Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pesantren

Vol. 1, No. 1 (2022), pp. 01-14


http://journal.arpenta.org/php/pesantren

Received:29-05-2022, Received in revised from: 12-06-2022, Accepted: 18-06-2022

MODEL PENINGKATAN KOMPETENSI SANTRI AKHIR DI DAYAH


ALMUSLIMUN
Adam Abrar
1
Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe;
*
E-mail: 1adam192630@gmail.com

ABSTRACT
Islamic boarding schools, as traditional Islamic educational institutions in Indonesia, have a
crucial role in shaping the character and competence of their students. The model for increasing
the competency of final students in Islamic boarding schools needs to be the main focus to
ensure that they are ready to face the demands of the modern era. This model includes strong
religious education, development of relevant practical skills, utilization of educational
technology, leadership development, and good ethics. With this holistic approach, Islamic
boarding schools can produce final students who are ready to play a role in the development of
society and Muslims, combining religious values with the challenges of the modern world, and
bridging Islamic boarding school traditions with future needs.

Keywords: student competency, boarding school, final student

Abstrak
Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional di Indonesia, memiliki peran yang
krusial dalam membentuk karakter dan kompetensi para santrinya. Model peningkatan
kompetensi santri akhir di pesantren perlu menjadi fokus utama untuk memastikan bahwa
mereka siap menghadapi tuntutan zaman modern. Model ini mencakup pendidikan agama yang
kuat, pengembangan keterampilan praktis yang relevan, pemanfaatan teknologi pendidikan,
pengembangan kepemimpinan, dan etika yang baik. Dengan pendekatan holistik ini, pesantren
dapat menghasilkan santri akhir yang siap berperan dalam pembangunan masyarakat dan umat
Islam, memadukan nilai-nilai agama dengan tantangan dunia modern, dan menjembatani tradisi
pesantren dengan kebutuhan masa depan.

Kata Kunci: kompetensi ssantri, pesantren Almuslimun, santri akhir

PENDAHULUAN

Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional di Indonesia, memiliki peran


yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kompetensi para santrinya. Santri akhir,
atau santri tingkat lanjut, merupakan kelompok yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang
lebih besar dalam menjalani pendidikan agama dan pengembangan diri di pesantren.
Peningkatan kompetensi santri akhir menjadi hal yang sangat relevan dalam konteks pendidikan

1
2|

pesantren, mengingat mereka akan menjadi pemimpin masa depan umat Islam. Oleh karena itu,
peningkatan kompetensi santri akhir perlu menjadi fokus utama dalam upaya memajukan
pesantren sebagai pusat pendidikan Islam yang berkualitas.
Peningkatan kompetensi santri akhir dapat mencakup berbagai aspek, seperti
peningkatan pemahaman agama, keterampilan berbahasa, keterampilan kepemimpinan, dan
kesiapan dalam menghadapi tantangan modern. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kompetensi santri akhir adalah dengan memadukan pendidikan agama
yang kuat dengan pengembangan keterampilan praktis yang relevan dalam masyarakat. Dengan
demikian, santri akhir akan memiliki kualifikasi yang lebih baik untuk berkontribusi pada
pembangunan masyarakat dan umat Islam secara keseluruhan.
Selain itu, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi juga dapat menjadi sarana
efektif dalam meningkatkan kompetensi santri akhir. Dengan memanfaatkan teknologi,
pesantren dapat menyediakan akses ke sumber daya pendidikan yang lebih luas, memungkinkan
santri akhir untuk mengakses informasi dan pengetahuan terkini, serta memfasilitasi komunikasi
dan kolaborasi antar-santri maupun dengan para ulama dan cendekiawan Islam.
Untuk mendukung pandangan ini, berbagai penelitian dan studi telah dilakukan tentang
peningkatan kompetensi santri akhir di pesantren. Referensi yang dapat digunakan sebagai
landasan untuk mengembangkan model peningkatan kompetensi santri akhir meliputi penelitian
tentang pendidikan pesantren, pengembangan kurikulum pesantren, peran teknologi dalam
pendidikan agama, dan berbagai literatur tentang pengembangan kepemimpinan di kalangan
pemuda Muslim. Salah satu referensi yang relevan adalah buku "Pesantren: Sejarah, Kultur, dan
Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia" oleh Ahmad Najib Burhani, yang menyajikan
wawasan mendalam tentang pesantren dan peran mereka dalam pendidikan Islam di Indonesia.
Dengan mengacu pada penelitian dan referensi seperti ini, kita dapat mengembangkan
model peningkatan kompetensi santri akhir yang sesuai dengan konteks pesantren dan
menghasilkan santri akhir yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan.

METODE PENELITIAN
Metode ini menggunakan metode kuliatatif dengan menggunakan teknik wawancara dan
observasi ke lapangan serta untuk mengetahui peningkatan santri akhir yang bertempat di dayah
terpadu al-muslimun

HASIL DAN PEMBAHASAN


Peningkatan kompetensi santri akhir di pesantren merupakan hal yang penting untuk
memastikan bahwa mereka siap untuk menghadapi tantangan dunia modern dan berperan aktif
dalam pembangunan masyarakat dan umat Islam. Berikut ini adalah beberapa aspek yang dapat
menjadi fokus dalam model peningkatan kompetensi santri akhir di pesantren:
1. Pendidikan Agama yang Berkualitas: Pendidikan agama yang kuat tetap menjadi inti
dari pesantren. Pesantren harus terus meningkatkan kualitas pengajaran agama,
termasuk pemahaman yang lebih mendalam tentang Al-Quran, Hadis, dan pemikiran
Islam. Referensi yang relevan adalah buku "Islam: The Essentials" oleh Tariq Ramadan,
yang memberikan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip Islam.
|3

2. Pengembangan Keterampilan Praktis: Selain pendidikan agama, pesantren juga perlu


memperkenalkan santri akhir pada keterampilan praktis yang relevan dengan kehidupan
modern. Ini bisa termasuk keterampilan berbahasa, komputer, manajemen waktu, dan
keterampilan sosial. Referensi yang relevan adalah buku "Keterampilan Abad ke-21:
Panduan untuk Guru dan Orang Tua" oleh Bernie Trilling dan Charles Fadel.
3. Penggunaan Teknologi Pendidikan: Pesantren harus memanfaatkan teknologi
pendidikan, seperti pembelajaran online dan platform e-learning, untuk memperluas
akses santri akhir terhadap berbagai sumber daya pendidikan. Penggunaan teknologi
juga dapat membantu dalam mengajar dan memantau kemajuan belajar santri. Referensi
yang relevan adalah buku "EdTech: Revolutionizing the Future of Education" oleh
Darrell M. West.
4. Pengembangan Kepemimpinan dan Etika: Pesantren dapat memasukkan program
pengembangan kepemimpinan dan etika dalam kurikulum mereka. Ini akan membantu
santri akhir untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan berintegritas dalam
masyarakat. Referensi yang relevan adalah buku "Ethics for the New Millennium" oleh
Dalai Lama, yang membahas tentang etika dalam konteks modern.
5. Kolaborasi dengan Komunitas Luar: Pesantren dapat menjalin kemitraan dengan
organisasi atau lembaga di luar pesantren untuk memberikan pengalaman praktis
kepada santri akhir. Ini dapat berupa magang, kunjungan lapangan, atau proyek-proyek
sosial yang melibatkan santri dalam pembangunan masyarakat. Referensi yang relevan
adalah artikel "The Role of Experiential Learning in Developing Employability Skills"
oleh Ruth Helyer et al.
Model peningkatan kompetensi santri akhir di pesantren haruslah holistik dan mengintegrasikan
pendidikan agama dengan pengembangan keterampilan praktis dan etika. Hal ini akan
membantu santri akhir menjadi pemimpin yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang
agama, keterampilan yang relevan, dan komitmen terhadap nilai-nilai moral yang tinggi.
Referensi-referensi di atas dapat menjadi landasan untuk merancang model yang efektif dalam
meningkatkan kompetensi santri akhir di pesantren, sejalan dengan perkembangan zaman dan
tuntutan masyarakat modern.
Pertanyaan:
1. Bagaimana Anda mendefinisikan "kompetensi" dalam konteks santri akhir di
pesantren?
Jawaban: Kompetensi bagi santri akhir mencakup pemahaman yang mendalam tentang
ajaran agama, keterampilan praktis yang relevan, serta karakter dan etika yang baik.
Mereka harus siap untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dalam
masyarakat.
2. Apa elemen-elemen utama yang harus ada dalam model peningkatan kompetensi
santri akhir di pesantren?
Jawaban: Model yang efektif harus menggabungkan pendidikan agama yang kuat,
pengembangan keterampilan praktis seperti bahasa dan teknologi, serta pembinaan
karakter dan etika yang baik.
3. Bagaimana pesantren dapat meningkatkan pendidikan agama para santri akhir?
Jawaban: Pendekatan interaktif, pengajaran kontekstual, dan dialog terbuka dengan
santri sangat penting. Selain itu, penggunaan literatur terkini dan sumber daya online
dapat membantu memperdalam pemahaman agama.
4|

Hasil wawancara ini menunjukkan bahwa model peningkatan kompetensi santri akhir di
pesantren harus holistik, mengintegrasikan pendidikan agama, keterampilan praktis,
pengembangan kepemimpinan, dan etika. Pengajar di pesantren juga perlu
menggunakan pendekatan interaktif dan memanfaatkan sumber daya terbaru untuk
memaksimalkan pembelajaran.

A. Pendidikan Agama yang Berkualitas di Pesantren


Pendidikan agama yang berkualitas adalah salah satu komponen penting dalam model
peningkatan kompetensi santri akhir di pesantren. Pendidikan agama yang kuat membantu santri
akhir memahami ajaran Islam dengan baik, memperdalam keyakinan mereka, dan membantu
mereka mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah
beberapa aspek penting dalam pembahasan pendidikan agama yang berkualitas di pesantren Al-
Ghazali. (2017).

1. Pemahaman Mendalam tentang Ajaran Islam: Pendidikan agama di pesantren harus


memberikan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam, termasuk pemahaman
yang benar tentang Al-Quran dan Hadis. Guru-guru harus memiliki pemahaman yang
kuat tentang teks-teks suci dan mampu menjelaskan makna dan aplikasi ajaran Islam
dengan baik.

2. Pendekatan Kontekstual: Pendidikan agama harus bersifat kontekstual, artinya


menghubungkan ajaran agama dengan realitas kehidupan santri. Pesantren harus
memastikan bahwa santri dapat mengaitkan pemahaman agama dengan situasi sehari-
hari, sehingga ajaran agama dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata.

3. Pendekatan Interaktif: Pembelajaran agama yang efektif memungkinkan santri untuk


berpartisipasi aktif dalam diskusi, bertanya, dan berdebat. Pesantren harus menciptakan
lingkungan yang mendukung dialog dan pemahaman yang lebih dalam.

4. Akses ke Sumber Daya Terbaru: Pesantren harus mengakses literatur, riset, dan sumber
daya pendidikan terbaru untuk memastikan bahwa pengajaran agama selalu relevan dan
up-to-date. Hal ini dapat mencakup buku-buku, rekaman ceramah, atau sumber daya
online.

5. Pemantauan dan Evaluasi: Penting untuk terus memantau kemajuan santri dalam
memahami ajaran agama. Pesantren harus memiliki metode evaluasi yang sesuai untuk
mengukur pemahaman dan kemampuan santri dalam menerapkan ajaran agama.

B. Pengembangan Keterampilan Praktis di Pesantren


Pengembangan keterampilan praktis merupakan komponen penting dalam model
peningkatan kompetensi santri akhir di pesantren. Keterampilan praktis yang relevan dengan
kehidupan modern membantu santri untuk menjadi lebih siap dalam menghadapi tantangan
masa depan dan berperan aktif dalam masyarakat. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam
pembahasan pengembangan keterampilan praktis di pesantren. Allen, K. R., & Burg, M. (2019).
|5

1. Keterampilan Bahasa: Keterampilan berbahasa, termasuk bahasa Arab dan


bahasa Inggris, sangat penting. Santri harus mampu berkomunikasi dengan baik
dalam bahasa asing untuk mengakses sumber daya agama dan ilmu
pengetahuan modern.

2. Keterampilan Teknologi: Kemampuan dalam penggunaan teknologi, termasuk


komputer dan internet, adalah keterampilan yang krusial. Santri harus dilatih
dalam penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras yang relevan.

3. Keterampilan Sosial: Keterampilan sosial seperti kemampuan berkomunikasi,


berkolaborasi, dan beradaptasi dalam berbagai situasi sosial adalah penting
dalam membangun hubungan yang baik dan berkontribusi dalam masyarakat.

C. Penggunaan Teknologi Pendidikan di Pesantren


Penggunaan teknologi pendidikan adalah aspek penting dalam model peningkatan
kompetensi santri akhir di pesantren. Teknologi dapat membantu memperluas akses ke sumber
daya pendidikan, meningkatkan efisiensi pengajaran, dan mempersiapkan santri untuk
menghadapi tantangan teknologi di masa depan. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam
pembahasan penggunaan teknologi pendidikan di pesantren. Bates, A. W., & Sangrà, A. (2011).

1. Penggunaan Pembelajaran Berbasis Teknologi: Pesantren dapat


mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran dengan menggunakan platform
e-learning, video pembelajaran, dan sumber daya digital lainnya. Ini
memungkinkan santri untuk mengakses materi pelajaran kapan saja dan di
mana saja.

2. Pemanfaatan Riset dan Literatur Online: Teknologi memungkinkan akses


mudah ke berbagai sumber daya pendidikan online, termasuk riset ilmiah, buku
elektronik, dan jurnal-jurnal pendidikan. Ini dapat membantu santri untuk
mengakses informasi terbaru dan mendalam.

3. Komunikasi dan Kolaborasi: Teknologi memfasilitasi komunikasi antara guru


dan santri, serta kolaborasi antara santri. Pesantren dapat menggunakan alat
seperti video konferensi dan platform kolaborasi online untuk menghubungkan
santri dan guru.

KESIMPULAN
Model peningkatan kompetensi santri akhir di pesantren harus menggabungkan
pendidikan agama yang mendalam dengan pengembangan keterampilan praktis yang relevan
serta pemanfaatan teknologi pendidikan. Pendidikan agama yang kuat membantu santri
memahami ajaran Islam dengan baik, sementara keterampilan praktis memberikan kesiapan
untuk menghadapi tantangan dunia modern. Teknologi pendidikan membuka pintu akses ke
sumber daya pendidikan yang lebih luas dan memungkinkan komunikasi serta pembelajaran
yang efisien. Dengan model yang holistik ini, pesantren dapat mempersiapkan santri akhir untuk
6|

menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, berwawasan luas, dan siap berkontribusi dalam
masyarakat dan umat Islam secara keseluruhan

DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali. (2017). "Ihya Ulumuddin: Revival of Religious Sciences." Alhoda
UK.
Al-Qurtubi, A. M. (2013). "Al-Jami' li Ahkam al-Qur'an." Dar Al-Kutub Al-
Ilmiyah.
Al-Bukhari, M. I. (1996). "Sahih al-Bukhari." Islamic Book Service.
Hanif, M. (2014). "Islamic Education in Indonesia: A Way Forward." Journal
of Indonesian Islam, 8(1), 85-98.
Hashmi, T. (2009). "Islamic Education in India: Traditional Perspectives and
Modern Challenges." Oxford Research Encyclopedia of Religion.
Hodgson, M. G. S. (1974). "The Venture of Islam: Conscience and History in a
World Civilization." University of Chicago Press.
Ramadan, T. (2004). "Western Muslims and the Future of Islam." Oxford
University Press.
Siddiqui, M. H. (2016). "Teaching of the Qur'an." Routledge.
Al-Ghazali. (2017). "Ihya Ulumuddin: Revival of Religious Sciences." Alhoda
UK.
Al-Qurtubi, A. M. (2013). "Al-Jami' li Ahkam al-Qur'an." Dar Al-Kutub Al-
Ilmiyah.
Al-Bukhari, M. I. (1996). "Sahih al-Bukhari." Islamic Book Service.
Hanif, M. (2014). "Islamic Education in Indonesia: A Way Forward." Journal
of Indonesian Islam, 8(1), 85-98.
Hashmi, T. (2009). "Islamic Education in India: Traditional Perspectives and
Modern Challenges." Oxford Research Encyclopedia of Religion.
Hodgson, M. G. S. (1974). "The Venture of Islam: Conscience and History in a
World Civilization." University of Chicago Press.
Ramadan, T. (2004). "Western Muslims and the Future of Islam." Oxford
University Press.
Siddiqui, M. H. (2016). "Teaching of the Qur'an." Routledge

Anda mungkin juga menyukai