Disusun oleh:
Andhika Kusuma Fajri
2210631220026
Kelas A
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dewi Siti Aisyah, S,Pd.I.,
M.Pd. karena telah memberikan saya semangat dan motivasi untuk menyelesaikan tugas ini.
Harapan saya, informasi dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Demikian makalah ini saya buat, jika terdapat kesalahan dalam penulisan atau pun
ketidaksesuain materi yang saya dapat dalam makalah ini, saya mohon maaf dan saya
menerima kritik dan saran dari pembaca agar bisa lebih baik untuk kedepannya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jalaluddin As-Suyuthi merupakan salah satu ulama besar yang lahir di Kairo tahun 849
H/1445 M. Ulama yang terlahir malam ahad pertengahan bulan Rajab tersebut tumbuh
dalam keadaan yatim karena ayahnya sudah meninggal ketika Jalaluddin As-Suyuthi berumur
lima tahun.
Nasab ulama yang didukung dengan kegigihan serta kecerdasan yang dimiliki,
Jalaluddin As-Suyuthi menyelesaikan hafalan al-Qur’an sebelum usianya menginjak delapan
tahun. Selain itu, di usianya yang masih relatif muda kira-kira lima belas tahun, Jalaluddin
As-Suyuthi telah hafal berbagai kitab seperti al-‘Umdah, Minha`j al-Fiqh wa al-Usul,
Alfiyyah Ibn Malik, dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biodata seorang Jalaluddin As-Suyuthi
2. Bagaimana riwayat hidup seorang Jalaluddin As-Suyuthi
3. Apa saja karya-karya yang telah dibuat oleh Jalaluddin As-Suyuthi
4. Bagaimana kontribusi seorang Jalaludin As-Suyuthi dalam islam
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui biodata seorang Jalaluddin As-Suyuthi
2. Mengetahui riwayat hidup seorang Jalaluddin As-Suyuthi
3. Mengetahui karya-karya yang dibuat oleh Jalaluddin As-Suyuthi
4. Mengetahui kontribusinya dalam islam
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam dunia pesantren, nama Imam as-Suyuthi tidaklah asing. Ia adalah seorang ulama besar
yang karyanya memenuhi berbagai sudut perpustakaan di banyak pesantren di Indonesia. Di
antara karya Imam as-Suyuthi yang terkenal adalah kitab Tafsir Jalalain, sebuah kitab tafsir
yang sangat ringkas dan relatif mudah dipahami para santri.
Beliau bernama asli Abdurrahman yang merupakan putra dari al-Kamal Abu Bakar bin
Muhammad bin Sabiq ad-Din bin al-Fakhr Utsman bin Nadzir ad-Din Muhammad bin Saif
ad-Din Khudr bin Najm ad-Din Abu Sholah Ayyub bin Nashir ad-Din Muhammad bin as-
Syaikh al-Himam.
Imam As-Suyuthi bercerita mengenai latar belakang keluarganya dalam karyanya yang
berjudul Husnul Muhadharah fi Tarikh Mishr wal Qahirah. “Adapun kakek buyutku yang
bernama as-Syaikh al-Himam adalah seorang pembesar tarekat di masanya. Sedangkan
leluhurku yang lainnya, kebanyakan berprofesi sebagai seorang hakim dan seorang pedagang.
Dan aku mengenal ayahku sebagai seorang pengajar ilmu agama yang tersohor di
daerahnya.”
Ayah Imam as-Suyuthi berasal dari kota Asyuth, sebuah kota di negara Mesir. Sedangkan
Imam as-Suyuthi lahir setelah maghrib malam Ahad pada permulaan bulan Rajab tahun 849
H di kota Kairo, ibu kota negara Mesir.
Sejak lahir, ayah Imam as-Suyuthi telah mendapatkan isyarat bahwa sang buah hati akan
menjadi ulama besar di masanya. Alkisah, menjelang kelahirannya ayah Imam as-Suyuthi
sedang membutuhkan sebuah kitab. Maka, ia pun memerintahkan istrinya untuk
mengambilkan kitab tersebut di ujung perpustakaan pribadinya. Ketika sedang mengambil
kitab tersebut sang istri mengalami rasa sakit hendak melahirkan. Dan setelah itu, Imam as-
Suyuthi lahir di antara kitab-kitab yang ada di perpustakaan tersebut. Semenjak itu, Imam as-
Suyuthi kecil dijuluki dengan Ibnu al-Kutub (anak kitab-kitab). Di masa kecilnya, Imam as-
Suyuthi pernah dibawa ke hadapan seorang wali agung negara Mesir bernama Syekh
Muhammad al-Majdzub untuk didoakan. Berkat doa sang wali, Imam as-Suyuthi
mendapatkan keberkahan ilmu yang luar biasa di dalam hidupnya.
Imam as-Suyuthi telah ditinggal wafat ayahnya sejak kecil. Tercatat ayah Imam as-Suyuthi
wafat ketika Imam as-Suyuthi berusia 5 tahun. Setelah itu, belum genap umur 8 tahun Imam
as-Suyuthi telah mengkhatamkan hafalan Al-Qur’an 30 juz. Kemudian, Imam as-Suyuthi
mulai menghafalkan mandzumah Alfiyah karya Imam Ibnu Malik dalam ilmu nahwu sharaf,
kitab al-Minhaj karya al-Badhawi dalam ilmu ushul fiqh, dan kitab al-Minhaj karya an-
Nawawi dalam ilmu fiqih.
Imam as-Suyuthi mulai menekuni bidang keilmuan pada umur 15 tahun (tahun 863 H). Imam
as-Suyuthi mengambil ilmu faraidh dari Syekh Syihab ad-Din asy-Syarmusahi yang saat itu
berumur lebih dari seratus tahun. Kemudian, Syekh Syihab ad-Din asy-Syarmusahi
memberikan mandat kepada Imam as-Suyuthi untuk mengajar gramatika bahasa Arab pada
permulaan tahun 866 H. Pada tahun 866 H ini juga Imam as-Suyuthi menyelesaikan karya
pertama beliau yang berjudul “Syarh al-Isti’adzah wal Basmalah”. Kemudian, Imam as-
Suyuthi mengambil ilmu fiqih kepada Syekh Alam ad-Din al-Bulqini hingga sang guru wafat
pada tahun 868 H. Selain itu, Imam as-Suyuthi juga belajar kepada Syekh Syaraf ad-Din
Yahya al-Munawi (w. 871 H), Syekh Muhyi ad-Din Muhammad bin Sulaiman al-Kafiji (w.
879 H), Syekh Saif ad-Din Muhammad bin Muhammad al-Hanafi (w. 881 H), dan Syekh al-
Izz Ahmad bin Ibrahim al-Kattani.
Imam as-Suyuthi menceritakan dalam kitab Husnul Muhadharahfi Tarikh Mishr wal Qahirah,
bahwa ia telah mendapatkan legalitas berfatwa dari guru-gurunya di usianya yang belum
genap 20 tahun yaitu sejak permulaan tahun 871 H. Dan di umur 21 tahun bertepatan dengan
tahun 872 H, Imam as-Suyuthi memulai mendalami ilmu hadits di bawah arahan para ulama
terkemuka di zamannya. Imam as-Suyuthi juga menyatakan bahwa ia memiliki keahlian
sangat mendalam di dalam tujuh bidang ilmu yaitu ilmu tafsir al-Qur’an, ilmu hadits, ilmu
fiqih, ilmu nahwu, ilmu ma’ani, ilmu bayan, dan ilmu badi’. Selain ketujuh bidang ilmu
tersebut, Imam as-Suyuthi juga memiliki keahlian di bidang ilmu ushul fiqh, ilmu faraidh,
ilmu qira’at, dan ilmu kedokteran. Meskipun begitu, Imam as-Suyuthi juga mengakui bahwa
beliau memiliki kesulitan dalam memahami ilmu manthiq dan ilmu matematika.
Di antara resep keberkahan ilmu Imam as-Suyuthi dalam bidang ilmu hadits adalah Imam as-
Suyuthi ketika berhaji ia meminum air zam-zam. Di antara doa yang ia panjatkan ketika
meminum air zam-zam adalah ia berharap Allah memberikannya keluasan ilmu fiqih yang
sepadan dengan penguasaan ilmu fiqih Imam Sirajuddin al-Bulqini dan ia juga berharap
Allah memberikannya keluasan ilmu hadits sebagaimana penguasaan ilmu Hadits Imam Ibnu
Hajar al-Asqalani.
C. Karya-Karya Yang Telah Dibuat Oleh Jalaluddin As-Suyuthi
Saat itu Jalaluddin As-Suyuṭhi telah menggapai posisi intelektual yang tinggi, melahirkan
karya-karya yang beragam, dan memiliki wawasan yang luas sampai-sampai dijuluki dengan
kutu buku (ibnu al-Kutub). Ia mewarisi sebuah perpustakaan yang menyimpan berbagai
koleksi. Selain itu Suyuthi sering juga mengunjungi perpustakaan al Mahmudiyah.
Berikut ini merupakan karya-karya dari Imam Suyuthi:
1. Tafsir dan Ulumu al-Qur‟an
a. Tafsir al-Jalalain
b. Lubabu an-Nuqūl fī Asbab an-Nuzūl
c. Dūr al-Manṭsur fī at-Tafsīr bi al-Ma‟ṭsur
d. Al-Itqān fī Ulūm al-Qur‟ān
e. Iklil fī Istinbaṭi at-Tanzīl
f. An-Nāsikh wa al-Mansūkh
g. Maphamatu al-Akrān fi Mubhamati al-Qur‟ān
2. Ulumu al-Hadis
a. Ad-Dibaj „Alā Tashihi Muslim bin Hajāj
b. Al-Khashaishu al-Kubrā
c. Al-Jāmi‟u al-Shagīr
d. Ad-Duraru al-Muntasyirah fi al-Ahādisu al-Musytahirati
3. Fiqh
a. Al-Washailu ila Makrifati al-Awāil
b. Al-Raddu „alā man Akhlada ila al-Ardi wa Jahlu Anna Ijtihada fi Kulli „Ashrin
c. Al-Asybah wa an-Nadẓāiru al-Fiqhiyāh
4. Ulumu al-Balaghah
a. Qu‟udul al-Jamān fi Ilmi al-Ma‟anī wa al-Bayān
b. Syabīhatu bi al-fiyati Ibnu Māliki fi an-Nahwī wa alSharpi
5. Tarekh dan Adab
a. Husnu al-Muhadharah Akhbaru Mishra wa al-Qahirah
b. Terīkh al-Khulafā‟
c. Syamarikhu fi Ilmī at-Tarīkh
d. Tuhfatu al-Kirām
e. Bughyatu al-Wi‟at fi Thabaqat al-Lughawin wa an-Nuhāt
f. Thabaqatu al-Huffadẓ
g. Thabaqatu al-Fuqahā al-Syāfi‟iyāh
h. Tarīkhu al-Suyuṭi
6. Tashawuf
a. Tanbihu al-Ghābi
b. Al-„Āridh
7. Fiqh Lughah
a. Al-Iqtirāh
b. Muzhar fi Ulūmi al-Lughāh
8. Nahwu
a. Jam‟ul Jawāmi‟
b. Himā‟u al-Hawāmi‟ Syarhu Jam‟ū al-Jawāmi‟
c. Kitab Asybah wa an-Naẓhāir an-Nāwiyāh.
Jalaluddin As-Suyuthi merupakan tokoh yang hidup pada abad sembilan hijriyah yang
bertepatan pada 849 H/1445 M di Kairo. Ia merupakan tokoh yang banyak melakukan
perlawatan ilmiah, dan menjumpai banyak guru, serta mempunyai segudang karya di
bidang ilmu-ilmu keislaman. Secara umum, Jalaluddin As-Suyuthi merupakan tokoh yang
memiliki kepakaran pada dua belas bidang ilmu keislaman yang meliputi: bidang tafsir,
hadits, fiqih,nahw (gramatika Arab), ma’ani, bayan, badi’, perbedaan madzhab, usul,
tashawwuf, tarikh (sejarah), dan adab. Sedangkan secara analisis taksonomi secara khusus
Jalaluddin As-Suyuthi merupakan tokoh dibidang hadits dan ilmu hadits, meskipun
ketokohannya ini tidak menjadikan ia lemah di bidang ilmu-ilmu keislaman lain terlebih ilmu
tafsir.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jalaluddin As-Suyuthi merupakan seorang ulama besar yang karyanya sangat dikenal banyak
santri di Indonesia. Kitab tafsir jalalain merupakan salah satu contoh dari banyaknya karya
Jalaluddin As-Sayuthi. Selain memiliki banyak karya Jalaluddin As-Sayuthi juga dikenal
sangat cerdas, ia menyelesaikan hafalan al-Qur’an sebelum usianya menginjak delapan tahun.
Di usianya yang baru menginjak lima belas tahun, Jalaluddin As-Suyuthi juga telah hafal
berbagai kitab. Jalaluddin As-Suyuthi juga merupakan tokoh yang memiliki kepakaran pada
dua belas bidang ilmu keislaman, secara analisis taksonomi secara khusus Jalaluddin As-
Suyuthi merupakan tokoh dibidang hadits dan ilmu hadits.
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Jalaluddin_as-
Suyuthi#:~:text=Jalaluddin%20as%2DSuyuthi%20(bahasa%20Arab,ke%2D15%20di%20Kai
ro%2C%20Mesir
https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/imam-jalaluddin-as-suyuthi-ulama-lintas-disiplin-
dengan-ratusan-karya-WJ6wX