Anda di halaman 1dari 15

METODE ANALISIS PERENCANAAN KUALITATIF

ANALISIS FOCUS GROUP DISCUSSION

Oleh:

Vicky Andika D1091171025

Ely Sumarni D1091171027

Adinda Rizky Ifada D1091171028

Muhammad Alvin Faiz D1091171029

Ridha Nadea Putri D1091171030

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun laporan Metode Analisis
Perencanaan Kualitatif berdasarkan Metode Focus Group Discussion (FGD). Penulis juga
berterima kasih kepada Ibu Riska Aprilia ST, MT., selaku Dosen pengampu mata kuliah
Metode Analisis Perencanaan yang telah memberikan arahan dalam proses pengerjaan
tugas ini.
Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan laporan yang telah penulis buat
untuk masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi perbaikan laporan ini.

Pontianak, 12 Juni 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 3

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 3

1.4 Sistematika Pembahasan ......................................................................................................... 3

BAB 2 PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 5

2.1 Pengertian Metode Analisis Focus Group Discussion .............................................................. 5

2.2 Manfaat Serta Kelematan dan Kelebihan Metode Analisis Focus Group Discussion ......... 5

2.3 Konsep Metode Analisis Focus Group Discussion.................................................................... 7

2.4 Langkah-Langkah Metode Analisis Focus Group Discussion ................................................ 9

2.5 Contoh Studi Kasus Metode Analisis Focus Group Discussion ............................................ 12

BAB 3 PENUTUP ................................................................................................................................ 13

3.1 Kesimpulan dan Rekomendasi ................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 14


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode Focus Group Discussion (FGD) merupakan pendekatan yang umum
digunakan untuk mengumpulkan data/informasi pada penelitian kualitatif, tidak
terkecuali penelitian keperawatan yang saat ini semakin populer menggunakan metode
FGD sebagai metode pengumpulan data. Metode ini memiliki karakteristik utama
yaitu menggunakan data interaksi yang dihasilkan dari diskusi diantara para
partisipannya. Kekuatan utama metode FGD terbukti dapat memberikan data yang
lebih mendalam, lebih informatif, dan lebih bernilai dibanding metode lainnya.
Namun, pelaksanaan yang optimal dari metode ini masih menjadi perdebatan yang
dilaporkan pada banyak literatur dan konsensus metode FGD sebagai metode yang
ideal untuk pengumpulan data belum disepakati oleh banyak ahli penelitian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan metode Focus Group Discussion (FGD)?
2. Apa saja manfaat dari metode Focus Group Discussion (FGD)?
3. Bagaimana konsep dan langkah-langkah dalam menggunakan metode Focus
Group Discussion (FGD)?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dari Focus Group Discussion (FGD).
2. Untuk mengetahui manfaat dari penggunaan metode Focus Group Discussion
(FGD).
3. Untuk mengetahu dan memahami konsep serta langkah-langkah dalam
menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD).
4. Untuk mengetahui contoh aplikasi penggunaan metode Focus Group Discussion
(FGD).

1.4 Sistematika Pembahasan


Sistematika penulisan laporan ini, yaitu :
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, manfaat
penulisan dan sistematika penulisan.

BAB 2 PEMBAHASAN
Berisikan tentang pengertian dan manfaat metode analisis, konsep dan langkah-langkah
dalam menggunakan metode analisis, contoh aplikasi penggunaan metode analisis, serta
cara interpretasi hasil analisis.

BAB 3 PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan dan rekomendasi dari pembahasan yang telah dijabarkan.

DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Analisis Focus Group Discussion


Focus group discussion yang lebih terkenal dengan singkatannya FGD merupakan salah satu metode
riset kualitatif yang paling terkenal selain teknik wawancara. FGD adalah diskusi terfokus dari suatu
group untuk membahas suatu masalah tertentu, dalam suasana informal dan santai. Jumlah
pesertanya bervariasi antara 8-12 orang, dilaksanakan dengan panduan seorang moderator. FGD
secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang dilakukan secara sistematis dan
terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu. Irwanto (2006: 1-2) mendefinisikan FGD adalah
suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu
yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.
Sebagai sebuah metode penelitian, maka FGD adalah sebuah upaya yang sistematis dalam
pengumpulan data dan informasi. Sebagaimana makna dari Focused Group Discussion, maka
terdapat 3 kata kunci, yaitu:
a. Diskusi – bukan wawancara atau obrolan
b. Kelompok – bukan individual
c. Terfokus – bukan bebas
Dengan demikian, FGD berarti suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis
mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.
Dalam pelaksanaan FGD dilakukan dengan cara berdiskusi dengan para nara sumber di suatu tempat
dan dibantu dengan seseorang yang memfasilitatorkan pembahasan mengenai suatu masalah dalam
diskusi tersebut. Orang tersebut disebut dengan moderator.

2.2 Manfaat Serta Kelematan dan Kelebihan Metode Analisis Focus Group Discussion
Pendefinisian metode FGD berhubungan erat dengan alasan atau justifikasi utama penggunaan
FGD itu sendiri sebagai metode pengumpulan data dari suatu penelitian. Justifikasi utama
penggunaan FGD adalah memperoleh data/informasi yang kaya akan berbagai pengalaman sosial
dari interaksi para individu yang berada dalam suatu kelompok diskusi. Tujuan utama metode FGD
adalah untuk memperoleh interaksi data yang dihasilkan dari suatu diskusi sekelompok
partisipan/responden dalam hal meningkatkan kedalaman informasi menyingkap berbagai aspek
suatu fenomena kehidupan, sehingga fenomena tersebut dapat didefinisikan dan diberi penjelasan.
Data dari hasil interaksi dalam diskusi kelompok tersebut dapat memfokuskan atau memberi
penekanan pada kesamaan dan perbedaan pengalaman dan memberikan informasi/data yang padat
tentang suatu perspektif yang dihasilkan dari hasil diskusi kelompok tersebut.
Kekuatan utama metode FGD terbukti dapat memberikan data yang lebih mendalam, lebih
informatif, dan lebih bernilai dibanding metode lainnya. Namun, pelaksanaan yang optimal dari
metode ini masih menjadi perdebatan yang dilaporkan pada banyak literatur dan konsensus metode
FGD sebagai metode yang ideal untuk pengumpulan data belum disepakati oleh banyak ahli
penelitian.
Berbagai penelitian kualitatif banyak menggunakan metode FGD sebagai alat pengumpulan data.
Sebagai salah satu metode pengumpulan data, metode FGD memiliki berbagai kekuatan dan
keterbatasan dalam penyediaan data informasi. Sebagai contoh, metode FGD memberikan lebih
banyak data dibanding dengan menggunakan metode lainnya (Lehoux, Poland, & Daudelin, 2006).
Kekuatan utama metode FGD adalah kemampuan menggunakan interaksi antar partisipan untuk
memperoleh kedalaman dan kekayaan data yang lebih padat yang tidak diperoleh dari hasil
wawancara mendalam.

Carey (1994) menjelaskan bahwa informasi atau data yang diperoleh melalui FGD lebih kaya atau
lebih informatif dibanding dengan data yang diperoleh dengan metode-metode pengumpulan data
lainnya. Hal ini dimungkinkan karena partisipasi individu dalam memberikan data dapat
meningkat jika mereka berada dalam suatu kelompok diskusi. Namun, metode ini tidak terlepas
dari berbagai tantangan dan kesulitan dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan yang optimal dari
metode FGD masih seringkali menjadi bahan perdebatan para ahli penelitian dan consensus untuk
menyepakati metode FGD sebagai metodologi yang ideal dalam penelitian kualitatif masih belum
dicapai (McLafferty, 2004).

Metode FGD berdasarkan segi kepraktisan dan biaya merupakan metode pengumpulan data yang
hemat biaya/tidak mahal, fleksibel, praktis, elaborasif serta dapat mengumpulkan data yang lebih
banyak dari responden dalam waktu yang singkat (Streubert & Carpenter, 2003). Selain itu, metode
FGD memfasilitasi kebebasan berpendapat para individu yang terlibat dan memungkinkan para
peneliti meningkatkan jumlah sampel penelitian mereka. Dari segi validitas, metode FGD
merupakan metode yang memiliki tingkat high face validity dan secara umum berorientasi pada
prosedur penelitian (Lehoux, Poland, & Daudelin, 2006).

Metode FGD juga memiliki beberapa keterbatasan sebagai alat pengumpulan data. Dari segi
analisis, data yang diperoleh melalui FGD memiliki tingkat kesulitan yang tinggi untuk dianalisis
dan banyak membutuhkan waktu. Selain itu, kelompok diskusi yang bervariasi dapat menambah
kesulitan ketika dilakukan analisis dari data yang sudah terkumpul. Pengaruh seorang moderator
atau pewawancara juga sangat menentukan hasil akhir pengumpulan data (Leung et al., 2005).
Selanjutnya, dari segi pelaksanaan, metode FGD membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk
keberlangsungan interaksi yang optimal dari para peserta diskusi (Lambert & Loiselle, 2008).
Keterbatasan lainnya dari penggunaan metode FGD dapat terjadi pada umumnya karena peneliti
seringkali kurang dapat mengontrol jalannya diskusi dengan tepat.

Aktivitas para individu dalam bertanya dan mengemukakan pendapat cukup bervariasi, terutama
jika terdapat individu yang mendominasi diskusi kelompok tersebut sehingga dapat mempengaruhi
pendapat individu yang lain dalam kelompok. Disinilah pentingnya peran peneliti sebagai
fasilitator yang terlatih dan terandalkan dalam kelompok untuk mencegah terjadinya hal tersebut
di atas (Steubert & Carpenter, 2003). Selain itu, Lambert dan Loiselle (2008) menyatakan bahwa
penggunaan metode FGD membutuhkan kombinasi dengan alat pengumpulan data lainnya untuk
meningkatkan kekayaan data dan menjadikan data yang dihasilkan menjadi lebih bernilai dan lebih
informatif untuk menjawab permasalahan suatu penelitian.

2.3 Konsep Metode Analisis Focus Group Discussion


Karakteristik pelaksanaan kegiatan FGD dilakukan secara obyektif dan bersifat eksternal. FGD
membutuhkan fasilitator/moderator terlatih dan terandalkan untuk memfasilitasi diskusi agar
interaksi yang terjadi diantara partisipan terfokus pada penyelesaian masalah. Carey (1994)
menjelaskan karakteristik pelaksanaan metode FGD yaitu menggunakan wawancara semi struktur
kepada suatu kelompok individu dengan seorang moderator yang memimpin diskusi dengan tatanan
informal dan bertujuan mengumpulkan data atau informasi tentang topik isu tertentu. Metode FGD
memiliki karakteristik jumlah individu yang cukup bervariasi untuk satu kelompok diskusi. Satu
kelompok diskusi dapat terdiri dari 4 sampai 8 individu (Kitzinger, 1996; Twin, 1998) atau 6 sampai
10 individu (Howard, Hubelbank,& Moore,1999).
Metode FGD merupakan salah satu metode pengumpulan data penelitian dengan hasil akhir
memberikan data yang berasal dari hasil interaksi sejumlah partisipan suatu penelitian, seperti
umumnya metode-metode pengumpulan data lainnya. Berbeda dengan metode pengumpul data
lainnya, metode FGD memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya, merupakan metode pengumpul
data untuk jenis penelitian kualitatif dan data yang dihasilkan berasal dari eksplorasi interaksi sosial
yang terjadi ketika proses diskusi yang dilakukan para informan yang terlibat (Lehoux, Poland, &
Daudelin, 2006).
Karakteristik pelaksanaan kegiatan FGD dilakukan secara obyektif dan bersifat eksternal. FGD
membutuhkan fasilitator/moderator terlatih dan terandalkan untuk memfasilitasi diskusi agar
interaksi yang terjadi diantara partisipan terfokus pada penyelesaian masalah. Carey (1994)
menjelaskan karakteristik pelaksanaan metode FGD yaitu menggunakan wawancara semi struktur
kepada suatu kelompok individu dengan seorang moderator yang memimpin diskusi dengan tatanan
informal dan bertujuan mengumpulkan data atau informasi tentang topik isu tertentu. Metode FGD
memiliki karakteristik jumlah individu yang cukup bervariasi untuk satu kelompok diskusi. Satu
kelompok diskusi dapat terdiri dari 4 sampai 8 individu (Kitzinger, 1996; Twin, 1998) atau 6 sampai
10 individu (Howard, Hubelbank,& Moore,1999).
Karakteristik permasalahan/isu yang dapat diperoleh datanya melalui metode FGD adalah isu/
masalah untuk memperoleh pemahaman tentang berbagai cara yang membentuk perilaku dan sikap
sekelompok individu atau untuk mengetahui persepsi, wawasan, dan penjelasan tentang isu sosial
yang tidak bersifat personal, umum, dan tidak mengancam kehidupan pribadi seseorang (Lehoux,
Poland, & Daudelin, 2006). Dengan demikian, tidak semua permasalahan/isu dapat dikumpulkan
datanya melalui metode FGD.
Data yang dikumpulkan melalui metode FGD pada umumnya berhubungan dengan berbagai
peristiwa atau isu-isu sosial di masyarakat yang dapat memunculkan stigma buruk bagi individu atau
kelompok tertentu. Informasi yang diperlukan dari individu atau kelompok tersebut tidak
memungkinkan diperoleh dengan metode pengumpulan data lainnya. Namun, metode FGD kurang
tepat untuk memperoleh topik/data yang bersifat sangat personal seperti isu-isu sensitif kehidupan
pribadi, status kesehatan, kehidupan seksual, masalah keuangan, dan agama yang bersifat personal
(Kitzinger, 1996; Lehoux, Poland, & Daudelin, 2006).

Terdapat beberapa jenis dari Focus Group Discussion (FGD), yaitu:


1. Single focus group
Diskusi ini adalah tipe kelompok fokus klasik dimana semua peserta ditempatkan dalam satu
kelompok untuk membahas topik secara interaktif.
2. Two-Way Focus Group
Diskusi ini melibatkan penggunaan 2 kelompok. Satu kelompok secara aktif mendiskusikan
topik dan kelompok lainnya mengamati kelompok pertama lalu mendiskusikan interaksi
mereka dan menarik kesimpulan. Dengan mendengar apa yang dipikirkan kelompok lain, hal
ini membuka lebih banyak diskusi dan dapat memimpin kelompok kedua ke kesimpulan yang
berbeda dari yang mungkin telah dicapai tanpa mendengar pendapat kelompok lain.
3. Dual-Moderator Focus Group
Diskusi ini melibatkan 2 moderator. Moderator pertama memastikan kelancaran sesi diskusi,
sementara moderator yang lain memastikan bahwa semua topik yang dibahas. Diskusi dengan
hanya satu moderator terkadang bisa membelok dari titik utama, namun dengan dua moderator
dapat memastikan sesi yang lebih produktif.
4. Dueling-Moderator Focus Group
Diskusi ini menggunakan dua moderator yang bermain advokasi satu sama lain. Kedua
moderator dengan sengaja berada pada sisi yang berlawanan pada isu atau topik saat berdiskusi
agar memicu diskusi.
5. Client-Participant Focus Group
Diskusi ini melibatkan satu atau lebih perwakilan klien untuk berpartisipasi dalam diskusi, baik
secara tertutup/rahasia ataupun terbuka. Hal Ini memberi klien lebih banyak kendali atas
diskusi. Jika ada bidang-bidang khusus yang diinginkan klien, misalnya, klien dapat memimpin
diskusi ke mana dia ingin pergi.
6. Respondent-Moderator Focus Group
Diskusi ini melibatkan satu atau lebih dari responden diminta untuk bertindak sebagai
moderator sementara. Orang yang mengajukan pertanyaan sering mempengaruhi jawaban
peserta, oleh karena itu, ketika orang yang berbeda mengambil peran moderator, hal ini dapat
meningkatkan peluang jawaban yang lebih beragam dan tanggapan yang lebih jujur.
7. Mini Focus Group
Diskusi ini melibatkan kelompok yang terdiri dari empat atau lima anggota bukan 8 sampai 12.
8. Teleconference Focus Group
Diskusi ini menggunakan panggilan konferensi, ruang obrolan, jaringan telepon, atau sarana
oline lainnya untuk melakukan grup fokus untuk memungkinkan penjangkaian yang lebih baik
kepada peserta diskusi. Kelompok fokus dapat bertemu melalui telekonferensi jika secara
geografis terbatas untuk mengumpulkan semua peserta bersama dalam satu ruangan. Meskipun
kelompok fokus jenis ini mungkin tidak seefektif pertemuan langsung (peserta tidak akan bisa
membaca bahasa tubuh orang lain), teleconferencing mungkin masih mencukupi dalam situasi
tertentu.
9. Online Focus Groups
Dalam diskusi ini semua anggota yang berpartisipasi dapat berbagi informasi dan tanggapan
melalui layar komputer mereka dengan menggunakan internet. Orang yang berpartisipasi dalam
kelompok-kelompok ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu moderator, peserta dan
pengamat. Kelompok fokus online bekerja seolah-olah ada cermin dua arah di ruangan:
Pengamat dapat melakukan sesi obrolan “ruang belakang” khusus yang hanya dapat diakses
oleh moderator atau pengamat lain.

2.4 Langkah-Langkah Metode Analisis Focus Group Discussion


Untuk mendapatkan informasi yang jelas dan akurat dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh
para peserta FGD, diperlukan persiapan dan desain rancangan FGD yang baik sehingga hasilnya
sesuai dengan tujuan serta permasalahan yang telah disepakati bersama. Adapun persiapan tersebut
sebagai berikut:
1. Membentuk Tim
Tim FGD umumnya mencakup:
a. Moderator, yaitu fasilitator diskusi yang terlatih dan memahami masalah yang dibahas
serta tujuan penelitian yang hendak dicapai (ketrampilan substantif), serta terampil
mengelola diskusi (ketrampilan proses).
b. Asisten Moderator/co-fasilitator, yaitu orang yang intensif mengamati jalannya FGD, dan
ia membantu moderator mengenai: waktu, fokus diskusi (apakah tetap terarah atau keluar
jalur), apakah masih ada pertanyaan penelitian yang belum terjawab, apakah ada peserta
FGD yang terlalu pasif sehingga belum memperoleh kesempatan berpendapat.
c. Pencatat Proses/Notulen, yaitu orang bertugas mencatat inti permasalahan yang
didiskusikan serta dinamika kelompoknya. Umumnya dibantu dengan alat pencatatan
berupa satu unit komputer atau laptop yang lebih fleksibel.
d. Penghubung Peserta, yaitu orang yang mengenal (person, medan), menghubungi, dan
memastikan partisipasi peserta. Biasanya disebut mitra kerja lokal di daerah penelitian.
e. Penyedia Logistik, yaitu orang-orang yang membantu kelancaran FGD berkaitan dengan
penyediaan transportasi, kebutuhan rehat, konsumsi, akomodasi (jika diperlukan), insentif
(bisa uang atau barang/cinderamata), alat dokumentasi, dll.
f. Dokumentasi, yaitu orang yang mendokumentasikan kegiatan dan dokumen FGD:
memotret, merekam (audio/video), dan menjamin berjalannya alat-alat dokumentasi,
terutama perekam selama dan sesudah FGD berlangsung.
g. Lain-lain jika diperlukan (tentatif), misalnya petugas antar-jemput, konsumsi, bloker
(penjaga “keamanan” FGD, dari gangguan, misalnya anak kecil, preman, telepon yang
selalu berdering, teman yang dibawa peserta, atasan yang datang mengawasi, dsb

2. Memilih dan mengatur tempat


Pada prinsipnya, FGD dapat dilakukan di mana saja, namun sebaiknya tempat FGD yang dipilih
hendaknya merupakan tempat yang netral, nyaman, aman, tidak bising, berventilasi cukup, dan
bebas dari gangguan yang diperkirakan bisa muncul (preman, pengamen, anak kecil, dsb). Selain
itu tempat FGD juga harus memiliki ruang dan tempat duduk yang memadai (bisa lantai atau kursi).
Posisi duduk peserta harus setengah atau tiga perempat lingkaran dengan posisi moderator sebagai
fokusnya. Jika FGD dilakukan di sebuah ruang yang terdapat pintu masuk yang depannya ramai
dilalui orang, maka hanya moderator yang boleh menghadap pintu tersebut, sehingga peserta tidak
akan terganggu oleh berbagai “pemandangan” yang dapat dilihat diluar ruangan.

3. Menyiapkan Logistik
Logistik adalah berbagai keperluan teknis yang dipelukan sebelum, selama, dan sesudah FGD
terselenggara. Umumnya meliputi peralatan tulis (ATK), dokumentasi (audio/video), dan
kebutuhan-kebutuhan peserta FGD: seperti transportasi; properti rehat: alat ibadah, konsumsi
(makanan kecil dan atau makan utama); insentif; akomodasi (jika diperlukan); dan lain sebagainya.
Insentif dalam penyelenggaraan FGD adalah suatu hal yang wajar diberikan. Selain sebagai
strategi untuk menarik minat peserta, pemberian insentif juga merupakan bentuk ungkapan
terimakasih peneliti karena peserta FGD bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk
mencurahkan pendapatnya dalam FGD. Jika perlu, sejak awal, dicantumkan dalam undangan
mengenai intensif apa yang akan mereka peroleh jika datang dan aktif dalam FGD. Mengenai
bentuk dan jumlahnya tentu disesuaikan dengan sumberdaya yang dimiliki peneliti. Umumnya
insentif dapat berupa sejumlah uang atau souvenir (cinderamata).

4. Jumlah Peserta
Dalam FGD, jumlah perserta menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan. Menurut
beberapa literatur tentang FGD (lihat misalnya Sawson, Manderson & Tallo, 1993; Irwanto, 2006;
dan Morgan D.L, 1998) jumlah yang ideal adalah 7 -11 orang, namun ada juga yang menyarankan
jumlah peserta FGD lebih kecil, yaitu 4-7 orang (Koentjoro, 2005: 7) atau 6-8 orang (Krueger &
Casey, 2000: 4). Terlalu sedikit tidak memberikan variasi yang menarik, dan terlalu banyak akan
mengurangi kesempatan masing-masing peserta untuk memberikan sumbangan pikiran yang
mendalam. Jumlah peserta dapat dikurangi atau ditambah tergantung dari tujuan penelitian dan
fasilitas yang ada.

5. Rekruitment Peserta: Homogen atau Heterogen


Terkait dengan homogenitas atau heterogenitas peserta FGD, Irwanto (2006: 75-76)
mengemukakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Pemilihan derajat homogenitas atau heterogenitas peserta harus sesuai dengan tujuan awal
diadakannya FGD.
b. Pertimbangan persoalan homogenitas atau heterogenitas ini melibatkan variabel tertentu
yang diupayakan untuk heterogen atau homogen. Variabel sosio-ekonomi atau gender
boleh heterogen, tetapi peserta itu harus memahami atau mengalami masalah yang
didiskusikan. Dalam mempelajari persoalan makro seperti krisis ekonomi atau bencana
alam besar, FGD dapat dilakukan dengan peserta yang bervariasi latar belakang sosial
ekonominya, tetapi dalam persoalan spesifik, seperti perkosaan atau diskriminasi,
sebaiknya peserta lebih homogen.
c. Secara mendasar harus disadari bahwa semakin homogen sebenarnya semakin tidak perlu
diadakan FGD karena dengan mewawancarai satu orang saja juga akan diperoleh hasil
yang sama atau relatif sama.
d. Semakin heterogen semakin sulit untuk menganalisis hasil FGD karena variasinya terlalu
besar.
e. Homogenitas-heterogenitas tergantung dari beberapa aspek. Jika jenis kelamin, status
sosial ekonomi, latar belakang agama homogen, tetapi dalam melaksanakan usaha kecil
heterogen, maka kelompok tersebut masih dapat berjalan dengan baik dan FGD masih
dianggap perlu.
f. Pertimbangan utama dalam menentukan homogenitas-heterogenitas adalah ciri-ciri mana
yang harus/boleh/tidak boleh heterogen dan ciri-ciri mana yang harus/boleh/tidak boleh
homogen.

2.5 Contoh Studi Kasus Metode Analisis Focus Group Discussion


Penggunaan Metode Fgd dalam Penelitian Keperawatan

Metode FGD banyak digunakan pada berbagai studi sosial yang lebih kompleks, tidak terkecuali
pada area keperawatan yang banyak mempelajari berbagai keunikan kehidupan sosial manusia
sebagai kliennya. Penggunaan metode FGD banyak dilaporkan penggunaannya dalam berbagai
topik, pada area praktik manajemen keperawatan maupun pendidikan keperawatan. Saat ini,
metode FGD banyak digunakan para manajer perawat dalam melakukan evaluasi berbagai
program pendidikan untuk para pasien (Leung et al., 2005). Di area pendidikan keperawatan,
Howard, Hubelbank,& Moore (1999) mempelajari evaluasi para mahasiswa perawat setelah lulus
dari pendidikan. Maclntosh (1993) mempelajari berbagai strategi pembelajaran jarak jauh melalui
kegiatan telekonferensi untuk para mahasiswa perawat yang mengeksplorasi secara mendalam
bagaimana para mahasiswa perawat tersebut mempertahankan partisipasi kelas jauh mereka.
Selanjutnya, McKinley et al. (1997) juga mengembangkan alat ukur untuk mengevaluasi tingkat
kepuasan pasien yang memperoleh pelayanan keperawatan prima.

Penggunaan metode FGD juga telah dilaporkan di area penelitian keperawatan untuk mempelajari
fenomena kehidupan dan isu-isu sosial yang dialami manusia sepanjang rentang kehidupan.
Sebagai contoh, penggunaan metode FGD pada area keperawatan komunitas telah digunakan oleh
Oluwatosin (2005) dalam mengembangkan alat pengkajian untuk mempelajari kesehatan suatu
komunitas dan Carey (1994) menggunakan metode FGD untuk mengeksplorasi kepercayaan dan
perilaku masyarakat terhadap AIDS. Powell et al. (1996) juga menggunakan metode FGD untuk
meningkatkan validitas dari suatu alat ukur kesehatan mental. Peneliti lainnya yaitu Millar et al.
(1996) telah mengumpulkan data tentang tingkat kepuasan perawat dan kliennya terhadap
pelayanan kesehatan melalui metode FGD.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Rekomendasi


Metode FGD merupakan salah satu strategi untuk mengumpulkan data yang melibatkan interaksi
sosial diantara para individu dalam suatu diskusi berseri. Metode ini terbukti banyak digunakan
untuk pengumpulan data di berbagai proyek penelitian kualitatif. Walaupun teknik FGD mungkin
sangat efektif, cepat, dan ekonomis dalam menyediakan data/informasi, tetapi tidak selalu menjadi
teknik/cara yang paling tepat untuk mengumpulkan data/informasi.

Metode FGD membutuhkan seorang moderator yang terlatih dan handal untuk dapat memfasilitasi
diskusi dengan tepat, pelaksanaannya membutuhkan lingkungan yang kondusif, dan kelompok
diskusi yang bervariasi, dan hasil dari pengumpulan datanya memiliki tingkat kesulitan yang tinggi
untuk dianalisis. Pada situasi khusus, dibutuhkan pertimbangan lain untuk menggunakan teknik/
metode pengumpulan data lainnya agar penyediaan data menjadi lebih kaya dan lebih informatif
(YR, MS).
DAFTAR PUSTAKA

Ariel. 2018. JENIS FOCUS GROUP DISCUSSION. https://www.dictio.id/t/apa-saja-jenis-dari-focus-


group-discussion/65398/2 diakses pada tanggal 11 Juni 2019.

Yusuf, Iwan Awaludin.2011. MEMAHAMI FOCUS GROUP DISCUSSION.


https://bincangmedia.wordpress.com/2011/03/28/relasi-media-dan-konsumtivisme-pada-
remaja/ diakses pada tanggal 11 Juni 2019.

Anda mungkin juga menyukai