Dosen Pengampu:
Dr. M. Zubad Nurul Yaqin, M.Pd
Disusun oleh:
1. Nada Nabila Amalia Devi (18140050)
2. Warda Nafisah (18140043)
3. Hallala Abdul Haqqi Abada (18140055)
4. Tia Kusuma Dewi (18140090)
Puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Teknik Berbicara Kreatif atau Dramatisasi”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca,
khususnya dari teman-teman dan dosen pembimbing. Kami akan sangat menerima
segala kritik dan saran supaya lebih baik dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................11
3.2 Saran...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 TujuanPenulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan,baik secara umum
maupun perorangan2.
Hambatan Internal
2
Ibid. Hlm. 16
3
Agus Setyonegoro, Dasar Pembangun Kemampuan Berbicara Mahasiswa.jurnal FIKP
Universitas Jambi,Vol.3 No.1 juli 2013.
4
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA
_INDONESIA/196606291991031-
DENNY_ISKANDAR/MATERI_BERBICARA_SMP.pdf&ved=2ahUKEwjqtYGs4MDkAhVJVH0KHR1HALs
QFjAAegQIAhAB&usg=AOvVaw3J4ibv5jbUM8SebJnSwla6 (Di aksespadatgl 8-09-2019 pukul
15.12)
4
1) Ketidaksempurnaan alat ucap
c. Struktur bahasa
d. Gaya bahasa
Komponenisimeliputihal-halberikut:
b. Strukturisi
c. Kualitasisi
d. Kuantitasisi
Hambatan Eksternal
5
a. Suara atau bunyi
b. Kondisi ruangan
c. Media
d. Pengetahuan pendengar
6
a. pendengar harus mengikuti pembicaraa kita degan mudah mengkap
isinya.
b. Pembicaraan kita hendaknya diselang-seling dengan sapaan kepada
pendengar.
c. Kata-kata dan frase-frase penting, yaitu yang merupakan kunci atau
pendukung gagasan utama, baiknya diberikan penekanan dalam
pengucapannya.
d. Nada dan irama suara kita harus dapat bervariasi supaya enak di dengar.
e. Agar kita dapat menyampaikan pembicaraan kita secara efektif, kita
harus memperhatikan juga soal komunikasi mata, mimik, diksi, intonasi,
peraga, catatan, dll.
f. Pembicaraan kita harus logis, urut, runtut, dan sistematis.
3. Pembawaan awal pembicaraan
Setelah panjang lebar menyampaikan poin-poin penting, berhenti sejenak
(pergunakan transisi yang tepat), lalu mungkin mengatakan “sekarang saya tiba
pada kesimpulan” dan jangan lupa terima kasih.
4. Komunikasi mata
Berkomunikasi dengan mata berarti menjalin hubungan (kontak) antara
pembicara dan pendengar melalui andangan mata.
5. Mimik
Mimik adalah ekspresi wajah sehubungan dengan perasaan yang
dikandung. Mimik erat hubungannya dengan komunikasi mata.
6. Diksi
Diksi berarti pengucapan kata secara jelas, enak, mudah didengar, sesuai
dengan makna, isi, atau maksud yang terkandung. Diksi merupakan unsur asasi
dalam wicara dan memainkan peranan utama dalam berkomunikasi dengan
bahasa.
7. Intonasi
Intonasi wicara meliputi cepat lambatnya wicara, tinggi rendahnya suara,
keras lembutnya suara.
8. Solahbawa
7
Solahbawa merupakan bentuk bahasa tanpa kata untuk berkomunikasi.
Solahbawa adalah gerak-gerik anggota badan.
5
A. Widyamartaya BA, Kreatif Berwicara (Yogyakarta: Kanisius, 1997)Hlm. 31-46
8
1. Latihan menjawab pertanyaan secara lisan berdasarkan bahan simakan
menunjang pengembangan keterampilan berbicara. Contohnya anak di
beri pertanyaan sesuai apa yang telah diceritakan oleh gurunya. (Apa
isi dari cerita tadi?, apa maksud dari cerita tadi? ) dll.
2. Bermain tebak-tebakan dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Cara
yang sederhana, guru mendeskrepsikan secara lisan suatu benda tanpa
menyebut nama bendanya. Tugas siswa menerka nama benda itu.
3. Identifikasi kaliamat topik guru membacakan sebuah paragraf siswa
menuliskan kalimat topiknya
4. Main peran adalah simulasi tingkah laku dari orang yang diperankan.
Tujuan main peran adalah sebagai berikut:
1. melatih siswa untuk menghadapi situasi yang sebenarnya,
2. melatih praktik berbahasa lisan secara intensif,
3. memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
kemampuannya berkomunikasi.
Dalam bermain peran, siswa bertindak, berlaku, dan berbahasa
seperti orang yang diperankannya. Dari segi bahasa berarti siswa harus
mengenal dan dapat menggunakan ragam-ragam bahasa yang sesuai.
Dari sisni siswa terlatih berbicara kreatif.
5. Bercerita menuntun siswa menjadi pembicara yang baik dan kreatif.
Dengan bercerita siswa dilatih untuk berbicara jelas dengan intonasi
yang tepat, menguasai pendengar, dan untuk berperilaku menarik.
6. Dramatisasi atau bermain drama adalah kegiatan mementaskan lakon
atau cerita. Biasanya cerita yang dilakonkan sudah dalam bentuk
drama. Guru dan siswa terlebih dahulu harus mempersiapkan naskah
atau skenario, perilaku, dan perlengkapan. Bermain drama lebih
kompleks daripada bermain peran. Melalui dramatisasi, siswa dilatih
untuk mengekspresikan perasaan dan pikirannya dalam bentuk bahasa
9
lisan. Bermain drama akan meningkatkan kemampuan siswa dalam
berbicara kreatif.6
6
Ghazali & Syukur. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-
Interaktif (Bandung : PT Refika Aditama, 2010) Hlm. 265-269
7
Dwi Riyanti, Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui Penggunaan Media Pop Up pada
Siswa Kelas II SDN Windoro Kecamatan Pengasih (Jogyakarta , 27 juli 2015)
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berbicara kreatif atau dramatisasi adalah berbicara dengan tujuan menarik
perhatian pendengar untuk mendengarkan apa yang hendak disampaikan. Tujuan
utama berbicara kreatif adalah untuk berkomunikasi. Problematika berbicara dapat
disebabkan karena faktor internal dan eksternal. Kemudian terdapat jenis-jenis
teknik berbicara di awal, selama pembicaraan, hingga berakhirnya pembicaraan.
Di makalah ini juga dijelaskan tentang teknik berbicara kreatif di
Madrasah Ibtidaiyah serta landasan pemilihan teknik tersebut. Kemudian juga
terdapat pengaplikasian berbicara kreatif di MI, yaitu menggunakan media auditif,
visual, dan audiovisual.
3.2 Saran
Semoga makalah yang kami buat bisa menambah ilmu pengetahuan dan
bisa bermanfaat bagi pembaca. Kami menyadari bahwa makalah kami belum
sempurna. Untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun, agar
lebih baik dalam penyusunan makalah selanjutnya
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._B
HS._DAN_SASTRA_INDONESIA/196606291991031DENNY_ISKANDAR/M
ATERI_BERBICARA_SMP.pdf&ved=2ahUKEwjqtYGs4MDkAhVJVH0KHR1
HALsQFjAAegQIAhAB&usg=AOvVaw3J4ibv5jbUM8SebJnSwla6 (Jurnal, di
akses pada tgl 8-09-2019 pukul 15.12)
12