
d. Mampu melaksanakan program intervensi Okupasi Terapi
e. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan intervensi Okupasi
Terapi
f. Mampu menyusun dan melaksanakan tidak lanjut intervensi Okupasi Terapi
g. Mampu melakukan dokumentasi
h. Mampu membuat perencanaan dan prioritas tindakan untuk tujuan jangka
panjang dalam melakukan proses pelayanan dan motivasi pada individu/
kelompok
i. Tetap melaksanakan tugas Okupasi Terapi Mula
3 Mampu melakukan asuhan Okupasi Terapi sesuai dengan prosedur dengan
menggunakan salah satu pendekatan tehnik spesifik seperti Sensory Integration,
Behavior Therapy, Snoezelen Therapy,dan Table Top
4 Mampu menjadi pembimbing bagi pegawai baru dan melakukan bimbingan pada
Okupasi Terapi Mula
5 Mampu menghitung dan mevalidasi indikator mutu pelayanan unit

3. OKUPASI TERAPI LEVEL 3 (SUPERVISI)


1 Bersama pasien mengidentifikasi kebutuhan untuk terapi pasien
a. Mampu membangkitkan rasa optimis pasien
b. Mampu menyusun rencana pemenuhan kebutuhan untuk terapi pasien secara
tepat
c. Mampu mengajak pasien bersama-sama merencanakan pemenuhan kebutuhan
terapi untuk pasien
2 Melakukan kegiatan asuhan Okupasi Terapi pada pasien dengan kasus berat atau
tindakan spesifik atau melakukan asuhan fisioterapi sesuai prosedur di ruang
perawatan khusus seperti HCU, ICU, NICU, PICU
3 Mampu membimbing dan mengembangkan Okupasi Terapi di bawah levelnya
dalam hal ilmu pengetahuan, keahlian, dan sikap yang terkait dengan pengelolaan
Okupasi Terapi dan mampu melakukan asssmen kompetensi pada Okupasi Terapi
tingkat mula dan muda
a. Mampu memberikan training bekerjasama dengan bagian diklat
b. Melakukan asesmen
4 Mampu senantiasa mengikuti perkembangan dalam bidang IPTEK dan
penerapannya
a. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
asuhan Okupasi Terapi
b. Mengevaluasi dan menganalisa pengembangan kinerja dalam pelayanan
Okupasi Terapi
c. Menganalisa biaya pelayanan Okupasi Terapi (tarif Okupasi Terapi) yang telah
diidentifikasi dan dihitung
d. Mampu menggunakan teknologi dalam komunikasi dan informasi pada
pelayanan Okupasi Terapi
5 Mampu melakukan penelitian, pengembangan, dan membuat sistem marketing
pelayanan dan pengelolaan Okupasi Terapi
a. Mampu melakukan penelitian untuk pengembangan pelayanan Okupasi Terapi
b. Mampu mengembangkan produk asuhan Okupasi Terapi
c. Mampu mengusulkan produk-produk asuhan Okupasi Terapi dan
mengembangkan pelayanan unit Okupasi Terapi
6 Mampu menyusun dan menganalisa indikator mutu unit

D. Penutup
Demikian white paper kompetensi Okupasi Terapi ini ditetapkan untuk dapat
dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial tenaga Okupasi
Terapi. Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala Unit Fisioterapi
Taman Puring

Dr. Khaira Utia Yusrie, Holipah, Dipl.Rad Syafriani Syahrul, SSt.FT


SpPD, FINASIM
Tanggal:…………………… Tanggal:…………………… Tanggal:……………………
WHITE PAPER PROFESI PERAWAT GIGI

A. Latar belakang
Standar Profesi Perawat Gigi disusun berdasarkan UU No 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan dan
Keputusan Menteri Kesehatan No.1035/MenKes/SK/1998 tentang Perawat Gigi.
Penyelengaraan pelayanan Perawat Gigi diatur dalam Keputusan Menteri
Kesehatan RI No 378/MenKes/III/2007 tentang Standar Profesi Perawat Gigi dan
Keputusan Menteri Kesehtan RI No 1392/MenKes/SK/VII/2001 tentang Registrasi dan
Izin Kerja Tenaga Perawat Gigi yang merupakan profesi kesehatan yang melaksanakan
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut secara profesional.

B. Standar Umum Kompetensi Perawat Gigi


Standar kompetensi perawat gigi merupakan standar yang harus dimiliki oleh
perawat gigi secara umum yang bekerja di RS Muhammadiyah Taman Puring dengan
kualifikasi sebagai berikut:
1. Karyawan tetap atau karyawan kontrak.
2. Lulus pendidikan formal minimal D-3 Keperawatan Gigi
3. Memiliki SIP/SIK/STR Perawat Gigi yang masih berlaku.
4. Pengisian logbook secara keseluruhan minimal 90 % untuk dapat diajukan dalam
proses ssesmen kompetensi.
5. Rekomendasi Mitra Bestari tentang Clinical Privilege baik disetujui maupun disetujui
dengan supervisi secara keseluruhan dengan ketentuan:
a. > 90 % : Direkomendasikan untuk proses asesmen berikutnya
b. 70%-90% : Direkomendasikan proses asesmen dengan catatan
c. < 70% : Tidak direkomendasikan proses asesmen, untuk selanjutnya
diserahkan kembali ke Unit Pelayanan Kesehatan Gigi.
6. Melaksanakan proses asesmen kompetensi secara sungguh – sungguh.
7. Mendapatkan SPKK/Clinical Appointment dari Direktur RS Muhammadiyah Taman
Puring.
8. Pengalaman kerja yang dimaksud adalah pengalaman kerja di pelayanan asuhan
kesehatan gigi rumah sakit.

C. Standar Khusus Kompetensi Perawat Gigi


Standar kompetensi khusus merupakan standar pencapaian kompetensi
berdasarkan level Indikator Perilaku Kompetensi (IPK)-nya yang harus di penuhi oleh
seorang Perawat Gigi .

A. PERAWAT GIGI KLINIK I


Perawat Gigi Klinik I atau Tingkat Mula adalah minimal lulusan D-III
Keperawatan Gigi dan telah memiliki pengalaman kerja 0-3 tahun atau lulusan D-IV
Keperawatan Gigi dengan pengalaman kerja 0-1 tahun.
1 Melakukan pengkajian keperawatan gigi
2 Menetapkan diagnosa keperawatan gigi
3 Menyusun rencana keperawatan gigi
4 Melakukan dokumentasi proses keperawatan gigi
5 Identifikasi pasien
6 Tindakan pencegahan pasien jatuh
7 Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan standar dan prinsip
pencegahan infeksi
8 Melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien, keluarga, dan tim kesehatan
lainnya
9 Melakukan edukasi pada pasien dan keluarga
10 Membantu perawatan diri: kebersihan mulut
11 Mengatur posisi pasien
12 Melakukan tindakan menenangkan pasien
13 Memberikan tindakan untuk mengurangi kecemasan pasien
14 Sentuhan
15 Persiapan ruang tindakan gigi dan mulut
16 Melakukan desinfektan dental unit set
17 Penggolongan instrumen kotor untuk disteril
18 Melakukan pencatatan inventarisasi alat dan bahan poli gigi dan mulut
19 Melakukan tindakan pre-cleaning
20 Melakukan cleaning
21 Melakukan persiapan instrumen set diagnostik
22 Melakukan pencatatan dan pelaporan pelayanan keperawatan gigi dan mulut
23 Melakukan kolaborasi berupa rujukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
kepada level di atasnya
24 Melakukan upaya promotif kesehatan gigi dan mulut pada individu/keluarga
25 Melakukan kolaborasi spesialistik tindakan dental scalling
26 Kolaborasi spesialistik pada tindakan kontrol
27 Kolaborasi spesialistik pada tindakan premedikasi
28 Mengetahui dan memahami indikator mutu pelayanan unit

B. PERAWAT GIGI KLINIK II


Perawat Gigi Klinik II atau Tingkat Muda adalah minimal lulusan D-III
Keperawatan Gigi dan telah memiliki pengalaman kerja 3-5 tahun atau lulusan D-IV
Keperawatan Gigi dengan pengalaman kerja 2-4 tahun.
1 Manajemen nyeri
2 Melakukan pencatatan inventarisasi alat, obat, dan bahan gigi dan mulut
3 Melakukan persiapan pelayanan meliputi obat, bahan, dan peralatan gigi dan
mulut
4 Kolaborasi pada tindakan kuret
5 Kolaborasi pada tindakan splinting
6 Kolaborasi pada tindakan operasi flap
7 Kolaborasi pada tindakan cetak
8 Kolaborasi pada tindakan composite
9 Kolaborasi pada tindakan glass ionomer cement
10 Kolaborasi pada tindakan inlay/onlay
11 Kolaborasi pada tindakan labial veneer
12 Kolaborasi pada tindakan mahkota all porcelain/mahkota metal
13 Kolaborasi pada tindakan mahkota sementara
14 Kolaborasi pada tindakan pengisian saluran akar gigi anterior/posterior
15 Kolaborasi pada tindakan pin casting (pemasangan pin)
16 Kolaborasi pada tindakan pit and fissure sealant
17 Kolaborasi pada tindakan perawatan saluran akar gigi anterior/posterior
18 Kolaborasi pada tindakan pulp capping
19 Kolaborasi pada tindakan tambalan sementara
20 Kolaborasi pada tindakan excision mucocele
21 Kolaborasi pada tindakan insisi
22 Kolaborasi pada tindakan oral propilaksis
23 Kolaborasi pada tindakan ortho fixed (cekat) rahang atas dan rahang bawah
24 Kolaborasi pada tindakan removable 1 gigi
25 Kolaborasi pada tindakan penambahan elemen
26 Kolaborasi pada tindakan pencabutan gigi sulung dengan suntik
27 Kolaborasi pada tindakan pencabutan gigi sulung tanpa suntik
28 Melakukan tindakan pengisian model gigi
29 Melaukan asuhan keperawatan gigi pada tindakan dental scalling
30 Melakukan asuhan keperawatan gigi pada tindakan penambalan
31 Melakukan asuhan keperawatan gigi pada tindakan pencabutan gigi sulung
dengan topical anasthesi
32 Penatalaksanaan perdarahan di area mulut dan sekitar: penekanan pada area
perdarahan
33 Mampu menghitung dan memvalidasi indikator mutu pelayanan unit

C. PERAWAT GIGI KLINIK III


Perawat Gigi Klinik III atau Tingkat Madya adalah minimal lulusan D-III
Keperawatan Gigi dan telah memiliki pengalaman kerja 5-7 tahun atau lulusan D-IV
Keperawatan Gigi dengan pengalaman kerja 4-6 tahun.
1 Menyusun rencana kebutuhan alat, obat, dan kesehatan gigi dan mulut
2 Mengelola permintaan kebutuhan alat, obat, dan bahan kesehatan gigi dan
mulut
3 Melakukan pengawasan alat dan bahan kesehatan gigi dan mulut
4 Melakukan pencatatan dan pelaporan pelayanan keperawatan gigi dan mulut
bulanan
5 Melakukan asuhan keperawatan gigi pada pasien post operasi gigi di rawat
jalan
6 Kolaborasi pada tindakan buka jahitan
7 Kolaborasi pada tindakan debridement
8 Kolaborasi pada tindakan insisi abses
9 Kolaborasi pada tindakan pencabutan gigi
10 Kolaborasi pada tindakan odobtectomy M3 impaksi kelas I/kelas II
11 Kolaborasi pada tindakan operculectomy
12 Kolaborasi pada tindakan alat cekat RA dan RB
13 Kolaborasi pada tindakan cetak ortho
14 Kolaborasi pada tindakan fixed retainer RA dan RB
15 Kolaborasi pada tindakan ganti band baru
16 Kolaborasi pada tindakan ganti braket baru
17 Kolaborasi pada tindakan ganti kawat baru
18 Kolaborasi pada tindakan karet ortho
19 Kolaborasi pada tindakan kontrol alat cekat
20 Kolaborasi pada tindakan kontrol retainer
21 Kolaborasi pada tindakan pasang band lepas
22 Kolaborasi pada tindakan pasang braket lepas
23 Kolaborasi pada tindakan removable retainer rahang atas dan rahang bawah
24 Kolaborasi pada tindakan topical fluor application
25 Kolaborasi pada tindakan bongkar crown
26 Kolaborasi pada tindakan bongkar prothesa
27 Kolaborasi pada tindakan flexi denture
28 Kolaborasi pada tindakan full denture
29 Kolaborasi pada tindakan GTS frame
30 Kolaborasi pada tindakan plat prothesa
31 Kolaborasi pada tindakan sementasi ulang
32 Melakukan tindakan buka jahitan paska operasi bedah mulut
33 Melakukan pencetakan model gigi
34 Melakukan asuhan keperawatan gigi pada tindakan penambalan
35 Melakukan asuhan keperawatan gigi pada tindakan pencabutan gigi dengan
local anastesi
36 Mampu menyusun dan menganalisa indikator mutu unit

D. Penutup
Demikian white paper kompetensi perawat gigi ini ditetapkan untuk dapat
dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial Tenaga Perawat Gigi.
Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala SMF Gigi
Taman Puring

dr. Khaira Utia Yusrie, Holipah, Dipl.Rad drg. Loekman Effendi


SpPD, FINASIM
Tanggal:…………………… Tanggal:…………………… Tanggal:……………………
WHITE PAPER PROFESI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

A. Latar belakang
Dalam pasal 11 ayat 1 UU NO 36 tahun 2014 disebutkan bahwa Jenis Tenaga
Kesehatan Perekam medis dan informasi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf J. Guna menyempurnakan tujuan UU tersebut maka dibuatlah Permenkes 269/2008
tentang Rekam Medis dan KMK Nomor 312 Tahun 2020 tentang standar profesi perekam
medis dan informasi kesehatan batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki/dikuasai
oleh tenaga perekam medis dan informasi kesehatan untuk dapat melaksanakan pekerjaan
perekam medis dan informasi kesehatan secara profesional yang diatur oleh organisasi
profesi.
Dalam mengelola unit rekam medis di Rumah Sakit Muhammadiyah Taman
Puring memerlukan standar kompetensi profesi dari seorang tenaga ahli perekam medis
dan informasi kesehatan yang telah mengikuti pendidikan formal dan non formal. Guna
mewujudkan perekam medis yang kompeten tersebut diperlukan sebuah sistem yang
akuntabel dan berkelanjutan untuk mengelola unit rekam medis dan informasi kesehatan
berdasarkan standar yang sudah ditetapkan. Dengan ini kami berupaya menetapkan
standar minimum perekam medis dan informasi kesehatan agar diakui sebagai perekam
medis berdasarkan standar kompetensi yang berlaku.

B. Standar Umum Kompetensi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan


Standar kompetensi perekam medis dan informasi kesehatan merupakan standar
yang harus dimiliki oleh ahli perekam medis dan informasi secara umum yang bekerja di
area rekam medis RS Muhammadiyah Taman Puring dengan kualifikasi sebagai berikut:
1. Karyawan tetap atau karyawan kontrak.
2. Lulus pendidikan formal minimal D-3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.
3. Memiliki SIP/SIK/STR tenaga Perekam Medis dan Informasi Kesehatan yang masih
berlaku.
4. Pengisian logbook secara keseluruhan minimal 90% untuk dapat diajukan dalam
proses asesmen kompetensi.
5. Rekomendasi Mitra Bestari tentang Clinical Privilege baik disetujui maupun tidak
disetujui dengan supervisi secara keseluruhan dengan ketentuan:
a. > 90 % : Direkomendasikan untuk proses asesmen berikutnya
b. 70%-90% : Direkomendasikan proses asesmen dengan catatan
c. < 70% : Tidak direkomendasikan proses asesmen, untuk selanjutnya
diserahkan kembali ke Unit Rekam Medis.

6. Melaksanakan proses asesmen kompetensi secara sungguh – sungguh.


7. Mendapatkan SPKK/Clinical Appointment dari Direktur RS Muhammadiyah Taman
Puring.
8. Pengalaman kerja yang dimaksud adalah pengalaman kerja di pelayanan rekam medis
dan informasi kesehatan.

C. Standar Khusus Kompetensi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan


Standar kompetensi khusus merupakan standar pencapaian kompetensi
berdasarkan level Indikator Perilaku Kompetensi (IPK)-nya yang harus di penuhi oleh
seorang ahli perekam medis dan informasi kesehatan
1. AHLI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN TINGKAT MULA
Ahli Perekam Medis dan Informasi Kesehatan minimal lulusan D-III Perekam
Medis dan Informasi Kesehatan dengan pengalaman kerja 0-2 tahun.
A Mampu melakukan kegiatan pelayanan manajemen dasar rekam medis
1 Mampu meregistrasi semua kunjungan di fasilitas pelayanan kesehatan
2 Mampu melakukan sistem penamaan dan penomoran rekam medis
a. Mengetahui tujuan penomoran (cara seri, cara unit, cara seri unit)
b. Mampu melakukan penomoran secara komputerisasi untuk rawat jalan dan
rawat inap
c. Mampu melakukan penamaan sesuai prosedur
3 Mampu mengelola kegiatan rekam medis (penjajaran, retrieval, asembling,
penyusutan)
a. Mampu melakukan penjajaran (pengelompokkan rekam medis sesuai
dengan nomor primer, kemudian nomor tersier)
b. Mampu melakukan retrieval rekam medis pasien
c. Mampu melakukan asembling rekam medis pasien
d. Mampu melakukan penyusutan rekam medis pasien
4 Mampu berkomunikasi dan bersikap profesional kepada pasien dan
keluarganya
5 Mengetahui dan memahami indikator mutu pelayanan unit

2. AHLI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN TINGKAT MUDA


Ahli Perekam Medis dan Informasi Kesehatan minimal lulusan D-III Perekam
Medis dan Informasi Kesehatan dengan pengalaman kerja 2-5 tahun.
A Mampu melaksanakan kegiatan pemberian kode diagnosis penyakit dan
pelepasan informasi
1. Mampu menentukan kode diagnosis penyakit, kematian, dan tindakan
a. Mengetahui tujuan dari kodefikasi penyakit
b. Mampu melakukan kodefikasi penuakit dengan benar sesuai ICD 10.
1) Mampu mengklarifikasi diagnosis penyakit sesuai diagnosis yang
ditentukan dokter, Modul ICD 10, mencari kode diagnosis, menuliskan
kode diagnosis penyakit.
2) Mampu menentukan kode tindakan berdasarkan ICD 9-CM.
3) Mampu mengklarifikasi kode tindakan sesuai tindakan yang dilakukan
oleh dokter, menuliskan kode tindakan pada kolom kode tindakan
dalam formulir yang ditentukan.
2 Mampu memahami peraturan-peraturan yang terkait hukum dan kesehatan
dalam menunjang pelepasan informasi pada pasien maupun pihak ketiga.
a. Mampu memahami peraturan yang terkait dengan hukum kesehatan sesuai
dengan Permenkes 269 tahun 2008.
b. Mengetahui cara pemberian informasi baik kepada pasien maupun pihak
ketiga.
c. Mampu menjelaskan aturan pemberian informasi sesuai dengan ketentuan
(Permenkes 269 tahun 2008).
d. Mampu melakukan pemberian informasi kepada pasien/keluarga, penjamin
biaya pasien, rumah sakit yang menjadi tempat rujukan, dokter yang
merawat, dan pihak yang berwenang (pengadilan).
e. Mampu menjelaskan aturan peminjaman rekam medis pasien.
B Mampu melakukan analisis kuantitatif dan penyusunan pelaporan
1 Mampu menganalisis rekam medis secara kuantitatif
a. Mengetahui cara melakukan analisis kuantitatif.
b. Mampu menyebutkan tujuan analisis rekam medis secara kuantitatif.
c. Mampu melakukan cara menganalisis formulir rekam medis.
1) Mampu melakukan sampling pengisian catatan medis pasien /KLPCM.
2) Mampu memeriksa kebenaran pengisian formulir.
3) Mampu melakukan analisis kuantitatif.
4) Mampu membuat laporan kepada pimpinan atas hasil analisis.
2 Mampu menyajikan data dan laporan ke berbagai pihak
a. Mampu mengelola data untuk penyusunan laporan.
C Mampu mengembangkan desain formulir rekam medis, melakukan
analisis kualitatif, dan alih keterampilan
1 Mampu mengembangakan desain yang spesifik sesuai kebutuhan
pengembangan modul penelitian bersama dengan kelompok profesi lainnya
a. Mampu menyebutkan cara pengembangan desain formulir untuk modul
pelatihan.
b. Mampu melakukan pengembangan desain formulir untuk modul penelitian,
yaitu:
1) Mengevaluasi desain formulir yang saat ini digunakan, seperti clinical
pathway.
2) Mengimplementasikan hasil penelitian untuk mengembangkan desain
yang
2 spesifik untuk kebutuhan yang baru.
Mampu menghitung dan mevalidasi indikator mutu pelayanan unit

3. AHLI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN TINGKAT MADYA


Ahli Perekam Medis dan Informasi Kesehatan minimal lulusan D-III Perekam
Medis dan Informasi Kesehatan dengan pengalaman kerja 5-7 tahun atau S-1 dengan
pengalaman kerja 0-1 tahun.
A Mampu melakukan analisis statistik kesehatan
1 Mampu melakukan analisis statistik kesehatan
a. Mampu menggunakan analisis statistik kesehatan untuk menghasilkan
informasi sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan.
b. Mampu menggunakan teknik analisis statistik kesehatan, seperti Barber
Johnson dan SPSS sehingga memberi masukan pada manajemen untuk
program dan pengambilan keputusan.
2 Mampu menelusuri kelengkapan informasi penunjang diagnosis
a. Mampu menelusuri kelengkapan informasi penunjang diagnosis untuk
mendapatkan kode penyakit dan masalah yang terkait serta kode tindakan
yang akurat.
b. Mampu melakukan penelusuran kelengkapan informasi penunjang
diagnosis berdasarkan evidence yang ada dalam rekam medis pasien serta
mampu mengintegrasikan dengan kode penyakit dan tindakan.
3 Mampu berkomunikasi dengan dokter dalam mengkonfirmasi diagnosis dan
tindakan berdasarkan hasil telaah pendokumentasian rekam medis.
a. Mampu mengkonfirmasi diagnosis dan tindakan berdasarkan telaah
pendokumentasian rekam medis.
b. Mampu mempersiapkan dokumen rekam medis, data/evidence, dan
melakukan konfirmasi atas kesesuaian data/evidence dengan penulisan
dokter.
B. Mampu mengembangkan desain formulir rekam medis, melakukan
analisis kualitatif, dan alih keterampilan
1 Mampu mengembangkan desain rekam medis sesuai kebutuhan sistem
pelayanan dan pelaporan dengan menggunakan biostatistik
a. Mengetahui cara pengembangan desain rekam medis sesuai kebutuhan
b. Mampu menyebutkan cara pengembangan desain rekam medis dengan
mengevaluasi formulir rekam medis yang digunakan saat ini dan
mendesain formulir rekam medis (manual/eletronik) sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan hasil analisis menggunakan biostatistik
2 Mampu menganalisis rekam medis secara kualitatif guna konsistensi isi dan
mutu rekam medis
a. Mampu menganalisis secara kualitatif untuk memberikan masukan bagi
peningkatan mutu pelayanan medis
b. Mampu melakukan cara analisis kualitatif
c. Mampu menunjukkan hasil analisis kualitatif
3 Mampu menganalisis secara kualitatif untuk memberikan masukan bagi
peningkatan mutu pelayanan medis
a. Mampu melakukan cara analisis kualitatif
b. Mampu menunjukkan hasil analisis kualitatif
4 Mampu melakukan alih keterampilan, membimbing, serta mengembangkan
pihak lain dalam ilmu rekam medis dan manajemen informasi kesehatan
a. Mampu melakukan alih ketrampilan, membimbing serta mengembangkan
pihak lain dalam ilmu rekam medis dan manajemen informasi kesehatan
pada proses, konteks dan kontens
b. Mampu menunjukkan bukti telah melakukan alih ketrampilan,
membimbing serta mengembangkan pihak lain dalam ilmu rekam medis
dan manajemen informasi kesehatan
5 Mampu menyusun dan menganalisa indikator mutu unit
D. Penutup
Demikian white paper kompetensi Perekam Medis dan Informasi kesehatan ini
ditetapkan untuk dapat dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses
kredensial tenaga Ahli Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Apabila di kemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala Unit Rekam Medis
Taman Puring

Dr. Khaira Utia Yusrie, Holipah, Dipl.Rad Ulfa Tunnisa, AMd.Kes


SpPD, FINASIM
Tanggal:…………………… Tanggal:…………………… Tanggal:……………………
WHITE PAPER PROFESI RADIOGRAFER

A. Latar belakang
Pasal 11 ayat 12 UU NO 36 tahun 2014 disebutkan bahwa Jenis Tenaga
Kesehatan yang termasuk dalam tenaga teknik biomedika sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf k terdiri atas radiografer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium medik,
fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik prostetik.
Kemenkes dalam hal ini telah menerbitkan HK.01.07/MENKES/316/2020
Tentang Standar Profesi Radiografer. Dalam Permenkes tersebut menjelaskan bahwa
Standar Profesi Tenaga Radiologi adalah batasan kemampuan minimal yang harus
dimiliki/dikuasai oleh tenaga Radiologi untuk dapat melaksanakan pekerjaan dan praktik
pelayanan Radiologi secara profesional yang diatur oleh organisasi profesi.
Dalam mengatasi masalah Radiologi di Rumah Sakit Muhammadiyah Taman
Puring diperlukan standar kompetensi profesi dari seorang tenaga Radiografer yang telah
mengikuti pendidikan formal dan non formal. Guna mewujudkan Radiografer yang
kompeten tersebut diperlukan sebuah sistem yang akuntabel dan berkelanjutan untuk
melakukan asesmen kompetensi seseorang Radiografer berdasarkan standar yang sudah
ditetapkan. Dengan ini kami berupaya menetapkan standar minimum pencapaian seorang
Radiografer agar diakui sebagai Radiografer yang kompeten berdasarkan standar
kompetensi yang berlaku.

B. Standar Umum Kompetensi Radiografer


1. Karyawan tetap atau karyawan kontrak.
2. Lulus pendidikan formal minimal D-3 Radiologi.
3. Memiliki SIP/SIK/STR yang masih berlaku.
4. Pengisian logbook secara keseluruhan minimal 90% untuk dapat diajukan dalam
proses asesmen kompetensi.
5. Rekomendasi Mitra Bestari tentang Clinical Privilege baik disetujui maupun tidak
disetujui dengan supervisi secara keseluruhan dengan ketentuan:
a > 90 % : Direkomendasikan untuk proses asesmen berikutnya
b 70%-90% : Direkomendasikan proses asesmen dengan catatan
c < 70% : Tidak direkomendasikan proses asesmen, untuk selanjutnya
diserahkan kembali ke Unit Radiologi
6. Melaksanakan proses asesmen kompetensi secara sungguh – sungguh.
7. Mendapatkan SPKK/Clinical Appointment dari Direktur RS Muhammadiyah Taman
Puring.
8. Pengalaman kerja yang dimaksud adalah pengalaman kerja di pelayanan gizi di rumah
sakit.

C. Standar Khusus Kompetensi Radiografer


Standar kompetensi khusus merupakan standar pencapaian kompetensi
berdasarkan level Indikator Perilaku Kompetensi (IPK)-nya yang harus dipenuhi oleh
seorang Radiografer.
1. RADIOGRAFER TINGKAT MULA
Radiografer minimal lulusan D-III Radiologi dan telah memiliki pengalaman
kerja 0-3 tahun atau lulusan D-IV dengan pengalaman kerja 0–2 tahun dan
mempunyai Surat Penugasan Klinik (SPK) Radiografer Tingkat Mula.
1. Profesional yang bermartabat dan berkepribadian luhur
a. Mampu menunjukkan sikap dalam melaksananakan pelayanan radiologi
yang professional sesuai dengan nilai dan prinsip ketuhanan, bermoral
luhur, beretika, berdisiplin, taat hukum, dan sosial budaya serta jujur.
2. Mawas diri dan pengembangan diri
e. Mampu melaksanakan pemeriksaan radiodiagnostik dasar dan proteksi
radiasi sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku
f. Menyadari kinerja profesionalitas diri
3 Komunikasi efektif
d. Mampu berkomunikasi dengan pasien dan rekan sejawat
e. Mampu melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukan yang baik dan benar
4 Pengelolaan informasi
a. Mampu menggunakan sistem informasi dalam memberikan pelayanan
radiologi (sistem avicenna)
b. Mampu mengoperasikan dan mengakses data dalam system computed
radiography
c. Mampu mengerjakan pengarsipan data radiologi
5 Landasan ilmu radiologi
a. Mampu menerapkan ilmu teknik radiografi dasar dalam rangka
menegakkan diagnosis
b. Mampu menerapkan radiofotografi dan imaging
c. Mampu menerapkan proteksi radiasi
d. Mampu mengoperasikan alat radiologi (pesawat sinar-X/USG/dental unit)
dan perlengkapan/aksesoris yang dibutuhkan
6 Keterampilan teknik radiologi
a. Mampu melakukan persiapan pemeriksaan dengan baik
b. Mampu melaksanakan pemeriksaan radiologi dasar/non kontras dengan
baik
c. Mampu melakukan pencucian film konvensional (film gigi)
d. Mampu mencetak film dengan alat CR (Computer Radiograhpy) dan Film
USG
e. Mampu merapikan arsip hasil radiologi beserta ekspertisenya
7 Pengelolaan pelayanan radiologi
a. Mampu menjalani semua SOP radiologi yang berlaku
b. Mampu menuliskan jadwal pemeriksaan yang dilakukan dengan perjanjian
c. Mampu menuliskan dengan benar dan lengkap data pasien,dosis yang
dipakai, film dan bahan yang dipakai, pada buku register
d. Mampu memasukkan data pasien dan jenis pemeriksaan dengan benar pada
alat CR (Computed Radiography)
e. Mampu melakukan cek dan ricek hasil foto/verifikasi, sesuai dengan
identitas pasien, jenis pemeriksaan, lembar ekspertise sesuai dengan data
pada amplop ronsen
f. Mampu memberikan hasil ronsen dan mengisi data-data yang pada buku
ekspertise hasil ronsen
8 Mengetahui dan memahami indikator mutu pelayanan unit

2. RADIOGRAFER TINGKAT MUDA


Radiografer lulusan D-III Radiologi dengan pengalaman kerja 3-5 tahun atau
lulusan D-IV Radiologi dengan pengalaman kerja 2-4 tahun atau lulusan D-IV
Radiologi dengan pengalaman kerja 1-3 tahun dan mempunyai Surat Penugasan
Klinik (SPK) Radiografer Tingkat Muda.
1. Profesional yang bermartabat dan berkepribadian luhur
a. Mampu memiliki sikap dan bertanggung jawab dalam melaksananakan
pelayanan radiologi yang professional sesuai dengan nilai dan prinsip
ketuhanan, bermoral luhur, beretika, berdisiplin, taat hukum, dan sosial
budaya serta jujur.
2. Mawas diri dan pengembangan diri
a. Tanggap terhadap tantangan kompetensi sesuai dengan standar pelayanan
radiologi dan mampu mengupayakan proteksi radiasi serta peraturan
pendukung.
b. Mampu mengidentifikasikan kebutuhan belajar untuk mengatasi
kelemahan dan mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi dan
keselamatan kerja.
3 Komunikasi efektif
a. Mampu berkomunikasi dengan rekan sejawat, manajemen, dan profesi lain
dalam yang terkait dalam pelayanan
b. Mampu melakukan komunikasi dengan masyarakat (keluarga pasien)
dalam rangka pemberian informasi tentang tatalaksana pemeriksaan
radiologi
4 Pengelolaan informasi
a. Mampu mengetahui faktor- faktor manfaat dan dampak dari penggunaan
sistem informasi radiologi terkait dengan pekerjaannya (sistem vicenna)
b. Mampu menyimpulkan keterkaitan penggunaan sistem informasi yang ada
(CR/Computed Radiography) dengan kebutuhan pelayanan radiologi dalam
upaya perbaikan mutu
c. Mampu mengurai faktor-faktor manfaat dan dampak dari pengarsipan data
radiologi
5 Landasan ilmu radiologi
b. Mampu mengupayakan dan menerapkan ilmu keselamatan dan kesehatan
kerja radiologi sesuai asas proteksi radiasi
c. Mampu menerapkan jaminan mutu alat dan perlengkapan radiologi
(pesawat sinar-X/USG/dental unit)
6 Keterampilan teknik radiologi
a. Mampu melaksanakan persiapan dan pelayanan radiologi kontras
b. Mampu melakukan asistensi dokter radiologi pada pemeriksaan kontras
c. Mampu melaksanakan pemeriksaan radiologi dental dengan baik
d. Mampu mengevaluasi hasil kualitas foto yang dibuat
7 Pengelolaan pelayanan radiologi
a. Mampu memahami SOP pelayanan radiologi dengan baik
b. Mampu mengatur jadwal pelayanan radiologi dengan baik
c. Mampu mengecek kelengkapan data pada buku register
d. Mampu mengecek data yang ada pada CR (Computed Radiography)
e. Mampu mengecek kesiapan alat rontgen (pesawat sinar-X/USG/dental
unit)
f. Mampu mengumpulkan data laporan kesiapan alat dan bahan kebutuhan
layanan radiologi
8 Mampu menghitung dan mevalidasi indikator mutu pelayanan unit

3. RADIOGRAFER TINGKAT MADYA


Radiografer lulusan D-III Radiologi dengan pengalaman kerja diatas 5 tahun
atau lulusan D-IV Radiologi dengan pengalaman kerja diatas 4 tahun serta
mempunyai Surat Penugasan Klinik (SPK) Radiografer Tingkat Madya.
1. Profesional yang bermartabat dan berkepribadian luhur
d. Mampu mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan pelaksananakan pelayanan radiologi yang
professional sesuai dengan nilai dan prinsip ketuhanan, bermoral luhur,
beretika, berdisiplin, taat hukum, dan sosial budaya serta jujur dan
bertanggungjawab
2. Mawas diri dan pengembangan diri
a. Menerima dan merespon positif umpan balik dari pihak lain untuk
pengembangan diri
b. Berperan aktif dalam upaya pengembangan kompetensi yang berkaitan
dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan radiologi serta upaya
peningkatan proteksi radiasi baik seminar, workshop dll
3 Komunikasi efektif
a. Mampu berkomunikasi dengan lembaga terkait dalam upaya pemberian
pelayanan kesehatan
b. Mampu memberikan informasi yang sebenarnya dan relevan kepada pihak
lain jika diperlukan sesuai peraturan dna perundangan-undangan
4 Pengelolaan informasi
b. Mampu menidentifikasikan masalah yang timbul atas pemanfaatan sistem
informasi radiologi serta mampu ndica solusi yang berdampak pada
keberlangsungan pelayanan (sistem ndicato)
c. Mampu mengkaji proses pemanfaatan penggunaan dan pengembangan
system informasi radiologi dengan CR (Computed Radiography) sehingga
mampu memberikan pelayanan dengan cepat, tepat, dan akurat
d. Mampu mengidentifikasikan masalah yang timbul atas pengarsipan data
radiologi serta mampu memberikan solusi yang berdampak kepada
keberlangsungan pelayanan
5 Landasan ilmu radiologi
a. Mampu mensupervisi penerapan ilmu teknik radiologi
b. Mampu mensupervisi dan membuat laporan penerapan proteksi radiasi
c. Mampu mensupervisi pengoperasian dan jaminan mutu alat dan
perlengkapan radiologi (pesawat sinar-X/USG/dental unit)
6 Keterampilan teknik radiologi
a. Mampu mensupervisi pelaksanaan pemeriksaan radiologi secara
keseluruhan
b. Mampu melakukan pengolahan film radiologi
c. Mampu melakukan pengecekan hasil pencitraan seluruh pemeriksaan
radiologi
7 Pengelolaan pelayanan radiologi
a. Mampu menyusun anggaran dan perencanaan pelayanan radiologi
b. Mampu menyusun dan menganalisa kebutuhan peralatan radiologi
c. Mampu mengevaluasi dan menganalisa kebutuhan tenaga dan jadwal
pelayanan
d. Mampu menjamin ketersediaan bahan dan kesiapan alat radiologi
e. Mampu menetapkan ndicator mutu layanan radiologi dan
mengevaluasinya
f. Mampu membuat, mereview, mengevaluasi, dan merevisi standar
pelayanan (SOP) radiologi yang berlaku
g. Mampu membuat laporan bulanan dan tahunan kegiatan pelayanan
radiologi
h. Mampu membuat laporan tahunan hasil paparan radiasi yang diterima
kepada direktur
i. Mampu mengambil keputusan dalam pengelolaan pelayanan radiologi dan
manajemen radiologi sesuai denga kewenangannya
j. Mampu membimbing dan mengarahkan radiographer dibawahnya dalam
hal pelayanan, pengembangan ilmu pengetahuan dan kerjasama dalam tim
8 Mampu menyusun dan menganalisa indikator mutu unit

D. Penutup
Demikian white paper kompetensi Radiografer ini ditetapkan untuk dapat
dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial tenaga Radiografer.
Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ka. Komite Profesi


Direktur Utama Kepala Unit Radiologi
Kesehatan Lain

dr. Khaira Utia Yusrie, SpPD- Holipah, Dipl.Rad Holipah, Dipl.Rad


FINASIM
Tanggal : …………………. Tanggal : …………………. Tanggal : ………………….
WHITE PAPER TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN

E. Latar Belakang
Tenaga kefarmasian merupakan bagian dari tenaga kesehatan. Menurut Peraturan
Pemerintah No.51 Tahun 2009 Tenaga kefarmasian terdiri dari Apoteker dan Tenaga
Teknis Kefarmasian. Dalam kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit, diperlukan
standar kompetensi profesi dari seorang Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah
mengikuti pendidikan formal dan non formal. Guna mewujudkan Tenaga Teknis
Kefarmasian yang kompeten diperlukan sebuah sistem yang akuntabel dan berkelanjutan
untuk melakukan asesmen kompetensi seseorang Tenaga Teknis Kefarmasian
berdasarkan standar yang sudah ditetapkan.
Mengadopsi pemikiran yang tertuang dalam Undang-Undang No 36 Tahun 2014
dan berlatar belakang pada pemikiran di atas, dengan ini kami berupaya menetapkan
standar minimum pencapaian seorang Tenaga Teknis Kefarmasian agar diakui sebagai
Tenaga Teknis Kefarmasian yang kompeten berdasarkan standar kompetensi yang
berlaku.

F. Standar Kompetensi Umum Tenaga Teknis Kefarmasian


Standar umum kompetensi apoteker merupakan standar yang harus dimiliki oleh
Tenaga Teknis Kefarmasian secara umum yang bekerja di Rumah Sakit Muhammadiyah
Taman Puring dengan kualifikasi adalah sebagai berikut:
1. Karyawan tetap/karyawan kontrak.
2. Lulus pendidikan formal minimal D-III.
3. Memiliki STR yang masih berlaku.
4. Pengisian logbook secara keseluruhan minimal 90% untuk dapat diajukan dalam
proses asesmen kompetensi.
5. Rekomendasi Mitra Bestari tentang Clinical Privilege baik disetujui maupun disetujui
dengan supervise secara keseluruhan dengan ketentuan:
a) >90% : direkomendasikan untuk proses asesmen berikutnya
b) 70%-90% : direkomendasikan proses asesmen dengan catatan
c) <70% : tidak direkomendasikan proses asesmen, untuk selanjutnya
diserahkan kembali ke Unit Farmasi
6. Mendapatkan SPKK/Clinical Appointment dari Direktur RS Muhammadiyah Taman
Puring.
C. Standar Kompetensi Khusus Tenaga Teknis Kefarmasian

1. Mencatat kebutuhan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan


a. Memeriksa ketersediaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
b. Memeriksa persediaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang
mendekati waktu kadaluarsa
c. Membuat usulan penanganan obat yang akan kadaluarsa
2. Memesan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
a. Mengusulkan kebutuhan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan di unit
kerja
b. Memesan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan berdasarkan permintaan
dari apoteker
3 Menerima sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
a. Menerima sediaan farmasi /perbekalan kesehatan dan memeriksa sesuai
pesanan
b. Memeriksa keadaan fisik sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
c. Membuat bukti penerimaan
4 Menyimpan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
a. Menyimpan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai golongannya
b. Menyimpan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai bentuk
sediaanya
c. Menyimpan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai sifat fisika,
kimia berdasarkan kemasannya
5 Melakukan administrasi dokumen sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
a. Menyimpan faktur pembelian dan resep
b. Mengelompokkan resep yang akan dimusnahkan
c. Menyiapkan, mengisi dan menyimpan kartu stok
6 Menghitung/ kalkulasi biaya obat dan perbekalan kesehatan
a. Menghitung jumlah sediaan farmasi/ perbekaln kesehatan
b. Menghitung biaya resep
c. Menginformasikan biaya resep obat
d. Mendokumentasikan resep
7 Melaksanakan prosedur penerimaan dan penilaian resep di farmasi
a. Menerima dan memeriksa resep
b. Memberikan usulan pemecahan masalah terkait adanya OTT fisika/ kimia
8 Melaksanakan proses peracikan sediaan farmasi sesuai permintaan dokter
a. Menyiapkan sediaan farmasi sesuai prosedur
b. Menyiapkan pengemas
c. Meracik sediaan farmasi dibawah pengawsan apoteker/ pimpinan unit
d. Melakukan catatan dan pendokumentasian
9 Menulis etiket dan menempelkannya pada kemasan sediaan farmasi
a. Menuliskan etiket
b. Menempelkan etiket dan label pada kemasan
c. Melakukan pengecekan etiket dan label
10 Melaksanakan prosedur penyerahan obat unit dose/ resep individu di bawah
pengawasan apoteker/ pimpinan
a. Verifikasi kesesuain resep dan obat yang diberikan
b. Melakukan penyerahan obat dan pemberian informasi dan membuat
dokumentasi
11 Melakukan pencatatan semua data yang berhubungan dengan proses dispensing
a. Melakukan rekam data di komputer
b. Melakukan pencatatan semua data
c. Melakukan penyimpanan dokumen
12 Melaksanakan prosedur distribusi sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan untuk
keperluan floor stock di bawah supervisi apoteker
a. Verifikasi dokumen permintaan barang
b. Menyiapkan sediaan farmasi / perbekalan farmasi
c. Melakukan distribusi sediaan farmasi/ perbekalan farmasi
d. Membuat dokumentasi
13 Berkomunikasi dengan orang lain
a. Menerima dan mengklarifikasi perintah
b. Menerima dan meneruskan pesan
c. Memberikan informasi yang benar
d. Menunjukkan ketrampilan pribadi yang benar
14 Mengetahui dan memahami indikator mutu pelayanan unit

D. Penutup
Demikian white paper kompetensi Tenaga Teknis Kefarmasian ini ditetapkan untuk
dapat dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial Tenaga Teknis
Kefarmasian. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala Unit Farmasi
Taman Puring

Dr. Khaira Utia Yusrie, Holipah, Dipl.Rad Apt.Ilham Zurriyati, S. Farm


SpPD, FINASIM
Tanggal:…………………… Tanggal:…………………… Tanggal:……………………
WHITE PAPER TERAPI WICARA

A. Latar Belakang
Dalam pasal 11 ayat 10 UU No 36 tahun 2014 disebutkan bahwa jenis tenaga
kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keterapian fisik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf i terdiri atas Fisioterapis, Okupasi Terapis, Terapis Wicara, dan
Akupuntur. Guna menyempurnakan tujuan UU tersebut maka dibuatlah Permenkes No.
24 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Terapi wicara. Dalam
Permenkes tersebut menjelaskan bahwa Standar Profesi Tenaga Terapi wicara adalah
batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki/dikuasai oleh tenaga Terapis wicara
untuk dapat melaksanakan pekerjaan dan praktik pelayanan terapi wicara secara
professional yang diatur oleh organisasi profesi.

Dalam mengatasi masalah terapi wicara pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah


Taman Puring memerlukan standar kompetensi profesi dari seorang tenaga terapis wicara
yang telah mengikuti pendidikan formal dan non formal. Guna mewujudkan terapis
wicara yang kompeten tersebut diperlukan sebuah sistem yang akuntabel dan
berkelanjutan untuk melakukan asesmen kompetensi seseorang terapis wicara
berdasarkan standar yang sudah ditetapkan. Dengan ini kami berupaya menetapkan
standar minimum pencapaian seorang terapis wicara agar diakui sebagai terapis wicara
yang kompeten berdasarkan standar kompetensi yang berlaku.

B. Standar Kompetensi Umum Terapi Wicara


Standar umum kompetensi terapi wicara merupakan standar yang harus dimiliki
oleh terapis wicara secara umum yang bekerja di area pelayanan rawat inap dan rawat
jalan RS Muhammadiyah Taman Puring dengan kualifikasi sebagai berikut:
1. Karyawan tetap/karyawan kontrak.
2. Lulus pendidikan formal minimal D-3 Terapi Wicara.
3. Memiliki SIPF/STR tenaga Terapi wicara yang masih berlaku.
4. Terapis wicara yang masih harus disupervisi dalam melaksanakan tindakan asuhan
terapi wicara belum tentu boleh melakukan tindakan mandiri sampai dilakukan
asesmen kompetensi berikutnya.
5. Pengisian logbook secara keseluruhan minimal 90% untuk dapat diakukan dalam
proses asesmen kompetensi.
6. Rekomendasi Mitra Bestari tentang Clinical Previlege baik disetujui maupun disetujui
dengan supervisi secara keseluruhan dengan ketentuan:
a. >90% : direkomendasikan untuk proses asesmen berikutnya
b. 70% - 90% : direkomendasikan proses asesmen dengan catatan
c. <70% : tidak direkomendasikan proses asesmen, untuk selanjutnya
diserahkan kembali ke Unit Klinik Tumbuh Kembang.
7. Melaksanakan proses asesmen kompetensi dengan sungguh-sungguh.
8. Mendapatkan SPKK/Clinical Appointment dari Direktur RS Muhammadiyah Taman
Puring.
9. Pengalaman kerja yang dimaksud adalah pengalaman kerja di pelayanan terapi wicara
rumah sakit.

C. Standar Kompetensi Khusus Terapi Wicara


Standar kompetensi khusus merupakan standar pencapaian kompetensi
berdasarkan level Indikator Perilaku Kompetensi (IPK)-nya yang harus dipenuhi oleh
seorang fisioterapis.
1. TERAPI WICARA TINGKAT MULA
1 Melakukan komunikasi interpersonal dalam melaksanakan asuhan terapi wicara
a Mampu menyapa pasien dengan ramah
b Mampu memulai perbincangan dengan pasien untuk membuka komunikasi dan
membina hubungan
c Mampu menghargai pasien dan mempertahankan respon verbal dan non verbal
yang menyenangkan selama berhadapan dengan pasien
2 Mampu melakukan asuhan terapi wicara secara sederhana pada pasien dengan
kondisi ringan (tanpa komplikasi)
a. Mampu melakukan asesmen pada pasien
b. Mampu menetapkan diagnosis terapi wicara pasien dari data asesmen
c. Mampu melakukan perencanaan program terapi wicara pada pasien
d. Mampu melaksanakan program intervensi terapi wicara
e. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan intervensi terapi
wicara
f. Mampu menyusun dan melaksanakan tidak lanjut intervensi terapi wicara
g. Mampu melakukan dokumentasi
3 Mampu membuat perencanaan dan prioritas tindakan untuk jangka panjang dalam
melakukan proses pelayanan dan motivasi pada individu
4 Mampu berkolaborasi (bekerja sama) dengan tenaga kesehatan lain dan mampu
bekerjasama dan berkomunikasi dengan baik untuk klarifikasi tindakan kepada
dokter, perawat, OT, fisioterapi, dan administrasi
5 Mengetahui dan memahami indikator mutu pelayanan unit

2. TERAPI WICARA TINGKAT MANDIRI


1 Mempertahankan respon verbal/non verbal terhadap perasaan pasien
a. Mampu membangun kepercayaan pasien
b. Mampu membuat pasien berkomunikasi secara terbuka dan mengajaknya
untuk menggali dan memahami kebutuha dasar pasien
c. Mampu menentukan kebutuhan pasien
d. Mampu memberikan penjelasan akurat dan memuaskan terhadap pertanyaan
pasien
2 Mampu melakukan asuhan terapi wicara tingkat lanjut pada kasus pasien dengan
kondisi komplikasi
a. Mampu melakukan asesmen pada pasien dengan kondisi komplikasi
b. Mampu menetapkan diagnosis terapi wicara pasien dari data asesmen
c. Mampu melakukan perencanaan program terapi wicara pada pasien
d. Mampu melaksanakan program intervensi terapi wicara
e. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan intervensi terapi
wicara
f. Mampu menyusun dan melaksanakan tidak lanjut intervensi terapi wicara
g. Mampu melakukan dokumentasi
h. Mampu membuat perencanaan dan prioritas tindakan untuk tujuan jangka
panjang dalam melakukan proses pelayanan dan motivasi pada individu/
kelompok
i. Tetap melaksanakan tugas terapi wicara mula
3 Mampu melakukan asuhan terapi wicara sesuai dengan prosedur dengan
menggunakan salah satu pendekatan metode suara, bahasa, irama kelancaran serta
gangguan menunyah dan menelan
4 Mampu menjadi pembimbing bagi pegawai baru dan melakukan bimbingan pada
terapi wicara mula
5 Mampu menghitung dan memvalidasi indikator mutu pelayanan unit

3. TERAPI WICARA TINGKAT MADYA (SUPERVISI)


1 Bersama pasien mengidentifikasi kebutuhan untuk terapi pasien
a. Mampu membangkitkan rasa optimis pasien
b. Mampu menyusun rencana pemenuhan kebutuhan untuk terapi pasien secara
tepat
c. Mampu mengajak pasien bersama-sama merencanakan pemenuhan kebutuhan
terapi untuk pasien
2 Melakukan kegiatan asuhan terapi wicara pada pasien dengan kasus berat atau
tindakan spesifik atau melakukan asuhan terapi wicara sesuai prosedur di ruang
perawatan khusus seperti HCU, ICU, NICU, PICU
3 Mampu membimbing dan mengembangkan terapis wicara di bawah levelnya dalam
hal ilmu pengetahuan, keahlian, dan sikap yang terkait dengan pengelolaan
fisioterapi dan mampu melakukan assessment kompetensi pada terapi wicara
tingkat mula dan muda
a. Mampu memberikan training bekerjasama dengan bagian diklat
b. Melakukan asesmen
4 Mampu senantiasa mengikuti perkembangan dalam bidang IPTEK dan
penerapannya
a. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
asuhan terapi wicara
b. Mengevaluasi dan menganalisa pengembangan kinerja dalam pelayanan terapi
wicara
c. Menganalisa biaya pelayanan terapi wicara (tarif terapi wicara) yang telah
diidentifikasi dan dihitung
d. Mampu menggunakan teknologi dalam komunikasi dan informasi pada
pelayanan terapi wicara
5 Mampu melakukan penelitian, pengembangan, dan membuat sistem marketing
pelayanan dan pengelolaan terapi wicara
a. Mampu melakukan penelitian untuk pengembangan pelayanan terapi wicara
b. Mampu mengembangkan produk asuhan terapi wicara
c. Mampu mengusulkan produk-produk asuhan terapi wicara dan
mengembangkan pelayanan unit Klinik Tumbuh Kembang
6 Mampu menyusun dan menganalisa indikator mutu unit

D. Penutup
Demikian white paper kompetensi fisioterapi ini ditetapkan untuk dapat
dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial tenaga terapi wicara.
Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Direktur RS Muhammadiyah
Ka Komite Nakes Lain Kepala Unit Fisioterapi
Taman Puring

Dr. Khaira Utia Yusrie, Holipah, Dipl.Rad Syafriani Syahrul, SSt.FT


SpPD, FINASIM
Tanggal:…………………… Tanggal:…………………… Tanggal:……………………

Anda mungkin juga menyukai