DOSEN PENGAMPU
PROF. DR. MUDZAKIR ALI, MA
DISUSUN OLEH:
M. ULIL ALBAB
NIM. 18200013248
Sejak kecil Abdurrauf Al-snkili sudah dididik untuk belajar ilmu agama.
Pertama kali ia belajar kepada orang tuanya, Syekh Ali Al-Fansuri, pendiri dayah
suro lipat kajang di sampang kanan, aceh singkel, setelah itu, ia ke pasai dan
belajar ke dayah blang pira. Kemudian, ia ke banda aceh untuk belajar kepada
Syehk Syamsuddin As-sumatrany (w. 1630M) seorang ulama besar murid Syekh
Hamzah Fansuri dan seorang mufti kerajaan aceh pada masa sultan iskandar muda
(1607-1636M) dari sana ia melanjutkan perjalanan mencari ilmu ke jazirah arab.
Ketika sampai Doha, Al-sinkili sempat belajar kepada Syaikh Abdul Qodir
Al-Maurir, tetapi tidak lama di Doha karena ia segera melanjutkan perjalannnya
ke Yaman, tetapi tidak lama di Doha karena ia segera melanjutkan perjalannnya
ke Yaman, di negri yaman inilah al-sinkili banyak belajar kepada ulama besar
terutama dari keluaarga ja’man seperti Syekh Ibrahim bin Abdullah bin Ibrahim
bin Ja’man seorang ahli hadist dan sanad (w.1083/1672M), Qadli Ashaq dan
Muhammad bin ibrahim bin abu qosim bin ishaq bin js’msn seorang Ulama
Madzhab Syafii (1014-1096H/1605-1685M) dan Alfaqif Al thyyib bin Abi Qosim
bin Ja’man.
Menurut khirudin alzinkili, seorang pakar sejarah arab dan penulis kitab
al-A’lam , keluarga ja’man berasal dari Ja’man bin Yahya bin Amru bin
Muhammad bin Ahmad bin Ali dari kabilah Sharif bin Dzuwal nenek moyang
orang Yaman keturunan Akka bin Adnan. Pada abad ke -10H , keluarga Ja’man
adalah kabilah besar di Yaman yang melahirkan banyak pada ahli fiqih, dan ahli
hadis. Dan mereka juga terkenal sebagai ulama-ulama tasawuf (sufi) selanjutnya
Al-sinkili berkunjung ke kota Zabid , salah satu kota bersejarah di yaman dan
sebagai pusat ilmu pengetahuan terkemuka. Di Zabid ia belajar kepada Syekh
Abdurrahim bin Al-Shiddiq Al-Khash, Syekkh Amin bin Al-Shiddiq Almizjaji,
Syekh Abdullah bin Muhammad al Adnani, Syekh Abdul Fattah Al-khah, Mufti
Zabid syekh Thair bin Husain al-Ahdal dan Qidhi Muhammad bin Abu bakar bin
Muthir (W1075H/1664M)
Dalam kitab Sanad abu Alzain Abdul khaliq Almuzjaji disebutkan bahwa
Al-sinkili juga belajar kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Baqi Mizjaji seorang
mursyid Thoriqoh Naqsyabandiyah (w1074/1664M) sekaligus ahli qiro’ah. Hal
3
ini pula yang disebutkan al-sinkili terkait gurunya Syekh Muhammad Abdul Baqi
Al-naqsyabandi di dalam kitabnya “Umdatu al-Muhtahjiin.
Gurunya yang lain adalah Syekh Abdul Aziz alzamzami seorang ahli
hadis, fiqih dan sastrawan, juga Syekh Alaidin Al Babili yang mengajar di
Makkah, Tajuddin bin ya’qub, ali Jamal al-Makkidan Abdullah bin Said
Baqusyairi Al-Makki.
ibrahim bin hasan. Dan syakh ibrahim al0kurani. Adalah dua ulama yang sangat
berjasa besar dalam perkembangan keilmuan alsinkili.
Karena keduanya mengmbil banyak ilmu dan sanad, tertama ilmu tasawuf.
Bahkan dalam karya alsinkili yang berjudul tanbih almasyi almansub ila thariq
alqusyasyi terlihat jelas hubungan guru dan murid antara qusyaisi dan al sinkili
yang tersambung dalam tarekat Syatthariyah.
kemudian beralih ke madzhab syafi’i dan menjadi mufti untuk kedua madzhab
tersebut. Atas kebesaran ilmunya, berkata salah seroang muridnya yang bernama
as-syams al bibli, tidak pernah aku melihat seroang alim seperti guruku ahmad
Qusyaisyi yang menulis apa yang ia inginkan tanpa berfikir panjang.
Salah satu murid syakh ahmad al Qusyaisyi yang juga merupakan guru al
sinkili di madinah adalah syaikh ibrahim alkurani. Murid al qusyasi ini berhasil
melanjutkan keilmuan gurunya, dan menjadi salah seorang ulamabesar
sesudahnya. Selain tasawuf, ia juga menekuniberbagai disiplin ilmu seperti fiqih,
ushul, tafsir, bahasa, hadis dan lainnyaa yang ia peroleh dari para ulama dari
berbgai negara seperti syam, mesir dan hijaz dan haramain. Lebih dari itu ia
memiliki banyak karya seperti ithaf al-khlaf bi thariq madzhab al-salaf, ithaf al-
munib al-awwah bi fadl al-jahr bi Dzikrillah, ilithaf al-Zhaki dan lainnya.
Daftar Pustaka: