Anda di halaman 1dari 9

AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK: PENYALURAN

BANTUAN SOSIAL PROGRAM KELUARGA HARAPAN DI


ERA DIGITAL Di DESA MARON

Linda Ayu Lestari 21901091033


Fera Tiara Yunitasari 21901091058
ABSTRAK

Penanganan Kemiskinan di Indonesia terus diupayakan melalui berbagai strategi


dan pendekatan dengan mengerahkan berbagai sumber daya yang baik yang
dimiliki oleh pemerintah maupun pemerintah daerah. Salah satu langkah yang
diambil oleh pemerintah yaitu dengan mengeluarkan program khusus yang diberi
nama Program Keluarga Harapan (PKH) di desa maroon. Dalam program ini
bantuananya berupa keuangan digital yang merupakan langkah nyata yang diambil
pemerintah agar dapat menunjukan kinerjanya yang lebih akuntabel sebagai salah
satu indikator dalam perwujudan pemerintahan yang baik.
PENDAHULUAN

Tata kelola pemerintahan yang baik atau yang lebih dikenal dengan istilah Good
Governance merupakan suatu pencapaian yang ingin diraih oleh suatu
pemerintah. Dalam hal ini, pemerintah harus mampu menyelenggarakan
pemerintahan dengan bersih dan efektif. Salah satu pilar yang dibutuhkan guna
terciptanya tata pemerintahan yang baik adalah akuntabilitas. Akuntabilitas
merupakan suatu ukuran yang menunjukkan aktivitas pelayanan yang dilakukan
oleh pemerintah itu telah sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang dianut oleh
rakyat dan apakah pada kenyataanya pelayanan publik tersebut mampu
mengakomodasi kebutuhan rakyat.
METODE PENELITIAN

Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
antara lain yaitu menggunakan dokumentasi, studi kepustakaan, observasi,
dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis data kualitatif
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Akuntabilitas Penyaluran Dana Bantuan Program


Keluarga  Harapan Yang Di Era Digital Di Desa Maron?

2. Faktor Apa Saja Yang Menghambat Pelayanan Publik, Dalam


Penyaluran Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan Di Era
Digital Di Desa Maron?
HASIL & PEMBAHASAN
Permensos No 10 Tahun 2017 tentang Program Keluarga Harapan merupakan pedoman
Umum PKH serta Perjanjian Kerjasama dengan Bank Himbara (BRI,BNI,BTN dan Mandiri).
Substansi dari legalitas – legalitas yang telah dikeluarkan pemerintah mengenai pedoman
dalam pelaksanaan penyaluran bantuan secara nontunai ini dilakukan atau dijalankan
secara konsisten yang akan memberikan kepuasan kepada masyarakat sebagai bentuk
akuntabilitas publik. Namun dalam pelaksanaanya ditemukan bahwa legalitas penyaluran
bantuan PKH di era digital ini masih belum maksimal, hal ini disebabkan dari kurangnya
sosialisasi perturan – peraturan tersebut. Selain itu Standar Oprasional Prosedur (SOP)
belum berjalan secara maksimal mengakibatkan dalam menyelesaikan pekerjaan menjadi
kurang efektif dan efisien.
KESIMPULAN
Akuntabilitas penyaluran bantuan sosial di era digital itu belum
sepenuhnya akuntabel. Hal ini didasarkan dari masih belum
maksimalnya kualitas pelayanan yang diberikan kepada para penerima
manfaat. Terlihat dari kurangnya sosialisasi peraturan terkait penyaluran
bantuan sosial yang di lakukan melalui lembaga keuangan digital.
Keterbukaan informasi yang belum maksimal. Sarana dan prasarana
yang belum memadai mengakibatkan tingkat keamanan dan
kenyamanan menjadi rendah.
DAFTAR PUSTAKA

Denhardt, J.V., and Denhardt, R.B. (2003), The New Public Service:
Serving, Not Steering. New York:M.E. Sharpe..

Duadji, Noverman Drs. (2013), Manajemen Pelayanan Publik. Bandar


Lampung : Lembaga Penelitian Universitas Lampung  
.

Dwiyanto, Agus. (2006), Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia.Pusat Studi Kependudukan


dan Kebijakan. Univeritas Gadjah Mada: Yogjakarta.

Mulyadi, Deddy (2016), Studi Kebijakan dan Pelayanan Publik : Konsep dan Aplikasi Proses
Kebijakan Publik Berbasis Analisis Bukti untuk Pelayanan Publik, Alfabeta: Bandung.
 
 
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai