Anda di halaman 1dari 13

MUHAMMAD YASIN AL FADANI (1915-1990 M)

Sang Ikon Intelektual Ulama Musnid Nusantara

Dosen Pengampu: Ust. Fathurrahman Karyadi, MA.

Ma’mun Fuadi*

Intro

Mayoritas ulama abad XX sudah pasti mengenal dengan Syekh Muhammad


Yasin al Fadani. Seorang tokoh ulama Nusantara yang disegani di daratan Arab
berkat penguasaan dan kedalaman ilmunya. Pengakuan atas penguasaan ilmunya
telah banyak diakui oleh banyak ulama Nusantara dan bahkan hingga ulama di
seluruh penjuru dunia.

1. Biografi Syekh Muhammad Yasin al Fadani

Muhammad Yasin al Fadani lahir


di kota Mekkah pada tanggal 17 Juni 1915
M/Sya’ban 1333 H. Nama lengkapnya
ialah Muhammad Yasin ibn Isa al Fadani.
Ia merupakan putera dari pasangan Syekh
Muhammad Isa al Fadani dan Maimunah
binti Abdullah al Fadani1.

Di kalangan ulama, ia diberi gelar Abu al Faydh ‘Alam al Din Muhammad


Yasin ibn Isa al Fadani al Makky al Syafi’i. Abu al Faydh adalah nama kuniah-nya,
‘Alam al Din (ikon agama) merupakan nama laqob-nya. Selain itu, banyak ulama
juga yang memberi gelar Bahr al ‘Ulum (Samudera Ilmu), al Muhaddits al
Mutafanni al Riwayah (Ahli periwayatan hadits), Musnid al Hijaz, Musnid al ‘Ashr,

1
https://wikihadis.id/biografi-muhammad-yasin-al-fadani/. Diakses tanggal 16/05/2019
jam 23:53 WIB.
dan bahkan Musnid al Dunya ‘Ala al Ittibaq. Banyak ulama mengakui bahwa al
Fadani telah berhasil memenuhi segala kriteria yang ada dalam berbagai gelar
tersebut. Maka sudah pasti, ia menjadi tokoh ulama yang disegani dan cukup
populer di seluruh penjuru Arab.

Syekh Muhammad Yasin merupakan seorang ulama yang cukup masyhur


pada awal masa abad 20 M. Ia hidup dan tumbuh besar dalam ruang lingkungan
yang dipenuhi para ulama ahli ibadah dan mencintai ilmu pengetahuan. Didukung
dengan suasana kondusif lingkungan hidupnya, ia berkembang menjadi seorang
yang mempunyai karakter dan jiwa yang mencintai ilmu agama.

Awal mula karier pendidikannya ia terima dari ayahnya sendiri yang


merupakan salah seorang ulama Mekkah yang cukup terkemuka, yaitu Syekh al
Mu’ammar Muhammad Isa al Fadani, ia mendapatkan pengajaran membaca al
Qur’an dan memahami maknanya. Selain itu, ia juga belajar dasar-dasar bahasa
Arab dan etika Islam kepada pamannya, yaitu Syekh Mahmud al Fadani.

Setelah itu, Muhammad Yasin memulai belajar secara formal pada tahun
1346 H/1928 M di Madrasah al-Shaulutiyyah al-Hindiyyah. Disini, beliau banyak
mempelajari dasar-dasar ilmu Islam. Disamping itu, ia masih tetap istiqomah
dengan belajar pada halaqah-halaqah non formal yang biasa digelar di Masjidil
Haram. Setelah beranjak dewasa, ia meneruskan belajar dan menuntaskan
pendidikannya di Dar al-‘Ulum al-Diniyyah, yang mana saat itu kedudukan dan
tingkat kualitasnya dapat dikatakan hampir sebanding dengan Universitas Al Azhar
Kairo, Mesir.

2. Pengembaraan Ilmu dan Para Gurunya.

Awal mula pengembaraan ilmunya dimulai sejak ketika ia belajar kepada


ayah dan pamannya. Keduanya merupakan ulama besar yang cukup disegani di
Mekkah. Kemudian ia memulai belajar secara formal di Madrasah al-Shaulutiyyah
al-Hindiyyah dan Dar al-‘Ulum Mekkah. Berbagai ulama dalam beberapa disiplin
ilmu telah menjadi seorang guru bagi pendidikannya, khususnya ulama di Dar
al-‘Ulum2.

Dalam hal ini, telah dituliskan oleh Syekh Ramzi Sa’d al Din Damasyqiyya
dalam “Tarjamah Mukhtasharah ‘an al-Syekh Muhammad Yasin ibn Muhammad
Isa al Fadani al Makki”, adalah;

a. Al-‘Allamah al-Mufannin al-Syekh Muhammad ‘Ali ibn Ibrahim al-Maliki


al-Makky.
Ia adalah seorang ulama Mekkah di bidang tata bahasa dan sastra Arab. Ia
merupakan guru utama Muhammad Yasin, dihitung dari banyak waktunya
yang cukup lama. Dibawah bimbingannya, ia mendapatkan puluhan sanad
keilmuan dan dibukukan menjadi sebuah kitab kecil dengan judul “al-
Maslak al-Jali fi Asanid Fadhilati al-Syekh Muhammad Ali”.
b. Syekh Abi ‘Ali Hasan ibn Muhammad al-Masyath al-Makki.
Ia merupakan seorang ulama yang ahli di bidang Ushul Fiqh dan Ushul
Hadits. Ia juga termasuk murid dari Syekh Mahfudh at Tarmasy.
c. Syekh ‘Umar ibn Hamdan al Mahrusi al Maliki.
Ia adalah seorang ulama terkemuka pada masanya, yang dijuluki
“Muhadditsu al Haramayn” (Ahli Hadits Mekkah dan Madinah). Dibawah
bimbingannya, ia mengkhatamkan belasan kitab selama belajar di Madrasah
al Shaulutiyyah, Masjidil Haram dan rumah Syekh ‘Umar.
d. Al Faqih Syekh Umar Bajuneid.
Ia adalah seorang ulama yang ahli di bidang ilmu fikih dan menjabat
sebagai Mufti al-Syafi’iyyah di Mekkah.
e. Syekh Sa’id ibn Muhammad al Yamani dan Syekh Hasan al Yamani.
Keduanya adalah ulama ahli fikih yang ada di Mekkah. Yasin al Fadani
belajar mendalami beberapa kitab dan mengikuti pengajian Shahih Muslim
dan Sunan Nasa’i dalam halaqah yang dibimbing Syekh Hasan al Yamani.
f. Syekh Sayyid Muhsin ibn ‘Ali al-Musawi al-Falimbani al-Makki.

2
A. Mujib, dkk. Intelektualisme Pesantren, Seri III, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003).
ia merupakan seorang ulama Nusantara yang berasal dari Palembang.
Dibawah bimbingannya, ia belajar ilmu Ushul Fiqh, Tasawuf, Fikih,
periwayatan hadits dan ilmu hikmah.
g. Al ‘Allamah al Mu’arrikh al Musnid al Wara’ al Zahid ‘Abdullah
Muhammad Ghazi al Makki.
Ia adalah seorang ulama musnid dan dikenal sebagai al mu’arrikh
(sejarawan). Dibawah bimbingannya, ia belajar mendalami ilmu sanad dan
mengambil sanad-sanad yang penting dan langka. Selain itu, ia juga belajar
kepada Syekh al Mu’arrikh Abd al Sattar ibn Abdul Wahab al Shadiqi al
Hindi al Makki al Hanafi.
h. Syekh al ‘Allamah al Mufassir al Lughawi al Adib Ibrahim ibn Dawud al
Fathani al Makki.
Ia adalah ulama ahli tafsir dan merupakan pakar sastra Arab.
i. Sayyid al ‘Allamah ‘Alawi ibn ‘Abbas al Maliki al Makki.
Ia merupakan seorang pemuka ulama madzhab Malik di Mekkah pada
zamannya. Dibawah bimbingannya, ia mempelajari beberapa kitab hingga
tuntas seperti Sunan Abu Dawud, al Ajjurumiyyah Syarh Ibnu Aqil ala al
Alfiyah dll.
j. Al Sayyid Muhammad ibn Amin al Kutubi al Makki.
k. Syekh al Muqri al Syihab Ahmad al Mukhalalati al Syami al Makki.
l. Syekh al Muamar Khalifah ibn Hamad al Nabhani al Bahrayni al Makki.
m. Syekh Abdullah ibn al Islam al Sanadi al Dayubandi.
n. Syekh Husain ibn Ahmad al Faid Abadi al Madani.
o. Syekh Abdul Qadir ibn Taufiq Syalabi3.

3. Pengabdian Ilmu Kepada Masyarakat


Setelah belajar kepada banyak tokoh ulama, Syekh Muhammad
Yasin al Fadani mulai memfokuskan diri untuk mengajarkan ilmunya
kepada para penduduk Mekkah dan sekitarnya. Pada awal tahun 1356
H/1937 M, ia memulai mengabdikan diri di masyarakat dengan mengajar di
3
A. Mujib, dkk. Intelektualisme Pesantren, Seri III, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003).
Dar al ‘Ulum al Diniyyah, Mekkah. Pada pertengahan tahun 1359 H/1940
M, ia diangkat sebagai wakil direktur Dar al ‘Ulum. Selain itu, ia juga
mengadakan pengajian secara non formal di Masjidil Haram, rumah dan
perpustakaan pribadinya. Pada tanggal 10 Jumadil Akhir 1369 H/29 Maret
1950 M, ia mendapatkan izin resmi mengajar di Masjidil Haram oleh
pemerintah Saudi Arabia4.
Beragam cabang ilmu ia ajarkan, namun akhirnya ia memfokuskan
diri untuk mengajar hadis dan ilmu hadis. Ia membacakan al Kutub al
Haditsah al Sab’ah (tujuh kitab hadits) dan secara khusus mengkhatamkan
seluruhnya di bulan Ramadhan secara rutin selama 15 tahun. Dalam
periwayatan hadist, ia adalah pakar ahlinya. Ribuan hadist lengkap beserta
sanadnya telah ia hafal di luar kepalanya. Keahliannya ini telah diakui oleh
banyak ulama.
Berhubungan dengan ijazah ‘am, Syekh Yasin al Fadani tergolong
sebagai ahli hadits yang pemurah. Ia menyebut secara berulang kali dalam
menyebutkan sanad kepada semua orang yang hidup di zamannya. Hal ini
tertulis dalam karangannya yang berjudul Waraqat fi Majmu’ah al
Musalsalat wa al Awa’il wa al Asanid al ‘Aliyyah disebutkan;

‫هذا وقد اجزنا بما في هذه الورقات كل من اراد رواية ذلك عنا ممن ادرك‬
‫حياتنا وكذا غيره مما تجوزلنا روايته وتثبت عنا معرفته ودريته‬.
“Kami telah memasukkan dalam makalah-makalah ini semua orang yang
ingin menceritakannya dari kami yang memahami hidup kami dan selain
dari yang dapat kami ceritakan kepadanya dan membuktikan pengetahuan
dan pengetahuannya.”5

4. Warisan dan Hasil Karya Ilmiah

4
https://m.gomuslim.co.id/read/tokoh/2018/07/22/8418/-p-syekh-yasin-al-fadani-ulama-
bergelar-pemilik-sanad-terbanyak-p-.html Diakses pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 23:24
WIB.
5
http://syeikhyasinalfadani.blogspot.com/2014/04/muhammad-yasin-bin-muhammad-isa-
al.html?m=1 Diakses pada tanggal 17 Mei 2019 pukul 02:11 WIB.
Pendalaman ilmu Syekh Muhammad Yasin al Fadani yang telah
lama digelutinya menghasilkan banyak karya yang berhasil ia tuangkan
dalam bentuk tulisan. Karangannya diperkirakan berjumlah 60 kitab.
Karya-karyanya meliputi bidang ushul fiqh dan kaidah fikih, hadist dan
ilmu hadist, ilmu balaghah, mantiq, ilmu falak dan sebagainya. Berikut ini
beberapa kitab yang berhasil ia karang, antara lain;

a. Al Dar al Mandhud Syarh Sunan Abi Dawud (20 jilid).


b. Fath al ‘Allam Syarh Bulugh al Maram (4 jilid).
c. Hasyiyah ‘ala al Asybah wa al Nadha’ir fi al Furu’ al Fiqhiyyah li al
Suyuthi.
d. Idhat al Nur al Lami Syarh al Kawkab al Sati’ Nadzm al Jam’u al Jawami.
e. Al Mukhtashar al Muhadzdzab fi Istikhraj al Awqat wa al Qiblah bi al
Rub’u al Mujib. dll.

Selain itu, ia juga menghasilkan karya yang berkaitan dengan ilmu sanad,
diantaranya ialah;
a. Mathma’ al Wijdan fi Asanid al Syekh ‘Umar Hamdan. (3 jilid tebal).
b. Ittihaf al Ikhwan bi Ikhtishar Mathma’ al Wijdan. (2 jilid).
c. Faidh al Rahman fi Tarjamah wa Asanid al Syaikh Khalifah ibn Hamdan
‘Ali Nabhan.
d. Al Irsyadat as Sawiyah fi Asanid al Kutub an Nahwiyah wa al Sharfiyah.
e. Arba’un al Buldaniyat Arba’un Haditsan ‘an Arba’in Syaikhan min Arba’in
Baladan. dll.
f. Al Nafhah al Makkiyah fi al Asanid al Makkiyah.
g. Fath al Rab al Majid, dll.
Disamping itu, ia juga telah banyak menerjemahkan lebih dari 230
judul kitab karya ulama-ulama sebelumnya. Karya aslinya ini telah banyak
diterbitkan di Kairo dan Beirut, dan telah disebarkan luas ke seluruh
penjuru dunia Islam6.

5. Pakar Hadits Musalsal dan Ahli Sanad.


Banyak ulama telah mengakui dengan keahliannya dalam bidang
hadist dan sanad, dan menjulukinya sebagai pakar hadist musalsal dan
sanad umat Islam akhir abad 20 M. Hadist musalsal ialah hadist yang mata
rantai perawinya bersambung dan sampai kepada Rasulullah saw dan dalam
keadaan yang sama ketika hadist itu diriwayatkan.
Syekh Muhammad Yasin memiliki ratusan hadist musalsal dan
seluruhnya dikumpulkan dalam beberapa kitab, antara lain;
a. Al ‘Ujalah fi al Ahadits al Musalsalah. (berisi 113 hadist musalsal).
b. Ittihaf Uli al Himam al ‘Aliyyah bi al Kalam ‘ala al Hadist al Musalsalah al
Awwaliyyah.
c. Waraqat fi Majmu’at al Musalsalat wa al Awa’il wa al Asanid al ‘Aliyyah 7.

Selain itu, ia juga dikenal sebagai ahli sanad. Sanad yang ia miliki
tidak hanya sanad yang berhubungan dengan hadist saja, namun juga ada
pada sanad kitab-kitab klasik yang sebagian telah ia pelajari.
Karena kedalaman ilmu dari Syekh Yasin, Assayyid Abdurrahman
bin Muhammad bin Abdurrahman al Ahdal memujinya melalui sebuah syiir
yang berbunyi;

‫ وبعقدالفخار انت الوحيد‬...‫انت فى العلم والمعاني فريد‬


Engkau tak ada taranya dalam ilmu dan hakikat
Dibangun orang kejayaan, kaulah satu-satunya yang jaya.8

6
https://dosenmuslim.com/ulama-jawa/biografi-syekh-yasin-al-fadani/ Diakses pada
tanggal 17 Mei 2019 pukul 01:07
7
A. Mujib, dkk. Intelektualisme Pesantren, Seri III, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003), hlm.18.
8
http://syeikhyasinalfadani.blogspot.com/2014/04/muhammad-yasin-bin-muhammad-isa-
al.html?m=1 Diakses pada tanggal 17 Mei 2019 pukul 02:11 WIB.
6. Pendidikan Terhadap Perempuan di Saudi Arabia
Kedudukannya sebagai seorang ulama yang bersandarkan pada
paham akidah Asy’ariyah dan Maturidiyah dan bermadzhab Syafi’i telah
menjadikan banyak perbedaan dengan pemerintah Saudi Arabia yang
berpaham Wahabi dan bermadzhab Hambali. Perbedaan ini kerap
menyinggung dan mendapatkan tekanan dari pemerintah yang memang
mendukung paham Wahabi sebagai paham resmi kerajaan Saudi Arabia.
Usahanya untuk mencerdaskan perempuan Arab kerap terhambat
dari pemerintah yang masih memandang sebelah mata pentingnya
pendidikan bagi wanita. Pada tahun 1362 H/1943 M, ia mendirikan
Madrasah al Banat al Ibtida’iyyah di kawasan Syamiyah Mekkah.
Selanjutnya pada tahun 1377 H/1958 M, ia mendirikan Institut Pendidikan
Guru Putri. Demi memajukan perkembangan pendidikan wanita, ia
berusaha untuk menyumbangkan segala daya dan upaya secara maksimal.
Lembaga ini akhirnya banyak menghasilkan wanita-wanita terdidik
berkualitas yang kemudian mengajarkan ikmunya ke berbagai penjuru
Arab. Dengan ini, Syekh Yasin al Fadani dijuluki sebagai “Bapak
Pendidikan Kaum Perempuan Saudi Arabia”.

7. Akhir Hayat
Sebagaimana telah diketahui, pemerintah Arab yang beraliran
Wahabi sangat berambisi untuk menyebarluaskan paham Wahabi di seluruh
daratan Arab. Paham-paham yang tidak sejalan dengan Wahabi kerap
diintimidasi, salah satunya ialah Dar al ‘Ulum al Diniyyah. Namun, segala
usaha pemerintah untuk menguak kelemahannya selalu berujung dengan
kegagalan hasil. Hingga akhir hayatnya, ia terbebas dari intimidasi
pemerintah Arab. Hal ini dikarenakan ia tak pernah secara langsung
melawan pemerintah Arab. Selain itu, al Fadani juga disegani karena
kedalaman ilmunya dan bahkan juga memiliki sanad semua karya Syekh
Muhammad Abdul Wahab, yang mana merupakan pendiri aliran
Wahabiyah di Saudi Arabia.
Akhirnya pada musim haji, tepatnya pada Jum’at 21 Juli 1990 M/28
Dzulhijjah 1410 H, Sang Ikon Intelektual Ulama Musnid Nusantara ini
berpulang ke rahmatullah dengan diiringi doa dari jutaan umat muslim di
seluruh penjuru dunia. Jenazahnya kemudian disholatkan setelah sholat
Jum’at dan dimakamkan di komplek pekuburan al Ma’la, Mekkah9.
Dengan wafatnya Syekh Yasin al Fadani ini, semakin memudahkan
niat propaganda nasionalisasi paham Wahabi di Saudi Arabia. Kini, umat
muslim hanya bisa melihat bukti berupa puing-puing bangunan madrasah
yang legendaris ini di kawasan Jarwal, Si’ib ‘Ali, Mekkah.

9
https://majalahnabawi.com/syekh-muhammad-yasin-al-fadani-pakar-sanad-dari-sumatera/
Diakses pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 23:41 WIB.
Infografis Syekh Muhammad Yasin al Fadani

 1915 M : Syekh Yasin dilahirkan di Mekkah, Arab Saudi dari pasangan


Syekh Muhammad Isa al Fadani dan Maimunah binti Abdullah al Fadani.

 1928 M : Syekh Yasin memulai belajar secara formal di Madrasah al-


Shaulutiyyah al-Hindiyyah. Disini, beliau banyak mempelajari dasar-dasar ilmu
Islam.

 1934 M : Syekh Yasin al Fadani dan sekitar 120 pelajar Nusantara lainnya
berpindah ke Madrasah Darul ‘Ulum, setelah adanya pelecehan martabat
Melayu berupa perobekan surat kabar Melayu oleh salah seorang guru disana.

 1937 M : Ia memulai mengabdikan diri di masyarakat dengan mengajar di


Dar al ‘Ulum al Diniyyah, Mekkah.

 1940 M : Ia diangkat sebagai wakil direktur Dar al ‘Ulum. Selain itu, ia juga
mengadakan pengajian secara non formal di Masjidil Haram, rumah dan
perpustakaan pribadinya.

 1943 M : Ia mendirikan Madrasah al Banat al Ibtida’iyyah di kawasan


Syamiyah, Mekkah.

 1950 M : Ia mendapatkan izin resmi mengajar di Masjidil Haram oleh


pemerintah Saudi Arabia.

 1958 M : Ia mendirikan Institut Pendidikan Guru Putri. Demi memajukan


perkembangan pendidikan wanita, ia berusaha untuk menyumbangkan segala
daya dan upaya secara maksimal.
 1979 M : Syekh Yasin al Fadani pernah menyempatkan waktunya untuk ikut
menghadiri dalam Muktamar NU ke 26 di kota Semarang.

 1990 M : Syekh Yasin wafat di Mekkah dengan usia sekitar 75 tahun.


Jenazahnya kemudian disholatkan setelah sholat Jum’at dan dimakamkan di
komplek pekuburan al Ma’la, Mekkah.
Kesimpulan

Syekh Muhammad Yasin al Fadani adalah seorang ulama Nusantara yang


mempunyai kedalaman pengetahuan atas ilmu yang telah ia pelajari. Berbagai
bidang ilmu telah ia kuasai dan yang paling menonjol ialah dengan sanad keilmuan
yang dihafalkan hingga mata rantai perawinya. Hal ini menjadikannya sebagai
tokoh yang disegani di tanah Arab.

Selain itu, ia juga merupakan seorang ulama yang menganut aliran


Asy’ariyah-Maturidiyah dan madzhab Syafi’i. Karena itu, pemerintah Arab Saudi
yang mengikuti aliran Wahabi berusaha mengintimidasi segala tindakannya,
termasuk usaha Syekh Yasin dalam mencerdaskan kaum wanita di tanah Arab.
Namun, segala usaha mereka selalu berujung dengan kegagalan.

Intimidasi ini selalu dilancarkan hingga akhir hayatnya pada tahun 1990 M.
Maka dengan hal ini, pemerintah Arab Saudi semakin leluasa dalam mengintimidasi
pihak yang telah berseberangan aliran dengan keinginan mereka yang berusaha
menasionalisasikan Wahabi sebagai paham resmi kerajaan Saudi Arabia.

DAFTAR PUSTAKA

1. A. Mujib. dkk. 2003. Intelektualisme Pesantren Seri III. Jakarta: Diva


Pustaka.

2. https://wikihadis.id/biografi-muhammad-yasin-al-fadani/ . Diakses tanggal


16 Mei 2019 jam 23:53 WIB.

3. https://m.gomuslim.co.id/read/tokoh/2018/07/22/8418/-p-syekh-yasin-al-
fadani-ulama-bergelar-pemilik-sanad-terbanyak-p-.html Diakses pada
tanggal 16 Mei 2019 pukul 23:24 WIB.
4. https://dosenmuslim.com/ulama-jawa/biografi-syekh-yasin-al-fadani/
Diakses pada tanggal 17 Mei 2019 pukul 01:07

5. https://majalahnabawi.com/syekh-muhammad-yasin-al-fadani-pakar-sanad-
dari-sumatera/ Diakses pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 23:41 WIB.

6. http://syeikhyasinalfadani.blogspot.com/2014/04/muhammad-yasin-bin-
muhammad-isa-al.html?m=1 Diakses pada tanggal 17 Mei 2019 pukul
02:11 WIB.

Anda mungkin juga menyukai