Anda di halaman 1dari 16

JEPANG DALAM PERANG DUNIA II: PEMERINTAHAN

MILITER, EKSPANSI, DAN AKHIRNYA, KAPITULASI

TUGAS MAKALAH

Kelompok 1:

1. Marvell Deviro Warikar


2. Fina Nailatul Izzah
3. Jessica Kerenhapukh Matatula
4. Nur Wahida Rohmatul Setyawan
5. Azzhra Zhahir Mufti Syah
6. @

Kelas X-I

SMA NEGERI 1 MANOKWARI


KATA PENGANTAR

Dengan rendah hati dan penuh rasa syukur, kami memulai makalah ini
dengan mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya
yang melimpah. Keberhasilan dalam menyelesaikan makalah ini adalah hasil dari
rahmat dan petunjuk-Nya, serta dukungan yang tak terhitung dari keluarga,
teman-teman, dan pihak-pihak terkait.

Sejarah Jepang selama Perang Dunia II adalah periode yang penting dalam
sejarah dunia, dan kami berharap makalah ini akan memberikan wawasan yang
lebih baik tentang peran negara tersebut dalam konflik global yang berdampak
besar pada dunia. Kami juga ingin menyampaikan penghargaan kepada para
pembaca yang telah meluangkan waktu untuk membaca dan memahami hasil
penelitian ini.

Selain itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen atau guru
yang telah memberikan kesempatan ini dan memberikan bimbingan dalam
menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
pemahaman yang lebih baik tentang peran Jepang dalam Perang Dunia II.

Akhir kata, marilah kita memulai perjalanan ini dalam sejarah Jepang
selama Perang Dunia II dengan harapan bahwa makalah ini akan menjadi sumber
pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca.

Manokwari, September 2023

Penulis

ii
DARFTAR ISI

COVER............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

 1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1


 1.2 Rumusan masalah........................................................................... 1
 1.3 Tujuan penulisan............................................................................. 2
 1.4 Tujuan penulisan............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3

 2.1 Modernisasi di bawah pemerintahan Kaisar Meiji......................... 3


 2.2 Pertumbuhan ekonomi Jepang di era Meiji dan awal abad ke-20. . 4
 2.3 Peran krisis ekonomi global............................................................ 6
 2.4 Serangan Jepang terhadap Pearl Harbor pada tahun 1941.............. 7
 2.5 Ekspansi Jepang di Asia Pasifik selama Perang Dunia II............... 8

BAB III PENUTUP............................................................................................ 11

 3.1 KESIMPULAN............................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Untuk memahami peran Jepang dalam Perang Dunia II, mari tinjau
latar belakang sejarahnya sebelum perang.
Pada akhir abad ke-19, Jepang mengalami transformasi besar di
bawah pemerintahan Kaisar Meiji. Dikenal sebagai Restorasi Meiji (1868),
ini adalah periode reformasi yang mengubah Jepang dari negara feodal
menjadi kekuatan modern. Reformasi ini mencakup modernisasi militer,
industri, dan politik.
Setelah modernisasi, Jepang menjadi kekuatan ekonomi dan militer
yang kuat di Asia Timur. Mereka mengadopsi model industri Barat dan
tumbuh dalam berbagai sektor, termasuk manufaktur dan industri tekstil.
Pada 1910, Jepang menduduki Korea, dan pada 1931, mereka merebut
Manchuria, yang memicu ketegangan internasional.
Dekade 1930-an melihat Jepang terperangkap dalam krisis
ekonomi global akibat Depresi Besar. Krisis ini menyebabkan
pengangguran tinggi dan ketidakstabilan politik. Dalam konteks ini,
semangat nasionalisme meningkat, dan semakin banyak tindakan
ekspansionis diambil untuk mengalihkan perhatian dan memperoleh
sumber daya ekonomi.
Dalam bagian selanjutnya, kita akan melihat serangan Pearl Harbor
dan bagaimana ekspansi Jepang selama Perang Dunia II memengaruhi
konflik global tersebut.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana modernisasi di bawah pemerintahan Kaisar Meiji
memengaruhi transformasi Jepang dari negara feodal menjadi
kekuatan modern?

iv
2. Bagaimana pertumbuhan ekonomi Jepang di era Meiji dan awal
abad ke-20 berkontribusi pada ambisi ekspansionis mereka di
Asia?
3. Apa peran krisis ekonomi global, terutama Depresi Besar, dalam
mempengaruhi kebijakan ekspansionis Jepang pada tahun 1930-
an?
4. Bagaimana serangan Jepang terhadap Pearl Harbor pada tahun
1941 memicu keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Dunia II?
5. Bagaimana ekspansi Jepang di Asia Pasifik selama Perang Dunia II
memengaruhi dinamika konflik global dan hubungan dengan
Sekutu?

1.3 Tujuan penulisan


Penulisan makalah ini memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Memberikan pemahaman tentang peran Jepang dalam Perang
Dunia II.
2. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kebijakan dan
tindakan Jepang.
3. Memahami dampak kebijakan ekspansionis Jepang dalam konflik
global.
4. Menyajikan informasi yang akurat berdasarkan sumber-sumber
terpercaya.
5. Menggugah kesadaran sejarah tentang perang dan peran Jepang
dalamnya.

1.4 Manfaat penulisan


Penulisan makalah ini memiliki manfaat penting:
1. Memberikan pemahaman lebih dalam tentang sejarah Jepang
selama Perang Dunia II.
2. Menggugah penghargaan akan sejarah, pengorbanan, dan dampak
perang.

v
3. Memungkinkan kita belajar dari kesalahan masa lalu menuju
perdamaian.
4. Membantu mengembangkan keterampilan penelitian, analisis, dan
komunikasi.
.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Modernisasi di bawah pemerintahan Kaisar Meiji


Modernisasi di bawah pemerintahan Kaisar Meiji adalah fase
sejarah yang luar biasa dalam perkembangan Jepang. Era ini dimulai pada
tahun 1868 ketika Kaisar Meiji naik takhta dan berakhir dengan
kematiannya pada tahun 1912. Selama masa ini, Jepang mengalami
perubahan besar-besaran yang mencakup hampir setiap aspek kehidupan,
dari ekonomi hingga budaya, yang membawa negara ini ke arah menjadi
kekuatan modern. Mari kita eksplorasi lebih lanjut beberapa aspek utama
dari modernisasi di bawah pemerintahan Kaisar Meiji:
Pada tahun 1868, Restorasi Meiji mengakhiri berabad-abad
pemerintahan keshogunan Tokugawa yang terisolasi. Kaisar Meiji, yang
sebelumnya memiliki peran seremonial, menjadi pemimpin sebenarnya
Jepang dan memulai serangkaian reformasi besar.
Salah satu aspek utama dari modernisasi adalah transformasi
ekonomi Jepang. Pemerintah Meiji mengadopsi model ekonomi Barat dan
merangsang pertumbuhan industri. Mereka mendirikan bank sentral,
membangun jaringan rel kereta api yang luas, dan mempromosikan
perdagangan internasional. Hal ini membantu Jepang berkembang menjadi
kekuatan ekonomi yang signifikan di Asia.
Modernisasi militer menjadi prioritas penting. Jepang membangun
angkatan laut yang kuat dan tentara modern, mengimpor teknologi militer
Barat, dan melatih pasukan yang efisien. Hal ini memainkan peran besar
dalam kemampuan Jepang untuk mempertahankan kedaulatannya dan
meraih keberhasilan militer di masa depan.

vi
Reformasi politik mencakup pembentukan pemerintahan sentral
yang kuat. Pada tahun 1889, Jepang mengadopsi Konstitusi Kekaisaran
Jepang, yang menggambarkan dasar bagi pemerintahan konstitusional dan
mengakui hak-hak individu serta warga negara
Modernisasi juga mencakup perubahan dalam masyarakat Jepang.
Sistem pendidikan modern diperkenalkan, yang menghasilkan lebih
banyak individu terdidik. Ini membantu menyebarkan gagasan-gagasan
Barat dan mempengaruhi cara orang Jepang berpikir.
Modernisasi tidak terbatas pada aspek ekonomi dan militer.
Pengaruh budaya Barat juga menjadi jelas dalam pakaian, gaya hidup
urban, dan bahkan dalam pola pikir politik. Jepang mulai mengadopsi
mode pakaian Barat, membangun kafe-kafe bergaya Barat, dan
menjalankan praktik demokratisasi yang terinspirasi dari Barat.
Era modernisasi di bawah Kaisar Meiji adalah titik balik penting
dalam sejarah Jepang. Transformasi besar-besaran ini membantu Jepang
mengatasi ketertinggalannya dan menjadi kekuatan modern yang kuat.

2.2 pertumbuhan ekonomi Jepang di era Meiji dan awal abad ke-20
Pertumbuhan ekonomi yang pesat yang dialami Jepang selama era
Meiji (1868-1912) dan awal abad ke-20 adalah salah satu faktor sentral
yang mendukung dan bahkan mendorong ambisi ekspansionis mereka di
Asia. Era ini ditandai oleh transformasi ekonomi yang luar biasa, yang
membawa Jepang dari status negara agraris yang tertinggal ke kekuatan
ekonomi dan militer yang signifikan. Di bawah ini, kami akan
menguraikan bagaimana pertumbuhan ekonomi Jepang memainkan peran
penting dalam merangsang ambisi ekspansionis mereka di kawasan Asia:
Pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat di era Meiji memicu
meningkatnya permintaan atas berbagai sumber daya alam. Jepang yang
semakin industrialisasi memerlukan sumber daya seperti besi, batubara,
minyak bumi, dan karet untuk mendukung industri dan militer modern
mereka. Kebutuhan ini menciptakan dorongan yang kuat untuk mencari
sumber-sumber daya di luar batas negara mereka.

vii
Pertumbuhan ekonomi memungkinkan Jepang untuk membangun
industri-manufaktur yang kuat dan militer yang modern. Mereka melihat
sumber daya dan wilayah baru sebagai cara untuk mempertahankan
pertumbuhan industri dan militer mereka yang pesat. Ambisi ekspansionis
menjadi salah satu cara untuk mencapai tujuan ini.
Di awal abad ke-20, Jepang merasa perlu bersaing dengan
kekuatan-kekuatan besar dunia lainnya yang sudah menguasai wilayah-
wilayah penting di Asia. Negara-negara Barat dan Amerika Serikat telah
mengamankan sumber daya di berbagai wilayah Asia dan Pasifik. Jepang
merasa penting untuk memastikan pasokan sumber daya yang stabil dan
juga sebagai bentuk status sebagai kekuatan besar yang diakui dunia.
Ekspansi Jepang juga dipengaruhi oleh ketegangan regional di
Asia. Misalnya, okupasi Jepang di Manchuria pada tahun 1931 adalah
respons terhadap ketegangan di wilayah tersebut dan ketidakstabilan
politik global yang mengiringi Depresi Besar. Faktor-faktor seperti ini
mendorong Jepang untuk mengambil langkah-langkah ekspansionis.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat juga memicu semangat
nasionalisme dan imperialisme di Jepang. Orang Jepang mulai merasa
bahwa mereka memiliki hak untuk mendirikan kekuasaan mereka sendiri
di Asia dan mengamankan kepentingan nasional mereka. Semangat ini
didorong oleh kesuksesan mereka dalam modernisasi dan menjadi
pendorong utama ambisi ekspansionis mereka.
Pertumbuhan populasi yang cepat di Jepang menciptakan tekanan
pada sumber daya domestik. Untuk mengatasi masalah ini dan
menyediakan kehidupan yang layak bagi populasi yang berkembang,
Jepang mencari lahan dan sumber daya tambahan di luar negeri, yang
memicu upaya ekspansionis mereka.
Dalam konteks ini, pertumbuhan ekonomi yang pesat di era Meiji dan
awal abad ke-20 dapat dilihat sebagai faktor pendorong yang kuat dalam
ambisi ekspansionis Jepang di Asia. Hal ini tidak hanya memengaruhi
kebijakan luar negeri mereka, tetapi juga berkontribusi besar pada Perang
Dunia II dan dinamika politik dan ekonomi di kawasan tersebut.

viii
Kesuksesan ekonomi Jepang dalam memodernisasi negara mereka
memainkan peran kunci dalam memahami evolusi kompleks sejarah Asia
pada periode ini.

2.3 Peran krisis ekonomi global


Krisis ekonomi global, terutama Depresi Besar yang melanda
dunia pada tahun 1930-an, memainkan peran yang signifikan dalam
mempengaruhi kebijakan ekspansionis Jepang pada periode tersebut.
Depresi Besar menyebabkan berbagai dampak ekonomi dan sosial yang
mengakibatkan perubahan dalam orientasi politik dan strategi luar negeri
Jepang. Di bawah ini, saya akan menjelaskan bagaimana Depresi Besar
mempengaruhi kebijakan ekspansionis Jepang:
Depresi Besar mengakibatkan depresi ekonomi yang parah di
Jepang. Hancurnya sektor ekspor dan krisis perbankan mengakibatkan
tingkat pengangguran yang tinggi dan kekhawatiran akan stabilitas sosial.
Hal ini memicu kebutuhan untuk mencari solusi ekonomi, dan pemerintah
Jepang melihat ekspansi di Asia sebagai cara untuk mengatasi masalah
ekonomi dalam negeri.
Jepang adalah ekonomi yang sangat tergantung pada ekspor.
Depresi Besar menghancurkan pasar ekspor tradisional mereka, seperti
Amerika Serikat. Hal ini membuat Jepang mencari pasar baru di wilayah
Asia dan Pasifik. Ambisi ekspansionis mereka, seperti okupasi Manchuria
pada tahun 1931, adalah upaya untuk memperluas pengaruh ekonomi
mereka dan memastikan akses ke sumber daya alam yang sangat
dibutuhkan.
Depresi Besar juga mempolitisasi masalah ekonomi di Jepang.
Ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah dan kelas politik yang ada
mendorong munculnya kelompok ekstremis yang memperjuangkan
ekspansi militer sebagai cara untuk mengatasi krisis ekonomi dan
meningkatkan martabat nasional.
Respon Amerika Serikat terhadap Depresi Besar, termasuk
kebijakan proteksionisme perdagangan, menghambat ekspor Jepang dan

ix
menyulitkan upaya pemulihan ekonomi mereka. Ini menjadi faktor penting
yang memengaruhi kebijakan luar negeri Jepang, karena mereka merasa
perlu untuk mencari alternatif untuk mengimbangi kerugian ekonomi yang
dialami akibat penarikan diri Amerika Serikat dari pasar Jepang.
Depresi Besar memperkuat aliran ekspansionis dalam politik
Jepang. Para pemimpin militer yang mendukung peningkatan kekuatan
militer dan ekspansi wilayah mendapatkan dukungan yang lebih besar di
tengah ketidakstabilan ekonomi dan ketegangan politik.
Krisis ekonomi global merangsang Jepang untuk keluar dari Sistem
Mata Uang Emas dan Liga Bangsa-Bangsa. Ini adalah tanda ketidakpuasan
mereka terhadap peran terbatas dalam sistem internasional yang ada dan
mendukung orientasi ekspansionis yang lebih independen.
Dengan demikian, Depresi Besar dan krisis ekonomi global
memainkan peran penting dalam merangsang ambisi ekspansionis Jepang
pada tahun 1930-an. Kondisi ekonomi yang sulit, perubahan politik dalam
negeri, dan ketegangan internasional menciptakan lingkungan yang
memungkinkan dan mendukung upaya ekspansionis Jepang di Asia, yang
pada akhirnya berkontribusi pada konflik lebih besar, yaitu Perang Dunia
II.

2.4 Serangan Jepang terhadap Pearl Harbor pada tahun 1941


Serangan Jepang terhadap Pearl Harbor pada tanggal 7 Desember
1941, merupakan peristiwa yang memicu keterlibatan Amerika Serikat
dalam Perang Dunia II. Ini adalah momen penting yang mengubah arah
sejarah dan mendorong Amerika Serikat untuk masuk secara resmi ke
dalam perang. Berikut adalah cara serangan Pearl Harbor memicu
keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Dunia II:
Serangan Pearl Harbor adalah serangan mendadak dan dilakukan
dengan total kejutan. Armada Angkatan Laut Kekaisaran Jepang
menyerang pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbor,
Hawaii, tanpa peringatan atau deklarasi perang sebelumnya. Serangan ini

x
menghancurkan atau merusak berbagai kapal perang dan pesawat militer
Amerika Serikat serta menewaskan lebih dari 2.400 orang.
Serangan ini memicu kemarahan mendalam di kalangan rakyat
Amerika Serikat. Masyarakat Amerika Serikat merasa sangat tersinggung
oleh tindakan Jepang yang dianggap sebagai serangan pengecut yang
dilakukan saat negosiasi masih berlangsung. Ini memicu perasaan
nasionalisme dan tekad untuk membalas dendam.
Hari setelah serangan, pada 8 Desember 1941, Presiden Amerika
Serikat Franklin D. Roosevelt memberikan pidato bersejarah di Kongres
Amerika Serikat yang dikenal sebagai "Pidato Infamy." Dalam pidato
tersebut, Roosevelt meminta Kongres untuk mengeluarkan deklarasi
perang terhadap Jepang. Kongres merespons dengan cepat, dan Amerika
Serikat secara resmi memasuki Perang Dunia II.
Serangan Pearl Harbor juga memicu efek domino yang mengakibatkan
keterlibatan Amerika Serikat dalam perang secara lebih luas. Sehari
setelah serangan Pearl Harbor, Jerman dan Italia, sebagai sekutu Jepang
dalam Pakta Tripartit, menyatakan perang kepada Amerika Serikat. Ini
secara resmi membawa Amerika Serikat ke dalam konflik global yang
telah berlangsung selama beberapa tahun.
Keterlibatan Amerika Serikat membawa kontribusi besar dalam bentuk
sumber daya, industri, dan personel militer yang sangat dibutuhkan oleh
Sekutu dalam perang. Mobilisasi industri Amerika Serikat menjadi salah
satu faktor penentu dalam akhir Perang Dunia II.
Dengan serangan Pearl Harbor, Jepang tidak hanya
menghancurkan pangkalan angkatan laut Amerika Serikat, tetapi juga
membangunkan "tidur raksasa" Amerika Serikat yang selama ini netral
dalam perang. Ini memicu keterlibatan aktif Amerika Serikat dalam
perang, mengubah dinamika perang secara signifikan, dan secara efektif
mempercepat kemenangan Sekutu dalam Perang Dunia II.

2.5 Ekspansi Jepang di Asia Pasifik selama Perang Dunia II

xi
Ekspansi Jepang di Asia Pasifik selama Perang Dunia II
memengaruhi dinamika konflik global dan hubungan dengan Sekutu
secara signifikan. Ini membawa tentang perubahan besar dalam politik
dunia dan berdampak pada berbagai pihak. Berikut adalah beberapa
dampak utama dari ekspansi Jepang di Asia Pasifik selama Perang Dunia
II:
Ekspansi Jepang di Asia Pasifik pada awalnya merupakan salah
satu konflik regional dalam Perang Dunia II. Namun, tindakan agresif
Jepang, termasuk serangan Pearl Harbor, mengubah Perang Dunia II
menjadi konflik global. Amerika Serikat, yang sebelumnya netral, menjadi
terlibat aktif setelah serangan Pearl Harbor, sementara Inggris dan Uni
Soviet memperkuat keterlibatan mereka di wilayah Pasifik.
Ekspansi Jepang mendukung pembentukan Poros Roma-Berlin-
Tokyo, sebuah aliansi antara Jepang, Jerman Nazi, dan Italia Fasis. Ini
menciptakan front bersama antara negara-negara Axis dan meningkatkan
koordinasi strategis antara mereka dalam perang melawan Sekutu.
Ekspansi Jepang di Asia Pasifik meningkatkan ketegangan dengan
Amerika Serikat. Serangan Pearl Harbor memicu Amerika Serikat untuk
secara resmi memasuki perang. Ini mengubah Amerika Serikat dari negara
netral menjadi salah satu pemimpin Sekutu dan memberikan sumber daya
ekonomi dan militer yang signifikan dalam perang melawan Jepang.
Ekspansi Jepang menyebabkan berbagai konflik di wilayah Pasifik,
termasuk Pertempuran Midway, Pertempuran Laut Koral, dan
Pertempuran Guadalcanal, di mana Sekutu berusaha untuk menghentikan
kemajuan Jepang. Konflik-konflik ini menjadi bagian penting dari teater
Pasifik dalam Perang Dunia II.
Ekspansi Jepang juga memicu perlawanan di wilayah-wilayah
yang dikuasai Jepang, seperti Tiongkok, Filipina, Indonesia, dan berbagai
wilayah lainnya. Perlawanan ini menjadi bagian penting dari upaya Sekutu
untuk membebaskan wilayah-wilayah tersebut.
Setelah kekalahan Jepang dalam Pertempuran Midway dan
serangkaian kekalahan lainnya, Sekutu meluncurkan kampanye untuk

xii
merebut kembali wilayah yang telah dikuasai Jepang. Perjanjian Potsdam
pada tahun 1945 menetapkan persyaratan penyerahan tak bersyarat Jepang,
yang mengakhiri Perang Dunia II di Pasifik setelah bom atom dijatuhkan
di Hiroshima dan Nagasaki.
Ekspansi Jepang juga memberikan dampak jangka panjang di Asia
Pasifik. Setelah perang, Jepang diokupasi oleh Amerika Serikat dan
mengalami transformasi politik, ekonomi, dan sosial yang membawanya
ke dalam era pasca-perang yang berhasil.
Secara keseluruhan, ekspansi Jepang di Asia Pasifik selama Perang
Dunia II adalah salah satu aspek sentral dari konflik global tersebut.
Dampaknya meluas hingga ke seluruh dunia, memperbesar perang,
mengubah dinamika politik, dan akhirnya mempengaruhi hasil dari Perang
Dunia II serta bentuk dunia pasca-perang.

xiii
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Modernisasi di bawah pemerintahan Kaisar Meiji membawa
Jepang dari negara feodal yang terisolasi menjadi kekuatan modern yang
kuat di Asia. Transformasi ekonomi, militer, politik, dan sosial yang
terjadi selama periode ini membantu Jepang mengatasi ketertinggalannya
dan memainkan peran penting dalam sejarah global.
Pertumbuhan ekonomi Jepang di era Meiji dan awal abad ke-20
adalah faktor utama yang mendorong ambisi ekspansionis mereka.
Kebutuhan akan sumber daya alam, pasar ekspor baru, dan status sebagai
kekuatan besar memotivasi Jepang untuk mencari ekspansi di Asia.
Krisis ekonomi global, khususnya Depresi Besar, memengaruhi
kebijakan ekspansionis Jepang dengan menciptakan tekanan ekonomi dan
politik yang mendukung upaya ekspansi militer.
Serangan Jepang terhadap Pearl Harbor pada tahun 1941 memicu
keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Dunia II. Serangan ini
mengubah dinamika perang secara global dan membawa Amerika Serikat
ke dalam perang secara resmi.
Ekspansi Jepang di Asia Pasifik selama Perang Dunia II
berdampak besar pada konflik global dan hubungan dengan Sekutu. Ini
membentuk perubahan besar dalam politik dunia dan memengaruhi nasib
banyak negara di kawasan tersebut.
Dengan demikian, sejarah modernisasi Jepang, pertumbuhan
ekonomi, krisis ekonomi global, serangan Pearl Harbor, dan ekspansi di

xiv
Asia Pasifik adalah bagian integral dari narasi yang kompleks tentang
peran Jepang dalam Perang Dunia II dan perubahan besar dalam sejarah
dunia pada abad ke-20.

xv
DAFTAR PUSTAKA

Beasley, W. G. (1995). The Modern History of Japan: From Tokugawa Times to


the Present. Oxford University Press.

Dower, John W. (1999). Embracing Defeat: Japan in the Wake of World War II.
W. W. Norton & Company.

Hotta, Eri. (2013). Japan 1941: Countdown to Infamy. Alfred A. Knopf.

Ienaga, Saburo. (2018). The Pacific War, 1931-1945: A Critical Perspective on


Japan's Role in World War II. Pantheon.

Gluck, Carol. (1987). Japan's Modern Myths: Ideology in the Late Meiji Period.
Princeton University Press.

Toland, John. (1970). The Rising Sun: The Decline and Fall of the Japanese
Empire, 1936-1945. Random House.

Bix, Herbert P. (2000). Hirohito and the Making of Modern Japan. HarperCollins.

Hoyt, Edwin P. (1986). Japan's War: The Great Pacific Conflict. Cooper Square
Press.

Kershaw, Ian. (2007). Fateful Choices: Ten Decisions That Changed the World,
1940-1941. Penguin Books.

Drea, Edward J. (2009). Japan's Imperial Army: Its Rise and Fall, 1853-1945.
University Press of Kansas.

xvi

Anda mungkin juga menyukai