Anda di halaman 1dari 16

A.

PENDAHULUAN

Salah satu mata kuliah wajib yang harus diselesaikan bagi mahasiswa

program doktor dalam ilmu hadis di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

(UINSU) adalah mata kuliah Man±hij al-Mu¥addi£³n.1 Mata kuliah ini tergolong

baru, dikarenakan prodi ilmu hadis juga masih baru pada Universitas Islam

Negeri baik di Medan maupun di seluruh Indonesia. 2 Di antara tujuan kajian

tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana manhaj para mu¥addi£ dalam

menuliskan kitab-kitab mereka. Pada awalnya kajian ini bertujuan membahas

beberapa ulama hadis yang terkenal dengan kitab-kitab mereka di kalangan para

ulama –baik ulama hadis maupun ulama fikih- seperti Kutub as-Sittah dan

Tis‘ah.

Seiring perkembangan dan permintaan dosen pengampu mata kuliah ini,

maka pemakalah dimintakan untuk menelaah manhaj seorang tokoh hadis di

luar kitab sembilan. 3 Namun tidak kalah pentingnya bahwa kitab yang akan

dibahas ini adalah kitab yang cukup terkenal di kalangan ulama fikih dan hadis.

Kitab tersebut adalah kitab Bul-g al-Mar±m Min Adillati al-A¥k±m karya Ibn

¦ajar al-‘Asqal±n³.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana

sebenarnya manhaj yang digunakan Ibn ¦ajar al-‘Asqal±n³ dalam menyusun

dan menyajikan hadis-hadis hukum dalam kitabnya tersebut. Tentu saja hal ini

sangat berguna bagi para penuntut ilmu baik bagi pemula dan menjadi referensi

Lihat Buku Panduan Akademik Program Doktor Tahun Akademik 2017-2018 (Medan:
1

Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, 2017) h. 26.


2
Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan, di Indonesia Prodi Ilmu Hadis baru ada 2
yakni di Medan dan Makassar.
3
Yang dimaksud dengan ‚Kitab Sembilan‛ adalah kitab induk hadis yang memuat sanad dan
matan secara lengkap dan menjadi rujukan dalam kamus hadis Mu’jam al-Mufahras li Alf±§ al-¦ad³£ an-
Nabawiy. Lihat Nawir Yuslem, 9 Kitab Induk Hadis (Jakarta: Hijri Pustaka Utama, Cet. 2, 2011), h. vi-
vii.

1
bagi yang sudah bergelut dalam bidang hukum dan ilmu hadis. Dengan

mengetahui manhaj dalam kitab tersebut, maka kita akan lebih mudah

memahami isi dari kitab itu.

B. MANHAJ IBN ¦AJAR AL-‘ASQAL²N´ DALAM KITAB BUL®G AL-

MAR²M MIN ADILLATI AL-A¦K²M

1. Biografi Ibn ¦ajar al-‘Asqal±n³

a. Nama dan Nasabnya

Nama lengkap Syihabuddin Abu al-Fa« al-A¥mad bin ‘Al³ bin

Mu¥ammad bin Mu¥ammad bin ‘Ali bin Ma¥m-d bin ¦ajar al-Kin±n³

al-‘Asqal±n³, asy-Sy±fi‘³, al-Mi¡ri. Kemudian dikenal dengan nama Ibn

¦ajar, dan gelarnya ‚al-¦±fi§‛. Adapun penyebutan ‘Asqal±n³ adalah

nisbat kepada ‚‘Asqal±n‛, sebuah kota yang masuk dalam wilayah

Palestina, dekat Ghuzzah.4

Beliau lahir di Mesir pada tanggal 12 bulan Sya‘b±n 773 H, namun

tanggal kelahirannya diperselisihkan karena ada yang menyebutkan

tanggal 22 Sya‘b±n. Beliau tumbuh di sana dan termasuk anak yatim

piatu, karena ibunya wafat ketika beliau masih bayi, kemudian ayahnya

menyusul wafat ketika beliau masih kanak-kanak berumur empat tahun.

Ketika wafat, ayahnya berwasiat kepada dua orang alim untuk mengasuh

Ibn ¦ajar yang masih kecil. Dua orang itu ialah Zakiyudd³n al-Kharrubi

dan Syamsudd³n Ibnu al-Qa¯¯an al-Mi¡ri.5

4
Khalid Syamhudi, Biografi al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani, dalam artikel di website
www.KisahMuslin.com. Diakses tanggal 2 Oktober 2017.
5
Ibn ¦ajar al-‘Asqal±n³, Bul-g al-Mar±m Min Adillati al-A¥k±m (Beirut: D±r al-Fikr, 1979
M/1409 H), h. 13.

2
b. Pendidikannya

Ibn ¦ajar tumbuh dan besar sebagai anak yatim piatu yang

menjaga ‘iffah (menjaga diri dari dosa), sangat berhati-hati, dan mandiri

di bawah kepengasuhan kedua orang tersebut. Zakiyudd³n al-Kharrubi

memberikan perhatian yang luar biasa dalam memelihara dan

memperhatikan serta mengajari beliau. Dia selalu membawa Ibn ¦ajar

ketika mengunjungi dan tinggal di Makkah hingga ia meninggal dunia

tahun 787 H.6

Pada usia lima tahun Ibn ¦ajar masuk al-Maktab (semacam TPA

sekarang) untuk menghafal Alquran, di sana ada seorang guru yang

bernama Syamsudd³n bin al-Alaf yang saat itu menjadi Gubernur Mesir

dan juga Syamsudd³n al-A¯rusy. Akan tetapi, Ibn ¦ajar belum berhasil

menghafal Alquran sampai beliau diajar oleh seorang ahli fakih dan

pengajar sejati yaitu ¢adrudd³n Mu¥ammad bin Mu¥ammad bin

Abdurrazz±q as-Saf¯i al-Muqri. Kepada beliau inilah akhirnya Ibn ¦ajar

dapat mengkhatamkan hafalan Alqurannya ketika berumur sembilan

tahun.7

Ketika Ibn ¦ajar berumur 12 tahun ia ditunjuk sebagai imam salat

Tarawih di Masjidil Haram pada tahun 785 H. Ketika sang pengasuh

berhaji pada tahun 784 H, Ibn ¦ajar menyertainya sampai tahun 786 H.

hingga kembali bersama al-Kharubi ke Mesir. Setelah kembali ke Mesir

pada tahun 786 H, Ibn ¦ajar benar-benar bersungguh-sungguh dalam

menuntut ilmu, hingga ia hafal beberapa kitab-kitab induk seperti Al-

Syamhudi, Biografi.. www.KisahMuslim.com.


6

al-‘Asqal±n³, Bul-g al-Mar±m… h. 13.


7

3
‘Umdah al-Ahk±m karya Abdul Gh±n³ al-Maqdis³, Al-Alfiyah f³ ‘Ul­m al-

Had³£ karya guru beliau al-H±fi§ al-Ir±q³, serta yang lainnya.8

Pertama kali ia diberikan kesenangan meneliti kitab-kitab sejarah

(t±r³kh) lalu banyak hafal nama-nama perawi dan keadaannya.

Kemudian meneliti bidang sastra Arab dari tahun 792 H. dan menjadi

pakar dalam syair. Kemudian diberi kesenangan menuntut hadis dan

dimulai sejak tahun 793 H., namun beliau belum konsentrasi penuh

dalam ilmu ini kecuali pada tahun 796 H., diwaktu itulah beliau

konsentrasi penuh untuk mencari hadis dan ilmunya.9

Saat ketidakpuasan dengan apa yang didapatkan akhirnya Ibn ¦ajar

bertemu dengan al-¦±fi§ al-Ir±q³ yaitu seorang syaikh besar yang

terkenal sebagai ahli fikih, orang yang paling tahu tentang mazhab

Sy±fi‘i. Di samping itu ia seorang yang sempurna dalam penguasaan

tafsir, hadis dan bahasa Arab. Ibn ¦ajar menyertai sang guru selama

sepuluh tahun. Dan dalam sepuluh tahun ini Ibn ¦ajar menyelinginya

dengan perjalanan ke Syam dan yang lainnya. Di tangan syaikh inilah

Ibn ¦ajar berkembang menjadi seorang ulama sejati dan menjadi orang

pertama yang diberi izin oleh al-Ir±q³ untuk mengajarkan hadis. Sang

guru memberikan gelar Ibn ¦ajar dengan al-¦±fi§ dan sangat

dimuliakannya. Adapun setelah sang guru meninggal dia belajar dengan

guru kedua yaitu Nuruddin al-Haitsami, ada juga guru lain beliau yaitu

Imam Muhibbuddin Mu¥ammad bin Ya¥ya bin al-Wahdawaih, melihat

keseriusan Ibn ¦ajar dalam mempelajari hadis, ia memberi saran untuk

perlu juga mempelajari fikih karena orang akan membutuhkan ilmu itu

Syamhudi, Biografi.. www.KisahMuslin.com.


8

Ibid.
9

4
dan menurut prediksinya ulama di daerah tersebut akan habis sehingga

Ibn ¦ajar amat diperlukan.10

Imam Ibn ¦ajar juga melakukan rihlah (perjalanan ¯alab al-‘ilmi) ke

negeri Syam, Hijaz dan Yaman dan ilmunya matang dalam usia muda

hingga mayoritas ulama di zaman beliau mengizinkan beliau untuk

berfatwa dan mengajar. Beliau mengajar di Markaz Ilmiah yang banyak

di antaranya mengajar tafsir di madrasah al-Husainiyah dan al-

Man¡uriyah, mengajar hadis di Mad±ris al-Babrisiyah, az-Zainiyah dan

asy-Syaikhuniyah dan lainnya. Membuka majlis Tasm³‘ al-Had³£ di al-

Ma¥mudiyah serta mengajarkan fikih di al-Muayyudiyah dan selainnya.

Beliau juga memegang masyikhakh (semacam kepala para Syeikh) di al-

Madrasah al-Baibrisiyah dan madrasah lainnya.

c. Guru-guru dan murid-muridnya

Di antara para gurunya adalah:

- Syeikh Abu Hafsh Sirajudd³n Umar bin Rusl±n bin Nu¡air bin ¢±lih al-

Kin±ni al-‘Asqal±n³ al-Bulqin³ al-Mi¡ri (wafat tahun 805 H).

- Syeikh Umar bin Ali bin A¥mad bin Mu¥ammad bin Abdillah al-An¡±r³

al-Andal-s³ al-Mi¡ri (wafat tahun 804 H).

- Burhanudd³n Abu Mu¥ammad Ibr±h³m bin M-s± bin Ayy-b Ibnu

Abn±s³ (725-782).

- Zainudd³n Abdurrah³m bin al-Husein bin Abdurra¥man bin Abu Bakar

bin Ibr±h³m al-Mahr±ni al-‘Ir±q³ (725-806 H).

- Nurudd³n Abu al-¦asan ‘Ali bin Abu Bakar bin Sulaiman bin Abu Bakar

bin Umar bin ¢±li¥ al-Haitsami (735 -807 H).

10
al-‘Asqal±n³, Bul-g al-Mar±m… h. 14.

5
Di antara murid-muridnya antara lain:

- Syeikh Ibr±h³m bin ‘Ali bin asy-Syeikh bin Burhanudd³n bin ¨ah³rah al-

Makki asy-Sy±fi‘³ (w. 891 H).

- Syeikh A¥mad bin U£m±n bin Mu¥ammad bin Ibr±h³m bin Abdillah al-

Karm±ni al-¦anaf³ (w.835 H.) dikenal dengan Syihabudd³n Abu al-F±t³

al-Kalut±ni seorang Mu¥addi£.

- Syihabuddin A¥mad bin Mu¥ammad bin ‘Ali bin ¦asan al-An¡±r³ al-

Khazr±j³ (w. 875 H.) yang dikenal dengan al-Hij±z³.

- Zakariyya bin Mu¥ammad bin Zakariyya al-An£±ri (w. 926 H).

- Mu¥ammad bin Abdurrahm±n bin Mu¥ammad bin Abu Bakar bin

Utsmaan as-Sakh±w³ asy-Sy±fi‘³ (w. 902 H).

- Mu¥ammad bin Mu¥ammad bin Mu¥ammad bin ‘Abdullah bin Fahd al-

Hasy³m³ al-‘Alaw³ al-Makk³ (w. 871 H).

d. Karya-karyanya

Banyak karya yang telah dituliskan beliau antara lain:

- Ta‘r³f Ahl at-Taqd³s bi Mar±tib al-Mau£-f³n bi at-Tadl³s (°abaq±t al-

Mudallis³n).

- At-Tamy³z f³ Takhr³j A¥±d³ Syar¥ al-Waj³z.

- Ad-Dir±yah f³ Takhr³j A¥ad³£ al-Hid±yah.

- Fat¥ al-B±r³ bi Syar¥ ¢a¥³¥ al-Bukh±r³.

- Taqr³b at-Tah©³b.

- Tah©³b at-Tah©³b.

- Lis±n al-Miz±n.

- Al-I¡±bah f³ Tamy³z a¡-¢a¥±bah.

- Bul-g al-Mar±m Min Adillati al-A¥k±m

6
2. Manhaj Dalam Kitab Bul-g al-Mar±m Min Adillati al-A¥k±m

a. Latar Belakang dan Tujuan Penulisan Kitab

Untuk mengetahui latar belakang dan tujuan dari penulisan kitab

beliau, pemakalah mengutip terjemah sebahagian isi mukaddimah yang ia

tuliskan sebagai berikut:

‚Amm± Ba‘d :
Ini merupakan kitab yang ringkas meliputi dasar-dasar dalil yang
bersumber dari hadis tentang hukum-hukum syariat. Aku
menyusunnya dengan gaya penyusunan yang bagus supaya orang
yang menghafalnya menjadi orang yang menonjol di antara teman-
teman sejawat/seangkatannya. Dan supaya seorang pelajar pemula
bisa menjadikannya sebagai sarana, namun di sisi lain seorang yang
senior pun masih tetap butuh/tidak bisa lepas darinya.
Aku jelaskan pada tiap-tiap akhir hadits para imam yang
meriwayatkan hadits tersebut, dalam rangka memberikan penjelasan
kepada umat.‛11

Dari mukaddimah di atas, dapat kita pahami bahwa latar belakang

penulisan kitab Bul-g al-Mar±m Min Adillati al-A¥k±m adalah untuk

meringkas dan megumpulkan hadis-hadis tentang hukum yang terdapat

dalam kitab-kitab hadis yang ada sebelumnya terutama Kitab ¢a¥³¥ Bukh±r³

dan ¢a¥³¥ Muslim serta kitab induk yang sembilan dan yang lainnya dengan

tujuan untuk mempermudah umat baik menghafal maupun mempelajarinya

dari kalangan pemula maupun tingkat mahir.

Kemudian terkait dengan nama ‚Bul­g al-Mar±m‛ jika ditinjau dari

segi bahasa adalah sudah sampai keinginan, cita-cita atau harapan.

Pemakalah menganalisa dari nama ini ada beberapa pandangan, pertama

jika ditinjau dari penulisnya, maka dengan buku ini Ibn ¦ajar ingin

Ibid., h. 17.
11

7
menyampaikan bahwa keinginan dan harapannya selama ini dalam

mengumpulkan dan menuliskan hadis dalam satu kitab sebagai dasar dalil-

dalil hukum sudah tercapai. Namun jika ditinjau dari objek isinya, maka

dengan membaca buku ini kiranya telah terjawab atau sampailah harapan

pembaca mendapatkan dalil-dalil hukum.

b. Metodologi dan Sistematika Penulisan Kitab

Berbicara tentang metode atau cara, di sini pemakalah membaginya

dalam beberapa tinjauan yaitu:

1) Ditinjau dari segi susunan dalam menyajikan hadis, maka kitab tersebut

bercorak pada kitab sunan, yakni dengan sistematika pembahasan sesuai

dengan bab-bab fikih dan memuat hadis tidak hanya hadis sahih

semata.12 Mengenai daftar susunan dalam penyajiannya sesuai bab fikih

dapat kita lihat sebagaimana daftar isi dalam kitab tersebut (lihat

lampirkan dalam makalah ini). Adapun jumlah hadis yang terdapat

dalam kitab ini berjumlah 1597 atau 1596. 13

2) Ditinjau dari segi sanad, maka kita dapati bahwa penyusun kitab tidak

menyampaikan atau menuliskan sanad secara lengkap. Beliau hanya

menuliskan sanad pertama atau sahabat yang langsung berinteraksi dan

menerima hadis tersebut dari Rasulullah saw.

Contoh :

12
Ramli Abdul Wahid dan Husnel Anwar, Kamus Lengkap Ilmu Hadis (Medan: Perdana
Publishing, Cet. 3, 2015), h. 224. Luhat Juga Nawir Yuslem, Ulumul Hadis (Jakarta: Mutiara Sumber
Widya, 2001), h. 136.
13
Terdapat perbedaan jumlah dari beberapa kitab yang pemakalah dapatkan.

8
3) Ditinjau dari segi periwayatan, maka beliau mengumpulkan (al-Jam‘u)

hadis yang berdekatan dan dalam bingkai tema yang sama (tematik),

dari berbagai kitab dan perawi terakhir (mukharrij)16 yang berbeda baik

dari kutub as-sittah, tis‘ah dan yang lainnya.

Contoh :

4) Ditinjau dari segi kualitas, maka Ibn ¦ajar menukilkan hadis-hadis yang

beraneka ragam, mulai dari hadis berstatus sahih, hasan maupun daif.

Namun dalam kaitan ini beliau tetap memberikan keterangan dari

masing-masing hadis tersebut, sehingga pembaca mengetahui mana dalil

14
al-‘Asqal±n³, Bul-g al-Mar±m…, h. 25. Dalam dua contoh hadis di atas, pemakalah
menggarisbawahi perawi pertama dari kalangan sahabat yang mendengar langsung hadis dari
Rasulullah saw.
15
Ibid, h. 57-58.
16
Wahid dan Anwar, Kamus Lengkap…, h. 150.
17
Ibid, h. 128.

9
yang kuat dan yang lemah untuk dasar pengambilan hukum. 18 Terdapat

pula beberapa hadis yang mursal,19 mauquf 20 serta beberapa kelemahan

lainnya.

Contoh Hadis Sahih.

Contoh Hadis Hasan

Contoh Hadis Daif

Muhammad az-Zahrani, Sejarah dan Perkembangan Pembukuan Hadits-hadits Nabi, terj.


18

Muhammad Rum (Jakarta: Darul Haq, Cet. 3, 2015), h. 223.


19
Hadis Mursal adalah hadis yang gugur dari akhir sanadnya seorang setelah tabi‘i. Lihat
Fatchur Rahman, Ikhtisar Musthalahul Hadits (Bandung: Pustaka Ma’arif, 1974), h. 208.
20
Adalah hadis yang diriwayatkan dari seorang sahabat baik ucapan maupun prilaku mereka,
Lihat Imam an-Nawawi, Dasar-dasar Ilmu Hadis, terj. Syarif Hade (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2009), h.
14.
21
al-‘Asqal±n³, Bul-g al-Mar±m…, h. 20. Dalam menuliskan hadis ini, Ibn ¦ajar
mencantumkan catatan kaki bahwa hadis ini dinukil dari kitab ¢a¥³¥ Muslim.
22
Ibid, h. 303.
23
Ibid.
24
Ibid, h. 43.

10
Contoh Hadis Mursal

Contoh Hadis Mauq-f

c. Penggunaan Istilah dalam Hadis

Dalam menukil hadis, Ibn ¦ajar banyak menggunakan istilah dalam

menyebutkan para perawi yang mengeluarkan hadis ( mukharrij) yang

kemudian istilah itu banyak digunakan kalangan ulama sesudahnya. Adapun

istilah-istilah dimaksud adalah:

1) As-Sab‘ah (imam yang tujuh), maksudnya adalah: bahwa hadis yang ia


nukil itu diriwayatkan oleh dan terdapat dalam kitab yang terkenal
A¥mad, Al-Bukh±r³, Muslim, Abu D±w-d, At-Tirmi©³, An-Nas±‘³, dan
Ibnu M±jah.

2) As-Sittah (imam yang enam) adalah: semua nama di atas kecuali


A¥mad.

3) Al-Khamsah (imam yang lima) adalah: semua nama di atas kecuali Al-
Bukh±r³ dan Muslim, terkadang di istilahkan juga dengan Al-
Arba’ah dan A¥mad.

4) Al-Arba’ah (imam yang empat) adalah: nama-nama di atas kecuali tiga


nama pertama.

25
Ibid., h. 82. Hadis tersebut adalah hadis mursal yang dinukil Ibn ¦ajar dari kitab Abu
D±wud d alam kitabnya kumpulan hadis mursal.
26
Ibid., h. 67. Dalam catatan kaki Ibn ¦ajar menjelaskan bahwa dalam masing-masing
mukharrij berbeda dalam meberikan status, ada yang munqa¯I‘ dan ada yang mauquf.

11
5) A£-¤al±£ah (imam yang tiga) adalah : nama-nama di atas kecuali tiga
nama pertama dan satu nama terakhir.

6) Muttafaq ‘alaihi adalah : Al-Bukh±r³ dan Muslim.

Adapun para periwayat hadis selain nama-nama para imam di atas,


maka akan disebutkan secara jelas siapa yang meriwayatkannya. 27

d. Pujian dan Kritikan Para Ulama Terhadap Kitab Bul-gil Mar±m

Seorang ulama bernama Syaikh ‘Abdullah bin Abdirrahman al-Bassam

yang menulis kitab berjudul Tau«i¥ul Ahk±m min Bul-gil Mar±m

menyebutkan dalam mukaddimahnya beberapa keistimewaan dari kitab

Bul-g al-Mar±m Min Adillati al-A¥k±m sebagai berikut: 28

1) Penulis (Ibnu ¦ajar al-‘Asqlani) menjelaskan martabat (derajat) hadis

berupa sahih, hasan, dan daifnya, sehingga para penuntut ilmu tidak

perlu mencari rujukan dari kitab lain.

2) Beliau menuliskan sebagian matan hadis saja yang berhubungan

dengan bab yang di maksud, sehingga singkat dan padat manfaat. (Lihat

contoh hadis sahih pada halaman 10.)

3) Jika suatu hadis memiliki riwayat lain yang dapat menjadi tambahan

yang bermanfaat, penulis membawakannya dengan ringkas dan jelas.

Dengan demikian riwayat-riwayat hadis saling menyempurnakan

terhadap suatu masalah.

4) Penulis menyeleksi hadis-hadis dari diwan dan kitab induk yang

terkenal, seperti musnad Im±m A¥mad, ¢a¥³¥ al-Bukh±ri dan ¢a¥³¥

Muslim, Kitab Sunan yang empat, dll.

27
Ibid., h. 17. Keterangan ini beliau tulis dalam mukaddimah bukunya. Lihat juga A.Hassan,
Tarjamah Bulughul Maram (Bandung: Diponegoro, 2006), h. 27-28.
28
Lihat Syaikh Abdullah bin Abdirrahman al-Bassam dalam kitab Tau«³¥ al-A¥k±m min
Bul-gil Mar±m. kitab ini adalah syarah dari kitab Ibn ¦ajar yang sedang dibahas pada makalah ini.

12
5) Kebanyakan hadis bersumber dari ¢a¥³¥ Bukh±ri dan ¢a¥³¥ Muslim atau

sahih salah satunya, kemudian diikuti dengan riwayat Sunan agar hadis-

hadis yang benar-benar sahih menjadi landasan dan referensi terhadap

suatu masalah dan selainnya menjadi penyempurna.

6) Penulis menyebutkan 'illah (cacat) yang ada pada hadis tertentu. (lihat

pada contoh hadis daif dan mursal pada halaman 10-11)

7) Jika hadis tersebut memiliki penguat (t±bi‘ atau sy±hid), beliau

mengisyaratkannya dengan isyarat yang lembut. (lihat pada contoh

hadis mauq-f halaman 11)

8) Penulis mengurutkan bab-bab dan hadis-hadis sesuai dengan kitab-kitab

fikih, agar memudahkan pembacanya untuk murajaah.

9) Beliau menutup kitabnya dengan bab tentang adab yang merupakan

kumpulan-kumpulan dari hadis-hadis pilihan yang beliau namakan bab

‘Jami' fi al-Adab’ agar pembaca mengambil manfaat dari kitab ini,

bukan hanya hukum tetapi juga akhlak.

Secara keseluruhan, kitab ini merupakan ruhnya kitab-kitab a¥kam

(tentang hukum). Layak bagi penuntut ilmu untuk menghafal dan

memahaminya.29

Selanjutnya, Tuan Mu¥ammad ¦amid al-Fiqi seorang ulama Azhar dan

pemimpin Jamaah Anshari Sunnah al-Muhammadiyah mengatakan, bahwa

kitab Bul-g al-Mar±m adalah kitab yang amat dibutuhkan oleh setiap

Muslim yang ingin menyembah Allah dengan ilmu. 30

Berbicara tentang kritik terhadap kitab Bul-g al-Mar±m, pemakalah

dalam hal ini belum menemukan sejumlah tokoh yang mengkritiknya,

Ibid.
29

30
al-‘Asqal±n³, Terjemah Bulughul Maram, Terj. H.M Ali (Surabaya: Mutiara Ilmu, 2011), h. v.

13
namun sebagai kitab hadis dan sumber hokum, maka adanya hadis yang

lemah menjadikan pembaca harus berperan aktif dalam memilihnya agar

tidak menggunakan hujjah dengan hadis yang lemah.

C. PENUTUP

1. Kesimpulan

Manhaj dalam kitab Bul-gil Mar±m bercorak kitab sunan dengan

kumpulan atau himpunan hadis-hadis hukum dan merupakan ringkasan

dari berbagai kitab yang muncul dari abad ke dua, ketiga dan ke empat

hijriah.

Hadis-hadis yang terdapat dalam kitab tersebut tidak hanya berstatus

sahih, namun terdapat hadis hasan dan daif dengan beberapa

keterangan yang diberikan penulisnya dalam menggolongkan hadis

tersebut seperti maullaq, mauquf dan lain sebagainya.

2. Saran-saran

Dalam membaca kitab tersebut harus memahami terlebih dahulu

beberapa pengertian hadis dan istilah-istilah seperti muttafaq ‘alaih,

khamsah, sittah dan lain sebagainya serta membaca tuntas dalam

pembahasan satu tema atau bab untuk mengetahui beberapa hadis

dengan berbagai versi menurut periwayatnya.

Bagi kaum muslimin di manapun, kita patut berbangga dan

mengucapkan terima kasih karna berkat beliau kita menjadi lebih mudah

dalam mencari hadis dalam istinbat hukum.

14
DAFTAR PUSTAKA

Al-‘Asqal±n³, Ibn ¦ajar, Bul-g al-Mar±m min Adillati al-A¥k±m, Beirut: D±r al-Kutub,
1979 M/1409 H.

-----------------, Tarjamah Bulughul Maram, diterjemahkan dengan berbagai istilah


dan tambahan keterangan oleh: A. Hassan, Bandung: Diponegoro, 2006.

-----------------, Terjemah Bulughul Maram Kitab Hukum-Hukum Islam, Penterjemah:


H. M. Ali, Surabaya: Mutiara Ilmu, 2011.

Al-Nawaw³, Im±m, Dasar-dasar Ilmu Hadis, terjemahan Oleh: Syarif Hade Masyah,
Jakarta: Pustaka Firdaus, 2009.

Az-Zahrani, Muhammad, Sejarah Perkembangan Pembukuan Hadits Nabi Lengkap


dengan Penjelasan Kitab-kitab Rujukan Hadits, Metode Penyusunannya, dan
Biografi Ulama Hadits, Terjemahan oleh: Muhammad Rum, Jakarta: Darul
Haq, Cet. 3, 2015.

Buku Panduan Akademik Program Doktor Tahun Akademik 2017-2018, Medan:


Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2017/2018.

Fatchur Rahman, Ikhtisar Musthalahul Hadits, Bandung: Pustaka Ma’arif, 1974.

Nawir Yuslem, 9 Kitab Induk Handis, Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2011.

------------------, Ulumul Hadis, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 2001.

Pedoman Penulisan Tesis, Medan: Pascasarjana UIN-SU, 2016.

Thahan, Mahmud, Ilmu Hadits Praktis, terjemahan Oleh: Abu Fuad, Bogor: Pustaka
Thariqul Izzah, cet. VII, 2014.

Wahid, Ramli Abdul & Matondang Husnil Anwar, Kamus Lengkap Ilmu Hadis,
Medan: Perdana Publishing, 2015.

15
Khalid Syamhudi, Biografi al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani, dalam artikel di website
www.KisahMuslin.com. Diakses tanggal 2 Oktober 2017.

16

Anda mungkin juga menyukai