Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ULFA SAFITRI UTS E-GOVERMENT

NPM : 21801091051

1. Jelaskan menurut analisis Anda Benar/Salah pernyataan berikut:


a. Implementasi e-government membutuhkan biaya yang cukup besar. (Benar/Salah)
b. Tidak semua negara berkembang mampu menerapkan egovernment secara
menyeluruh disetiap lini pemerintahannya. (Benar/Salah)
 a. Benar, seperti yang ttelah diketahui E-Government (atau sering disingkat menjadi e-
Gov) sendiri merupakan pemakaian teknologi informasi dan komunikasi yang bertujuan
untuk meningkatkan interkonektivitas antara pemerintah dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Di dalam E-Government terdapat keterlibatan otomatisasi serta
komputerisasi atas prosedur paper-based. Hal tersebut akan menciptakan pola
kepemimpinan baru, cara berdiskusi alternatif untuk penetapan strategi, munculnya
mekanisme baru terkait transaksi bisnis, memudahkan komunikasi dua arah dari
warga/komunitas ke pemerintah maupun sebaliknya, hingga menyediakan platform baru
dalam pengorganisasian dan penyampaian informasi.
Kendala lain buat E-Gov adalah kesan “mahal”. Sebenarnya, minimnya biaya bukan
merupakan halangan untuk menyukseskan E-Gov, melainkan menjadi salah satu fakta
lapangan. Hal yang lebih penting dari sekadar biaya sebenarnya ada pada masalah
perbedaan tingkat kesiapan di level masyarakat dalam menerima teknologi yang
diterapkan di E-Gov. Selain itu, sistem ini justru bisa disebut mahal kalau berbagai aspek
investasi pendukungnya (termasuk infrastruktur dan sistem informasinya) tidak bisa
memenuhi target. E-Gov bakal efektif apabila implementasi TIK-nya mampu
menciptakan multiplier effect yang menghasilkan output kemanfaatan lebih besar dari
nilai investasi.
Ada pula anggapan yang muncul di perjalanan bahwa E-Gov membutuhkan SDM TIK
dedikatif. Seperti halnya bidang-bidang lain: kemampuan teknis tanpa didukung
kemampuan manajerial hasilnya tidak akan optimal. Leadership penting untuk
menghasilkan implementasi E-Gov yang sesuai harapan. Selain itu, pekerjaan yang
berhubungan dengan sistem seperti IT konsultan bisa diaplikasikan dengan sistem
lepasan. Berbagai tantangan yang muncul di perkembangan E-Government di Indonesia
justru memberikan ruang yang cukup luas untuk perbaikan-perbaikan implementasinya.
Salah satu pewujudan E-Government terkini yang patut diapresiasi adalah yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PAN-RB). Melalui Peraturan Menteri (Permen) Nomor 5 Tahun 2018 pemerintah
memperjelas mekanisme pedoman evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
(SPBE).
 b.Benar, mengutip dari penjelasan teori mengenai e-government, keuntungan yang paling
diharapkan dari E-government adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta
aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik. Di Indonesia yang merupakan salah
satu negara berkembang pada saat ini berada dalam proses transisi dari sistem
pemerintahan yang fundamental menuju pada sistem pemerintahan yang demokratis
transparan. Proses transisi ini memberikan peluang bagi penataan ulang berbagai sistem
NAMA : ULFA SAFITRI UTS E-GOVERMENT
NPM : 21801091051

kehidupan berbangsa dan bernegara dimana pemerintahan dapat kembali menempatkan


kepentingan rakyat pada posisi sentral. Perubahan yang terjadi juga harus diikuti dengan
kelancaran komunikasi dengan lembaga pemerintahan dan mendorong partisipasi
masyarakat luas agar tidak muncul ketidakpastian dan kesalah pahaman akan perubahan
yang terjadi. Pemerintah harus terbuka terhadarp aspirasi masyarakat dan mampu
menanggapi semua aspirasi secara cepat dan efektif. Melalui pengembangan e-
government yang sedang berlangsung, bangsa diharapkan akan mampu mengoptimalkan
pemanfaatan teknologi informasi. Namun faktanya pelaksanaan e-Government di
Indonesia sebagian besar barulah pada tahap publikasi situs oleh pemerintah atau baru
pada tahap pemberian informasi.
Pada kenyataannya e-gov sering tidak dapat berjalan dengan lancar, baik di
pemerintahan pusat maupun di beberapa pemerintahan daerah. E-gov sering diidentikan
dengan suatu proyek sehingga bagi beberapa kepala daerah (pemerintah daerah)
berasumsi bahwa untuk mengimplementasikan e-gov pasti membutuhkan biaya yang
besar dan belum tentu dapat bertahan lama karena ada beberapa daerah yang sudah
mengimplementasikan e-gov dengan sistem proyek, setelah proyek tersebut selesai, e-gov
pun selesai (tidak berfungsi lagi). Dalam mengimplementaiskan e-gov.
Menyadari negara Indonesia masih tergolong negara berkembang, maka pada
implemetasi nyata pelaksanaan e-government masih mengalami berbagai macam
kendala. Mengingat implementasi e-government memerlukan berbagai macam persiapan
seperti biaya yang besar, sumber daya manusia berkualitas, program kerja yang jelas,
waktu implementasi yang cukup lama serta beresiko terhadap kegagalan, dan yang peling
penting adalah soalilasi yang efektif untuk menagajak keterlibatan masyarakat dalam
mendukung opersional program kerja pemerintah. Berdasarkan pemahaman persiapan
dan kendala yang dihadapi oleh negara berkembang, maka sebelum melakukan transisi ke
e-government menurut (Hassan, dkk; 2010) perlu dilakukan analisis pada pelaksanaan
operasional pada saat ini (as-is) untuk mencari permasalahan yang terjadi, penyebabnya,
dan area apa yang bisa dikembangkan menjadi projek e-government. Melalui analisis as-
is maka akan dibuat perencanaan perubahan pada masa mendatang (to-be) untuk
memberikan nilai tambah dan mengatasi permasalahan yang ada saat ini.
Selain penghambat juga perlu diperhatikan faktor pendorong demi suksesnya
implementasi e-government pada masa mendatang, antara lain dengan penetapan visi dan
strategi yang jelas serta sesuai dengan kebutuhan, memilih sumber daya manusia handal
untuk memimpin serta mengontrol dari implementasi e-government sampai pelaksanaan
nyatanya di lapangan, membuat rencana pendanaan yang faktual yang mencakup jangka
panjang, serta senantiasa memperhatikan masukan, saran, dan kritik dari warga.
2. Berdasarkan jawaban Anda pada no.1 poin a dan b, jelaskan alasan Anda atas pilihan
jawaban Anda dengan menggunakan contoh kasus.
 Di dalam e-Government terdapat keterlibatan otomatisasi serta komputerisasi atas
prosedur paper-based. Hal tersebut akan menciptakan pola kepemimpinan baru, cara
NAMA : ULFA SAFITRI UTS E-GOVERMENT
NPM : 21801091051

berdiskusi alternatif untuk penetapan strategi, munculnya mekanisme baru terkait


transaksi bisnis, memudahkan komunikasi dua arah dari warga/komunitas ke pemerintah
maupun sebaliknya, hingga menyediakan platform baru dalam pengorganisasian dan
penyampaian informasi.
E-Government ini tidak hanya berjalan di satu-dua instansi, tetapi di seluruh instansi
yang ada. Hasil akhirnya tentu saja berujung pada keberadaan sistem yang akurat dan
terintegrasi. Sayangnya, perjalanan proyek e-Gov di Indonesia masih menemui banyak
kendala. Bagian yang menarik adalah, kendala itu muncul justru karena adanya salah
pengertian dan pandangan.
Karena namanya yang tergolong modern, kemudian muncul pihak-pihak yang
beranggapan bahwa e-Gov terbatas pada ketersediaan infrastruktur. Nyatanya, e-Gov
tidak bisa diidentikkan dengan infrastruktur. Sifatnya yang “lunak” membuat e-Gov lebih
condong ke arah menumbuhkan pemberdayaan, sedangkan infrastruktur umumnya
dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih besar. Karena hal ini, maka kehadiran IT
konsultan menjadi penting
Dalam hal pelayanan publik, fenomena e-government sebagai salah satu inovasi dalam
bidang pemerintahan saat ini telah diimplementasikan di banyak kota di Indonesia.
Beberapa contoh sistem e-government ini misalnya e-budgeting, e-procurement, e-audit,
e-payment, e-taxation dan lain sebagianya. Implementasi e-government ini pada
prinsipnya adalah untuk meningkatkan kualitas proses pelayanan daari lembaga
pemerintahan kepada masyarakat melelui pelayanan yang berbasis online. Selain itu,
pelayanan via sistem e-government ini mempunyai fungsi pengawasan yang dilakukan
oleh masyarakat yaitu dapat membantu masyarakat untuk mengontrol pekerjaan
pemerintah. Dalam rencana awalnya, melalui Inpres No. 3 Tahun 2003, e-Government
ditujukan untuk menjamin keterpaduan sistem pengelolaan dan pengolahan dokumen dan
informasi elektronik dalam mengembangkan sistem pelayanan publik yang transparan.
Reformasi dibidang pelayanan publik ini, sistem e-government menawarkan model
pelayanan baru yang diklaim mempunyai banyak keuntungan, misalkan memangkas
rantai birokrasi, meningkatkan transparansi, meningkatkan akses dan partisipasi
masyarakat, bahkan pelayanan digital ini juga diklaim sebagai salah satu cara untuk
menekan kegiatan-kegiatan yang bersifat koruptif di bidang pelayanan publik (Pathak,
Singh, Belwal, and Smith, 2007; Shim and Eom, 2008).
Hal ini juga diperkuat dengan adanya temuan bahwa e-government membuat interaksi
face-to-face antara pejabat publik dan masyarakat juga semakin berkurang, sehingga
mengurangi pula potensi dan kesempatan perbuatan yang bersifat koruptif
(Charoensukmongkol and Moqbel, 2014). Namun, terdapat beberapa sisi buruk tentang
implementasi e-government ini yang mungkin akan menganggu kerja-kerja dan gerakan
anti-korupsi. Pertama, semakin bebasnya masyarakat dalam mengakses situs pemerintah
akan memudahkan terjadinya cybercrime. Dark web dari sebuah sistem e-government
mungkin akan dimanfaatkan sebagai modus atau media baru untuk korupsi, tentunya ini
NAMA : ULFA SAFITRI UTS E-GOVERMENT
NPM : 21801091051

mudah dilakukan oleh orang dengan kemampuan yang mumpuni. Kedua, permasalahan
biaya, bahwa dalam penyusunan infrastuktur e-government ini membutuhkan biaya yang
cukup besar. Sehingga beban penganggaran pembuatan sistem ini akan menjadi hal yang
perlu dikalkulasi secara matang. Ketiga, tentang jangkauan akses, sampai saat ini harus
diakui bahwa tidak semua orang dapat mengakses internet dengan mudah. Sebagai
contoh adalah penduduk yang berada berada di pedalaman. Isu digital divide tentunya
akan mengemuka dan akan selalu terbentur dengan isu korupsi dimana pemerintah di satu
sisi harus menghadirkan dan menjamin hak-hak warganya termasuk dalam menikmati
akses jaringan internet, pun demikian dengan langkah pemberantasan korupsi yang
terjadi di remote area.
Namun ada salah satu kabupaten di Indonesia yang berhasil mengimplementasikan e-
gov di daerahnya. Terbukti kabupaten tersebut mendapatkan penghargaan “Best of The
Best” E-Government Award 2009 versi Warta Ekonomi, yaitu Kabupaten Jembrana
(Provinsi Bali), keunggulan Jembrana adalah penerapan kartu J-Card (Jembrana Card).
Setiap warga jembrana yang memiliki J-Card dapat datang ke rumah sakit dan
menunjukkan kartunya. Kartu akan ditempelkan ke mesin pembaca (card reader). Untuk
otorisasi, si pasien cukup menempelkan tangannya. Di layar komputer akan terpampang
riwayat medis si pasien dan pengobatan yang pernah diterimanya. Setelah diobati, si
pasien boleh pulang dan cukup mengucapkan terima kasih.
Jembrana Card (J-Card) juga ternyata berfungsi ganda. Selain kartu berobat, kartu ini
juga sekaligus menjadi KTP dan ATM. Dengan penggunaan J-Card sebagai KTP,
pemerintah daerah bisa mengetahi jumlah, penyebaran dan tingkat ekonomi
penduduknya. Menurut data, sudah 60% dari 263.000 warga Jembrana yang memiliki
kartu J-Card. Manfaat penting lain implementasi J-Card adalah untuk pelaksanaan e-
voting atau pemilu dengan sitem elektronik. Dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa
dengan sistem e-voting, rata-rata waktu yang dibutuhkan pemilih untuk memberikan
suaranya hanya 25.83 detik. Tingkat keakuratan data hasil pemilihan bisa dipastikan akan
lebih tinggi karena bebas dari kesalahan perhitungan manual dan kemungkinan
manipulasi data seperti yang sering kita dengar pada pemilu tingkat nasional.
Prestasi kabupaten Jembrana dalam mengimplementasikan teknologi informasi untuk
meningkatkan pelayanan bagi masyarakat sepatutnya menjadi contoh bagi kabupaten lain
di Indonesia. Pemerintah pusat atau provinsi bisa menginstruksikan ke seluruh jajaran
pemerintah daerah di bawahnya untuk mencontoh dan menyempurnakan program J-Card
yang sudah berjalan di kabupaten Jembrana. Dengan demikian diharapkan seluruh
kabupaten/kota di Indonesia akan mampu memberikan pelayanan publik yang
memuaskan bagi warganya.
3. Berdasarkan contoh kasus yang Anda gunakan dalam menjawab no.2 poin a dan b.
Buatlah solusi teknis yang dapat diimplementasikan dalam mengatasi permasalahan yang
ada di contoh kasus yang Anda sebutkan.
NAMA : ULFA SAFITRI UTS E-GOVERMENT
NPM : 21801091051

 Mengingat implementasi e-government memerlukan berbagai macam persiapan seperti


biaya yang besar, sumber daya manusia berkualitas, program kerja yang jelas, waktu
implementasi yang cukup lama serta beresiko terhadap kegagalan, dan yang peling
penting adalah soalilasi yang efektif untuk menagajak keterlibatan masyarakat dalam
mendukung opersional program kerja pemerintah. Berdasarkan pemahaman persiapan
dan kendala yang dihadapi oleh negara berkembang, maka sebelum melakukan transisi ke
e-government menurut (Hassan, dkk; 2010) perlu dilakukan analisis pada pelaksanaan
operasional pada saat ini (as-is) untuk mencari permasalahan yang terjadi, penyebabnya,
dan area apa yang bisa dikembangkan menjadi projek e-government. Melalui analisis as-
is maka akan dibuat perencanaan perubahan pada masa mendatang (to-be) untuk
memberikan nilai tambah dan mengatasi permasalahan yang ada saat ini.
Selain penghambat juga perlu diperhatikan faktor pendorong demi suksesnya
implementasi e-government pada masa mendatang, antara lain dengan penetapan visi dan
strategi yang jelas serta sesuai dengan kebutuhan, memilih sumber daya manusia handal
untuk memimpin serta mengontrol dari implementasi e-government sampai pelaksanaan
nyatanya di lapangan, membuat rencana pendanaan yang faktual yang mencakup jangka
panjang, serta senantiasa memperhatikan masukan, saran, dan kritik dari warga.
Sekilas dari penilaian di atas menunjukkan bahwa kurangnya integrasi antara seluruh
website yang saling terkait serta keterlibatan masyarakat dalam pengembangan sistem e-
government juga masih sangat minim, hanya beberapa masyarakat saja yang sudah
mengetahui website yang telah dikembangkan pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah
hendaknya melakuakan revisi terhadap kebijakan e-government serta melakukan
sosialisasi kepada masyarakat.
Dengan melihat dua sisi ini, pengawasan terhadap sistem pelayanan berbasis teknologi
menjadi hal yang penting dalam mengawal gerakan-gerakan anti-korupsi. e-government
disatu sisi menawarkan sesuatu hal yang positif, tetapi bagaimanapun juga tetap perlu
diawasi mengingat inovasi di bidng TIK ini begitu pesat yang tentunya ada potensi untuk
disalahgunakan sebagai media baru perbuatan yang bersifat koruptif.
Untuk mengatasi beberapa kendala dalam mengimplementasikan e-gov, maka perlu
adanya komitmen, baik dari kepala daerah maupun segenap jajarannya untuk
mengimplementasikan e-gov, karena pada dasarnya dengan penerapan teknologi
informasi dibidang pemerintahan akan membantu pemerintah dalam memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat. Kemudian, untuk melaksanakan e-gov sebaiknya
tidak menggunakan sistem proyek tetapi cukup dengan menggunakan satu atau beberapa
tenaga ahli yang kompeten dibidang teknologi informasi, sehingga update data selalu
dapat dilakukan, biaya yang dikeluarkan pun lebih kecil. Selain itu, pemerintah pusat
juga perlu memberikan penghargaan kepada kabupaten/kota yang terbukti berprestasi
dalam mengimplementsikan iptek untuk peningkatan kesejahteraan warganya, sehingga
nantinya dapat memicu daerah tersebut dan juga daerah lain untuk menerapkan iptek
dalam bidang pelayanan kepada masyarakat. Terkait dengan penelitian tentang kendala
NAMA : ULFA SAFITRI UTS E-GOVERMENT
NPM : 21801091051

pelaksanaan E-Government di Indonesia, perkembangan E-Government di Indonesia


dapat di adakan secara efektif dan efisien jika ada dukungan Antara segala pihak mulai
dari pemerintah dan masyarakat. Penerapan E-Government Indonesia dapat berjalan
dengan baik jika tada jangka waktu dan dana yang jelas akan pengembangannya.

Anda mungkin juga menyukai