Anda di halaman 1dari 12

METODE PENAFSIRAN IBNU AL-QAYYIM AL-JAUZIYYAH

Hafizzullah
Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar
(hafizullah@iainbatusangkar.ac.id)

Abstrak
Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah merupakan salah seorang ulama abad
ke-7 yang dikenal memiliki kemampuan berbagai ilmu dan tumbuh
menjadi ulama yang produktif. Salah satunya adalah hasil
pemikirannya terhadap penafsiran al-Quran. Namun penafsiranya
tidak dituliskan secara terpisah dan utuh, dan hanya ditemukan dalam
tulisan-tulisannya yang tersebar dari berbagai kitab. Pengumpulan
penafsiran Ibnu Al-Qayyim yang diambil dari berbagai kitab ini telah
dilakukan oleh Muhammad Uwais al Nadwiy dalam Tafsir al-Qayyim,
yang kemudian disempurnakan oleh Yusri Al-Sayyid Muhammad
dalam Badâi’ al Tafsir. Dalam penelitian ini, akan dibahas tentang
metode dan corak pemikiran Ibnu Al-Qayyim dalam menafsirkan al-
Quran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pustaka (library
research) dengan menela’ah kitab Tafsir al-Qayyim dan Badâi’ al
Tafsir. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dalam
menafsirkan Al-Quran, Ibnu Al-Qayyim menerapkan berbagai metode
dalam menafsirkan al-Quran, seperti maudhû’i, tahlîli dan muqâran.

Kata Kunci: Tafsir Al-Qayyim, Badâi’ Al-Tafsir, Corak, Maudhû’i,


Tahlîli dan Muqâran.

Pendahuluan penafsiran dengan menuliskan


Kebutuhan ummat Islam untuk beberapa aspek terkait dengan beberapa
memahami Islam menjadi landasan ayat al-Qur'an yang dikemudian hari
utama adanya usaha penafsiran al- dikumpulkan dalam sebuah buku
Qur'an dari sejak zaman Rasulullah dengan nama Al-Tafsir Al-Qayyim oleh
saw hingga sekarang. Berbagai jenis Uwais An-Nadawi, salah seorang
tafsir telah lahir pada medan keilmuan pecinta karya-karya Ibnu Al-Qayyim,
mengikuti alur pemikiran yang yang kemudian disempurnakan oleh
berkembang saat masing-masing Yusri Al Sayyid Muhammad dalam
penafsir memulai debut ilmiahnya kitab yang diberi judul Badâi’ Al Tafsîr
dalam kancah penafsiran. Limâ Fassarah Al Imâm Ibn Qayyim Al
Pada abad ke-7 misalnya, Ibnu Jauziyah.
Al-Qayyim ikut meramaikan kancah

67
68 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.1/Juli 2018

Ibn al Qayyim menyampaikan sebagai seorang sufi yang shaleh.


tafsir al-Qur'an yang tersebar dalam Dalam berbagai tulisannya beliau
beberapa karyanya (karena ia tidak memperlihatkan akhlak keulamaaan
menulis secara khusus dalam satu buku yang tinggi dengan kecintaannya yang
tafsir) dan jika diamati, tafsir-tafsirnya meluap-luap terhadap kebenaran dan
itu disampaikan melalui deskripsi yang ketawadhuannya yang semakin
sangat detail serta bahasa yang sangat membuktikan kualitas, integritas serta
elegan yang secara umum meluapkan otoritasnya sebagai seorang ulama.
semangat pembaharuan, cendrung Pendidikan Ibn al-Qayim al-
merespon serta memberikan reaksi atas Jauziyyah dimulai dan terutama
realitas sosio-historis umat Islam. dibimbing oleh banyak
ulama Hanabilah terkemuka di
Pembahasan madrasah yang dikelolah oleh ayahnya
1. Biografi Ibn Al-Qayyim Al- sendiri, Abu Bakr Ibn Ayyub al-Zur'i,
Jauziyyah1 yaitu Madrasah al-Jauziyah. Madrasah
‫ﳏﻤﺪ ﺑﻦ أﰊ ﺑﻜﺮ ﺑﻦ أﻳﻮب ﺑﻦ ﺳﻌﺪ ﺑﻦ‬ yang bertempat di al-Buzuriyyah,
Damsyik dan menjadi pusat pendidikan
‫ﺣﺮﻳﺰ ﺑﻦ ﻣﻜﻲ زﻳﺪ اﻟﺪﻳﻦ اﻟﺰرﻋﻲ اﻟﺪﻣﺸﻘﻲ‬ Islam mazhab Hanbali yang didirikan
oleh Muhy al-Din Yusuf ibn Abi al-
‫ أﺑﻮ ﻋﺒﺪ اﷲ‬،‫اﳊﻨﺒﻠﻲ اﻟﺸﻬﲑ ﺑﺸﻤﺲ اﻟﺪﻳﻦ‬ Farj Abd al-Rahman ibn Ali ibn
Muhammad ibn Ali ibn Ubaidillah ibn
‫واﺑﻦ اﻟﻘﻴﻢ اﳉﻮزﻳﺔ‬ al-Jawzi al-Qarsyi al-Bakri al-
Nama lengkap Ibn al-Qayyim Baghdadi al-Hanbali.
adalah Muhammad bin Abi Bakr ibn Ibnu Al-Qayyim memiliki
Ayyub ibn Sa'ad ibn Hariz bin Makiy banyak guru, di antaranya adalah
Zaiduddin al-Zur'i al-Dimasyqi Al Ayahnya sendiri (Abu Bakr ibn Ayyub
Hanbali, yang terkenal dengan Syams al-Zur'i), Ibnu Taimiyah, Ahmad bin
al-Din Abu Abdillah dan Ibnu Al- Abdul Dâim Al Maqdisiy, Badr al Din
Qayyim Al Jauziyah. Beliau lahir di ibn Jama’ah, Al Hafiz Al Zahabi, dan
desa Azra, Damaskus pada tanggal 7 lainnya.
Shafar 691 H., bertepatan dengan tahun Di antara sekian banyak gurunya,
1292 M. Ibnu al-Qayyim hidup selama yang banyak mempengaruhi manhaj
60 tahun, dan meninggal pada tanggal dan pandangan keagamaan Ibn al-
13 Rajab 751 H., bertepatan dengan Qayyim al-Jauziyyah adalah Ibn
tahun 1350 M. Ibn Al-Qayyim al- Taimiyah. Pertemuan dengan gurunya
Jauziyyah wafat di Damaskus. itu terjadi ketika Ibn al-Qayim al-
Ibn al-Qayyim berasal dari Jauziyyah mendengar bahwa Ibn
keluarga yang religius serta cinta ilmu. Taimiyah pulang dan hendak
Ia kemudian tumbuh dewasa dan bermukim lagi di Damaskus, yakni
menjadi terkenal sebagai seorang yang pada tahun 712 H, setelah sebelumnya
sangat alim, penulis produktif, rendah Ibn Taimiyah diusir dari Mesir
hati dan taat beribadah. Sehingga akibat counter pemikiran yang begitu
sebagian ulama cenderung menilainya gencar dilakukannya atas paraktik-
praktik tasawuf yang berkembang di
1
Shalahuddin Khalil bin Ubaik al Mesir karena dinilainya sebagai bid'ah
Shafadi, 1998, A’yân al ‘Ashri wa A’wân al dhalalah. Sejak itulah Ibn al-Qayim al-
Nashri, (Beirut: Dâr al Fikr), juz 4, hlm. 366
Hafizullah, Metode Penafsiran Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah 69

Jauziyyah bertemu dan menjadi murid al-Din Ibn Arabi dan Umar Ibn al-
Ibn Taimiyah selama kurang lebih dari Farid. Adapun aliran-aliran thariqat
16 tahun. Kepada ulama besar yang yang berkembang pada periode tersebut
kemudian menjadi guru tetapnya itulah antara lain: Al-Qadiriyah dari Abdul
ia mempelajari berbagai disipilin ilmu, Qadir al-Jailani, Al-
terutama tafsir, hadits, fiqh, fara'id dan Suhrawardiyah oleh Abdul Qadir
ilmu kalam. Syuhrawardi, Al-Rifaiyyah dari Ahmad
Pada masa Ibn al-Qayim, al-Rifa'i al-Husaini, Al-
kehidupan Islam juga diwarnai dengan Dasuqiyyah dari Ibrahim al-Dasuqi, Al-
semakin berkembangnya aliran-aliran Mawawiyah dari Jalaluddin Rumi, Al-
kongkrit di bidang kalam. Diantara Akbariyah dari Muhy al-Din ibn al-
aliran kalam yang paling berpengaruh Arabi, Al-Syadzaliyah dari Abul Hasan
adalah Mazhab Asy'ariah yang banyak al-Syadzili dan thariqat al-
tersebar di Irak dan sekitarnya berkat Naqsyabandiah dari Muhammad ibn
pemikiran yang diusung oleh al- Baha'u al-Din Naqsyaband.
Ghazali. Sedangkan di Mesir mazhab Sebagai seorang ulama yang
ini dikembangkan oleh sultan terpandang, Ibnu al-Qayyim memiliki
Shalahuddin al-Ayyubi dan penguasa- banyak murid. Di antara murid-
penguasa dinasti Ayyubiyah muridnya adalah: Al Hafiz Ibn Katsir,
berikutnya. Adapun di Maghrib, Ahmad bin Abdul Hadi bin Qudamah
mazhab ini dikembangkan oleh al Maqdisy, Muhammad bin Ya’qub
penguasa Daulah Al-Muwahhidin bin Muhammad Fairuz Abadi, Burhan
bernama Muhammad ibn Tumar. bin Al Qayyim AL Jauziyah
Aliran mazhab lain yang (putranya), dan lainnya.
berkembang pada masa Ibn Al-Qayyim Ibn al-Qayyim menulis banyak
al-Jauziyyah adalah Mazhab al- buku. Tidak kurang dari 66 buku telah
Rafidhah di Khurasan dan Irak. Di lahir dari kepiawaiannya dalam ilmu-
Khurasan pun berkembang mazhab al- ilmu keislaman. Secara umum karya-
Karamiyyah. Dan kemudian di Yaman karya tersebut menebarkan spirit
berkembang Mazhab Zaidiyah. Paham pembaharuan guna merespon dan
keislaman yang mendapat respon serta memberikan reaksi terhadap keadaan
reaksi keras dari Ibn Al-Qayyim al- umat Islam yang berlangsung
Jauziyyah adalah Jabariah dan sepanjang kekuasaan Mamluk. Di
Qadariyah. Disamping tersebar dalam antara karya Ibnu Al-Qayyim Al
tafsirnya, Ibn Al-Qayyim al-Jauziyyah Jauziyah adalah:
secara khusus menulis buku Syifa' al- ‫رب‬
ّ ‫ أﻋﻼم اﳌﻮﻗّﻌﲔ ﻋﻦ‬،‫أﺣﻜﺎم أﻫﻞ اﻟﺬﻣﺔ‬
Alil yang di dalamnya dibahas
kritikannya terhadap paham Jabariyah ‫ زاد اﳌﻌﺎد ﰲ ﻫﺪي ﺧﲑ‬،‫ روﺿﺔ اﶈﺒّﲔ‬،‫اﻟﻌﺎﳌﲔ‬
dan Qadariah.
Di samping diwarnai oleh ‫ ﻣﺪارج اﻟﺴﺎﻟﻜﲔ ﺑﲔ ﻣﻨﺎزل إﻳﺎك ﻧﻌﺒﺪ‬،‫اﻟﻌﺒﺎد‬
perkembangan di bidang filsafat Islam,
terutama filsafat Ibn Sina dan Al- ‫ ﺑﺪاﺋﻊ اﻟﺼﻨﺎﺋﻊ ﰲ ﺗﺮﺗﻴﺐ‬،‫وإﻳﺎك ﻧﺴﺘﻌﲔ‬
Farabi, pada periode ini kehidupan .‫اﻟﺸﺮاﺋﻊ‬
Islam diwarnai pula oleh
berkembangnya aliran-aliran Tasawuf, Keterangan lebih lanjut tentang
antara lain Tasawuf Falsafi-nya Muhyi biografi Ibn Al Qayyim Al Jauziyah ini
70 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.1/Juli 2018

dapat dilihat dalam kitab Al Bidâyah Nadwi, seorang ulama muhaqqiq yang
wa Al Nihâyah yang dikarang berasal dari India, seorang pecinta
muridnya sendiri, yaitu Ibnu Katsir.2 karya Ibnu Al-Qayyim dengan kitab
yang sangat ringkas dan belum
2. Tafsir Ibn Al-Qayyim Al- mencakup seluruh tafsir al Quran yang
Jauziyyah diberi nama “Al Tafsir Al Qayyim”.
a) Sekilas tentang Tafsir Ibnu Al- Kitab ini tidak mencakup seluruh
Qayyim penafsiran ayat al Quran dikarenakan
Judul Kitab: ‫ﺑﺪاﺋﻊ اﻟﺘﻔﺴﲑ ﳌﺎ ﻓﺴﺮﻩ اﻹﻣﺎم‬ kitab ini bukanlah merupakan tulisan
yang sejak awal dimaksudkan sebagai
‫اﺑﻦ ﻗﻴﻢ اﳉﻮزﻳﺔ‬ kitab tafsir, maka cukup banyak ayat-
ayat yang dilompati dan sama sekali
Pengarang: Al Imam Al Hafiz
tidak disinggung, dan bahkan ada
Syamsuddin Ibn Al Qayyim
beberapa surat yang sedikitpun di
Kelahiran: Lahir tahun 691 H/1292 M,
antara ayat-ayatnya tidak disentuh
wafat tahun 751 H/ 1350 M
penafsirannya. Kitab ini mencakup 109
Penyusun : ‫ﳏﻤﺪ‬ ‫ﻳﺴﺮي اﻟﺴﻴﺪ‬ surat. Adapun surat yang tidak
Pada cetakan Dâr Ibn Jauzi, kitab ditafsirkan dalam kitab ini adalah surat
tafsir ini terdiri dari 3 jilid. Badâi’ al Al Qadr, Al Qari’ah, Al Fil, Quraisy
Tafsir ini merupakan tafsir ayat-ayat dan Al Kautsar.
pilihan yang dituliskan oleh Ibnu Al- Jadi, pada dasarnya kitab ini
Qayyim al Jauziyah dalam berbagai bukanlah karya Ibnu Al-Qayyim
kitabnya. Berbagai penafsiran ini langsung, melainkan kitab ini berisikan
diambil dari sekian banyak karya Ibnu tafsir ayat-ayat pilihan yang dihimpun
Al-Qayyim, yang tentu saja berkaitan oleh Muhammad Uwais al Nadwiy
dengan penafsiran Al Quran ketika yang ia temukan dalam karya-karya
beliau sedang mengupas tentang Ibnu Al-Qayyim, yang kemudian
berbagai masalah. Kemudian tafsir- penafsiran al Quran yang dia temukan
tafsir ini dikumpulkan dan disusun dalam karya-karya tersebut dia
secara berurutan menurut urutan dalam kumpulkan ke dalam sebuah kitab.
Al Quran, surat dan ayat-ayatnya. Dikarenakan penafsiran yang dia
Kitab tafsir ini pada dasarnya kumpulkan tersebut murni berasal dari
bukanlah karya Ibnu Al-Qayyim Ibnu Al-Qayyim, maka kitab ini dia
sendiri, karena Ibnu Al-Qayyim tidak beri nama “‫”اﻟﺘﻔﺴﻴﺮ اﻟﻘﻴﻢ ﻟﻺﻣﺎم اﺑﻦ اﻟﻘﻴﻢ‬, yang
pernah menulis kitab tafsir, akan tetapi dikemudian hari disempurnakan oleh
beliau pernah bercita-cita untuk Yusri Al Sayyid Muhammad dalam
menulis sebuah kitab tafsir.3 Kitab ini kitab yang diberi nama “ ‫ﺑﺪاﺋﻊ اﻟﺘﻔﺴﻴﺮ ﻟﻤﺎ‬
dikumpulkan oleh Yusri Al Sayyid
Muhammad, yang mana sebelumnya ‫”ﻓﺴﺮﻩ اﻹﻣﺎم اﺑﻦ ﻗﻴﻢ اﻟﺠﻮزﻳﺔ‬.
telah dirintis oleh Muhammad Uwais al
b) Kitab-kitab Sumber
2 Sebagaimana yang telah
Al Hafiz Ibn Katsir, 1986, Al Bidâyah
wa Al Nihâyah, (Beirut: Dâr Al Fikr), juz 14, dijelaskan di atas, bahwa kitab tafsir ini
hlm. 234 merupakan kumpulan-kumpulan tafsir
3
Ibnu Qayyim Al Jauziyah, t.th., Badâi’ yang tersebar dalam kitab-kitab Ibnu
al Fawâid, (Beirut: Dâr Al Kitab Al ‘Arabiy), Al-Qayyim. Adapun kitab-kitab yang
Juz 1, hlm. 141
Hafizullah, Metode Penafsiran Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah 71

dijadikan sumber oleh Yusri Al Sayyid tempat lain akan ditafsirkan secara
Muhammad dalam mengumpulkan panjang.5
tafsir Ibnu Al-Qayyim ini berjumlah 32 Ditinjau dari sumber
kitab, diantaranya adalah:4 Ijtima’ Al penafsirannya, dapat dikatakan bahwa
Juyusy Al Islamiy, kitab inilah yang Ibn al-Qayyim tidak mengambil
dijadikan standar bagi Yusri Al Sayyid sumber tafsir kecuali tafsir yang
Muhammad dalam mengumpulkan bersumberkan pada nash al-Qur'an dan
tafsir Ibnu Al-Qayyim, Madârij Al al-Sunnah, atau pada riwayat-riwayat
Sâlikîn, yang menjadi rujukan utama yang datang baik dari kalangan
tafsir surat Al Fatihah. Ahkam Ahlu Al sahabat, tâbi'in maupun tâbi’ tâbi'in,
Zimmah, Asmâ Muallafât Ibn yang dikenal dengan al tafsir bi al
Taimiyah, Syifâ al ‘Alîl, Al Wâbil Al ma’tsur. Hanya saja sulit bagi penulis
Shayyib, Hâdi al Arwâh, Jalâ al untuk mengkaji metode apa yang
Afhâm, Badâi’ al Fawâid, I’lâm al secara konsisten yang dipergunakan
Muwaqqi’în, Miftâh Dâr al Sa’âdah, oleh Ibn al-Qayyim dalam manafsirkan
Tuhfah al Wadûd, Tharîq al Hijratain, al-Qur'an. Mengingat empat metode
Al Jawâb al Kâfi, Al Shawâi’ al tafsir terkenal (seperti metode tahlili,
Mursalah, Raudhah al Muhibbîn, ijmâli, muqâran dan maudhu'i) yang
Ighâstah al Lahafân, Al Tibyân fi sering diidentifikasi para ahli tafsir al-
Ahkâm al Qurani, Zâd al Ma’âd, Qur'an, semuanya tidak bisa
‘Iddah al Shâbirîn, dan lain-lain dipergunakan secara konsisten untuk
mengkategorisasi metode tafsir Ibn al-
c) Langkah-langkah dan Metode Ibnu Qayyim.
Al-Qayyim dalam menafsirkan Al Pada beberapa tempat Ibn al-
Quran Qayyim menafsirkan al-Qur'an dengan
Ibnu Al-Qayyim tidak metode tahlîli, tetapi pada tempat
menjelaskan secara langsung tentang lainnya beliau menggunakan metode
metode yang diterapkan dalam ijmâli dan muqâran. Hal ini disebabkan
menafsirkan ayat-ayat al-Quran dalam karena tafsir yang dikumpulkan oleh
berbagai karyanya. Namun dari Muhammad Uwais ini berasal dari
berbagai bentuk penafsirannya, dapat kitab Ibnu Al-Qayyim yang berbeda-
dipahami bahwa ketika Ibnu Al- beda dan topik yang juga berbeda,
Qayyim dalam menafsirkan Al Quran sehingga metode yang digunakan
terlebih dahulu dengan memaparkan dalam penafsiran ini juga beragam.
sebuah ayat, kemudian ayat tersebut 1) Metode Tahlili
ditafsirkan dengan penafsiran Tahlili, Bentuk metode tahlili ini dapat
dengan arti kata, suatu ayat yang pada diketahui dari langkah-langkah
satu tempat ditafsirkan secara mujmal, penafsirannya, jika penafsiran
maka pada tempat lain ayat tersebut sebuah ayat dibagi ke dalam
ditafsirkan secara terperinci, dan jika beberapa fashal, maka surat
pada satu tempat ayat tersebut tersebut dapat dikategorikan ke
ditafsirkan secara ringkas, maka pada dalam penafsiran tahlili. Diantara
surat-surat yang ditafsirkan dengan
4 5
Yusri Al Sayyid Muhammad, 1427 H, Muhammad Ali Ayazi, t.th., Al
Badâi’ al Tafsir, (Saudi: Dâr Ibn Jauziyah), Juz Mufassirun Hayatuhum wa Manhajuhum, (Tp:
1, hlm. 14 Markaz Tahqiqi ‘Ilum Islami), hlm. 187
72 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.1/Juli 2018

metode tahlîli ini adalah surat Al Serta masih ada beberapa hadis
Fatihah, pembahasan mengenai lainnya yang berisikan keutamaan
surat ini sangat panjang, bahkan kedua surat ini. Setelah
mencapai 100 halaman lebih, menyertakan hadis-hadis tersebut,
beberapa ayat dalam surat Al Ibnu Al-Qayyim menjelaskan
Baqarah, surat Al A’raf, surat Al maksud dan tujuannya memaparkan
Falaq, surat Al Nas, dan lainnya. hadis-hadis tersebut:
Contoh metode penafsiran ini .‫ اﻟﻜﻼم ﻋﻠﻰ ﻫﺎﺗﲔ اﻟﺴﻮرﺗﲔ‬:‫واﳌﻘﺼﻮد‬
seperti yang dia lakukan terhadap
surat Al Falaq dan Al Nas (al ‫ وﺷﺪة اﳊﺎﺟﺔ ﺑﻞ‬،‫وﺑﻴﺎن ﻋﻈﻴﻢ ﻣﻨﻔﻌﺘﻬﻤﺎ‬
mu’awwidzataini), penafsiran
terhadap kedua surat ini cukup ‫ وأﻧﻪ ﻻ ﻳﺴﺘﻐﲏ ﻋﻨﻬﻤﺎ أﺣﺪ‬.‫اﻟﻀﺮورة إﻟﻴﻬﻤﺎ‬
panjang, yang mengungkapkan
segala aspek yang mungkin dapat ‫ وأن ﳍﻤﺎ ﺗﺄﺛﲑا ﺧﺎﺻﺎ ﰲ دﻓﻊ اﻟﺴﺤﺮ‬،‫ﻗﻂ‬
dipahami dari surat ini. ‫ وأن ﺣﺎﺟﺔ اﻟﻌﺒﺪ إﱃ‬،‫ وﺳﺎﺋﺮ اﻟﺸﺮور‬،‫واﻟﻌﲔ‬
Gambaran metode Ibnu Al-
Qayyim tersebut dapat tergambar ‫اﻻﺳﺘﻌﺎذة ﺎﺗﲔ اﻟﺴﻮرﺗﲔ أﻋﻈﻢ ﻣﻦ ﺣﺎﺟﺘﻪ‬
sebagai berikut:
Langkah awal yang ia lakukan ‫ ﻓﻨﻘﻮل‬،‫إﱃ اﻟﻨﻔﺲ واﻟﻄﻌﺎم واﻟﺸﺮاب واﻟﻠﺒﺎس‬
adalah membuat ayat surat al Falaq
ini:
.‫واﷲ اﳌﺴﺘﻌﺎن‬
‫( ِﻣ ْﻦ َﺷﱢﺮ ﻣﺎ َﺧﻠَ َﻖ‬١) ‫َب اﻟْ َﻔﻠ َِﻖ‬
‫ﻗُ ْﻞ أَﻋُﻮذُ ﺑِﺮ ﱢ‬ Kemudian Ibnu Al-Qayyim
menjelaskan isi kandungan kedua
‫( َوِﻣ ْﻦ َﺷﱢﺮ‬٣) ‫َﺐ‬
َ ‫ﻏﺎﺳ ٍﻖ إِذا َوﻗ‬
ِ ‫( َوِﻣ ْﻦ َﺷﱢﺮ‬٢) surat ini:
.‫ﻗﺪ اﺷﺘﻤﻠﺖ اﻟﺴﻮرﺗﺎن ﻋﻠﻰ ﺛﻼﺛﺔ أﺻﻮل‬
‫ﺣﺎﺳ ٍﺪ إِذا‬
ِ ‫( َوِﻣ ْﻦ َﺷﱢﺮ‬٤) ‫ﱠﺎﺛﺎت ِﰲ اﻟْ ُﻌ َﻘ ِﺪ‬
ِ ‫اﻟﻨﱠـﻔ‬
‫ ﻧﻔﺲ‬:‫ أﺣﺪﻫﺎ‬.‫وﻫﻲ أﺻﻮل اﻻﺳﺘﻌﺎذة‬
(٥) ‫َﺣ َﺴ َﺪ‬
Setelah itu, Ibnu Al-Qayyim :‫ واﻟﺜﺎﻟﺜﺔ‬.‫ اﳌﺴﺘﻌﺎذ ﺑﻪ‬:‫ واﻟﺜﺎﻧﻴﺔ‬.‫اﻻﺳﺘﻌﺎذة‬
menyertakan beberapa hadis yang
mengandung keutamaan surat ini:
‫ ﻓﺒﻤﻌﺮﻓﺔ ذﻟﻚ ﺗﻌﺮف ﺷﺪة‬.‫اﳌﺴﺘﻌﺎذ ﻣﻨﻪ‬
‫روى ﻣﺴﻠﻢ ﰲ ﺻﺤﻴﺤﻪ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﻗﻴﺲ‬ ‫ ﻓﻨﻌﻘﺪ‬.‫اﳊﺎﺟﺔ واﻟﻀﺮورة إﱃ ﻫﺎﺗﲔ اﻟﺴﻮرﺗﲔ‬
‫ ﻗﺎل رﺳﻮل‬:‫ﺑﻦ ﺣﺎزم ﻋﻦ ﻋﻘﺒﺔ ﺑﻦ ﻋﺎﻣﺮ ﻗﺎل‬ ‫ ﰲ‬:‫ اﻟﻔﺼﻞ اﻷول‬:‫ﳍﻤﺎ ﺛﻼﺛﺔ ﻓﺼﻮل‬
‫اﷲ ﺻﻠّﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠّﻢ »أﱂ ﺗﺮ آﻳﺎت‬ ‫ واﻟﺜﺎﻟﺚ‬.‫ ﰲ اﳌﺴﺘﻌﺎذ ﺑﻪ‬:‫ واﻟﺜﺎﱐ‬.‫اﻻﺳﺘﻌﺎذة‬
‫ أﻋﻮذ ﺑﺮب‬:‫أﻧﺰﻟﺖ اﻟﻠﻴﻠﺔ ﱂ ﻳﺮ ﻣﺜﻠﻬﻦ ﻗﻂ‬ .‫ﰲ اﳌﺴﺘﻌﺎذ ﻣﻨﻪ‬
:‫ وﰲ اﻟﱰﻣﺬي‬. «‫ أﻋﻮذ ﺑﺮب اﻟﻨﺎس‬.‫اﻟﻔﻠﻖ‬ Surat Al Falaq ini dibagi ke
dalam 19 fashal, masing-masing
‫ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻗﺘﻴﺒﺔ أﺧﱪﻧﺎ اﺑﻦ ﳍﻴﻌﺔ ﻋﻦ ﻳﺰﻳﺪ ﺑﻦ أﰊ‬ fashal tersebut berisikan
pembahasan mendalam tentang
‫ﺣﺒﻴﺐ ﻋﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ رﺑﺎح ﻋﻦ ﻋﻘﺒﺔ ﺑﻦ ﻋﺎﻣﺮ‬ ketiga fashal di atas dan
ditambahkan dengan fashal-fashal
‫ »أﻣﺮﱐ رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠّﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠّﻢ‬:‫ﻗﺎل‬ yang lainnya, seperti fashal
«‫أن أﻗﺮأ ﺑﺎﳌﻌﻮذﺗﲔ ﰲ دﺑﺮ ﻛﻞ ﺻﻼة‬ pertama membahas tentang kalimat
Hafizullah, Metode Penafsiran Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah 73

isti’adzah tersebut, yang dimulai ‫ وﻻ‬،‫ اﻟﺬي ﻻ ﻳﻨﺒﻐﻲ اﻻﺳﺘﻌﺎذة إﻻ ﺑﻪ‬.‫اﻟﻨﺎس‬


dengan pembahasan tentang
isti’adzah dari segi bahasa, makna ‫ ﺑﻞ ﻫﻮ اﻟﺬي ﻳﻌﻴﺬ‬،‫ﻳﺴﺘﻌﺎذ ﺑﺄﺣﺪ ﻣﻦ ﺧﻠﻘﻪ‬
kalimat isti’adzah, cara membaca
lafaz isti’adzah dan lain ‫ وﳝﻨﻌﻬﻢ ﻣﻦ ﺷﺮ ﻣﺎ‬.‫ وﻳﻌﺼﻤﻬﻢ‬،‫اﳌﺴﺘﻌﻴﺬﻳﻦ‬
sebagainya. Jadi, satu fashal saja,
berisikan satu topik pembahasan, .‫اﺳﺘﻌﺎذوا ﻣﻦ ﺷﺮﻩ‬
yaitu makna isti’adzah. Begitu juga halnya dengan
‫اﻋﻠﻢ أن ﻟﻔﻈﺔ »ﻋﺎذ« وﻣﺎ‬: ‫اﻟﻔﺼﻞ اﻷول‬ fushul-fushul yang lainnya, yang
masing-masing fushul mendapat
‫ﺗﺼﺮف ﻣﻨﻬﺎ ﺗﺪل ﻋﻠﻰ اﻟﺘﺤﺮز واﻟﺘﺤﺼﻦ‬ porsi pembahasan yang sesuai
dengan aspek-aspek yang ingin
‫ اﳍﺮوب ﻣﻦ ﺷﻲء‬:‫ وﺣﻘﻴﻘﺔ ﻣﻌﻨﺎﻫﺎ‬.‫واﻟﻨﺠﺎة‬ dikaji.6
2) Metode Ijmâli
‫ وﳍﺬا ﻳﺴﻤﻰ‬.‫ﲣﺎﻓﻪ إﱃ ﻣﻦ ﻳﻌﺼﻤﻚ ﻣﻨﻪ‬ Metode ijmâli dalam kitab ini
.‫ ﻣﻠﺠﺄ ووزرا‬:‫ ﻛﻤﺎ ﻳﺴﻤﻰ‬،‫ ﻣﻌﺎذا‬:‫اﳌﺴﺘﻌﺎذ ﺑﻪ‬ dapat diketahui dengan tidak
adanya pembagian penafsiran
Setelah hal tersebut dijelaskan sebuah surat ke dalam fashal-fashal
panjang lebar, maka Ibnu Al- seperti halnya metode tahlîli, dan
Qayyim menjelaskan cara ayat-ayat dalam surat tersebut tidak
membaca lafaz isti’adzah: ditafsirkan keseluruhannya,
‫ »أﻋﻮذ« ﺑﺘﺴﻜﲔ اﻟﻌﲔ‬:‫وأﺻﻞ ﻫﺬا اﻟﻔﻌﻞ‬ melainkan hanya beberapa ayat saja
yang ditafsirkan, seperti yang dapat
‫ ﰒ أﻋ ّﻞ ﺑﻨﻘﻞ ﺣﺮﻛﺔ اﻟﻮاو إﱃ‬،‫وﺿﻢ اﻟﻮاو‬ ditemukan dalam penafsiran surat
Al Syams ayat 9 dan 10:
‫ أﻋﻮذ ﻋﻠﻰ أﺻﻞ‬:‫ ﻓﻘﺎﻟﻮا‬.‫اﻟﻌﲔ وﺗﺴﻜﲔ اﻟﻮاو‬
‫( َوﻗَ ْﺪ‬٩) ‫ ﻗَ ْﺪ أَﻓْـﻠَ َﺢ َﻣ ْﻦ َزﻛﱠﺎﻫﺎ‬:‫]ﺳﻮرة اﻟﺸﻤﺲ‬
‫ ﻓﻘﺎﻟﻮا ﰲ اﺳﻢ‬،‫ ﰒ ﻃﺮدوا إﻋﻼﻟﻪ‬،‫ﻫﺬا اﻟﺒﺎب‬
(١٠) ‫ﺧﺎب َﻣ ْﻦ َدﺳﱠﺎﻫﺎ‬ َ
‫ ﻓﻮﻗﻌﺖ اﻟﻮاو‬.‫ ﻋﺎوذ‬:‫ وأﺻﻠﻪ‬.‫ ﻋﺎﺋﺬ‬:‫اﻟﻔﺎﻋﻞ‬
‫ ﻗﺪ أﻓﻠﺢ ﻣﻦ ﻛﱪﻫﺎ وأﻋﻼﻫﺎ ﺑﻄﺎﻋﺔ‬:‫اﳌﻌﲎ‬
:‫ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻟﻮا‬،‫ ﻓﻘﻠﺒﻮﻫﺎ ﳘﺰة‬،‫ﺑﻌﺪ أﻟﻒ ﻓﺎﻋﻞ‬
‫ وﻗﺪ ﺧﺎب وﺧﺴﺮ ﻣﻦ‬،‫ وأﻇﻬﺮﻫﺎ‬،‫اﷲ‬
‫ ﻋﻴﺎذا‬:‫ وﻗﺎﻟﻮا ﰲ اﳌﺼﺪر‬.‫ وﺧﺎﺋﻒ‬،‫ﻗﺎﺋﻢ‬
‫ وأﺻﻞ‬.‫ وﺣﻘﺮﻫﺎ وﺻﻐﺮﻫﺎ ﲟﻌﺼﻴﺔ اﷲ‬،‫أﺧﻔﺎﻫﺎ‬
‫ ﻓﻘﻠﺒﻮا اﻟﻮاو ﻳﺎء‬،‫ ﻋﻮاذا ﻛﻠﻮذ‬:‫ وأﺻﻠﻪ‬.‫ﺑﺎﷲ‬
:١٦ :‫ وﻣﻨﻪ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﱃ‬.‫ اﻹﺧﻔﺎء‬:‫اﻟﺘﺪﺳﻴﺔ‬
‫ ﻷ ﺎ‬.‫ وﱂ ﲢﺼﻨﻬﺎ ﺣﺮﻛﺘﻬﺎ‬،‫ﻟﻜﺴﺮة ﻣﺎ ﻗﺒﻠﻬﺎ‬
‫ﻳﺪس‬
ّ ‫اب ﻓﺎﻟﻌﺎﺻﻲ‬ ِ ‫اﻟﱰ‬ ‫ أَ ْم ﻳَ ُﺪ ﱡﺳﻪُ ِﰲ ﱡ‬٤٩
.‫ﻗﺪ ﺿﻌﻔﺖ ﺑﺈﻋﻼﳍﺎ ﰲ اﻟﻌﻤﻞ‬
Pada fashal kedua, berisikan
‫ وﻳﺘﻮارى ﻣﻦ‬،‫ وﳜﻔﻲ ﻣﻜﺎ ﺎ‬،‫ﻧﻔﺴﻪ ﺑﺎﳌﻌﺼﻴﺔ‬
pembahasan rinci tentang kepada ‫ ﻗﺪ اﻧﻘﻤﻊ ﻋﻨﺪ‬،‫اﳋﻠﻖ ﻣﻦ ﺳﻮء ﻣﺎ ﻳﺄﰐ ﺑﻪ‬
siapa ber-isti’adzah tersebut, dan
seterusnya. .‫ واﻧﻘﻤﻊ ﻋﻨﺪ اﳋﻠﻖ‬،‫ واﻧﻘﻤﻊ ﻋﻨﺪ اﷲ‬،‫ﻧﻔﺴﻪ‬
،‫ وﻫﻮ اﷲ وﺣﺪﻩ‬.‫ ﰲ اﳌﺴﺘﻌﺎذ‬:‫اﻟﻔﺼﻞ اﻟﺜﺎﱐ‬
‫ إﻟﻪ‬،‫ ﻣﻠﻚ اﻟﻨﺎس‬،‫ ورب اﻟﻨﺎس‬.‫رب اﻟﻔﻠﻖ‬ 6
Muhammad Uwais Al Nadwi, 1410
H., Al Tafsir al Qayyim, (Beirut: Dâr wa
Maktab al-Hilâl), hlm. 605
74 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.1/Juli 2018

Ayat di atas langsung Quran, dan ‘Uddah al Shâbirin wa


ditafsirkan oleh Ibnu Al-Qayyim, Dakhirah al Syâkirin.
tanpa mengkaji bentuk penafsiran Keseluruhan kitab-kitab di atas,
dari ulama lain. dipaparkan oleh Ibnu Al-Qayyim
3) Metode Muqâran secara maudhu’i, yaitu dengan
Metode muqâran yang mengambil satu topik permasalahan
ditemukan dalam kitab ini dalam al Quran, kemudian
tidaklah banyak. Di antaranya permasalahan tersebut dibahas
seperti penafsiran terhadap secara mendalam, dengan
surat Al Qiyamah ayat 36: menghubungkan tujuan pokok satu
‫َك‬
َ‫اﻹﻧْﺴﺎ ُن أَ ْن ﻳـُْﺘـﺮ‬
ِْ ‫َﺐ‬
ُ ‫َﳛﺴ‬
َْ ‫ أ‬:‫ﺳﻮرة اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ‬ surat dengan surat lainnya yang
akan menjadi dasar memahami
(٣٦) ‫ى‬ ً ‫ﺳُﺪ‬ makna ayat.
Jadi, secara umum kitab ini
‫ أي ﳘﻼ ﻻ‬:‫ﻗﺎل اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ‬ berisikan multi-metode tafsir. Namun
demikian, hal lain yang dilakukan Ibn
‫ ﻻ ﻳﺜﺎب وﻻ‬:‫ﻳﺆﻣﺮ وﻻ ﻳﻨﻬﻰ؟ وﻗﺎل ﻏﲑﻩ‬ al-Qayyim ketika manafsirkan al-
‫ ﻷن اﻟﺜﻮاب‬.‫ واﻟﻘﻮﻻن واﺣﺪ‬.‫ﻳﻌﺎﻗﺐ‬ Qur'an, selain tafsir ma'tsur adalah:
Pertama, ketika menafsirkan
‫ ﻓﻬﻮ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ‬،‫واﻟﻌﻘﺎب ﻏﺎﻳﺔ اﻷﻣﺮ واﻟﻨﻬﻲ‬ ayat-ayat al-Qur'an yang terkait dengan
prinsip-prinsip aqidah, Ibn al-Qayyim
‫ واﻟﺜﻮاب‬،‫ﺧﻠﻘﻬﻢ ﻟﻸﻣﺮ واﻟﻨﻬﻲ ﰲ اﻟﺪﻧﻴﺎ‬ selalu berpegang pada makna lahiriah
.‫واﻟﻌﻘﺎب ﰲ اﻵﺧﺮة‬ ayat al-Qur'an. Meski demikian,
pemahaman tafsirnya sangat luas dan
Dari contoh di atas, Ibnu Al- mendalam.
Qayyim tampak membandingkan
pendapat Imam Syafi’i dan lainnya Kedua, ketika menafsirkan ayat
mengenai makna ayat tersebut, yang maknanya mutasyâbihât, Ibn al-
yang kemudian kedua pendapat Qayyim senantiasa men-ta'wilkan-nya
tersebut ia satukan. dengan pendekatan dan caranya
4) Metode Maudhu’i sendiri. Ketika menafsirkan kata " ‫"ﰒ‬
Dikarenakan kitab ini ‫ اﺳﺘﻮى ﻋﻠﻰ اﻟﻌﺮش اﻟﺮﲪﻦ‬Ibn al-Qayyim tidak
merupakan kumpulan penafsiran
Ibnu Al-Qayyim yang diambil dari terjebak pada aspek kebahasaan. Ibn al-
berbagai kitab, maka terkadang Qayyim tidak mempokuskan
penafsiran yang diambil tersebut perhatiannya pada kata "‫"اﺳﺘﻮى‬
berasal dari satu buku yang sebagaimana halnya banyak dilakukan
membahas satu permaslahan. Jadi oleh banyak mufassir. Perhatian Ibn al-
penafsiran yang diambil tersebut Qayyim justru tecurah pada kata "‫"اﻟﺮﲪﻦ‬.
berbentuk maudhu’i. Sebagaimana Segi yang sebenarnya sangat
penafsiran yang dilakukan dalam menarik untuk dikaji dari tafsir ibn al-
kitab-kitabnya Aqsâm al Quran, Qayyim adalah masalah kecendrungan
Amtsâl Al Quran, al Wâbil Al tafsirnya yang sangat khas. Tujuan dan
Shayyib min Al Kalâm al Thayyib, pendekatan tafsirnya cenderung
Al Zkru fi Al Quran wa Al Sunnah, memperlihatkan bahwa dirinya sangat
Hâdi al Arwâh, AL Jannah fi Al peduli pada kehidupan sosial
Hafizullah, Metode Penafsiran Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah 75

keagamaan umat Islam. Dan karena itu Sekalipun Ibnu Al-Qayyim ahli
Ibn al-Qayyim hendak menyampaikan hukum Islam, namun dalam tafsir ayat-
tanggapan-tanggapan dan penolakan- ayat hukum, pendekatan yang fiqh Ibn
penolakan tertentu atas persoalan yang al-Qayyim ternyata kurang menonjol.
tengah berkembang pada di tengah Yang terasa justru pendekatan hikmah
kehidupan umat Islam pada masa hukum atau dikenal dengan “filsafat
hidupnya. hukum”nya, hal mana aspek-aspek
Dalam hal ini penulis banyak hukum lebih banyak disorot segi
menemukan pendekatan yang hikmahnya, yaitu hikmah dibalik
dilakukan oleh Ibn al-Qayyim dalam hukum dan bukan segi hukumnya.
penafsirannya. Ia tidak fokus pada satu Seperti yang terdapat dalam
pendekatan saja, sehingga tafsir ini penafsiran ayat Perang pada surat Al-
menjadi spesial. Namun demikian, Baqarah: 216:
dalam tafsir ayat-ayat serta surat-surat ‫ﺘﺎل َوُﻫ َﻮ ﻛ ُْﺮﻩٌ ﻟَ ُﻜ ْﻢ َوﻋَﺴﻰ أَ ْن‬ ُ ‫ِﺐ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ُﻢ اﻟْ ِﻘ‬
َ ‫ُﻛﺘ‬
tertentu dalam al-Qur'an, misalnya
dalam surat al-Fatihah, pendekatan Ibn ‫ﺗَ ْﻜَﺮُﻫﻮا َﺷﻴْﺌﺎً َوُﻫ َﻮ َﺧْﻴـٌﺮ ﻟَ ُﻜ ْﻢ َوﻋَﺴﻰ أَ ْن ُِﲢﺒﱡﻮا‬
al-Qayim adalah cenderung teologis.
Karena dalam tafsir tersebut Ibn al- ‫َﺷﻴْﺌﺎً َوُﻫ َﻮ َﺷﱞﺮ ﻟَ ُﻜ ْﻢ وَاﻟﻠﱠﻪُ ﻳـَ ْﻌﻠَ ُﻢ َوأَﻧْـﺘُ ْﻢ ﻻ ﺗَـ ْﻌﻠَﻤُﻮ َن‬
Qayyim memulai pembahasan dengan
mengemukakan asumsi-asumsi teologis (٢١٦)
yang diyakininya. ‫ وﻣﺼﺎﱀ‬،‫ﰲ ﻫﺬﻩ اﻵﻳﺔ ﻋﺪة ﺣﻜﻢ وأﺳﺮار‬
Hal ini dapat dipahami dari
contoh berikut ini: ‫ ﻓﺈن اﻟﻌﺒﺪ إذا ﻋﻠﻢ أن اﳌﻜﺮوﻩ ﻗﺪ ﻳﺄﰐ‬.‫ﻟﻠﻌﺒﺪ‬
‫ ﱂ ﻳﺄﻣﻦ أن اﻋﻠﻢ أن ﻫﺬﻩ اﻟﺴﻮرة اﺷﺘﻤﻠﺖ ﻋﻠﻰ أﻣﻬﺎت‬.‫ واﶈﺒﻮب ﻗﺪ ﻳﺄﰐ ﺑﺎﳌﻜﺮوﻩ‬،‫ﺑﺎﶈﺒﻮب‬
‫ وﱂ ﻳﻴﺄس أن اﳌﻄﺎﻟﺐ اﻟﻌﺎﻟﻴﺔ أﰎ اﺷﺘﻤﺎل وﺗﻀﻤﻨﺘﻬﺎ أﻛﻤﻞ‬،‫ﺗﻮاﻓﻴﻪ اﳌﻀﺮة ﻣﻦ ﺟﺎﻧﺐ اﳌﺴﺮّة‬
‫ ﻓﺎﺷﺘﻤﻠﺖ ﻋﻠﻰ اﻟﺘﻌﺮﻳﻒ ﺑﺎﳌﻌﺒﻮد ﺗﺒﺎرك‬.‫ ﻟﻌﺪم ﻋﻠﻤﻪ ﺗﻀﻤﻦ‬،‫ﺗﺄﺗﻴﻪ اﳌﺴﺮة ﻣﻦ ﺟﺎﻧﺐ اﳌﻀﺮة‬
‫ ﻣﺮﺟﻊ اﻷﲰﺎء اﳊﺴﲎ‬،‫وﺗﻌﺎﱃ ﺑﺜﻼﺛﺔ أﲰﺎء‬ ٨.‫ﺑﺎﻟﻌﻮاﻗﺐ‬
:‫ وﻫﻲ‬.‫ وﻣﺪارﻫﺎ ﻋﻠﻴﻬﺎ‬،‫واﻟﺼﻔﺎت اﻟﻌﻠﻴﺎ إﻟﻴﻬﺎ‬ Dalam penafsiran ayat ini, Ibnu
Al-Qayyim tidak menjelaskan
‫ واﻟﺮﲪﻦ« وﺑﻨﻴﺖ اﻟﺴﻮرة ﻋﻠﻰ‬،‫ واﻟﺮب‬،‫ »اﷲ‬bagaimana hukum perang melawan
‫ﱠﺎك ﻧـَ ْﻌﺒُ ُﺪ« ﻣﺒﲎ‬
َ ‫ ف »إِﻳ‬.‫ اﻹﳍﻴﺔ واﻟﺮﺑﻮﺑﻴّﺔ واﻟﺮﲪﺔ‬musuh
ayat
Islam, akan tetapi penafsiran
ini dimulai dengan
‫ﲔ« ﻋﻠﻰ اﻟﺮﺑﻮﺑﻴّﺔ‬
ُ ِ‫ﱠﺎك ﻧَ ْﺴﺘَﻌ‬
َ ‫ و»إِﻳ‬.‫ﻋﻠﻰ اﻹﳍﻴﺔ‬ mengungkapkan hikmah dari
diwajibkannya perang tersebut.
‫وﻃﻠﺐ اﳍﺪاﻳﺔ إﱃ اﻟﺼﺮاط اﳌﺴﺘﻘﻴﻢ ﺑﺼﻔﺔ‬ Hal yang sangat terasa
disampaikan oleh Ibn al-Qayyim
‫ ﻓﻬﻮ‬:‫ واﳊﻤﺪ ﻳﺘﻀﻤﻦ اﻷﻣﻮر اﻟﺜﻼﺛﺔ‬.‫اﻟﺮﲪﺔ‬ melalui ayat-ayat yang ditafsirkannya
‫ واﻟﺜﻨﺎء وا ﺪ‬.‫ ورﲪﺘﻪ‬،‫ ورﺑﻮﺑﻴﺘﻪ‬،‫اﶈﻤﻮد ﰲ إﳍﻴﺘﻪ‬ adalah bahwa ia sedang merespon
bahkan dalam beberapa pendapat tafsir
٧.‫ﻛﻤﺎﻻن ﳉﺪﻩ‬ ia menunjukkan reaksinya terhadap
pemerintahan, ulama, umat dan sejarah

7 8
Ibid., hlm. 11 Ibid., hlm. 147
76 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.1/Juli 2018

islam yang tengah terjadi pada saat itu. ‫ وﻫﺬﻩ‬.‫ أﻋﻠﻢ وأﺧﱪ‬:‫ وﻗﺎﻟﺖ ﻃﺎﺋﻔﺔ‬.‫ ّﺑﲔ‬:‫اﻟﺰﺟﺎج‬
Dalam hal ini penulis sampai pada
sebuah kesimpulan bahwa dari segi ٩.‫ ﻻ ﺗﻨﺎﰲ ﺑﻴﻨﻬﺎ‬،‫اﻷﻗﻮال ﻛﻠﻬﺎ ﺣﻖ‬
tujuannya tafsir-tafsir (paling tidak
(Inilah bentuk unsur penerimaan,
sebagian tafsir) Ibn al-Qayyim adalah
persetujuan, atau pembelaan yang
cendrung responsif dan atau reaktif.
dilakukan Ibnu Al-Qayyim, di antara
Asumsi penulis ini didasarkan pada
bentuk unsur tersebut adalah (a)
beberapa indikasi yang dapat dibaca
komitmen untuk melandaskan
dari tafsir Ibn al-Qayyim yaitu:
penafsiran hanya pada sumber-sumber
1. Adanya unsur penerimaan,
yang teriwayatkan (tafsir bi al-
persetujuan, atau pembelaan;
ma'tsur); (b) disampaikan dengan cara
2. Adanya unsur perluasan wacana
pengambilan beberapa sumber tafsir;)
keislaman;
Unsur selanjutnya adalah: Unsur
3. Adanya unsur penolakan,
perluasan: yang disampaikan sebagai
ketidaksetujuan atau penentangan
wujud komitmen pembaharuan umat;
yang dikenal dengan istilah counter
dan disampaikan dengan penyampaian
pemikiran.
argumentasi tafsir maupun berupa
Contoh nyata dari ketiga unsur
wacana keagamaan baru.
ini dapat dilihat dalam penafsiran surat
Hal ini dapat dibuktikan dari
Ali Imran ayat 18:
penjelasan yang dilakukan Ibnu Al-
‫َﺷ ِﻬ َﺪ اﻟﻠﱠﻪُ أَﻧﱠﻪُ ﻻ إِﻟﻪَ إِﻻﱠ ُﻫ َﻮ وَاﻟْﻤَﻼﺋِ َﻜﺔُ َوأُوﻟُﻮا‬
Qayyim:
ِ ‫ وﺧﱪﻩ اﻟْﻌِْﻠ ِﻢ ﻗﺎﺋِﻤﺎً ﺑِﺎﻟْ ِﻘﺴ‬،‫ﻓﺈن اﻟﺸﻬﺎدة ﺗﺘﻀﻤﻦ ﻛﻼم اﻟﺸﺎﻫﺪ‬
‫ْﻂ ﻻ إِﻟﻪَ إِﻻﱠ ُﻫ َﻮ اﻟْ َﻌﺰِﻳُﺰ اﳊَْﻜِﻴ ُﻢ‬
(١٨) ‫ ﻓﻠﻬﺎ‬.‫ وﺗﺘﻀﻤﻦ إﻋﻼﻣﻪ وإﺧﺒﺎرﻩ وﺑﻴﺎﻧﻪ‬:‫وﻗﻮﻟﻪ‬
‫ إﺛﺒﺎت ﺣﻘﻴﻘﺔ‬:‫ واﻋﺘﻘﺎد ﺗﻀﻤﻨﺖ ﻫﺬﻩ اﻵﻳﺔ اﻟﻜﺮﳝﺔ‬،‫ ﻋﻠﻢ وﻣﻌﺮﻓﺔ‬:‫ ﻓﺄول ﻣﺮاﺗﺒﻬﺎ‬:‫أرﺑﻊ ﻣﺮاﺗﺐ‬
‫ اﻟﱵ‬-‫ واﻟﺮد ﻋﻠﻰ ﲨﻴﻊ ﻫﺬﻩ اﻟﻄﻮاﺋﻒ‬،‫ ﺗﻜﻠﻤﻪ ﺑﺬﻟﻚ اﻟﺘﻮﺣﻴﺪ‬:‫ وﺛﺎﻧﻴﻬﺎ‬.‫ﻟﺼﺤﺔ اﳌﺸﻬﻮد ﺑﻪ وﺛﺒﻮﺗﻪ‬
‫ واﻟﺸﻬﺎدة‬-‫ﻓﺼﻞ ﻋﻘﺎﺋﺪﻫﺎ اﻟﺒﺎﻃﻠﺔ ﻗﺒﻞ ﻫﺬا‬ ‫ ﺑﻞ ﻳﺘﻜﻠﻢ ﻫﻮ‬،‫ وإن ﱂ ﻳﻌﻠﻢ ﺑﻪ ﻏﲑﻩ‬.‫وﻧﻄﻘﻪ ﺑﻪ‬
‫ وﻫﺬا إﳕﺎ ﻳﺘﺒﲔ ﺑﻌﺪ‬.‫ وﻣﺬاﻫﺒﻬﻢ‬،‫ﺑﺒﻄﻼن أﻗﻮاﳍﻢ‬ .‫ أو ﻳﻜﺘﺒﻬﺎ‬،‫ وﻳﺬﻛﺮﻫﺎ وﻳﻨﻄﻖ ﺎ‬،‫ﺑﻪ ﻣﻊ ﻧﻔﺴﻪ‬
،‫ ﺑﺒﻴﺎن ﻣﺎ ﺗﻀﻤﻨﺘﻪ ﻣﻦ اﳌﻌﺎرف اﻹﳍﻴﺔ‬،‫ﻓﻬﻢ اﻵﻳﺔ‬ ،‫ وﲞﱪﻩ ﺑﻪ‬،‫ أن ﻳﻌﻠﻢ ﻏﲑﻩ ﲟﺎ ﺷﻬﺪ ﺑﻪ‬:‫وﺛﺎﻟﺜﻬﺎ‬
.‫واﳊﻘﺎﺋﻖ اﻹﳝﺎﻧﻴﺔ‬ ‫ وﻳﺄﻣﺮﻩ‬،‫ أن ﻳﻠﺰﻣﻪ ﲟﻀﻤﻮ ﺎ‬:‫ وراﺑﻌﻬﺎ‬.‫وﻳﺒﻴﻨﻪ ﻟﻪ‬
،‫ أﺟﻞ ﺷﻬﺎدة وأﻋﻈﻤﻬﺎ‬:‫ﻓﺘﻀﻤﻨﺖ ﻫﺬﻩ اﻵﻳﺔ‬ .‫ﺑﻪ‬
‫ ﺑﺄﺟﻞ‬،‫ واﻟﻘﻴﺎم وأﻋﺪﳍﺎ وأﺻﺪﻗﻬﺎ ﻣﻦ أﺟ ّﻞ ﺷﺎﻫﺪ‬،‫ﻓﺸﻬﺎدة اﷲ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻟﻨﻔﺴﻪ ﺑﺎﻟﻮﺣﺪاﻧﻴﺔ‬
‫ وﻋﺒﺎرات اﻟﺴﻠﻒ ﰲ »ﺷﻬﺪ« ﺗﺪور‬.‫ ﻋﻠﻢ اﷲ ﻣﺸﻬﻮد‬:‫ ﺗﻀﻤﻨﺖ ﻫﺬﻩ اﳌﺮاﺗﺐ اﻷرﺑﻊ‬:‫ﺑﺎﻟﻘﺴﻂ‬
‫ واﻹﻋﻼم واﻟﺒﻴﺎن‬،‫ اﳊﻜﻢ واﻟﻘﻀﺎء‬:‫ﻋﻠﻰ‬
‫ وﻗﺎل‬.‫ ﺣﻜﻢ وﻗﻀﻰ‬:‫ ﻗﺎل ﳎﺎﻫﺪ‬.‫واﻹﺧﺒﺎر‬

9
Ibid., hlm. 177
Hafizullah, Metode Penafsiran Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah 77

‫ وإﺧﺒﺎرﻩ‬،‫ وإﻋﻼﻣﻪ‬،‫ وﺗﻜﻠﻤﻪ ﺑﻪ‬،‫ ﺑﻞ ﻫﻮ اﻟﻌﲔ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﺑﺬﻟﻚ‬،‫ذﻟﻚ ﻣﻦ ﻋﲔ واﺣﺪة‬


١٠.‫ وأﻣﺮﻫﻢ وإﻟﺰاﻣﻬﻢ ﺑﻪ‬،‫ﺧﻠﻘﻪ ﺑﻪ‬ ١١.‫اﻟﻮاﺣﺪة‬
Dalam penafsirannya, Ibnu Al- Dari sini nampak jelas, bahwa
Qayyim menjelaskan bentuk-bentuk Ibnu Al-Qayyim menolak pandapat-
Syahadah yang dapat dipahami dari pendapat beberapa aliran teologi,
ayat tersebut, dan ini dinilai sebagai seperti Jahmiyah, Mu’tazilah,
unsur perluasan wacana keislaman. Qadariyah, Jabariyah, Ibnu Sina dan
Adapun unsur terakhir, yaitu lainnya.
unsur penolakan, nampak jelas dari
ungkapan Ibnu Al-Qayyim sebagai d) Corak Tafsir Ibnu Al-Qayyim
berikut: Tafsir-tafsir Ibn al Qayyim
‫ ووﺟﻬﻪ‬.‫ﻓﺎﳉﻬﻤﻴﺔ واﳌﻌﺘﺰﻟﺔ ﺗﺰﻋﻢ أن ذاﺗﻪ ﻻ ﲢﺐ‬ nampaknya bercorak lughawi ijtima'iy.
Corak lughawi-nya ditandai dengan
‫ وﻻ ﺗﺸﺘﺎق اﻟﻘﻠﻮب‬،‫ وﻻ ﻳﻠﺘﺬ ﺑﺎﻟﻨﻈﺮ إﻟﻴﻪ‬،‫ﻻ ﻳﺮاد‬ pembahasan kata dari sudut bahasa,
apakah itu makna dasar sebuah kata,
:‫ واﻟﻘﺪرﻳﺔ‬.‫ ﻓﻬﻢ ﰲ اﳊﻘﻴﻘﺔ ﻣﻨﻜﺮون ﻹﳍﻴﺘﻪ‬،‫إﻟﻴﻪ‬ derifasinya bahkan makna kata tersebut
juga dibahas, di samping itu, Ibnu Al-
‫ﺗﻨﻜﺮ دﺧﻮل أﻓﻌﺎل اﳌﻼﺋﻜﺔ واﳉﻦ واﻹﻧﺲ وﺳﺎﺋﺮ‬ Qayyim seringkali untuk menafsirkan
‫ ﻓﻬﻢ‬.‫اﳊﻴﻮان ﲢﺖ ﻗﺪرﺗﻪ وﻣﺸﻴﺌﺘﻪ وﺧﻠﻘﻪ‬ suatu ayat ia menyertakan beberapa
bait syi’ir, menyisipkan beberapa bait
.‫ﻣﻨﻜﺮون ﰲ اﳊﻘﻴﻘﺔ ﻟﻜﻤﺎل ﻋﺰﺗﻪ وﻣﻠﻜﻪ‬ syi’ir untuk memperkuat
penafsirannya.
‫ وأن ﻳﻜﻮن ﻟﻪ ﰲ أﻓﻌﺎﻟﻪ‬،‫ ﺗﻨﻜﺮ ﺣﻜﻤﺘﻪ‬:‫واﳉﱪﻳﺔ‬ Sedangkan corak ijtima'iy-nya
‫ ﻓﻬﻢ ﻣﻨﻜﺮون‬.‫وأواﻣﺮﻩ ﻏﺎﻳﺔ ﻳﻔﻌﻞ وﻳﺄﻣﺮ ﻷﺟﻠﻬﺎ‬ ditandai dengan kecendrungan
tafsirnya yang sangat responsif-reaktif
.‫ﰲ اﳊﻘﻴﻘﺔ ﳊﻜﻤﺘﻪ وﲪﺪﻩ‬ terhadap perkembangan sosio-historis
yang terjadi. Misalnya, pada bagian
:‫وأﺗﺒﺎع اﺑﻦ ﺳﻴﻨﺎ واﻟﻨﺼﲑ اﻟﻄﻮﺳﻲ وﻓﺮوﺧﻬﻤﺎ‬ tafsirnya Ibn al-Qayyim menyatakan
penolakannya terhadap beberapa
‫ﻳﻨﻜﺮون أن ﻳﻜﻮن ر ﻢ ﻣﺎﻫﻴﺔ ﻏﲑ اﻟﻮﺟﻮد‬ paham keagamaan tertentu, seperti
‫ وأن ﻳﻜﻮن ﻟﻪ وﺻﻒ ﺛﺒﻮﰐ زاﺋﺪ ﻋﻠﻰ‬،‫اﳌﻄﻠﻖ‬ paham "Nafy al-Shifat" dari kelompok
jahmiyah yang dipandangnya sebagai
‫ ﻓﻬﻢ ﰲ اﳊﻘﻴﻘﺔ ﻣﻨﻜﺮون ﻟﺬات‬.‫ﻣﺎﻫﻴﺔ اﻟﻮﺟﻮد‬ sesat.
Sedangkan pada bagian tafsirnya
.‫ ﻻ ﻳﺘﺤﺎﺷﻮن ﻣﻦ ذﻟﻚ‬،‫رﺑﻨﺎ وﺻﻔﺎﺗﻪ وأﻓﻌﺎﻟﻪ‬ yang lain, Ibn al-Qayyim menyatakan
kesetujuannya atau penerimaannya
‫ ﻓﺈ ﻢ رﻓﻌﻮا اﻟﻘﻮاﻋﺪ ﻣﻦ‬.ّ‫ أدﻫﻰ وأﻣﺮ‬:‫واﻻﲢﺎدﻳﺔ‬ terhadap pandangan keagamaan ulama-
‫ ﻣﺎ ﰒ وﺟﻮد ﺧﺎﻟﻖ ووﺟﻮد‬:‫ وﻗﺎﻟﻮا‬،‫اﻷﺻﻞ‬ ulama tertentu, terutama gurunya, yaitu
Ibnu Taimiyyah. Pada bagian tafsir
‫ ﻛﻞ‬،‫ ﺑﻞ اﳋﻠﻖ اﳌﺸﺒّﻪ ﻫﻮ ﻋﲔ اﳊﻖ اﳌﻨﺰﻩ‬،‫ﳐﻠﻮق‬ lainnya Ibn al Qayyim al Jauziyah
memperkenalkan wacana keagamaa
baru yang mungkin dikembangkannya
dalam rangka pembaharuan ummat

10 11
Ibid., hlm. 178 Ibid., hlm. 190
78 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.1/Juli 2018

islam. Di bidang tasawwuf misalnya, Daftar Kepustakaan


Ibn al-Qayyim menggagas beberapa
pokok pemikiran yang dinilai oleh para Ayazi, Muhammad Ali, T.th., Al
ahli sebagai wacana pemikiran neo
Mufassirun Hayatuhum wa
sufisme.
Manhajuhum, Tp: Markaz
Tahqiqi ‘Ilum Islami
Penutup
Dari pemaparan di atas, dapat Al Jauziyah, Ibnu Al-Qayyim, T.th.,
disimpulkan beberapa hal: Badâi’ al Fawâid, Beirut: Dâr
1. Kitab Tafsir al-Qayyim dan Badâi’ Al Kitab Al ‘Arabiy
al-Tafsir ini pada dasarnya Ibnu Katsir, Al Hafiz, 1986, Al
bukanlah karya Ibnu Al-Qayyim Bidâyah wa Al Nihâyah, Beirut:
sendiri, karena Ibnu Al-Qayyim Dâr Al Fikr
tidak pernah menulis kitab tafsir.
Kitab ini dikumpulkan oleh Yusri Muhammad, Yusri Al Sayyid, 1427 H,
Al-Sayyid Muhammad, yang mana Badâi’ al Tafsir, Saudi: Dâr Ibn
sebelumnya telah dirintis oleh Jauziyah
Muhammad Uwais al Nadwi. Al Mutawalli, Shabri, 1986, Minhaj
2. Kitab ini tidak mencakup seluruh Ahlus Sunnah fi Tafsir al
penafsiran ayat al Quran Quran, Kairo: Dâr Al Tsaqafah
dikarenakan kitab ini bukanlah
merupakan tulisan yang sejak awal Al Nadwi, Muhammad Uwais, 1410 H,
dimaksudkan sebagai kitab tafsir. Al Tafsir al Qayyim, Beirut: Dâr
Kitab ini mencakup 109 surat. wa Maktab al-Hilâl
Adapun surat yang tidak ditafsirkan Al Shafadi, Shalahuddin Khalil bin
dalam kitab ini adalah surat Al Ubaik, 1998, A’yân al ‘Ashri
Qadr, Al Qari’ah, Al Fil, Quraisy wa A’wân al Nashri, Beirut:
dan Al Kautsar. Dâr al Fikr
3. Tafsir Al-Qayyim ini berisikan
multi-metode tafsir, ada yang
berbentuk Tahliliy, Ijmali,
Maudhu’I dan Muqaran.
4. Dalam menafsirkan AL-Quran, Ibn
al-Qayyim tidak mengambil
sumber tafsir kecuali tafsir yang
bersumberkan pada nash al-Qur'an
dan al-Sunnah, atau pada riwayat-
riwayat yang datang baik dari
kalangan sahabat, tâbi'in maupun
tâbi’ tâbi'in, yang dikenal dengan
al tafsir bi al ma’tsur.
5. Corak tafsir Ibn al-Qayyim al-
Jauziyyah adalah Adabiy Ijtimaiy.

Anda mungkin juga menyukai