Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ILMIAH

KETERAMPILAN BERBICARA

KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BENTUK WAWANCARA

DOSEN PENGAMPU

Dra. Ermawati Arief, M.Pd.

DISUSUN OLEH

Fitri Yati Amatillah

22016025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Ketrampilan Berbicara dalam Bentuk
Wawancara."Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah KeterampilanBerbicara.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang keterampilan berbicara dalam
bentuk wawancara para pembaca dan juga bagi penulis.Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Ermawati Arief. M. Pd. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, 14 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................................

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................

C. Tujuan ...........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Wawancara................................................................................................

B. Jenis Wawancara.........................................................................................................

C. Jenis Pertanyaan Dalam Wawancara.........................................................................

D. Lembaran Bimbingan Eawancara...............................................................................

E. Praktik Eawancara......................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................................

B. Saran...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wawancara merupakan kegiatan bertanya jawab antara pewawancara dengan narasumber dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi. Hasil wawancara yang ditulis dalam bentuk karangan yang berisi
gagasan atau ide disebut teks wawancara. Mewawancarai seseorang merupakan salah satu teknik untuk
memperoleh infomasi sebagai bahan tulisan. Menurut Indrawati (2007:125.) Teks wawancara
merupakan bentuk penyajian informasi berupa tanya jawab antara pewawancara dengan narasumber.
Teks wawancara biasanya ditulis dalam kalimat-kalimat langsung dari narasumber yang dikutip dari hasil
wawancara. Tujuan mengubah teks wawancara ke dalam bentuk teks narasi untuk menceritakan atau
menyampaikan kembali hasil wawancara kepada orang lain.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian wawancara?

2. Apa saja jenis wawancara?

3. Apa saja jenis pertanyaan dalam wawancara?

4. Bagaimana bentuk lembaran bimbingan wawancara?

5. Bagaimana praktik wawancara?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian wawancara

2. Untuk mengetahui jenis wawancara

3. Untuk mengetahui jenis pertanyaan dalam wawancara

4. Untuk mengetahui bentuk lembaran bimbingan wawancara

5. Untuk mengetahui praktik wawancara


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Wawancara

Wawancara merupakan salah satu dari beberapa teknik dalam mengumpulkan informasi
atau data. Pada awalnya teknik wawancara sangat jarang digunakan, tetapi pada abad ke-20
menjadi puncak pencapaian karya jurnalistik yang hebat dihasilkan melalui wawancara, teknik
wawancara berlanjut sampai sekarang abad ke-21 (Suhandang, 2004). Wawancara merupakan
kemampuan dan keterampilan mutlak yang harus dimiliki oleh setiap lulusan psikologi. Hampir
semua pekerjaan yang berhubungan dengan lulusan psikologi dilakukan dengan wawancara
untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan sebagai pertimbangan langkah selanjutnya.

Proses wawancara terkadang masih banyak yang tidak memahami karena wawancara dianggap
sebagai bentuk dari percakapan yang sedang dilakukan dalam keseharian. Wawancara
merupakan metode yang pertama.

Nazir (1983) mendefinisikan wawancara sebagai proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara
dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview
guide (panduan wawancara). Lebih lanjut menyebutkan beberapa hal untuk membedakan
wawancara dengan percakapan sehari-hari adalah:

1. Pewawancara dan responden biasanya belum saling kenal mengenal sebelumnya.

2. Responden selalu menjawab pertanyaan.

3. Pewawancara selalu bertanya.

4. Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban, tetapi harus selalu
bersifat netral.

5. Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat sebelumnya.

Berdasarkan berbagai macam pengertian dari wawancara oleh berbagai tokoh tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah proses percakapan yang dilakukan oleh
interviewer dan interviewee dengan tujuan tertentu, dengan pedoman, dan bisa bertatap muka
maupun melalui alat komunikasi tertentu.

B. Jenis Wawancara
Dalam melakukan wawancara agar lebih jelas dan sesuai dengan tujuan penelitian maka harus
memahami macam-macam dari wawancara sebagai salah satu metode yang akan dilakukan.
Adapun macam-macam wawancara ada tiga macam: wawancara terstruktur, wawancara semi
terstruktur, dan wawancara tidak terstruktur yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Wawancara Terstruktur

Secara umum dalam wawancara terstruktur pewawancara menentukan terlebih dahulu data
yang diperlukan. Pewawancara juga menyusun pertanyaan- pertanyaan dengan cara-cara
tertentu agar memunculkan jawaban-jawaban yang berkorespondensi dengan kategori-
kategori yang sudah ditentukan pada aspek teori. Wawancara terstruktur lebih sering
digunakan dalam penelitian survei. Dikatakan sebagai wawancara terstruktur karena daftar
pertanyaan yang sama di berikan ke banyak subjek atau partisipan penelitian. Adapun tujuan
dari penelitian terstruktur ini, yaitu untuk mengetahui jawaban dari partisipan dan nantinya
jawaban tersebut dapat digunakan untuk membandingkan antara partisipan satu dengan yang
lain.

2. Wawancara Semi Terstruktur

Jenis semi terstruktur ini adalah wawancara yang dibutuhkan oleh pewawancara. Jadi
pewawancara diizinkan mengajukan pertanyaan yang tidak sesuai dengan urutan wawancara
yang sudah ditetapkan, namun tetap koridor atau satu tema yang sama.

jenis wawancara semi terstruktur umumnya dibuat berdasarkan pedoman wawancara yang
didasarkan pada topik tertentu dengan warna dan cara yang berbeda. Dalam metodologi
penelitian, jenis wawancara semi terstruktur lebih sering digunakan untuk jenis penelitian
kualitatif.

Jenis wawancara semi terstruktur ini memiliki serangkaian pertanyaan premedikasi. Dimana
pewawancara dan yang diwawancara memiliki ruang eksplorasi dalam menjawab sebuah
pertanyaan. Jenis wawancara ini lebih cocok digunakan untuk topik-topik isu yang sedang
hangat dan peneliti/pewawancara butuh penyelidikan yang lebih dalam.

3. Wawancara Tidak Terstruktur

Berbeda lagi dengan jenis wawancara teks terstruktur. Jenis wawancara tidak terstruktur ini
adalah jenis wawancara yang diajukan berdasarkan topik penelitian yang ada, dan ditanyakan
secara terbuka. Sehingga pewawancara bisa menanyakan secara mengalir, dan dapat
mengajukan pertanyaan secara spontan. Salah satu kelebihannya, lebih fleksibel dan bisa
menyesuaikan dengan pengalaman spesifik dari partisipan.
Menurut Sugiyono, wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan secara
bebas. Jadi peneliti/pewawancara tidak lagi menggunakan pedoman wawancara yang sudah
disusun sebelumnya. Bagi peneliti yang biasa melakukan wawancara, jenis wawancara tidak
terstruktur akan menjadi lebih menantang dan menarik. Sebaliknya, jika peneliti masih dalam
rangka belajar dan kurang jam terbang, akan mengalami kesulitan dalam menyusun pertanyaan
tidak terstruktur ini.

Menurut prosedur wawancara terbagi tiga, yaitu:

a) Wawancara terpimpin

Wawancara ini disebut juga dengan interview guide, controlled interview atau structure
interview, yaitu wawancara yang menggunakan panduan pokok-pokok masalah yang diteliti.
Ciri pokok wawancara terpimpin adalah bahwa pewawancara terikat oleh suatu fungsi bukan
saja sebagai pengumpul data relevan dengan maksud penelitian yang telah dipersiapkan, serta
ada pedoman yang memimpin jalannya Tanya jawab. Dengan adanya pedoman atau panduan
pokok-pokok masalah yang akan diselidiki memudahkan dan melancarkan jalannya wawancara.

Kelemahan:(1) bila pokok-pokok masalah disusun dalam daftar pertanyaan yang lebih detail,
hingga menyerupai angket; dan (2) bila suasana hunbungan antara pewawancara dan yang
diwawancarai terlalu formal, jalannya wawancara akan tampak kaku.

Kelebihan: (1) keseragaman pertanyaan akan memudahkan penelitian untuk membandingkan


jawaban pada interview untuk diambil kesimpulan; (2) pemecahan problem akan lebih mudah
diselesaikan; (3) memungkinkan analsisa kuantitatifvdisamping kualitatif; (4) kesimpulannya
lebih reliable.

Wawancara tidak terpimpin

Proses wawancara dimana interviewer tidak sengaja mengarahkan tanya jawab

pada pokok-pokok persoalan dari fokus penelitian dan interviewee (orang yang

diwawancarai). Dalam banyak hal, wawancara bebas akan lebih mendekati


pembicaraan bebas atau free talk, sehingga menemukan kualitas wawancara.

Kelemahan: (1) kualitas data rendah; (2) tidak dapat digunakan untuk

pengecekan secara mendalam; (3) memerlukan waktu yang lama; (4) hanya cocok

untuk penelitian eksploatif.

c) Wawancara bebas terpimpin

Wawancara jenis ini merupkan kombinasi antara wawancara bebas dan

terpimpin, pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti,

selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi pewawancara

harus pandai mengarahkan yang diwawancarai apabila ternyata ia menyimpang. Pada

metode ini, pedoman interview berfungsi sebagai pengendali, jangan sampai proses

wawancara kehilangan arah.

2) Menurut sasaran penjawab


a) Wawancara perseorangan

Jenis wawancara ini terjadi apabila proses tanya jawab tatap muka itu berlangsung

secara langsung antara pewawancara dengan yang diwawancarai. Dengan

menggunakan metode ini, data yang didapatkan akan lebih intensif.

C. Jenis Pertanyaan Dalam Wawancara

D. Lembaran Bimbingan Wawancara

E. Praktik wawancara

Anda mungkin juga menyukai