Hafizzullah
Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar
(hafizullah@iainbatusangkar.ac.id)
Abstrak
Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah merupakan salah seorang ulama abad
ke-7 yang dikenal memiliki kemampuan berbagai ilmu dan tumbuh
menjadi ulama yang produktif. Salah satunya adalah hasil
pemikirannya terhadap penafsiran al-Quran. Namun penafsiranya
tidak dituliskan secara terpisah dan utuh, dan hanya ditemukan dalam
tulisan-tulisannya yang tersebar dari berbagai kitab. Pengumpulan
penafsiran Ibnu Al-Qayyim yang diambil dari berbagai kitab ini telah
dilakukan oleh Muhammad Uwais al Nadwiy dalam Tafsir al-Qayyim,
yang kemudian disempurnakan oleh Yusri Al-Sayyid Muhammad
dalam Badâi’ al Tafsir. Dalam penelitian ini, akan dibahas tentang
metode dan corak pemikiran Ibnu Al-Qayyim dalam menafsirkan al-
Quran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pustaka (library
research) dengan menela’ah kitab Tafsir al-Qayyim dan Badâi’ al
Tafsir. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dalam
menafsirkan Al-Quran, Ibnu Al-Qayyim menerapkan berbagai metode
dalam menafsirkan al-Quran, seperti maudhû’i, tahlîli dan muqâran.
67
68 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.1/Juli 2018
Jauziyyah bertemu dan menjadi murid al-Din Ibn Arabi dan Umar Ibn al-
Ibn Taimiyah selama kurang lebih dari Farid. Adapun aliran-aliran thariqat
16 tahun. Kepada ulama besar yang yang berkembang pada periode tersebut
kemudian menjadi guru tetapnya itulah antara lain: Al-Qadiriyah dari Abdul
ia mempelajari berbagai disipilin ilmu, Qadir al-Jailani, Al-
terutama tafsir, hadits, fiqh, fara'id dan Suhrawardiyah oleh Abdul Qadir
ilmu kalam. Syuhrawardi, Al-Rifaiyyah dari Ahmad
Pada masa Ibn al-Qayim, al-Rifa'i al-Husaini, Al-
kehidupan Islam juga diwarnai dengan Dasuqiyyah dari Ibrahim al-Dasuqi, Al-
semakin berkembangnya aliran-aliran Mawawiyah dari Jalaluddin Rumi, Al-
kongkrit di bidang kalam. Diantara Akbariyah dari Muhy al-Din ibn al-
aliran kalam yang paling berpengaruh Arabi, Al-Syadzaliyah dari Abul Hasan
adalah Mazhab Asy'ariah yang banyak al-Syadzili dan thariqat al-
tersebar di Irak dan sekitarnya berkat Naqsyabandiah dari Muhammad ibn
pemikiran yang diusung oleh al- Baha'u al-Din Naqsyaband.
Ghazali. Sedangkan di Mesir mazhab Sebagai seorang ulama yang
ini dikembangkan oleh sultan terpandang, Ibnu al-Qayyim memiliki
Shalahuddin al-Ayyubi dan penguasa- banyak murid. Di antara murid-
penguasa dinasti Ayyubiyah muridnya adalah: Al Hafiz Ibn Katsir,
berikutnya. Adapun di Maghrib, Ahmad bin Abdul Hadi bin Qudamah
mazhab ini dikembangkan oleh al Maqdisy, Muhammad bin Ya’qub
penguasa Daulah Al-Muwahhidin bin Muhammad Fairuz Abadi, Burhan
bernama Muhammad ibn Tumar. bin Al Qayyim AL Jauziyah
Aliran mazhab lain yang (putranya), dan lainnya.
berkembang pada masa Ibn Al-Qayyim Ibn al-Qayyim menulis banyak
al-Jauziyyah adalah Mazhab al- buku. Tidak kurang dari 66 buku telah
Rafidhah di Khurasan dan Irak. Di lahir dari kepiawaiannya dalam ilmu-
Khurasan pun berkembang mazhab al- ilmu keislaman. Secara umum karya-
Karamiyyah. Dan kemudian di Yaman karya tersebut menebarkan spirit
berkembang Mazhab Zaidiyah. Paham pembaharuan guna merespon dan
keislaman yang mendapat respon serta memberikan reaksi terhadap keadaan
reaksi keras dari Ibn Al-Qayyim al- umat Islam yang berlangsung
Jauziyyah adalah Jabariah dan sepanjang kekuasaan Mamluk. Di
Qadariyah. Disamping tersebar dalam antara karya Ibnu Al-Qayyim Al
tafsirnya, Ibn Al-Qayyim al-Jauziyyah Jauziyah adalah:
secara khusus menulis buku Syifa' al- رب
ّ أﻋﻼم اﳌﻮﻗّﻌﲔ ﻋﻦ،أﺣﻜﺎم أﻫﻞ اﻟﺬﻣﺔ
Alil yang di dalamnya dibahas
kritikannya terhadap paham Jabariyah زاد اﳌﻌﺎد ﰲ ﻫﺪي ﺧﲑ، روﺿﺔ اﶈﺒّﲔ،اﻟﻌﺎﳌﲔ
dan Qadariah.
Di samping diwarnai oleh ﻣﺪارج اﻟﺴﺎﻟﻜﲔ ﺑﲔ ﻣﻨﺎزل إﻳﺎك ﻧﻌﺒﺪ،اﻟﻌﺒﺎد
perkembangan di bidang filsafat Islam,
terutama filsafat Ibn Sina dan Al- ﺑﺪاﺋﻊ اﻟﺼﻨﺎﺋﻊ ﰲ ﺗﺮﺗﻴﺐ،وإﻳﺎك ﻧﺴﺘﻌﲔ
Farabi, pada periode ini kehidupan .اﻟﺸﺮاﺋﻊ
Islam diwarnai pula oleh
berkembangnya aliran-aliran Tasawuf, Keterangan lebih lanjut tentang
antara lain Tasawuf Falsafi-nya Muhyi biografi Ibn Al Qayyim Al Jauziyah ini
70 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.1/Juli 2018
dapat dilihat dalam kitab Al Bidâyah Nadwi, seorang ulama muhaqqiq yang
wa Al Nihâyah yang dikarang berasal dari India, seorang pecinta
muridnya sendiri, yaitu Ibnu Katsir.2 karya Ibnu Al-Qayyim dengan kitab
yang sangat ringkas dan belum
2. Tafsir Ibn Al-Qayyim Al- mencakup seluruh tafsir al Quran yang
Jauziyyah diberi nama “Al Tafsir Al Qayyim”.
a) Sekilas tentang Tafsir Ibnu Al- Kitab ini tidak mencakup seluruh
Qayyim penafsiran ayat al Quran dikarenakan
Judul Kitab: ﺑﺪاﺋﻊ اﻟﺘﻔﺴﲑ ﳌﺎ ﻓﺴﺮﻩ اﻹﻣﺎم kitab ini bukanlah merupakan tulisan
yang sejak awal dimaksudkan sebagai
اﺑﻦ ﻗﻴﻢ اﳉﻮزﻳﺔ kitab tafsir, maka cukup banyak ayat-
ayat yang dilompati dan sama sekali
Pengarang: Al Imam Al Hafiz
tidak disinggung, dan bahkan ada
Syamsuddin Ibn Al Qayyim
beberapa surat yang sedikitpun di
Kelahiran: Lahir tahun 691 H/1292 M,
antara ayat-ayatnya tidak disentuh
wafat tahun 751 H/ 1350 M
penafsirannya. Kitab ini mencakup 109
Penyusun : ﳏﻤﺪ ﻳﺴﺮي اﻟﺴﻴﺪ surat. Adapun surat yang tidak
Pada cetakan Dâr Ibn Jauzi, kitab ditafsirkan dalam kitab ini adalah surat
tafsir ini terdiri dari 3 jilid. Badâi’ al Al Qadr, Al Qari’ah, Al Fil, Quraisy
Tafsir ini merupakan tafsir ayat-ayat dan Al Kautsar.
pilihan yang dituliskan oleh Ibnu Al- Jadi, pada dasarnya kitab ini
Qayyim al Jauziyah dalam berbagai bukanlah karya Ibnu Al-Qayyim
kitabnya. Berbagai penafsiran ini langsung, melainkan kitab ini berisikan
diambil dari sekian banyak karya Ibnu tafsir ayat-ayat pilihan yang dihimpun
Al-Qayyim, yang tentu saja berkaitan oleh Muhammad Uwais al Nadwiy
dengan penafsiran Al Quran ketika yang ia temukan dalam karya-karya
beliau sedang mengupas tentang Ibnu Al-Qayyim, yang kemudian
berbagai masalah. Kemudian tafsir- penafsiran al Quran yang dia temukan
tafsir ini dikumpulkan dan disusun dalam karya-karya tersebut dia
secara berurutan menurut urutan dalam kumpulkan ke dalam sebuah kitab.
Al Quran, surat dan ayat-ayatnya. Dikarenakan penafsiran yang dia
Kitab tafsir ini pada dasarnya kumpulkan tersebut murni berasal dari
bukanlah karya Ibnu Al-Qayyim Ibnu Al-Qayyim, maka kitab ini dia
sendiri, karena Ibnu Al-Qayyim tidak beri nama “”اﻟﺘﻔﺴﻴﺮ اﻟﻘﻴﻢ ﻟﻺﻣﺎم اﺑﻦ اﻟﻘﻴﻢ, yang
pernah menulis kitab tafsir, akan tetapi dikemudian hari disempurnakan oleh
beliau pernah bercita-cita untuk Yusri Al Sayyid Muhammad dalam
menulis sebuah kitab tafsir.3 Kitab ini kitab yang diberi nama “ ﺑﺪاﺋﻊ اﻟﺘﻔﺴﻴﺮ ﻟﻤﺎ
dikumpulkan oleh Yusri Al Sayyid
Muhammad, yang mana sebelumnya ”ﻓﺴﺮﻩ اﻹﻣﺎم اﺑﻦ ﻗﻴﻢ اﻟﺠﻮزﻳﺔ.
telah dirintis oleh Muhammad Uwais al
b) Kitab-kitab Sumber
2 Sebagaimana yang telah
Al Hafiz Ibn Katsir, 1986, Al Bidâyah
wa Al Nihâyah, (Beirut: Dâr Al Fikr), juz 14, dijelaskan di atas, bahwa kitab tafsir ini
hlm. 234 merupakan kumpulan-kumpulan tafsir
3
Ibnu Qayyim Al Jauziyah, t.th., Badâi’ yang tersebar dalam kitab-kitab Ibnu
al Fawâid, (Beirut: Dâr Al Kitab Al ‘Arabiy), Al-Qayyim. Adapun kitab-kitab yang
Juz 1, hlm. 141
Hafizullah, Metode Penafsiran Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah 71
dijadikan sumber oleh Yusri Al Sayyid tempat lain akan ditafsirkan secara
Muhammad dalam mengumpulkan panjang.5
tafsir Ibnu Al-Qayyim ini berjumlah 32 Ditinjau dari sumber
kitab, diantaranya adalah:4 Ijtima’ Al penafsirannya, dapat dikatakan bahwa
Juyusy Al Islamiy, kitab inilah yang Ibn al-Qayyim tidak mengambil
dijadikan standar bagi Yusri Al Sayyid sumber tafsir kecuali tafsir yang
Muhammad dalam mengumpulkan bersumberkan pada nash al-Qur'an dan
tafsir Ibnu Al-Qayyim, Madârij Al al-Sunnah, atau pada riwayat-riwayat
Sâlikîn, yang menjadi rujukan utama yang datang baik dari kalangan
tafsir surat Al Fatihah. Ahkam Ahlu Al sahabat, tâbi'in maupun tâbi’ tâbi'in,
Zimmah, Asmâ Muallafât Ibn yang dikenal dengan al tafsir bi al
Taimiyah, Syifâ al ‘Alîl, Al Wâbil Al ma’tsur. Hanya saja sulit bagi penulis
Shayyib, Hâdi al Arwâh, Jalâ al untuk mengkaji metode apa yang
Afhâm, Badâi’ al Fawâid, I’lâm al secara konsisten yang dipergunakan
Muwaqqi’în, Miftâh Dâr al Sa’âdah, oleh Ibn al-Qayyim dalam manafsirkan
Tuhfah al Wadûd, Tharîq al Hijratain, al-Qur'an. Mengingat empat metode
Al Jawâb al Kâfi, Al Shawâi’ al tafsir terkenal (seperti metode tahlili,
Mursalah, Raudhah al Muhibbîn, ijmâli, muqâran dan maudhu'i) yang
Ighâstah al Lahafân, Al Tibyân fi sering diidentifikasi para ahli tafsir al-
Ahkâm al Qurani, Zâd al Ma’âd, Qur'an, semuanya tidak bisa
‘Iddah al Shâbirîn, dan lain-lain dipergunakan secara konsisten untuk
mengkategorisasi metode tafsir Ibn al-
c) Langkah-langkah dan Metode Ibnu Qayyim.
Al-Qayyim dalam menafsirkan Al Pada beberapa tempat Ibn al-
Quran Qayyim menafsirkan al-Qur'an dengan
Ibnu Al-Qayyim tidak metode tahlîli, tetapi pada tempat
menjelaskan secara langsung tentang lainnya beliau menggunakan metode
metode yang diterapkan dalam ijmâli dan muqâran. Hal ini disebabkan
menafsirkan ayat-ayat al-Quran dalam karena tafsir yang dikumpulkan oleh
berbagai karyanya. Namun dari Muhammad Uwais ini berasal dari
berbagai bentuk penafsirannya, dapat kitab Ibnu Al-Qayyim yang berbeda-
dipahami bahwa ketika Ibnu Al- beda dan topik yang juga berbeda,
Qayyim dalam menafsirkan Al Quran sehingga metode yang digunakan
terlebih dahulu dengan memaparkan dalam penafsiran ini juga beragam.
sebuah ayat, kemudian ayat tersebut 1) Metode Tahlili
ditafsirkan dengan penafsiran Tahlili, Bentuk metode tahlili ini dapat
dengan arti kata, suatu ayat yang pada diketahui dari langkah-langkah
satu tempat ditafsirkan secara mujmal, penafsirannya, jika penafsiran
maka pada tempat lain ayat tersebut sebuah ayat dibagi ke dalam
ditafsirkan secara terperinci, dan jika beberapa fashal, maka surat
pada satu tempat ayat tersebut tersebut dapat dikategorikan ke
ditafsirkan secara ringkas, maka pada dalam penafsiran tahlili. Diantara
surat-surat yang ditafsirkan dengan
4 5
Yusri Al Sayyid Muhammad, 1427 H, Muhammad Ali Ayazi, t.th., Al
Badâi’ al Tafsir, (Saudi: Dâr Ibn Jauziyah), Juz Mufassirun Hayatuhum wa Manhajuhum, (Tp:
1, hlm. 14 Markaz Tahqiqi ‘Ilum Islami), hlm. 187
72 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.1/Juli 2018
metode tahlîli ini adalah surat Al Serta masih ada beberapa hadis
Fatihah, pembahasan mengenai lainnya yang berisikan keutamaan
surat ini sangat panjang, bahkan kedua surat ini. Setelah
mencapai 100 halaman lebih, menyertakan hadis-hadis tersebut,
beberapa ayat dalam surat Al Ibnu Al-Qayyim menjelaskan
Baqarah, surat Al A’raf, surat Al maksud dan tujuannya memaparkan
Falaq, surat Al Nas, dan lainnya. hadis-hadis tersebut:
Contoh metode penafsiran ini . اﻟﻜﻼم ﻋﻠﻰ ﻫﺎﺗﲔ اﻟﺴﻮرﺗﲔ:واﳌﻘﺼﻮد
seperti yang dia lakukan terhadap
surat Al Falaq dan Al Nas (al وﺷﺪة اﳊﺎﺟﺔ ﺑﻞ،وﺑﻴﺎن ﻋﻈﻴﻢ ﻣﻨﻔﻌﺘﻬﻤﺎ
mu’awwidzataini), penafsiran
terhadap kedua surat ini cukup وأﻧﻪ ﻻ ﻳﺴﺘﻐﲏ ﻋﻨﻬﻤﺎ أﺣﺪ.اﻟﻀﺮورة إﻟﻴﻬﻤﺎ
panjang, yang mengungkapkan
segala aspek yang mungkin dapat وأن ﳍﻤﺎ ﺗﺄﺛﲑا ﺧﺎﺻﺎ ﰲ دﻓﻊ اﻟﺴﺤﺮ،ﻗﻂ
dipahami dari surat ini. وأن ﺣﺎﺟﺔ اﻟﻌﺒﺪ إﱃ، وﺳﺎﺋﺮ اﻟﺸﺮور،واﻟﻌﲔ
Gambaran metode Ibnu Al-
Qayyim tersebut dapat tergambar اﻻﺳﺘﻌﺎذة ﺎﺗﲔ اﻟﺴﻮرﺗﲔ أﻋﻈﻢ ﻣﻦ ﺣﺎﺟﺘﻪ
sebagai berikut:
Langkah awal yang ia lakukan ﻓﻨﻘﻮل،إﱃ اﻟﻨﻔﺲ واﻟﻄﻌﺎم واﻟﺸﺮاب واﻟﻠﺒﺎس
adalah membuat ayat surat al Falaq
ini:
.واﷲ اﳌﺴﺘﻌﺎن
( ِﻣ ْﻦ َﺷﱢﺮ ﻣﺎ َﺧﻠَ َﻖ١) َب اﻟْ َﻔﻠ َِﻖ
ﻗُ ْﻞ أَﻋُﻮذُ ﺑِﺮ ﱢ Kemudian Ibnu Al-Qayyim
menjelaskan isi kandungan kedua
( َوِﻣ ْﻦ َﺷﱢﺮ٣) َﺐ
َ ﻏﺎﺳ ٍﻖ إِذا َوﻗ
ِ ( َوِﻣ ْﻦ َﺷﱢﺮ٢) surat ini:
.ﻗﺪ اﺷﺘﻤﻠﺖ اﻟﺴﻮرﺗﺎن ﻋﻠﻰ ﺛﻼﺛﺔ أﺻﻮل
ﺣﺎﺳ ٍﺪ إِذا
ِ ( َوِﻣ ْﻦ َﺷﱢﺮ٤) ﱠﺎﺛﺎت ِﰲ اﻟْ ُﻌ َﻘ ِﺪ
ِ اﻟﻨﱠـﻔ
ﻧﻔﺲ: أﺣﺪﻫﺎ.وﻫﻲ أﺻﻮل اﻻﺳﺘﻌﺎذة
(٥) َﺣ َﺴ َﺪ
Setelah itu, Ibnu Al-Qayyim : واﻟﺜﺎﻟﺜﺔ. اﳌﺴﺘﻌﺎذ ﺑﻪ: واﻟﺜﺎﻧﻴﺔ.اﻻﺳﺘﻌﺎذة
menyertakan beberapa hadis yang
mengandung keutamaan surat ini:
ﻓﺒﻤﻌﺮﻓﺔ ذﻟﻚ ﺗﻌﺮف ﺷﺪة.اﳌﺴﺘﻌﺎذ ﻣﻨﻪ
روى ﻣﺴﻠﻢ ﰲ ﺻﺤﻴﺤﻪ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﻗﻴﺲ ﻓﻨﻌﻘﺪ.اﳊﺎﺟﺔ واﻟﻀﺮورة إﱃ ﻫﺎﺗﲔ اﻟﺴﻮرﺗﲔ
ﻗﺎل رﺳﻮل:ﺑﻦ ﺣﺎزم ﻋﻦ ﻋﻘﺒﺔ ﺑﻦ ﻋﺎﻣﺮ ﻗﺎل ﰲ: اﻟﻔﺼﻞ اﻷول:ﳍﻤﺎ ﺛﻼﺛﺔ ﻓﺼﻮل
اﷲ ﺻﻠّﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠّﻢ »أﱂ ﺗﺮ آﻳﺎت واﻟﺜﺎﻟﺚ. ﰲ اﳌﺴﺘﻌﺎذ ﺑﻪ: واﻟﺜﺎﱐ.اﻻﺳﺘﻌﺎذة
أﻋﻮذ ﺑﺮب:أﻧﺰﻟﺖ اﻟﻠﻴﻠﺔ ﱂ ﻳﺮ ﻣﺜﻠﻬﻦ ﻗﻂ .ﰲ اﳌﺴﺘﻌﺎذ ﻣﻨﻪ
: وﰲ اﻟﱰﻣﺬي. « أﻋﻮذ ﺑﺮب اﻟﻨﺎس.اﻟﻔﻠﻖ Surat Al Falaq ini dibagi ke
dalam 19 fashal, masing-masing
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻗﺘﻴﺒﺔ أﺧﱪﻧﺎ اﺑﻦ ﳍﻴﻌﺔ ﻋﻦ ﻳﺰﻳﺪ ﺑﻦ أﰊ fashal tersebut berisikan
pembahasan mendalam tentang
ﺣﺒﻴﺐ ﻋﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ رﺑﺎح ﻋﻦ ﻋﻘﺒﺔ ﺑﻦ ﻋﺎﻣﺮ ketiga fashal di atas dan
ditambahkan dengan fashal-fashal
»أﻣﺮﱐ رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠّﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠّﻢ:ﻗﺎل yang lainnya, seperti fashal
«أن أﻗﺮأ ﺑﺎﳌﻌﻮذﺗﲔ ﰲ دﺑﺮ ﻛﻞ ﺻﻼة pertama membahas tentang kalimat
Hafizullah, Metode Penafsiran Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah 73
keagamaan umat Islam. Dan karena itu Sekalipun Ibnu Al-Qayyim ahli
Ibn al-Qayyim hendak menyampaikan hukum Islam, namun dalam tafsir ayat-
tanggapan-tanggapan dan penolakan- ayat hukum, pendekatan yang fiqh Ibn
penolakan tertentu atas persoalan yang al-Qayyim ternyata kurang menonjol.
tengah berkembang pada di tengah Yang terasa justru pendekatan hikmah
kehidupan umat Islam pada masa hukum atau dikenal dengan “filsafat
hidupnya. hukum”nya, hal mana aspek-aspek
Dalam hal ini penulis banyak hukum lebih banyak disorot segi
menemukan pendekatan yang hikmahnya, yaitu hikmah dibalik
dilakukan oleh Ibn al-Qayyim dalam hukum dan bukan segi hukumnya.
penafsirannya. Ia tidak fokus pada satu Seperti yang terdapat dalam
pendekatan saja, sehingga tafsir ini penafsiran ayat Perang pada surat Al-
menjadi spesial. Namun demikian, Baqarah: 216:
dalam tafsir ayat-ayat serta surat-surat ﺘﺎل َوُﻫ َﻮ ﻛ ُْﺮﻩٌ ﻟَ ُﻜ ْﻢ َوﻋَﺴﻰ أَ ْن ُ ِﺐ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ُﻢ اﻟْ ِﻘ
َ ُﻛﺘ
tertentu dalam al-Qur'an, misalnya
dalam surat al-Fatihah, pendekatan Ibn ﺗَ ْﻜَﺮُﻫﻮا َﺷﻴْﺌﺎً َوُﻫ َﻮ َﺧْﻴـٌﺮ ﻟَ ُﻜ ْﻢ َوﻋَﺴﻰ أَ ْن ُِﲢﺒﱡﻮا
al-Qayim adalah cenderung teologis.
Karena dalam tafsir tersebut Ibn al- َﺷﻴْﺌﺎً َوُﻫ َﻮ َﺷﱞﺮ ﻟَ ُﻜ ْﻢ وَاﻟﻠﱠﻪُ ﻳـَ ْﻌﻠَ ُﻢ َوأَﻧْـﺘُ ْﻢ ﻻ ﺗَـ ْﻌﻠَﻤُﻮ َن
Qayyim memulai pembahasan dengan
mengemukakan asumsi-asumsi teologis (٢١٦)
yang diyakininya. وﻣﺼﺎﱀ،ﰲ ﻫﺬﻩ اﻵﻳﺔ ﻋﺪة ﺣﻜﻢ وأﺳﺮار
Hal ini dapat dipahami dari
contoh berikut ini: ﻓﺈن اﻟﻌﺒﺪ إذا ﻋﻠﻢ أن اﳌﻜﺮوﻩ ﻗﺪ ﻳﺄﰐ.ﻟﻠﻌﺒﺪ
ﱂ ﻳﺄﻣﻦ أن اﻋﻠﻢ أن ﻫﺬﻩ اﻟﺴﻮرة اﺷﺘﻤﻠﺖ ﻋﻠﻰ أﻣﻬﺎت. واﶈﺒﻮب ﻗﺪ ﻳﺄﰐ ﺑﺎﳌﻜﺮوﻩ،ﺑﺎﶈﺒﻮب
وﱂ ﻳﻴﺄس أن اﳌﻄﺎﻟﺐ اﻟﻌﺎﻟﻴﺔ أﰎ اﺷﺘﻤﺎل وﺗﻀﻤﻨﺘﻬﺎ أﻛﻤﻞ،ﺗﻮاﻓﻴﻪ اﳌﻀﺮة ﻣﻦ ﺟﺎﻧﺐ اﳌﺴﺮّة
ﻓﺎﺷﺘﻤﻠﺖ ﻋﻠﻰ اﻟﺘﻌﺮﻳﻒ ﺑﺎﳌﻌﺒﻮد ﺗﺒﺎرك. ﻟﻌﺪم ﻋﻠﻤﻪ ﺗﻀﻤﻦ،ﺗﺄﺗﻴﻪ اﳌﺴﺮة ﻣﻦ ﺟﺎﻧﺐ اﳌﻀﺮة
ﻣﺮﺟﻊ اﻷﲰﺎء اﳊﺴﲎ،وﺗﻌﺎﱃ ﺑﺜﻼﺛﺔ أﲰﺎء ٨.ﺑﺎﻟﻌﻮاﻗﺐ
: وﻫﻲ. وﻣﺪارﻫﺎ ﻋﻠﻴﻬﺎ،واﻟﺼﻔﺎت اﻟﻌﻠﻴﺎ إﻟﻴﻬﺎ Dalam penafsiran ayat ini, Ibnu
Al-Qayyim tidak menjelaskan
واﻟﺮﲪﻦ« وﺑﻨﻴﺖ اﻟﺴﻮرة ﻋﻠﻰ، واﻟﺮب، »اﷲbagaimana hukum perang melawan
ﱠﺎك ﻧـَ ْﻌﺒُ ُﺪ« ﻣﺒﲎ
َ ف »إِﻳ. اﻹﳍﻴﺔ واﻟﺮﺑﻮﺑﻴّﺔ واﻟﺮﲪﺔmusuh
ayat
Islam, akan tetapi penafsiran
ini dimulai dengan
ﲔ« ﻋﻠﻰ اﻟﺮﺑﻮﺑﻴّﺔ
ُ ِﱠﺎك ﻧَ ْﺴﺘَﻌ
َ و»إِﻳ.ﻋﻠﻰ اﻹﳍﻴﺔ mengungkapkan hikmah dari
diwajibkannya perang tersebut.
وﻃﻠﺐ اﳍﺪاﻳﺔ إﱃ اﻟﺼﺮاط اﳌﺴﺘﻘﻴﻢ ﺑﺼﻔﺔ Hal yang sangat terasa
disampaikan oleh Ibn al-Qayyim
ﻓﻬﻮ: واﳊﻤﺪ ﻳﺘﻀﻤﻦ اﻷﻣﻮر اﻟﺜﻼﺛﺔ.اﻟﺮﲪﺔ melalui ayat-ayat yang ditafsirkannya
واﻟﺜﻨﺎء وا ﺪ. ورﲪﺘﻪ، ورﺑﻮﺑﻴﺘﻪ،اﶈﻤﻮد ﰲ إﳍﻴﺘﻪ adalah bahwa ia sedang merespon
bahkan dalam beberapa pendapat tafsir
٧.ﻛﻤﺎﻻن ﳉﺪﻩ ia menunjukkan reaksinya terhadap
pemerintahan, ulama, umat dan sejarah
7 8
Ibid., hlm. 11 Ibid., hlm. 147
76 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.1/Juli 2018
islam yang tengah terjadi pada saat itu. وﻫﺬﻩ. أﻋﻠﻢ وأﺧﱪ: وﻗﺎﻟﺖ ﻃﺎﺋﻔﺔ. ّﺑﲔ:اﻟﺰﺟﺎج
Dalam hal ini penulis sampai pada
sebuah kesimpulan bahwa dari segi ٩. ﻻ ﺗﻨﺎﰲ ﺑﻴﻨﻬﺎ،اﻷﻗﻮال ﻛﻠﻬﺎ ﺣﻖ
tujuannya tafsir-tafsir (paling tidak
(Inilah bentuk unsur penerimaan,
sebagian tafsir) Ibn al-Qayyim adalah
persetujuan, atau pembelaan yang
cendrung responsif dan atau reaktif.
dilakukan Ibnu Al-Qayyim, di antara
Asumsi penulis ini didasarkan pada
bentuk unsur tersebut adalah (a)
beberapa indikasi yang dapat dibaca
komitmen untuk melandaskan
dari tafsir Ibn al-Qayyim yaitu:
penafsiran hanya pada sumber-sumber
1. Adanya unsur penerimaan,
yang teriwayatkan (tafsir bi al-
persetujuan, atau pembelaan;
ma'tsur); (b) disampaikan dengan cara
2. Adanya unsur perluasan wacana
pengambilan beberapa sumber tafsir;)
keislaman;
Unsur selanjutnya adalah: Unsur
3. Adanya unsur penolakan,
perluasan: yang disampaikan sebagai
ketidaksetujuan atau penentangan
wujud komitmen pembaharuan umat;
yang dikenal dengan istilah counter
dan disampaikan dengan penyampaian
pemikiran.
argumentasi tafsir maupun berupa
Contoh nyata dari ketiga unsur
wacana keagamaan baru.
ini dapat dilihat dalam penafsiran surat
Hal ini dapat dibuktikan dari
Ali Imran ayat 18:
penjelasan yang dilakukan Ibnu Al-
َﺷ ِﻬ َﺪ اﻟﻠﱠﻪُ أَﻧﱠﻪُ ﻻ إِﻟﻪَ إِﻻﱠ ُﻫ َﻮ وَاﻟْﻤَﻼﺋِ َﻜﺔُ َوأُوﻟُﻮا
Qayyim:
ِ وﺧﱪﻩ اﻟْﻌِْﻠ ِﻢ ﻗﺎﺋِﻤﺎً ﺑِﺎﻟْ ِﻘﺴ،ﻓﺈن اﻟﺸﻬﺎدة ﺗﺘﻀﻤﻦ ﻛﻼم اﻟﺸﺎﻫﺪ
ْﻂ ﻻ إِﻟﻪَ إِﻻﱠ ُﻫ َﻮ اﻟْ َﻌﺰِﻳُﺰ اﳊَْﻜِﻴ ُﻢ
(١٨) ﻓﻠﻬﺎ. وﺗﺘﻀﻤﻦ إﻋﻼﻣﻪ وإﺧﺒﺎرﻩ وﺑﻴﺎﻧﻪ:وﻗﻮﻟﻪ
إﺛﺒﺎت ﺣﻘﻴﻘﺔ: واﻋﺘﻘﺎد ﺗﻀﻤﻨﺖ ﻫﺬﻩ اﻵﻳﺔ اﻟﻜﺮﳝﺔ، ﻋﻠﻢ وﻣﻌﺮﻓﺔ: ﻓﺄول ﻣﺮاﺗﺒﻬﺎ:أرﺑﻊ ﻣﺮاﺗﺐ
اﻟﱵ- واﻟﺮد ﻋﻠﻰ ﲨﻴﻊ ﻫﺬﻩ اﻟﻄﻮاﺋﻒ، ﺗﻜﻠﻤﻪ ﺑﺬﻟﻚ اﻟﺘﻮﺣﻴﺪ: وﺛﺎﻧﻴﻬﺎ.ﻟﺼﺤﺔ اﳌﺸﻬﻮد ﺑﻪ وﺛﺒﻮﺗﻪ
واﻟﺸﻬﺎدة-ﻓﺼﻞ ﻋﻘﺎﺋﺪﻫﺎ اﻟﺒﺎﻃﻠﺔ ﻗﺒﻞ ﻫﺬا ﺑﻞ ﻳﺘﻜﻠﻢ ﻫﻮ، وإن ﱂ ﻳﻌﻠﻢ ﺑﻪ ﻏﲑﻩ.وﻧﻄﻘﻪ ﺑﻪ
وﻫﺬا إﳕﺎ ﻳﺘﺒﲔ ﺑﻌﺪ. وﻣﺬاﻫﺒﻬﻢ،ﺑﺒﻄﻼن أﻗﻮاﳍﻢ . أو ﻳﻜﺘﺒﻬﺎ، وﻳﺬﻛﺮﻫﺎ وﻳﻨﻄﻖ ﺎ،ﺑﻪ ﻣﻊ ﻧﻔﺴﻪ
، ﺑﺒﻴﺎن ﻣﺎ ﺗﻀﻤﻨﺘﻪ ﻣﻦ اﳌﻌﺎرف اﻹﳍﻴﺔ،ﻓﻬﻢ اﻵﻳﺔ ، وﲞﱪﻩ ﺑﻪ، أن ﻳﻌﻠﻢ ﻏﲑﻩ ﲟﺎ ﺷﻬﺪ ﺑﻪ:وﺛﺎﻟﺜﻬﺎ
.واﳊﻘﺎﺋﻖ اﻹﳝﺎﻧﻴﺔ وﻳﺄﻣﺮﻩ، أن ﻳﻠﺰﻣﻪ ﲟﻀﻤﻮ ﺎ: وراﺑﻌﻬﺎ.وﻳﺒﻴﻨﻪ ﻟﻪ
، أﺟﻞ ﺷﻬﺎدة وأﻋﻈﻤﻬﺎ:ﻓﺘﻀﻤﻨﺖ ﻫﺬﻩ اﻵﻳﺔ .ﺑﻪ
ﺑﺄﺟﻞ، واﻟﻘﻴﺎم وأﻋﺪﳍﺎ وأﺻﺪﻗﻬﺎ ﻣﻦ أﺟ ّﻞ ﺷﺎﻫﺪ،ﻓﺸﻬﺎدة اﷲ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻟﻨﻔﺴﻪ ﺑﺎﻟﻮﺣﺪاﻧﻴﺔ
وﻋﺒﺎرات اﻟﺴﻠﻒ ﰲ »ﺷﻬﺪ« ﺗﺪور. ﻋﻠﻢ اﷲ ﻣﺸﻬﻮد: ﺗﻀﻤﻨﺖ ﻫﺬﻩ اﳌﺮاﺗﺐ اﻷرﺑﻊ:ﺑﺎﻟﻘﺴﻂ
واﻹﻋﻼم واﻟﺒﻴﺎن، اﳊﻜﻢ واﻟﻘﻀﺎء:ﻋﻠﻰ
وﻗﺎل. ﺣﻜﻢ وﻗﻀﻰ: ﻗﺎل ﳎﺎﻫﺪ.واﻹﺧﺒﺎر
9
Ibid., hlm. 177
Hafizullah, Metode Penafsiran Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah 77
10 11
Ibid., hlm. 178 Ibid., hlm. 190
78 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.1/Juli 2018