PENGORGANISASIAN
AMBON
2018
RUMAH SAKIT HATIVE PASSO
Jl. Laskdya Leo Wattimena Passo 97232
Telp / Fax ; 0911 -362199 ; E–mail : hativers@ymail. Com
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
KOMITE TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL LAINNYA
e untuk keperluan tersebut pada butir (a), butir ( b), butir ( c ) dan butir (
d ) perlu di terbitkan Peraturan Direktur Rumah Sakit Hative Passo
tentang Pedoman Pengorganisasian Komite Tenaga Profesional
Kesehatan Lainnya
Mengingat : 1 Undang undang RI nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/ Menkes / PER / VIII/2011
Tentang Registrasi tenaga kesehatan
3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 129 tahun
2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
4 Peraturan Menteri Kesehatan No 34 tahun 2017 Tentang Akreditasi
Rumah Sakit
5 Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
6 Kefarmasian
Peraturan Presiden RI Nomor 77 Tahun 2015 Tentang Pedoman
7 Organisasi di Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 tahun
8 2015 tentang Standar Profesi Fisiotherapi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 tahun
9 2013 tentang Penyelenggaraan pekerjaan dan praktek tenaga gizi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
370/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Ahli Teknologi
Laboratorium Kesehatan
MEMUTUSKAN
Ketentuan Umum
2. Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari beberapa tenaga ahli atau profesi yang di
bentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada pimpinan rumah sakit dalam rangka
peningkatan dan pengembangan pelayanan kesehatan.
3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
4. Standar Profesi adalah batasan kemampuan minimal berupa pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku profesional yang harus dikuasai dan dimiliki oleh seorang individu untuk dapat
melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi
profesi bidang kesehatan.
5. Organisasi Profesi adalah wadah untuk berhimpun tenaga kesehatan yang seprofesi.
6. Kolegium masing-masing Tenaga Kesehatan adalah badan yang dibentuk oleh Organisasi Profesi
untuk setiap cabang disiplin ilmu kesehatan yang bertugas mengampu dan meningkatkan mutu
pendidikan cabang disiplin ilmu tersebut.
Pasal 2
Peraturan ini bertujuan untuk:
a. Meningkatkan mutu layanan penunjang medis melalui peningkatan kompetensi tenaga
kesehatan sesuai bidang nya
b. Melindungi Tenaga Kesehatan Profesional lainnya di RS dalam memberikan pelayanan
c. Memberikan pertimbangan strategis kepada pimpinan rumah sakit dalam rangka peningkatan
dan pengembangan pelayanan kesehatan.
d. Mendayagunakan Tenaga Kesehatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan kompetensinya
e. Memberikan pelindungan kepada masyarakat dalam menerima penyelenggaraan Upaya
Kesehatan
f. Mempertahankan dan meningkatkan mutu penyelenggaraan Upaya Kesehatan yang di berikan
oleh Tenaga Kesehatan
g. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat dan Tenaga Kesehatan.
Pasal 3
Pasal 4
Ruang Lingkup
Pasal 5
1. Hal hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan di atur dalam perjanjian tambahan
( Addendum ) yang merupakan satu kesatuan dengan peraturan ini.
Pasal 6
1. Peraturan Direktur Rumah Sakit Hative Passo ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan, agar setiap orang mengetahuinya, mematuhi dan melaksanakannya
2. Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya Surat Keputusan ini dibebankan pada
anggaran Rumah Sakit;
Ditetapkan di Passo
pada tanggal 18 Mei 2018
Direktur RS Hative Passo
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu Rumah Sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai
dengan standar yang telah ditentukan.
Penunjang medis yaitu Instalasi Gizi, Rehab Medik, Laboratorium, Radiologi, Farmasi, perekam
medis, elektromedis dan Sanitarian berperan penting dalam pemeriksaan dan pelayanan kesehatan
terhadap pasien. Oleh karena itu dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang kompeten dibidangnya.
2. Tujuan
Meningkatkan mutu layanan penunjang medis melalui peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
sesuai bidang nya.
3. Ruang Lingkup
Komite tenaga kesehatan meliputi Instalasi Gizi, Rehab Medik, Laboratorium, Radiologi, Farmasi,
perekam medis, elektromedis dan Sanitarian.
4. Landasan Hukum
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/ Menkes / PER / VIII/2011 Tentang Registrasi
tenaga kesehatan
d. Peraturan Menteri Kesehatan No 34 tahun 2017 Tentang Akreditasi Rumah Sakit
e. Peraturan Presiden RI Nomor 77 Tahun 2015 Tentang Pedoman Organisasi di Rumah
Sakit
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneasia Nomor : 375 Tahun 2007 tentang
Standar Profesi Radiografer
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneasia Nomor : 65 tahun 2015 tentang Standar
Profesi Fisioterapi
j. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 58 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
k. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 370/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
Bab II
Tahun 2003 mulai di lakukan pelayanan kesehatan sederhana. Rumah Sakit ini di hidupkan
kembali atas dasar kesadaran Gereja Keuskupan Amboina akan panggilan dan perutusannya bagi
masyarakat di Maluku dalam bidang kesehatan, tetapi juga atas keprihatinan, kepedulian serta
permintaan dari banyak pihak baik dari pribadi-pribadi, kelompok masyarakat/ golongan maupun
Pemerintah Provinsi Maluku.
Tujuan :
1. Memberikan Pelayanan dan meningkatkan derajat kesehatan
Motto :
1. Kesembuhan anda kebahagiaan kami
Visi :
1. Menjadi alat Tuhan untuk menghadirkan kebaikan dan kesembuhan
Misi :
1. Melayani dengan penuh kasih sayang dan memberikan pelayanan kesehatan yang cepat,
tepat dan manusiawi
3. Profil Manajemen
Selama perjalanannya sampai dengan saat ini, Rumah Sakit Hative Passo mengalami pergantian
kepemimpinan dengan pola kharismatik setiap pimpinan. Sejak didirikan pada tanggal 27 Agustus
1973. Rumah Sakit Hative Passo ( Memmorial Otto Kuyk ) masih tetap eksis dalam memberikan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Adapun profil manajemen kepemimpinannya sebagai berikut :
1 Sr. Francoise Meyer SMSJ 1973 – 1985
Dengan perubahan pola kepemimpinan Rumah Sakit Hative Passo, tetap setia melayani
masyarakat dengan penuh semangat Kristus demi pewartaan Kerajaan Allah di bumi Maluku tercinta.
Nama Rumah Sakit Hative Passo
Kota Ambon
Email hativers@ymail.com
a. Mengakomodasi potensi pertumbuhan Rumah Sakit Hative Passo serta akselerasi volume
serta beban pekerjaan yang terkait dengan tingkat pertumbuhan RS yang diperkirakan
cenderung untuk meningkat
b. Memaksimalkan kontribusi dari unit-unit pusat penghasilan yang ada Rumah Sakit
Hative Passo di dalam meningkatkan kinerja keuangan rumah sakit
c. Memenuhi kebutuhan akan proses pengambilan keputusan yang tepat guna (efektif) dan
tepat waktu (efisien) melalui struktur organisasi yang dibuat ramping dan tipis (lean and
flat) yang terdiri dari 3 tingkatan hierarki kepemimpinan yaitu direktur, kepala bidang,
dan kepala unit
d. Memaksimalkan fungsi dan peran unit-unit yang membantu sistim di dalam upaya
pencapaian kinerja organisasi yang lebih baik
e. Menjamin lingkungan kerja yang nyaman serta kinerja organisi yang baik dengan
mengurangi konflik antar individu maupun unit yang tidak sehat sebagai akibat tidak ada
atau tidaknya mekanisme yang mengatur hubungan antara individu yang satu dengan
individu yang lain maupun unit yang satu dengan unit yang lain dalam konteks sebuah
organisasi
f. Menjadikan Rumah Sakit Hative Passo sebagian bagian dari masyarakat Ambon pada
khususnya serta Maluku pada umumnya
Berdasarkan kualifikasi SDM Rumah Sakit Hative Passo yang dalam tahap pembelajaran, maka
Persyaratan Jabatan yang diajukan dalam Uraian Tugas dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan
SDM yang ada. Namun demikian fungsi-fungsi jabatan diharapkan dapat dilaksanakan seperti tertera
dalam kolom-kolom uraian tugas
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT HATIVE PASSO
Direktur
dr. Hans Liesay.M.Kes
Komite Medik Komite Komite PPI Komite PRA Komite Etika & Komite Farmasi &
Komite Ten.Kes Lain Hukum Therapi
dr. Vivianty Hartiono Keperawatan dr. Paulina Dr.Erwin R
Sp.A Gesti Lilipori S.Kep T SpOG
1. Gambaran Umum
1) Latar Belakang
a. Setiap tenaga kesehatan lain dalam melaksanakan pelayanan penunjang wajib
menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya
b. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan sebagaimana di maksud pada huruf ( a ) dapat di
selenggarakan “ Audit tenaga kesehatan lain “
c. Pembinaan dan pengawasan sebagaimana di maksud pada huruf ( a ) dan huruf ( b ) di
laksanakan oleh organisasi profesi
2) Defenisi
Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya merupakan sebuah Komite Mutu Profesi yang
mempunyai peran dan fungsi dalm menjaga mutu profesi tenaga kesehatan lainnya yang
mempunyai tujuan dalam hal perlindungan, memberikan keputusan yang adil, mencegah
kejadian yang tidak di harapkan dan memastikan kualitas asuhan tenaga kesehatan lainnya
sesuai dengan standard an prosedur
3) Tujuan
1. Tujuan Umum :
a. Memberikan perlindungan terhadap pasien agar senantiasa di tangani oleh staf
tenaga kesehatan lain yang bermutu, kompeten, etis dan professional
b. Memberikan asas keadilan bagi staf tenaga kesehatan lain untuk memperoleh
kesempatan memelihara kompetensi ( Maintenance Competence ) dan
kewenangan klinis ( clinical privilege )
c. Mencegah terjadinya kejadian yang tidak di harapkan ( medical mishaps )
d. Memastikan kualitas asuhan tenaga kesehatan lain yang di berikan oleh staf
tenaga kesehatan lain melalui upaya pemberdayaan, evaluasi kinerja yang
berkesinambungan ( on going professional practice evaluation ), maupun
evaluasi kinerja profesi yang terfokus ( focused professional practice evaluation )
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui penerapan standard an evaluasi pelayanan penunjang
b. Untuk melakukan perbaikan-perbaikan pelayanan penunjang sesuai kebutuhan
pasien dan standar pelayanan tenaga kesehatan lain
4) Ruang Lingkup
Kualitas pelayanan penunjang yang di berikan oleh staf tenaga kesehatan lain sangat
ditentukan oleh semua aspek kompetensi staf tenaga kesehatan lain dalam melakukan
penatalaksanaan asuhan tenaga kesehatan lain tergantung pada upaya staf tenaga kesehatan
lain dalam memelihara kompetensi seoptimal mungkin. Untuk mempertahankan mutu, di
lakukan upaya pemantauan dan pengendalian mutu profesi melalui :
a. Memantau kualitas, misalnya morning report, kasus sulit, overran jaga, audit
tenaga kesehatan lain,
b. Tindak lanjut terhadap kualitas, misalnya pelatihan singkat ( short course ),
aktivitas pendidikan berkelanjutan, pendidikan kewenangan tambahan
3. Visi : Mewujudkan tercapainya Visi RS Hative yakni Menjadi alat Tuhan untuk
menghadirkan kebaikan dan kesembuhan
4. Misi :
DIREKTUR
KETUA KOMITE
Kusmana
Sekretaris
Sub Komite Kredensial Sub Komite Mutu Sub Komite Etik & Disiplin
Uraian Tugas
Tanggungjawab :
a. Dalam menjalankan tugasnya Ketua Komite bertanggungjawab kepada Direktur
b. Bertanggungjawab penuh terhadap Mutu dan Kompetensi Tenaga Kesehatan lain
yang berada di RS Hative Passo
Wewenang :
a. Memberikan rekomendasi Rincian Kewenangan Klinis ( RKK )
b. Memberikan rekomendasi perubahan Rincian Kewenangan Klinik
c. Memberikan rekomendasi penolkan kewenangan klinik tertentu
d. Memberikan rekomendasi Surat Penugasan Klinis ( SPK )
e. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit
f. Memberikan rekomendasi pendidikan tenaga kesehatan lain selain
dokter/perawat kepada direksi dan bagian diklat
g. Memberikan rekomendasi pendampingan dan pemberian tindakan disiplin
Uraian Tugas
Wewenang :
Uraian Tugas
a) Kompetensi
b) Status kesehatan
c) Perilaku
d) Etika profesi
Keanggotaan
Mekanisme kerja
Uraian Tugas
Tanggungjawab
Melakukan audit dan merekomendasikan kebutuhan pengembangan
professional berkelanjutan bagi tenaga kesehatan professional lainnya
Kewenangan
1. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit
2. Memberikan rekomendasi pendidikan berkelanjutan serta pendampingan;
3. Mempertahankan dan mengembangkan mutu profesi setiap tenaga – tenaga
Keanggotaan
Sub komite mutu profesi terdiri dari sekurang-kurangnya ketua dan anggota.
Dibantu oleh tenaga kesehatan yang di beri wewenang untuk melakukan
asesmen kompetensi tenaga kesehatan.
Mekanisme Kerja
Setiap tenaga kesehatan harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam
memberikan asuhan dengan menerapkan standar pelayanan, prosedur
operasional serta menerapkan etika profesi dalam praktiknya. Profesialisme
tenaga tenaga kesehatan dapat ditingkatkan dengan melakukan pembinaan
dan penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam
kehidupan profesi.
Penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu dilakukan
secara terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga
pelayanan tenaga kesehatan yang diberikan benar-benar menjamin pasien
akan aman dan mendapat kepuasan.
Tujuan
Uraian Tugas
Tanggungjawab
Wewenang
Keanggotaan
Sub komite etik & disiplin profesi tenaga kesehatan terdiri dari ketua dan
anggota. Dalam penegakan disiplin profesi dilakukan oleh panel yang dibentuk
oleh ketua sub komite disiplin profesi. Panel terdiri dari 3 (tiga) orang tenaga
kesehatan atau lebih dengan jumlah yang ganjil, komposisinya disesuaikan
dengan jenis penegakan disiplinnya.
Mekanisme kerja
Tata Laksana
Direktur RS Hative Passo menetapkan kebijakan dan prosedur seluruh mekanisme kerja Komite
Tenaga Kesehatan Profesional Lainnya berdasarkan masukan dari panitia tenaga kesehatan lain.
Selain itu direktur rumah sakit hative passo bertanggungjawab atas tersedianya berbagai sumber daya
yang di butuhkan agar kegiatan ini dapat terselenggara.
Audit tenaga kesehatan lain yang di lakukan oleh rumah sakit adalah untuk evaluasi profesi
secara sistematik yang melibatkan mitra bestari ( peer group ) yang terdiri dari kegiatan peer-
review, surveillance dan assessment terhadap pelayanan penunjang di RS Hative Passo. Dalam
pengertian audit tenaga kesehatan lain tersebut di atas, RS Hative Passo, panitia tenaga kesehatan
lain atau masing-masing kelompok staf tenaga kesehatan lain dapat menyelenggarakan evaluasi
kinerja profesi yang terfokus ( focused professional practice evaluation ). Secara umum,
pelaksanaan audit tenaga kesehatan lain harus dpaat memenuhi 4 ( empat ) peran penting, yaitu :
a. Sebagai sarana untuk melakukan penilaian terhadap kompetensi masing-masing staf tenaga
kesehatan lain pemberi pelayanan di RS Hative Passo
b. Sebagai dasar untuk pemberian kewenangan klinis ( clinical privilege ) sesuai kompetensi
yang dimiliki
c. Sebagai dasar bagi panitia tenaga kesehatan lain dalam merekomendasikan pencabutan atau
penangguhan kewenangan klinis ( clinical privilege ), dan
d. Sebagai dasar bagi bagi panitia tenaga kesehatan lain dalam merekoendasikan perubahan
atau modifikasi rincian kewenangan klinis seorang staf tenaga kesehatan lain
Audit tenaga kesehatan lain dapat pula di selenggarakan dengan melakukan evaluasi
berkesinambungan ( on- going professional practice evaluation ) baik secara perorangan maupun
kelompok.
Langkah – langkah pelaksanaan audit tenaga kesehatan lain diaksanakan sebagai berikut :
Tahap dari audit tenaga kesehatan lain adalah pemilihan topik yang akan di lakukan audit.
Pemilihan topik tersebut bias berupa pemberian konseling gizi pada pasien tertentu di RS
Hative Passo ( misalnya Diabetes Melitus ) Penggunaan obat tertentu ( misalnya
penggunaan antibiotik ), tentang prosedur atau tindakan tertentu ( misalnya : BMP pada
pemeriksaan laboratorium dan IVP pada pemeriksaan radiologi ) dll. Pemilihan topik ini
sangat penting, dalam memilih topik agar memperhatikan jumlah kasus atau epidemiologi
penyakit yang ada di RS Hative Passo dan adanya keinginan untuk melakukan perbaikan.
Sebagai contoh :
Di RS Hative Passo kasus diabetes mellitus cukup banyak dengan angka kematian cukup
tinggi. Hal ini tentunya menjadi masalah dan ingin dilakukan perbaikan. Pemilihan dan
penetapan topik atau masalah yang ingin dilakukan audit dipilih berdasarkan
kesepakatan panitia tenaga kesehatan lain dan kelompok staf tenaga kesehatan lain.
b. Penetapan standar dan kriteria
Setelah topik dipilih maka perlu ditentukan kriteria atrau standar profesi yang
jelas, obyektif dan rinci terkait dengan topik tersebut. Misalnya topik yang dipilih
diabetes mellitus maka perlu ditetapkan prosedur pemeriksaan, diagnosis, cara
pemberian obat dan pemeriksaan gula darah berkala pengobatan diabetes mellitus .
Penetapan standar dan prosedur ini oleh mitra bestari ( peer group) dan/atau dengan
ikatan profesi setempat. Ada dua level standar dan kriteria yaitu must do yang
merupakan absolut minimum kriteria dan should do yang merupakan tambahan
kriteria yang merupakan hasil penelitian yang berbasis bukti.
c. Penetapan jumlah kasus atau sampel yang di audit
Subkomite mutu profesi atau tim pelaksana audit tenaga kesehatan lain mempelajari
rekam medis untuk mengetahui apakah kriteria atau standar dan prosedur yang telah
ditetapkan tadi telah dilaksanakan atau telah dicapai dalam masalah atau kasus-kasus
yang dipelajari. Data tentang kasus-kasus yang tidak memenuhi kriteria atau
standar maka 10 kasus tersebut agar dipisahkan dan dikumpulkan.
e. Melakukan Analisis kasus yang tidak sesuai dengan kriteria
Subkomite mutu profesi atau tim pelaksana audit medis menyerahkan ke 10 kasus
tersebut pada mitra bestari ( peer group) untuk dinilai lebih lanjut. Kasus-kasus
tersebut di analisis dan didiskusikan apa kemungkinan penyebabnya dan mengapa
terjadi ketidaksesuaian dengan standar. Hasilnya: bisa jadi terdapat ”acceptable”
karena penyulit atau komplikasi yang tak diduga sebelumnya ( unforeseen).
Kelompok ini disebut deviasi (yang acceptable). Sisanya yang 5 kasus adalah
deviasi yang unacceptable, dan hal ini dikatakan sebagai ”defisiensi” Untuk
melakukan analisis kasus tersebut apabila diperlukan dapat mengundang konsultan
tamu atau pakar dari luar
f. Menerapkan perbaikan
Mitra bestari ( peer group) melakukan tindakan korektif terhadap kelima kasus
yang defisiensi tersebut secara kolegial, dan menghindari ”blaming culture” . Hal ini
dilakukan dengan membuat rekomendasi upaya perbaikannya, cara-cara pencegahan
dan penanggulangan, mengadakan program pendidikan dan latihan, penyusunan dan
perbaikan prosedur yang ada dan lain sebagainya
e. Subkomite mutu profesi bersama-sama dengan kelompok staf tenaga kesehatan lain
menentukan kegiatan –kegiatan ilmiah yang akan dibuat oleh subkomite mutu
profesi yang melibatkan staf tenaga kesehatan lain Rumah Sakit Khusus Bedah Hasta
Husada sebagai narasumber dan peserta aktif.
f. Setiap kelompok staf tenaga kesehatan lain wajib menentukan minimal satu kegiatan
ilmiah yang akan dilaksanakan dengan subkomite mutu profesi pertahun.
g. Subkomite mutu profesi bersama dengan bagian pendidikan dan penelitian Rumah
Sakit Khusus Bedah Hasta Husada memfasilitasi kegiatan tersebut dan dengan
mengusahakan satuan angka kredit dari ikatan profesi.
h. Subkomite mutu profesi menentukan kegiatan-kegiatan ilmiah yang dapat diikuti oleh
masing-masing staf tenaga kesehatan lain setiap tahun dan tidak mengurangi hari cuti
tahunannya.
i. Subkomite mutu profesi memberikan persetujuan terhadap permintaan staf tenaga
kesehatan lain sebagai asupan kepada direksi.
a. Subkomite mutu profesi menentukan nama staf tenaga kesehatan lain yang akan
mendampingi staf tenaga kesehatan lain yang sedang mengalami sanksi disiplin
atau mendapatkan pengurangan clinical privilege.
b. Panitia tenaga kesehatan lain berkoordinasi dengan direktur Rumah Sakit Khusus
Bedah Hasta Husada untuk memfasilitasi semua sumber daya yang dibutuhkan untuk
proses pendampingan (proctoring) tersebut.
BAB V
DOKUMENTASI
1. Dokumentasi berkas Tenaga Kesehatan Lainnya ( Profesional Lain ) disimpan
dalam arsip kepegawaian
2. Daftar hadir di setiap kegiatan Komite dan sub komite mutu professional lainnya
BAB VI
PENUTUP
Demikianlah penyusunan Pedoman Pengorganisasian Komite Tenaga Kesehatan
Profesional Lainnya di RS Hative Passo. Pedoman ini di tujukan untuk meningkatkan
pelayanan di RS Hative Passso. Dengan adanya Pedoman ini di harapkan agar segenap
keryawan secara khusus Ketua Komite dan Anggota Komite mendapat panduan dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas bagi anggota tenaga kesehatan lain di RS Hative
Passo.