Anda di halaman 1dari 12

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN


RS. DHARMA HUSADA KOTA PROBOLINGGO

RS DHARMA HUSADA
Jl. Soekarno Hatta No 10 Telp (0335) 422176 – 422177 Fax. (0335) 422698
PO.BOX 23 PROBOLINGGO
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu Rumah Sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang
bermutu sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Penunjang medis yaitu Instalasi Gizi, Rekam Medis, Laboratorium, Radiologi, Farmasi,
Fisioterapi dan Sanitarian berperan penting dalam pemeriksaan dan pelayanan kesehatan
terhadap pasien. Oleh karena itu dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang kompeten dibidangnya,
maka rumah sakit membentuk Tim Kredensial Nakes lain untuk menjaga profesionalismenya.
Pedoman organisasi diharapkan dapat menjadi acuan bagi Tim Komite Tenaga Kesehatan lain
dalam melaksanakan tugasnya.

B. Tujuan
Meningkatkan mutu layanan penunjang medis melalui peningkatan kompetensi tenaga
kesehatan sesuai bidang nya.

C. Ruang Lingkup
Komite tenaga kesehatan meliputi Instalasi Gizi, Rekam Medis, Laboratorium, Radiologi,
Farmasi, Fisioterapi dan Sanitarian.

D. Landasan Hukum
a) Undang – undang no.44 tahun 2009 Pasal 46 tentang RS
b) Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 20154 tentang TenagaKesehatan
c) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneasia Nomor : 375 Tahun 2007 tentang
Standar Profesi Radiografer
d) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneasia Nomor : 65 tahun 2015 tentang
Standar Profesi Fisioterapi
e) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneasia Nomor : 26 tahun 2013 tentang
penyelenggaraan pekerjaan & praktek tenaga Gizi
f) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 55 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Tenaga Perekam Medis
g) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 58 tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
h) Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor : 370 tahun 2007 Tentang
Standar Profesi ahli teknologi laboratorium kesehatan Menteri kesehatan Republik
Indonesia
i) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 20 tahun 2015 tentang
Standar Kompetensi Manajerial Jabatan Fungsional Sanitarian
BAB II
GAMBARAN UMUM KOMITE TENAGA KESEHATAN
RS. DHARMA HUSDA KOTA PROBOLINGGO

A. Tugas Pokok
a) Melindungi keselamatan pasien dengan memastikan bahwa tenaga kesehatan lain yang
akan melakukan pelayanan di rumah sakit kredibel
b) Mendapatkan dan memastikan tenaga kesehatan lainnya yang profesional dan akuntabel
bagi pelayanan di rumah sakit.
c) Menyusun jenis-jenis kewenangan kerja klinis bagi tenaga kesehatan lain yang
melakukan pelayanan medis di rumah sakit sesuai dengan cabang ilmu yang ditetapkan
oleh Kolegium tenaga kesehatan lainnya di Indonesia.
d) Menetapkan dasar untuk menerbitkan penugasan kerja klinis bagi setiap tenaga
kesehatan lainnya untuk melakukan pelayanan di rumah sakit.
e) Menjaga reputasi dan kredibilitas para tenaga kesehatan dan institusi rumah sakit di
hadapan pasien, penyandang dana, dan pemangku kepentingan (stakeholders) rumah
sakit lainnya.

B. Fungsi
a) Mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme pelayanan yang diberikan oleh
tenaga yang kompeten sesuai kewenangannya.
b) Meningkatkan mutu profesi penunjang medis
c) Menegakkan etika dan disiplin profesi penunjang medis
d) Melaksanakan kredensial tenaga penunjang medis di rumah sakit.

C. Uraian Jabatan
1. Ketua Komite
a. Ketua Komite Tenaga Kesehatan lainnyadipilih pada pemilihan langsung oleh
anggota secara periodik yang diselenggarakan setiap 3 tahun selanjutnya
diajukan dan disetujui oleh Direktur.
b. Tugas Ketua Komie Tenaga Kesehatan lainnya adalah :
1) Menyelenggarakan komunikasi yang efektif dan mewakili pendapat
kebijakan, laporan, kebutuhan, dan kelompok serta bertanggung jawab
kepada seluruh Staf tenaga kesehatan lainnya
2) Menyelenggarkan dan bertanggung jawab atas semua risalah rapat yang
diselenggarakan ketua komite tenaga kesehatan lainnya
3) Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh direktur dan Sub Komite lainnya
di lakukan minimal sekali perbulan.
4) Menentukan agenda setiap rapat komite tenaga kesehatan lainnya

2. Sub Komite Kredensial


Kredensial adalah proses verifikasi kompetensi seorang tenaga kesehatan yang
selanjutnya ditetapkan kewenangan klinis (clinical privilege) untuk melakukan tindakan
penunjangsesuai dengan lingkup prakteknya. Rumah sakit wajib menetapkan
kewenangan klinis tenaga kesehatan yang memperoleh izin praktek dalam rangka
melaksanakan tata kelola klinis yang baik (good clinical governance). Kewenangan klinis
harus dirumuskan dalam peraturan internal penunjang medis.
a. Tujuan

Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga penunjang medis


yang memberikan asuhan penunjang medis benar kompeten dan etis.

b. Tugas dan wewenang


Tugas sub komite kredensial adalah :
1. Menyusun dan membuat daftar kewenangan klinis sesuai jenjang karir, berdasarkan
masukan dari kelompok staf tenaga kesehatan
2. Melakukan assesmen dan pemeriksaan :
a) Kompetensi
b) Status kesehatan
c) Perilaku
d) Etika profesi
3. Melaporkan hasil assesmen dan pemeriksaan serta memberikan rekomendasi kewenangan
klinik kepada komite tenaga kesehatan lainnya
4. Melakukan proses kredensial masa berlaku surat penugasan dan adanya permintaan
khusus dari komite tenaga kesehatan lainnya
Sub komite kredensial mempunyai kewenangan menilai dan memutuskan
kewenangan klinis yang adekuat sesuai kompetensi yang dimiliki setiap tenaga kesehatan
sesuai jenjang karir.

c. Keanggotaan
Keanggotaan sub komite kredensial sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekertaris dan
anggota serta dibantu oleh kelompok staf tenaga kesehatan lainnya

d. Mekanisme

1. Mempersiapkan kewenangan sesuai kompetensi


2. Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria : pendidikan, lisensi, prestasi penjagaan
dan peningkatan mutu pelayanan tenaga kesehatan, status personal, status kesehatan serta
tidak pernah terlihat dalam tindak kriminal dan kekerasan jika melakukan praktik mandiri,
jelaskan pola praktik dan implementasinya.
3. Membuat keputusan untuk pemberian kewenangan dengan memberikan rekomendasi
kepada komite penunjang medis
4. Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan secara berkala
5. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang di tetapkan.

3. Sub Komite Mutu

Dalam rangka menjamin pasien memperoleh pelayanan asuhan tenaga kesehatan


berkualitas, maka tenaga kesehatansebagai pemberi pelayanan harus bermutu, kompeten, etis
dan profesional. Perlu dilakukan upaya-upaya yang terencana dan terarah agar kompetensi
dipertahankan dan dikembangkan. Tenaga kesehatan lainnya harus memberikan
pelayananasuhan penunjang medis sesuai dengan standar praktik, standar pelayanan dan
standar prosedur operasional yang ditetapkan oleh rumah sakit. Mutu pelayanan tenaga
kesehatan lainnya harus selalu dipantau dievaluasi serta diperbaharui dan ditingkatkan agar
pasien dan keluarga memperoleh kepuasan

a. Tujuan

Memastikan kualitas asuhan penunjang medis yang diberikan oleh tenaga penunjang medis,
benar-benar sesuai standar melalui penggunaan sumber-sumber dan evaluasi yang
berkesinambungan.

b. Tugas dan Kewenangan

Tugas sub komite mutu profesi adalah :

1. Mempersiapkan bahan standar pelayanan tenaga kesehatan lainnyadan standar prosedur


operasional yang telah disusun oleh rumah sakit.
2. Menyususun data dasar profile tenaga kesehatansesuai area praktik.
3. Pendataan kompetensi tenaga kesehatansesuai jenjang karir pada setiap area praktik
tenaga kesehatan lainnya
4. Mengidentifikasikan dan mengevaluasi data tenaga kesehatan lainnya
5. Melakukan audit tenaga kesehatan lainnya
6. Melakukan koordinasi dengan unit mutu RS, untuk telaah temuan kualitas sehingga
dapat dilakukan tindak lanjut perubahan mutu.
7. Mengadakan pertemuan-pertemuan ilmiah, pelatihan internal RS, untuk berdasarkan
hasil assesmen kompetensi dan kemajuan IPTEK.
8. Mengadakan kegiatan-kegiatan ilmiah, pelatihan di luar RS bagi tenaga kesehatan
lainnya sesuai area praktik pada setiap level jenjang karir.
9. Memfasilitasi proses pendampingan “couch” (preceptorship/ mentorship) selama
melaksanankan praktik
10. Mengidentifikasi perubahan-perubahan kompetensi berdasarkan fakta melalui kaji ulang.

Kewenangan sub komite mutu profesi adalah; assesmen, mempertahankan dan


mengembangkan mutu profesi setiap tenagakesehatan lainnya.

c. Kompetensi dan Kelompok Staf tenaga kesehatan lainnya


Untuk melaksanakan tugas sub komite mutu profesi, maka ditetapkan mekanisme sebagai
berikut :
1. Koordinasi dengan bidang penunjang medis untuk memperoleh data dasar tentang profil
tenaga kesehatan lainnya di RS sesuai jenjang karirnya
2. Berdasarkan hasil assesmen kompetensi dan perkembangan IPTEK, diidentifikasikan
gap, kompetensi atau kompetensi baru sebagai materi pertemuan ilmiah, dan pelatihan
baik dilakukan di dalam maupun luar RS
3. Koordinasi dengan supervisor, instruktur klinik dan kelompok fungsional penunjang
medis melakukan “couch”, bimbingan (perseptorship/ mentorship) selama
melaksanakan praktik
4. Melakukan audit tenaga kesehatan lainnya dan pembahasan kasus bersama unit mutu
5. Mengidentifikasikan telaah kompetensi tenaga kesehatan lainnya sebagai bahan
mengadakan perubahan/motivasi pelayanan penunjang medis, standar pelayanan dan
kompetensi yang ada saat ini
6. Memberi masukan kepada kepala bidang penunjang medis, bagaimana pengembangan
sumber daya manusia tentang prestasi atau kegagalan tenaga kesehatan lainnya sebagai
bahan penilaian kinerja penunjang medis atau perubahan kewenangan klinik
4. Sub Komite Etik &Disiplin Profesi

Setiap tenaga kesehatan lainnya harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam
memberikan asuhan penunjang medis dengan menerapkan standar pelayanan, prosedur
operasional serta menerapkan etika profesi dalam praktiknya. Profesialisme tenaga kesehatan
lainnya dapat ditingkatkan dengan melakukan pembinaan dan penegakan disiplin profesi
serta penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan profesi.
Penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu dilakukan secara terencana,
terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga pelayanan penunjang medis yang
diberikan benar-benar menjamin pasien akan aman dan mendapat kepuasan.

a. Tujuan

Sub komite etik &disiplin profesi bertujuan :


1. Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan lainnya yang
tidak layak.
2. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan lainnya
b. Tugas dan Kewenangan
1. Melakukan penegakan disiplin profesitenaga kesehatan lainnya
2. Melakukan pembinaan etika tenaga kesehatan lainnya
3. Membantu menyelesaikan masalah-masalah pelanggaran disiplin dan masalah-masalah
etik dalam pelayanan asuhan penunjang medis.
4. Memberikan nasehat pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
penunjang medis.
c. Mekanisme kerja :
1. Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan:
a) Identifikasi sumber laporan dari manajemen rumah sakti, dokter atau tenaga
kesehatan lain serta pasien dan keluarganya, juga dapat berasal dari laporan hasil
konferensi klinis dan kematian.
b) Pemeriksaan didahulukan oleh panel disiplin profesi melalui proses pembuktian.
Tim panel dapat menggunakan keterangan saksi ahli sesuai kebutuhan. Seluruh
pemeriksaan dilakukan tertutup dan rahasia.
2. Membuat keputusan
Keputusan panel dilakukan berdasarkan suara terbanyak. Bila tenaga kesehatan merasa
keberatan terhadap keputusan maka yang bersangkutan dapat mengajukan bukti-bukti
baru yang kemudian sub komite disiplin membetuk panel baru. Akhirnya keputusan
dilaporkan kepada direksi rumah sakit melalui komitetenaga kesehatan lainnya
3. Memberikan tindakan disiplin profesi tenaga kesehatan lainnya berupa teguran,
penugasan peringatan tertulis, pembatasan sampai pencabutan wewenang klinis,
sementara atau selamanya, serta bekerja dibawah supervisi dari penunjang medis yang
memiliki kewenangan.
4. Memberi keputusan tindakan disiplin untuk di laksanakan. Keputusan sub komite
disiplin profesi diserahkan kepada pemimpin rumah sakit dalam bentuk rekomendasi
komite tenaga kesehatan lainnya untuk selanjutnya disampaikan kepada penunjang
medis oleh pemimpin RS untuk dilaksanakan.
5. Melakukan pembinaan profesionalismetenaga kesehatan lainnya. Pembinaan
profesionalisme merupakan bagian penting dari tahapan sosialisasi profesionalisme
tenaga kesehatan lainnya untuk mencapai profesionalisme.
a) Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam pelaksanaan praktik
tenaga kesehatan sehari-hari.
b) Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topic dan metode serta
evaluasi.
c) Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya, symposium,
“bedside teaching”, refleksi diskusi kasus dan lain-lain disesuaikan dengan lingkup
pembinaan dan sumber yang tersedia.
d) Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan bidang penunjang medis, diklat dan
kelompok fungsional tenaga kesehatan lainnyauntuk melakukan pembinaan
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RUMAH
SAKIT DHARMA HUSADA

Struktur organisasi Komite Tenaga Kesehatan Lainnya


Ketua Komite : Wiwid Fitriani, S.KL
Sekretaris : Ika Aries Widyasari, Amd.Ak
Sub Komite Kredensial : Noviria Yuli Ariska, S.ST
Sub Komite Mutu : Alvia Kurnia Putri, Amd.Ft
Sub Komite Etik & Disiplin : Ika Aries Widyasari, Amd.Ak

Bagan Struktur Organisasi Komite Penunjang Medis

Ketua

Sekretaris

Sub Komite Kredensial Sub Komite Mutu Sub Komite Etik dan Disiplin
BAB IV
VISI MISI KOMITE TENAGA KESEHATAN
RS. DHARMA HUSADA KOTA PROBOLINGGO
A. Visi
Menjadikan tenaga kesehatan lain yang berkompeten dan profesional sesuai dengan
bidangnya sehingga dapat memberikan pelayanan yang seutuhnya.
B. Misi
1. Menjamin tersedianya tenaga kesehatan yang kompeten dan etis sesuai kewenangannya.
2. Memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan profesi tenaga kesehatan melalui
kegiatan yang teroorganisir.
3. Mempertahankan pelayanan tenaga kehatan yangberkualitas dan aman bagi pasien
melalui praktik tenaga kesehatan yang kompeten.

Anda mungkin juga menyukai