Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERBEDAAN PENDEKATAN PENELITIAN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MAKALAH


MATAKULIAH METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN ISLAM

DOSEN PENGAMPU
Dr. SARI HERNAWATI, S.Ag., M.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH:
HERMANSYAH
MUSTAIN DHOFER

PROGAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2019
2

“PERBEDAAN PENDEKATAN PENELITIAN”


Oleh: Hermansyah & Mustain Dhofer

A. Pendahuluan
Penelitian atau research bagi pengembangan pendidikan di Perguruan
Tinggi dan pengembangan ilmu pengetahuan sangatlah penting, apalagi ini
unsur pokok dari sebuah lembaga pendidikan tinggi (Tri Dharma Perguruan
Tinggi) di samping dua unsur pokok lainnya, pengabdian dan pengembangan
kepada masyarakat. Penelitian dalam lingkup inilah yang nantinya diharapkan
bersinergis dengan pengembangan keilmuan dan pengabdian kepada
masyarakat. Bahkan pengabdian kepada masyarakat seharusnya dilandasi dan
disemangati oleh temuan-temuan hasil penelitian di Perguruan Tinggi. Dengan
demikian penelitian dalam proses pendidikan amatlah sangat penting. Oleh
karena itu, sebelum melangkah kepada penelitian yang sesungguhnya, peneliti
perlu dibekali keilmuan penelitian yang dapat dirangkum dalam istilah
metodologi penelitian, seperti konsep dasar dan hakekat penelitian, perbedaan
pendekatan penelitian, desain penelitian dan sebagainya, agar hasil dari
penelitiannya tercapai sesuai dengan tujuan dan kegunaan dilakukannya
penelitian.
Sebuah pendekatan atau metode ilmiah, baik ada atau tidaknya dalam
penelitian, tentu tidak terlepas dari kelebihan, kelemahan, kerugian dan
keuntungan. Untuk itu dibutuhkan sebuah pertimbangan yang lebih baik dan
yang lebih tepat yang perlu dipahami dari masing-masing pendekatan dalam
melakukan penelitian. Supaya penelitian dapat menghasilkan informasi yang
akurat, maka perlu menggunakan metode penelitian yang tepat. Metode
penelitian secara umum dapat diklasifikasi menjadi tiga yaitu kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Oleh karena itu berikut ini akan dikemukakan metode
penelitian yang dapat diterapkan untuk meneliti pada bidang pendidikan.
Borg and Gall, mengungkapkan beberapa nama penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Penelitian kuantitatif disebut sebagai metode tradisional, positivistic,
3

scientific, confirmatory, dan kuantitatif. Sedangkan metode kualitatif sering


disebut sebagai metode baru, postpositivistic, discovery, interpretative dan
kualitatif. Nama kedua metode tersebut yang paling banyak dipergunakan
adalah metode kuantitatif dan kualitatif.
Perbedaan kedua metode tersebut, tidak semata-mata yang satu pakai
angka dan yang lain tidak. Namun ada perbedaan di kedua metode tersebut
yang perlu diuraikan dalam makalah ini, terutama dalam proses penelitian,
karakteristik penelitiannya dan atau aksioma dasarnya. Dari tiga contoh yang
disebutkan ada perbedaan-perbedaan yang signifikan, yang sangat penting
diketahui terutama untuk peneliti pemula dan atau untuk mahasiswa yang
menempuh matakuliah metode penelitian pendidikan.
Berangkat dari uraian di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas
salah satu bagian dari metodologi penelitian yakni perbedaan pendekatan
dalam penelitian yang dalam bahasannya nanti akan menguraikan secara
ringkas dari berbagai perbedaan-perbedaan pendekatan penelitian.

B. Pembahasan
Kalau disimak beberapa tulisan-tulisan dari para ahli penelitian, seperti
Faisal (2001), Sugioyono (2015), Miles dan Huberman (1992), dan beberapa
tulisan ahli-ahli lainnya, maka jelas perbedaan dasar sangat menonjol antara
pendekatan-pendekatan dalam penelitian. Seperti pendekatan kualitatif,
kuantitatif, R&D dan sebagainya.
Sejak manusia memiliki awal peradabannya, manusia telah sadar akan
curiosity-nya dan karena itu selalu to want to know anything. Ini adalah
manusia dengan naluri penelitiannya. Seluruh ahli peneliti menjadi cikal bakal
disiplin ilmu yang diciptakannya dan itu berkembang terus hingga masa
globalisasi dengan teknologi dan informatika mutakhir. Dengan melihat pada
perkembangan pohon ilmu sepanjang masa, maka manusia selalu
menggunakan penelitian.

Di dalam meneliti ini, manusia menggunakan metodologi yang selalu


berubah untuk mencapai tujuan utama penelitian ialah pengembangan
4

kebenaran dalam ilmu pengetahuan. Jadi metodologi adalah alat apa saja yang
dapat digunakan dan berubah dari saat ke saat, sejauh ia dapat dipergunakan
untuk meneliti. Sudah barang tentu termasuk di dalamnya pendekatan-
pendekatan yang digunakan peneliti. Dengan kemajuan dan perkembangan
jaman penelitian, tidak dapat dipaku bahwa satu pendekatan saja yang paling
benar! Pendekatan lain harus dipertimbangkan karena semua bergerak terus.
Ucapan Sumarno adalah gamblang, antara lain: “...statistik hanyalah alat bantu
dan tidak pernah dapat menggantikan sama sekali fungsi dari aspek logika
material dan perspektif keilmuan dari masing-masing disiplin” (Sumarno
dalam Brennan, 2000).
Selain statistik, juga rumus, kamus ensikopedia, materi kualitas, dan
seterusnya, tidak akan pernah tetap. Mereka hanya methodos (Yunani: jalan,
cara , sarana, alat, dan seterusnya) yang setiap saat dapat diganti dengan yang
lebih tepat demi memecahkan masalahdalam suatu obyek penelitian.
Perkembangan penelitian sangat pesat sejak revolusi industri di abad ke-
19. Ilmu-ilmu pengetahuan alam menjadi primadona di pentas keilmuan yaitu
biologi, kedokteran, fisika, matematika, kimia, dan teknik. Pada saat ini
pendekatan, seperti kuantitatif misalnya menjadi dasar dari kesemua itu.
Terlebih ketika ilmu teknik berkembang dengan aneka cabangnya seperti
sekarang inidlm bentuk industri, teknologi dan informatika. Demikian pula
pendekatan kualitatif ibarat saudara kembar (kuantitatif) telah muncul hasil-
hasil penelitian terbaru.
Pendekatan penelitian merupakan cara berpikir yang diadopsi peneliti
tentang bagaimana desain penelitian dibuat dan bagaimana penelitian akan
dilakukan. Dalam riset, sebagaimana tersebut di atas penelitian meliputi tiga
macam, yaitu kualitatif, kuantitatif, dan R&D. Proses analisis data dengan
pendekatan salah satu dari ketiganya bisa induktif, deduktif atau gabungan
keduanya.
Seringkali klasifikasi mengenai pendekatan penelitian disampaikan
secara rancu. Istilah deduksi dan induksi, misalnya, sebenarnya merupakan
proses pendekatan yang digunakan oleh peneliti ketika akan melakukan
5

analisis data. Namun, pendekatan riset secara keseluruhan hanya ada tiga
pendekatan sebagaimana telah disebutkan di atas.
Makalah ini akan membahas perbedaan pendekatan tersebut yang
diadopsi untuk riset pendidik. Di mana pendekatan di sini dipahami sebagai
cara pandang yang dipakai peneliti dalam melakukan studi, di dalam bahasa
Inggrisnya diterjemahkan sebagai “research approach”. Penjelasan yang akan
disampaikan di sini merupakan penjelasan dalam konteks penelitian secara
umum.
Untuk memahami pendekatan penelitian secara lebih mendalam, maka
harus diketahui perbedaannya. Perbedaan antara kuantitatif dan kualitatif
misalnya meliputi tiga hal, yaitu perbedaan antara aksioma, proses penelitian,
dan karakteristik penelitian itu sendiri. Hal ini ditunjukkan pada gambar di
bawah ini:

Perbedaan aksioma dasar tentang sifat realitas

Perbedaan Kualitatif dan kuantitatif Perbedaan dalam proses penelitian

Perbedaan dalam karakteristik penelitian

Gambar 1: Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif

1. Aksioma
Aksioma adalah pandangan dasar. Aksioma penelitian kualitatif dan
kuantitatif meliputi aksioma realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti,
hubungan variabel, kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai. Perbedaan
aksioma dalam kedua pendekatan ini ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 1: Perbedaan Aksioma antara kualitatif dan Kuantitatif


Aksioma Dasar Kuantitatif Kualitatif
Sifat realita Dapat diklasifikasikan, Ganda, holistik,
konkrit, teramati, dinamis, hasil
6

terukur konstruksi dan


pemahaman
Hubungan peneliti dengan Independen, supaya Interaktifdengan
yang diteliti terbangun obyektivitas sumber data supaya
memperoleh data
Y
X
Kemungkinan generalisasiZ Cenderung Transferability (hanya
mungkin dalam ikatan
konteks dan waktu)
Peranan nilai Cenderung bebas nilai Terikat nilai-nilai yang
dibawa peneliti dan
sumber Data

a. Sifat realitas
Dalam memandang realitas, gejala, atau obyek yang diteliti,
terdapat perbedaan antara kualitatif dan kuantitatif. Seperti telah
dikemukakan, dalam kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, realitas dipandang sebagai suatu yang kongkrit, dapat
diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan menurut jenis, bentuk,
warna, dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur dan diverifikasi. Dengan
demikian dalam kuantitatif, peneliti dapat menentukan hanya beberapa
variabel saja dari obyek yang diteliti, dan kemudian dapat membuat
instrumen untuk mengukurnya.
Dalam pandangan kualitatif yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme atau paradigma interpretive, suatu realitas atau obyek
tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah ke dalam beberapa variabel.
Kualitatif memandang obyek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil
konstruksi pemikiran dan interpretasi terhadap gejala yang diamati, serta
utuh (holistic) karena setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ibarat meneliti performance suatu
mobil, peneliti kuantitatif dapat meneliti mesinnya saja, atau bodynya
saja, tetapi kualitatif akan meneliti semua komponen dan hubungan satu
dengan yang lain, serta kinerja pada saat mobil dijalankan.
7

Realitas dalam kuantitatif tidak hanya yang tampak (teramati),


tetapi sampai dibalik yang tampak tersebut. Misalnya melihat ada orang
yang sedang mancing itu merupakan kegiatan mencari ikan, sedangkan
dalam kualititatif akan melihat yang lebih dalam mengapa ia mancing. Ia
mancing mungkin untuk menghilangkan stress, daripada nganggur, atau
mencari teman. Jadi realitas itu merupakan konstruksi atau interpretasi
dari pemahaman terhadap semua data yang tampak di lapangan.

b. Hubungan peneliti dengan yang diteliti


Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran itu di luar dirinya, sehingga
hubungan antara peneliti dengan yang ditelitiharus dijaga jaraknya
sehingga bersifat independen. Dengan menggunakan kuesioner sebagai
teknik pengumpulan data, maka peneliti kuantitatif hampir tidak
mengenal siapa yang diteliti atau responden yang memberikan data.
Sementara dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai human instrument
dan dengan teknik pengumpulan data participant observation (obervasi
berperan serta) dan wawancara mendalam, maka penelit harus
berinteraksi dengan sumber data. Dengan demikian kualitatif harus
mengenal betul orang yang memberi data.

c. Hubungan variabel
Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap
obyek yang diteliti lebih bersifat sebab akibat (kausal), sehingga dalam
penelitiannya ada variabel independen dan dependen. Dari variabel
tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Contoh: Pengaruh iklan terhadap nilai
penjualan, artinya semakin banyak ikan yang ditayangkan maka akan
semakin banyak nilai penjualan. Iklan sebagai variabel independen
(sebab) dan nilai penjualan sebagai variabel dependen (akibat).
Dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik dan lebih
menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif dalam melihat
hubungan antar variabel pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif
yaitu saling mempengaruhi (reciprocal/ interaktif), sehingga tidak
8

diketahui mana variabel independen dan dependennya. Contohnya:


Hubungan antara iklan dan nilai penjualan. Dalam hal ini hubungannya
interaktif, artinya makin banyka uang yang dikeluarkan untuk iklan maka
akan semakin banyak nilai penjualan, tetapi juga sebaliknya makin
banyak nilai penjualan maka alokasi dana untuk iklan juga akan semakin
tinggi.

d. Kemungkinan generalisasi
Pada umumnya penelitian kuantitatif lebih menekankan pada
keluasan informasi, (bukan kedalaman) sehingga motede ini cocok
digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel terbatas.
Selanjutnya data yang diteliti adalah data sampel yang diambil dari
populasi tersebut dengan teknik probability sampling (random).
Berdasarkan data dari sapel tersebut, selanjutnya peneliti membuat
generalisasi (kesimpulan sampel diberlakukan ke populasi di mana
sampel tersebut diambil)
Penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi tetapi lebih
menekankan kedalaman informasi sehingga sampai pada tingkat makna.
Seperti telah dikemukakan, makna adalah data dibalik yang tampak.
Walaupun peneltian kualitatif tidak membuat generalisasi, tidak berarti
hasil penelitian kualitatif tidaqk dapat diterapkan di tempat lain.
Generalisasi dalam penelitian kualitatif disebut dengan transferability
dalam bahasa Indonesia dinamakan keteralihan. Maksudnya adalah
bahwa, hasil penelitian kualitatif dapat ditransferkan atau diterapkan di
tempat lain, manakala kondisi tempat lain tersebut tidak jauh berbeda
dengan tempat penelitian.

e. Peranan nilai
Peneliti kualitatif dalam melakukan pengumpulan data terjadi
interaksi antara peneliti data dengan sumber data. Dalam interaksi ini
baik peneliti maupun sumber data memiliki latar belakang, pandangan,
keyakinan, nilai-nilai, kepentingan dan persepsi berbeda-beda, sehingga
dalam pengumpulan data, analisis dan pembuatan laporan akan terikat
9

oleh nilai-nilai masing-masing. Dalam penelitian kuantitatif, karena


peneliti tidak berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbebas dari
nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data. Karena ingin bebas
nilai, maka peneliti menjaga jarak dengan sumber data, supaya data yang
diperoleh obyektif.

2. Proses penelitian
Perbedaan antara kualitatif dan kuantitatif juga dapat dilihat dari
proses penelitian. Proses dalam metode penelitian kuantitatif bersifat linier
dan kualitatif bersifat sirkuler.
a. Proses penelitian kuantitatif
Proses penelitian metode pendekatan kualitatif ditunjukkan pada
gambar 2 di bawah ini
10

Penggunaan aspek logika untuk merumuskan hipotesis

Sumber masalah:
ki r
rfi
1. Empiri Be
&
ca
ba
s M
em Konsep & Teori
yang Relevan
Prinsip
Pengajuan hipotesis
Deduksi
Yang Menyatakan Praduga terhadap
Rumusan
hubungan antar variabel
masalah Prinsip
Membaca Hasil Reduksi
Penelitian
Penemuan
yang Relevan

Pengajuan hipotesis
Mengumpulkan & Menyusun Metode/

Menganalisis Data Instrumen Strategi


Kesimpulan
Penelitian Pendekatan
Penelitian
Penggunaan aspek logika untuk merumuskan hipotesis yang diajukan

Gambar 2: Proses Penelitian Kuantitatif (Modifikasi dar Tuckman)


Penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut. Telah
diketahui bahwa penelitian itu pada prinsipnya adalah untuk menjawab
masalah. Masalah merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya
dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Penyimpangan antara aturan
dengan pelaksanaan, teori dengan praktek, perencanaan dengan
pelaksanaan dan sebagainya. penelitian kuantitatif bertolak dari studi
pendahuluan dari obyek yang diteliti (preliminary study) untuk
mendapatkan yang betul-betul masalah. Masalah tidak dapat diperoleh
dari belakang meja, oleh karena itu harus digali melalui studi
pendahuluan melalui fakta-fakta empiris. Supaya peneliti dapat menggali
masalah dengan baik, maka peneliti harus menguasai teori melalui
membaca berbagai referensi . Selanjutnya supaya masalah dapat dijawab
maka dengan baik masalah tersebut dirumuskan secara spesifik, dan pada
umumnya dibuat dalam bentuk kalimat tanya.
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (ber-
hipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan
dengan masalah dan berfikir. Selain itu, penemuan penelitian sebelumnya
11

yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan


jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Jadi kalau
jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan
didukung oleh penelitian yang relevan tetapi belum ada pembuktian
secara empiris.
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode/
strategi/ pendekatan/ desain penelitian yang sesuai. Pertimbangan ideal
untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan
dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis, adalah
tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Dengan penelitian
kuantitatif metode penelitian yang dapat digunakan adalah metode
survey, ex post facto, eksperimen, evaluasi, action research, policy
reseach (selain metode naturalisasi dan sejarah).
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat
menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat
pengumpul data yang dapat berbentuk test, angket/ kuesioner, untuk
pedoman wawancara atau observasi. Sebelum instrumen digunakan
untuk pengumpulan data, maka instrumen penelitian harus terlebih
dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengumpulan data dilakukan
pada obyek tertentu baik yang berbentuk populasi maupun sampel. Bila
peneliti ingin membuat generalisasi terhadap temuannya, maka sampel
yang diambil pun harus representatif (mewakili). Setelah data terkumpul,
maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan
menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.
Berdasarkan analisis ini apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau
diterima atau apakah penemuan itu sesuai dengan hipotesis yang diajukan
atau tidak.
Langkah selanjutnya adalah menarik kesimplan. Kesimpulan
adalah langkah terakhir dari suatu peristiwa penelitian yang berupa
jawaban terhadap rumusan masalah. Berdasarkan proses penelitian
kuantitatif di atas maka tampak bahwa proses penelitian ini bersifat
linier, di mana langkah-langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah,
12

berteori, berhipotesis, mengumpulkan data dan membuat kesimpulan dan


saran.\sementara dalam penggunaan konsep dan teori yang relevan serta
pengkajian terhadap hasil-hasil yang mendahului guna menyusun
hipotesis merupakan aspek logika (logico-hypothetico), sedangkan
pemilihan metode penelitian, menyusun instrumen, mengumpulkan data
dan analisisnya adalah merupakan aspek metodologi untuk
memverifikasikan hipotesis yang diajukan.
b. Proses penelitian kualitatif
Rancangan penelitian kualitatif diibaratkan Bogdan, seperti orang
mau piknik, sehingga ia baru tahu tempat yang akan dituju, tetapi tentu
belum tahu pasti apa yang ada ditempat itu. Ia akan tahu, setelah
memasuki obyek, dengan cara membaca berbagai informasi tertulis,
gambar-gambar, berfikir dan melihat obyek dan aktivitas orang yang ada
disekelilingnya, melakukan wawancara dan sebagainya. proses penelitian
kualitatif juga dapat diibaratkan seperti or asing yang mau melihat
pertunjukan wayang kulit atau kesenian, atau peristiwa lain. Ia belum
tahu apa, mengapa, bagaimana wayang kulit itu. Ia akan tahu setelah ia
melihat, mengamati dan menganalisis dengan serius.
Berdasarkan ilustrasi tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa
walaupun peneliti kualitatif belum memiliki masala, atau keinginan yang
jelas, tetapi dapat langsung memasuki obyek/ lapangan. Pada waktu
memasuki obyek, peneliti tentu masih merasa asing terhadap pertunjukan
wayang kulit. Setelah memasuki obyek, peneliti kualitatif akan melihat
segala sesuatu yang ada di tempat itu, yang masih bersifat umum.
Misalnya dalam pertunjukan wayang pada tahap awal, ia akan melihat
penontonnya, panggungnya, gamelannya, penabuhnya (pemain gamelan),
wayangnya, dalangnya, pesindennya (penyanyi) dan aktivitas
penyelenggaranya.
Pada tahap ini disebut tahap orientasi atau deskripsi, dengan grand
tour question. Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat,
didengar, dirasakan dan ditanyakan. Mereka baru mengenal serba
sepintas terhadap informasi yang diperolehnya. Dalam gambar 3 (tahap
13

deskripsi) data yang diperoleh cukup banyak, bervariasi dan belum


tersusun secara jelas. Disana ada huruf besar, kecil, angka, dan simbol-
simbol yang berserakan.
Proses penelitian kualitatif pada tahap 2 disebut tahap reduksi/
fokus. Pada tahap ini peneliti mmereduksi segal;a informasi yang telah
diperoleh pada tahap[ pertama. Pada proses reduksi ini, peneliti
mereduksi data yang ditemuka pada tahap 1 untuk memfokuskan pada
masalah tertentu. Pada tahap reduksi ini peneliti menyortir data dengan
cara memilih mana data yang menarik, penting, berguna, dan baru. Data
yang dirasa tidak dipakai disingkirkan. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, maka data-data tersebut selanjutnya dikelompokkan menjadi
berbagai kategori yang ditetapkan sebagai fokus penelitian. Dalam
gambar tersebut kategori itu ditunjukkan dalam bentuk huruf besar, huruf
kecil, dan angka.
Bila dikaitkan dengan melihat contoh pertunjukan wayang, maka
peneliti telah memfokuskan pada masalah tertentu, misalnya masalah
wayang dan dalangnya saja.
Pada tahap ke-3 adalah tahap selection. Tahap ini peneliti
menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Jika
fokusnya wayang tadi, maka peneliti ingin tahu lebih dalam tentang
wayang, mulai dari nama wayang, peran, bentuk, ukuran, cara membuat,
makna setiap pahatan pada wayang, jenis cat yang digunakan, dan
sebagainya. Selanjutnya ditahap setelah melakukan analisis mendalam
terhadap data dan informasi yang diperoleh, maka peneliti dapat
menemukan tema dengan cara mengkonstruksikan data yang diperoleh
menjadi suatu bangunan pengetahuan, hipotesis, atau ilmu yang baru.
Dalam tahap selection bahwa peneliti telah mampu mengkontruksi data
yang berupa huruf dalam bentuk susunan yang berurutan secara alphabet,
dan data angka dikonstruksi secara berurutan dari kecil menuju besar,
sehingga semua mudah dimengerti.
Hasil akhir dari penelitian ini, bukan sekedar menghasilkan data
atau informasi yang sulit dicari melalui metode kuantitatif, tetapi juga
14

harus mampu menghasilkan informasi-informasi yang bermakna, bahkan


hipotesis atau ilmu baru yang dapat digunakan untuk membantu
mengatasi masalah dan meningkatkan taraf hidup manusia. Data atau
informasi yang diperoleh dapat berbentuk informasi yang bersifat
deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Deskriptif adalah gambaran lengkap
tentang keadaan obyek yang diteliti; komparatif adalah gambaran
informasi lengkap tentang perbedaan atau persamaan gejala pada obyek
yang diteliti; dan asosiatif adalah gambaran informasi lengkap tentang
hubungan antara variabel satu dengan gejala lain.
Proses memperoleh data atau informasi pada setiap tahapan
(deskrispsi, reduksi, seleksi) tersebut dilakukan secara sirkuler, berulang-
ulang dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber. Setiap proses
pengumpulan data dilakukan melalui lima tahapan; Setelah peneliti
memasuki obyek penelitian atau sering disebut sebagai situasi sosial
(yang terdiri atas, tempat, aktor/pelaku/orang-orang, dan aktivitas)
peneliti berfikir apa yang akan ditanyakan (1). Setelah berpikir sehingga
menemukan apa yang akan ditanyakan, maka peneliti selanjutnya
bertanya apa orang-orang yang dijumpai pada tempat tersebut (2).
Setelah pertanyaan diberi jawaban, peneliti akan menganalisis apakah
jawaban yang diberikan itu betul atau tidak (3). Kalau jawaban atas
pertanyaan dirasa betul, maka dibuatlah kesimpulan (4). Pada tahap
kelima, peneliti mencandra (5) kembali terhadap kesimpulan yang dibuat.
Apakah kesimpulan yang telah dibuat itu kredibel atau tidak. Untuk
memastikan kesimpulan yang telah dibuat tersebut, maka peneliti masuk
lapangan lagi, mengulangi pertanyaan dengan cara dan sumber yang
berbeda, tetapi tujuan sama. Kalau kesimpulan telah diyakini memiliki
kredibiltas yang tinggi, maka pengumpulan data dinyatakan selesai.

3. Karakteristik penelitian
Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen adalah
sebagai berikut :
15

a. Qualitative reseach has the natural setting as the direct source of


data and researcher is the key instrument
b. Qualitative research is descriptive. The data collected is in the
form of words of pictures rather than number
c. Qualitative research are concerned with process rather than
simply with words outcomes or products
d. Qualitative research tend to analyze their data inductively
e. “Meaning” is of essential to the qualitative approach

Berdasarkan karakteristik tersebut dapat dikemukakan di sini bahwa


pnelitian kualitatif itu:
a. Dilakukan pada kondisi yang alamiah (sebagai lawannya adalah
eksperimen), langsung ke sumber data peneliti adalah instrumen kunci
b. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif, data yang terkumpul
berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka
c. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada
produk atau outcome
d. Melakukan analisis data secara induktif
e. Lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)

Susan Stainback, menyatakan bahwa ciri-ciri penelitian kualitatif


adalah sebagai berikut:
a. Intensive, long term participation in field setting
b. Careful recording of what happens in the setting by writing field
notes and interview notes by collecting other kinds of documentary
evidance
c. Analytic reflection on the decomentary records obtained in the
field
d. Reporting the result by means of the detailed descriptions, direct
quotes from interview, and interpretative commentary
Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa, metode
penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi
lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan
analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan,
dan membuat laporan penelitian secara mendetail.
16

Selanjutnya untuk memahami secara lebih jelas rincian metode


kualitatif, maka perlu memahami perbedaan antar kedua metode tersebut.
Perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat dilihat dengan
cara membandingkan antara kedua metode tersebut. Pada tabel 2 berikut
dikemukakan perbedaan karakteristik antara metode kualitatif dan
kuantitatif:

Tabel 2:
Karakteristik Metode Kuantitatif dan Kualitatif
No Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
1 Desain: Desain:
- Spesifik, jelas, rinci - Umum
- Ditentukan secara mantap sejak - Fleksibel
- Berkembang, dan muncul
awal
- Menjadi pegangan langkah dalam proses penelitian
demi langkah
2 Tujuan: Tujuan:
- Menunjukkan hubungan antar - Menemukan pola hubungan
variabel yang bersifat interaktif
- Menguji teori - Menemukan teori
- Mencari generalisasi yang - Menggambarkan realitas yang
mempunyai nilai prediktif kompleks
- Memperoleh pemahaman
makna

3 Teknik Pengumpulan Data: Teknik Pengumpulan Data:


Kuesioner - Participant observation
- In depth interview
Observasi dan wawancara terstruktur
- Dokumentasi
- Trianggulasi
4 Instrument Penelitian: Instrument Penelitian:
- Test, angket, wawancara - Peneliti sebagai instrumen
- Buku catatan, tape recordr,
terstruktur
- Instrumen yang telah terstandar camera, handycam dan lain-lain

5 Data: Data:
- Kuantitatif - Deskriptif kualitatif
- Hasil pengukuran variabel yang - Dokumen pribadi, catatan
dioperasionalkan dengan lapangan, ucapan, dan tindakan
menggunakan instrumen responden, dokumen dan lain-lain
17

6 Sampel: Sampel:
- Besar - Kecil
- Representatif - Tidak representatif
- Sedapat mungkin random - Purposive, snowball
- Ditentukan sejak awal - Berkembang selama proses
penelitian
7 Analisis: Analisis:
- Setelah selesai pengumpulan - Terus menerus sejak awal
data sampai akhir penelitian
- Deduktif - Induktif
- Menggunakan statistik untuk - Mencari pola, model, thema,
menguji hipotesis teori
8 Hubungan dengan Responden: Hubungan dengan Responden:
- Dibuat berjarak, bahkan sering - Empati, akrap supaya
tanpa kontak supaya obyektif memperoleh pemahaman yang
- Kedudukan peneliti lebih tinggi
mendalam
dari responden - Kedudukan sama bahkan
- Jangka pendek sampai hipotesis
sebagai guru, konsultan dan lain-lain
dapat dibuktikan - Jangka lama, sampai datanya
jenuh, dapat ditemukan hipotesis atau
teori
9 Usulan Desain: Usulan Desain:
Luas dan rinci Singkat, umum bersifat sementara
Literatur yang berhubungan dengan Literatu yang digunakan bersifat
masalah, dan variabel yang diteliti sementara, tidak menjadi pegangan
Prosedur yang spesifik dan rinci utama
langkah-langkahnya Prosedural bersifat umum, seperti akan
Masalah dirumuskan dengan spesifik merencanakan tour/ piknik
dan jelas Masalah bersifat sementara dan akan
Hipotesis dirumuskan dengan jelas ditemukan setelah studi pendahuluan
]ditulis secara rinci dan jelas sebelum Tidak dirumuskan hipotesis, karena
terjun ke lapangan justru akan menemukan hipotesis
Fokus penelitian ditetapkan setelah
diperoleh data awal di lapangan.
10 Kapan Penelitian Dianggap selesai: Kapan Penelitian Dianggap selesai:
Setelah semua kegiatan yang Setelah tidak ada data yang dianggap
direncanakan dapat diselesaikan baru/ jenuh
11 Kepercayaan terhadap hasil penelitian: Kepercayaan terhadap hasil penelitian:
Pengujian validitas dan reliabiltas Pengujian kredibilitas, depenabilitas
instrumen proses dan hasil penelitian
18

C. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif tampak adanya atau memang nyata
perbedaannya. Hal ini tampak dalam aksioma dasar, proses penelitian, dan
karakteristik penelitiannya. Aksioma dasar misalnya, di metode kuantitatif
dapat diklasifikasikan, kongkrit, sedangkan di metode kualitatif sifat ganda,
holistik, dinamis dan sebagainya. Di dalam proses penelitian, bisa dilihat
perbedaan, kuantitatif bersifat linier sedangkan kualitatif bersifat sirkuler.
Sementara perbedaan dalam karakteristiknya bisa dilihat misalnya kualitatif
pada kondisi yang alamiah, sedangkan kuantitatif harus intensif, ikut
berpartisifasi lama di lapangan.
19

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Amin, Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan Multidisipliner,


Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Sunan Kalijaga, 2006.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Riset, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015

Sugiyono, Metode Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,


Bandung: Alfabeta, 2015.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:


RosdaKarya.

Anda mungkin juga menyukai