Anda di halaman 1dari 2

Ketika Syekh Yasin al-Fadani Berkelana Mencari Ilmu

Syekh Yasin al-Fadani dijuluki sebagai “Gudang Sanad Dunia Abad ke-20” .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Yasin al-Fadani memiliki sanad yang panjang hingga ke
generasi klasik. Hal itu membuktikan dirinya sebagai ulama besar. Berikut ini adalah contoh
sanad sang syekh terkait kitab Shahih Bukhari, sebagaimana dikutip dari al-Aqd al-Farid.

Syekh Muhammad Yasin al-Fadani menerima dari Syekh Muhammad ‘Ali bin Husain bin
Ibrahim al-Maliki al-Makki; dari al-Allamah al-Sayyid Abi Bakar bin Muhammad Satha al-
Makki; dari Sayyid Ahmad Zaini Dahlan al-Makki; dan dari Utsman bin Husain al-Dimyathi.

Selanjutnya, diterimanya dari al-Allamah Abdullah bin Hijazi al-Syarqawy; dari Syamsuddin
al-Hanafy; dari Abdul ‘Aziz al-Ziyadi; dari Muhammad bin Ala al-Babili; dari Syekh Salim al-
Syanhury al-Mashry; dan dari al-Najm Muhammad bin Ahmad al-Ghaythy.

Sanad berlanjut kepada alQadhi Zakaria al-Anshary; dari al-Hafizh bin Hajar al-Atsqalany;
dari Imam Abu Ishaq al-Tanukhy; dari Abi Abbas Ahmad bin Abi Thalib al-Hajjar; dari Siraj al-
Din bin Mubarak al-Zubaidy al-Baghdady.

Sanad selanjutnya, dari ‘Abd al-Awwal bin Isa al-Sajazi; dari Abu al-Hasan ‘Abd al-Rahman al-
Dawudi; dari ‘Abd Allah bin Ahmad al-Syarkhasyi; dari bin Mathar al-Farbari; dari al-Imam
Abu Abd Allah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah al-Bukhari.

Gemar Berkelana

Di antara penyebab Syekh Yasin al-Fadani memiki begitu kaya sanad ialah kegigihannya
dalam berkelana. Dia mengunjungi banyak negeri untuk mendapatkan sanad yang runtut.

Ada sekitar 700 guru yang dijumpainya dalam perjalanan. Rutenya antara lain, ke Yaman,
Mesir, Palestina, Lebanon, Suriah, Irak, Pakistan, India, dan Nusantara.
Adapun nama-nama ulama terkemuka yang masuk ke dalam sanad Syekh Yasin adalah
Kuzbari, Ibn Hajar al-Haitami, Abdul Baqi al-Ba'li, Khalifah an-Nabhan, Sayyid Muhsin al-
Musawi, Muhammad Ali al-Maliki, Umar Hamdan, dan Ahmad al-Mukhallalati.

Syekh Yasin al-Fadani telah menulis tidak kurang dari 70 buku tentang ilmu sanad. Itu
termasuk total kitab yang telah ditulisnya, yakni 97 judul. Sampai saat ini, buku-buku
karyanya masih menjadi rujukan di pelbagai lembaga, semisal kampus Islam, pesantren,
atau madrasah, baik di dunia Arab maupun Nusantara.

Sebagai contoh, kitab al-Fawaid al-Janiyyah, menjadi rujukan dalam kuliah ushul fikih di
Fakultas Syari’ah Universitas al-Azhar Kairo, Mesir.

Dalam bidang keilmuan hadis, dia konsen pada periwayatan hadis dalam berbagai klasifikasi,
antara lain, yakni musalsal, ‘ali, tashih, dan tadhif. Di antara jasa besar Syekh Yasin adalah
memperkenalkan para ulama Nusantara dalam trayektori keilmuan hadis yang berpusat di
Haramain.

Meskipun banyak ulama Jawi (Melayu) yang pakar dalam bidang ilmu-ilmu agama, namanya
belum tentu dikenal di Hijaz. Melalui karyanya, Syekh Yasin ikut menuliskan peran penting
para ulama Jawi di kancah keilmuan Islam secara global.

Boleh dikatakan, ulama Arab mengenal istilah ‘kiai’ berkat membaca karya-karya Syekh
Yasin. Adapun beberapa nama ulama Jawi yang ikut dicantumkannya adalah Syekh Nawawi
bin Umar al-Bantani (Banten), Syekh Abdush Shamad bin Abdurrahman al-Falimbani
(Sumatra Selatan), KH Uhaid Ahyad bin Idris al-Bughuri (Jawa Barat), dan KH Abdul Hamid
bin Zakaria al-Batawi (Jakarta).

Anda mungkin juga menyukai