Anda di halaman 1dari 4

Kedudukan Teori Dalam Penelitian Penelitian Kualitatif

Kedudukan teori dalam penelitian kuantitatif adalah menjadi factor yang sangat
penting dalam proses penelitian itu sendiri, karena teori digunakan untuk menuntun peneliti
menemukan masalah, menemukan hipotesis, menemukan konsep-konsep, menemukan
metodologi dan menemukan alat analisis data.1 Kedudukan teori dalam penelitian kualitatif
merupakan kebalikan dari kedudukan teori dalam penelitian kuantitatif, yaitu seperti terlihat
pada gambar berikut ini :

Dari gambar tersebut diatas dapat dilihat bahwa, pada penelitian kualitatif peneliti memulai
kerjanya dari lapangan (dimulai dari mengumpul data dan fakta), baru setelah itu Menyusun
teori-teori. Untuk itu dalam penelitian kualitatif sering dikatakan sebagai penelitian untuk
menemukan teori, bukan menguji teori. Tahapan dalam peneltiian kualitatif yang berkaitan
dengan kedudukan sebuah teori seperti terlihat pada gambar berikut ini :

1
Iwan hermawan, “Metodologi penelitian Pendidikan kuantitatif, kualitatif dan mixed method”, (Kuningan:
Hidayatul quran kuningan, 2019) hlm 19
Pada penelitian kualitatif, ada istilah “mengosongkan pikiran dari teori” baik Ketika
mengumpulkan data (wawancara maupun observasi) maupun dalam melakukan analisis
terhadap data yang sudah dikumpulkan. Jika dalam pikiran peneliti ada teori, dikhawatirkan
akan terjadi bias, artinya teori tersebut akan mempengaruhi proses pengumpulan data dan
analisis data.2
Kedudukan teori dalam penelitian ilmiah sangat penting sebagaimana dikemukakan
segiyono (2016:79) bahwa landasan teori perlu ditegakan agar penelitian itu mempunyai dasar
yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba. Teori dalam penelitian sebagaimana
yang dikemukakan sudaryono (2015:14) adlaah 1) sebagai orientasi, teori membatasi jumlah
fakta yang perlu dipelajari. Setiap masalah dapat dikaji dengan berbagai cara yang berbeda
dan teori memberi pedoman mengenai cara-cara yang dapat memberi hasil terbaik. 2) teori
menyediakan system yang hendaknya dipakai peneliti untuk mengartikan data agar data dapat
dikelompokkan dengan cara yang paling bermakna. 3) teori meringkas apa yang perlu
diketahui mengenai objek yang dikaji. Dalam hal ini, teori dapat digunakan untuk
memprediksi fakta-fakta lebih lanjut yang harus dicari.3
Menurut Bahar (2011), menyatakan bahwa posisi teori pada pendekatan kualitatif
harus diletakkan sesuai dengan maksud penelitian yang dikerjakan. Pertama, untuk penelitian
yang bermaksud menemukan teori dari dasar, paling tidak ada tiga aspek fungsi teori yang
dapat dimanfaatkan;
a. Konsep-konsep yang ditemukan pada teori terdahulu dapat "dipinjam" sementara (sampai
ditemukan konsep yang sebenarnya dari kancah) untuk
merumuskan masalah, membangun kerangka berpikir, dan menyusun bahan wawancara;
b. Ketika peneliti sudah menemukan kategori-kategori dari data yang dikumpulkan, ia perlu
memeriksa apakah sistem kategori serupa telah ada sebelumnya. Jika ya, maka peneliti perlu
memahami tentang apa saja yang dikatakan oleh peneliti lain tentang kategori tersebut. Hal ini
dilakukan hanya untuk perbandingan saja, bukan untuk mengikutinya; dan
c. Proposisi teoritik yang ditemukan dalam penelitian kualitatif (yang memiliki hubungan
dengan teori yang sudah dikenal) merupakan sumbangan baru untuk memperluas teori yang
sudah ada. Demikian pula, jika ternyata teori yang ditemukan identik dengan teori yang sudah
ada, maka teori yang ada dapat dijadikan sebagai pengabsahan dari temuan baru itu.
Kedua, untuk penelitian yang bermaksud memperluas teori yang sudah ada, teori
tersebut bermanfaat bagi peneliti pada tiga hal berikut;
a. Penelitian dapat dimulai dari teori terdahulu tersebut dengan merujuk kerangka umum teori
itu. Dengan kata lain, kerangka teoritik yangsudah ada bisa digunakan untuk menginterpretasi
dan mendekati data. Namun demikian, penelitian yang sekarang harus dikembangkan secara
tersendiri dan terlepas dari teori sebelumnya. Dengan demikian, penelitian dapat dengan
bebas memilih data yang dikumpulkan, sehingga memungkinkan teori awalnya dapat diubah,
ditambah, atau dimodifikasi;
b. Teori yang sudah ada dapat dimanfaatkan untuk menyusun sejumlah pertanyaan atau
menjadi pedoman dalam pengamatan/wawancara untuk mengumpul data awal; dan
c. Jika temuan penelitian sekarang berbeda dari teori yang sudah ada, maka peneliti dapat
menjelaskan bagaimana dan mengapa temuannya berbeda dengan teori yang ada. Peneliti
kualitatif dituntut mampu mengorganisasikan semua teori yang dibaca. Landasan teori yang
dituliskan dalam proposal penelitian lebih berfungsi untuk menunjukkan seberapa jauh
peneliti memiliki teori dan memahami permasalahan yang diteliti walaupun permasalahan
tersebut masih bersifat sementara. Oleh karena itu landasan teori yang dikemukakan bukan

2
Ahmad tohardi, “Pengantar metodologi penelitian sosial + Plus”, (Pontianak: Tanjungpura University Press,
2019) Hlm 249-250
3
Muharto, “metode penelitian system informasi : mengatasi kesulitan mahasiswa dalam Menyusun proposal
penelitian”, (Yogyakarta: Deepublish, 2016) Hlm 60
merupakan harga mati, tetapi bersifat sementara. Peneliti kualitatif justru dituntut untuk
melakukan “grounded research”, yaitu menemukan teori berdasarkan data yang diperoleh di
lapangan.4
Dalam memposisikan teori, Menurut Poerwandari (2005), pendapat yang menyatakan
bahwa penelitian kualitatif tidak membutuhkan teori, dan karenanya tidak melakukan studi
pustaka, adalah pandangan yang naif. Karena pada dasarnya peneliti tidak dapat lepas dari
teori dan bidang ilmu yang telah dipelajarinya.Selain itu, melakukan penelitian (kualitatif)
tanpa melakukan studi pustaka hanya akan menghasilkan penelitian yang kurang berkualitas
dan tidak berguna.Karena pertanyaan penelitian yang kritis tidak dapat dikembangkan tanpa
memperhatikan penelitian sebelumnya. Pertanyaan penelitian bisa jadi kadaluarsa tanpa
adanya studi pustaka. Oleh karena itu, studi pustaka dalam penelitian kualitatif haruslah
diposisikan penting (satu pertanyaan terjawab).Dalam penelitian kualitatif, teori sebaiknya
tidak dipandang sebagai sebuah kerangka yang membatasi.Teori membantu peneliti untuk
menemukan pemahaman umum mengenai penelitian, menyediakan asumsi-asumsi dasar,
mengarahkan pada pertanyaan pokok dan membantu memberikan makna pada data.
Contoh, saat kita hendak melakukan penelitian tentang penerimaan diri pada penderita kanker.
Maka kita dapat membaca artikel atau hasil penelitian mengenai penerimaan diri, atau artikel
mengenai kanker, atau lebih luas lagi artikel mengenai penyakit mematikan (terminal illness)
selain kanker.Hal ini ditujukan untuk membangun pemahaman peneliti mengenai variabel dan
konteks penelitian, menyusun pertanyaan penelitian, dan memberikan makna pada data.5

4
Madekhan, “Posisi dan Fungsi Teori dalam Penelitian Kualitatif”, Reforma; jurnal Pendidikan dan
pembelajaran, Vol 7 No.2 2018
5
Yuliana Kurnia, “Kedudukan Teori dalam Penelitian Kualitatif” (https://slideplayer.info/slide/13717966/,
diakses pada tanggal 6 oktober 2020 pukul 23:37)
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan, Iwan. 2019. Metodologi penelitian Pendidikan kuantitatif, kualitatif dan mixed
method. Kuningan: Hidayatul quran kuningan

Muharto. 2016. Metode Penelitian System Informasi : Mengatasi kesulitan Mahasiswa dalam
Menyusun proposal penelitian. Yogyakarta: Deepublish
Tohardi, Ahmad. 2019. Pengantar metodologi penelitian sosial + Plus. Pontianak:
Tanjungpura University Press
Madekhan. “Posisi dan Fungsi Teori dalam Penelitian Kualitatif”. Reforma; jurnal Pendidikan
dan pembelajaran, Vol 7 No.2 2018
Kurnia, Yulian. “Kedudukan Teori dalam Penelitian Kualitatif”
https://slideplayer.info/slide/13717966/ , diakses pada tanggal 6 oktober 2020 pukul
23:37

Anda mungkin juga menyukai