Anda di halaman 1dari 12

PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

(1942-1945)

Nama : Chesea Dwi Cahyani


Kelas : XI MIPA 2
No.Absen :8

SMA Negeri 102 Jakarta


Jalan Kayu tinggi, Cakung, Jakarta Timur, DKI Jakarta

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas
rahmat dan petunjuk-Nya saya dapat menyelesaikan remedial sejarah wajib berupa makalah
yang berjudul “PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA (1942-1945)”

Sumber dari makalah ini berupa buku-buku sejarah yang ditambah dengan informasi
yang didapat dari hasil browsing di internet referensi buku dan sumber, sumber lainnya.
Diantara sumber-sumber tersebut saya susun, semua informasi dan fakta yang sesuai dengan
makalah ini, sehingga menurut saya data-data di dalam makalah ini sudah cukup akurat.

Dalam penulisan makalah ini pastilah ada banyak kendala yang saya temui namun
saya berhasil menghadapinya dan menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Akhir kata jika
ada sesuatu pada khususnya kata-kata yang tidak berkenan pada hati mohon dimaklumi.

Jakarta, 31 Mei 2018

Chesea Dwi Cahyani

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………….…..1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….…...2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………….….3

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………….………4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………….….4
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………….…...4

BAB II PEMBAHASAN
A. Restorasi Meiji…………………………………………………………………………………....5
B. Imprerialisme Jepang………………………………………………………………………….…6
C. Awal Kedudukan Jepang…………………………………………………………………....…..6
D. Dampak Kedudukan Jepang…………………………………………………………………....6
E. Perlawanan Rakyat Indonesia…………………………………………………………...……..7
F. Janji Kemerdekaan dan BPUPKI……………………………………………………………….8
G. Proklamasi Kemerdekaan……………………………………………………………………….8
H. Pengaruh Jepang yang Masih Terasa…………………………………………………………9
I. Dampak Positif dan Negatif pendudukan Jepang…………………………………………….9

BAB III PENUTUP


A. Simpulan…………………………………………………………………………………………12
B. Saran …………………………………………………………………………………………….12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………...12

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jepang menjajah Indonesia selama 3 tahun yang dimulai pada tahun 1942 dan
berakhir pada saat Indonesia merdeka. Tentara Jepang mendarat pertama kali pada
tanggal 11 Januari 1942 yang diawali dengan menguasai daerah-daerah penghasil
minyak, seperti Tarakan, Balikpapan serta beberapa daerah di Kalimantan lainnya.
Pada tanggal 1 Maret 1942, Jepang berhasil mendarat di tiga tempat di Jawa, yaitu di
daerah Banten, Indramayu, dan Bojonegoro. Tentara Jepang kemudian menyerbu pos
tentara-tentara Belanda serta mengalahkannya. Pada 8 Maret 1942, Belanda akhirnya
menyerah tanpa syarat kepada Jepang yang ditandai dengan ditandatanganinya
Perjanjian Kalijati oleh Belanda.
Pada awalnya, kedatangan Jepang di Indonesia disambut baik oleh bangsa
Indonesia karena Jepang dianggap telah membebaskan penderitaaan rakyat Indonesia
yang diakibatkan oleh Belanda. Selanjutnya, Jepang menerapkan sistem Pemerintahan
Militer yang bersifat sementara sampai nantinya disempurnakan dengan penambahan
Pemerintahan Sipil. Selain itu, Jepang juga membentuk organisasi sipil, serta
organisasi militer dan semimiliter. Jepang kemudian mulai menerapkan kebijakan
ekonomi perang serta Romusha yang sangat merugikan bangsa Indonesia. Hal ini
yang mengakibatkan rakyat Indonesia muak lalu melakukan perlawanan kepada
Jepang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal modernisasi di Jepang?
2. Mengapa Jepang menjajah Indonesia?
3. Mengapa Jepang datang dan menjajah bangsa Indonesia?
4. Apa saja yang dilakukan Jepang sewaktu berada di Indonesia?
5. Organisasi-organisasi apa saja yang dibentuk di Indonesia ketika pendudukan
Jepang?
6. Adakah perlawanan dari rakyat Indonesia?
7. Bagaimana proses proklamasi kemerdekaan RI?

C. Tujuan
1. Mengetahui modernisasi dan perkembangan imprerialisme Jepang
2. Mengetahui alasan Jepang datang dan menjajah bangsa Indonesia.
3. Mengetahui apa saja yang dilakukan Jepang sewaktu berada di Indonesia.
4. Mengetahui apa saja perlawanan rakyat Indonesia terhadap tentara Jepang

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Restorasi Meiji : Awal Modernisasi di Jepang

Pada tahun 1639, Shogun Tokugawa menjalankan kebijakan sakoku atau negara
tertutup yang berlangsung selama 2,5 abad (1639-1854), yang membuat jepang terisolasi dari
dunia luar. Melalui kebijakan ini, orang orang asing dilarang masuk ke Jepang dan sebaliknya
orang Jepang dilarang berhubungan dengan orang asing atau meninggalkan Jepang.

Dua alasan utama kebijakan sakoku :


1. Pemerintah Shogun Tokugawa merasa terancam dengan kehadiran misionaris Spanyol
dan Portugis, yang menyebarkan agama Katholik dan dituduh ikut mengintervensi
urusan bangsa Jepang.
2. Mempertahankan supremasi Tokugawa atas pesaingnya Daimyo Tozama. Pada
tanggal 31 Maret 1854, tibalah Kommodor Mattew C. Perry dengan kapal hitamnya di
Jepang. Kedigdayaan militer Amerika Serikat memaksa Jepang menandatangani
Konvensi Kanagawa (1854) antara Perry dan pemerintahan Shogun Tokugawa.
Pada masa pemerintahan Kaisar Meiji sejak 1868 dilakukanlah langkah yang disebut
Restorasi Meiji (1868-1912). Kata Meiji sendiri berarti "Kekuasaan Pencerahan" pencerahan
yang dimaksud adalah kombinasi kemajuan Barat dengan nilai nilai "Timur" tradisional.
Dengan visi ini, Meiji mengutus beberapa pejabat ke Amerika Serikat dan Eropa yang disebut
Misi Iwakuna.

Beberapa bidang garapan Tenno Meiji yang dicakup dengan gerakan pembaruan itu :
 Bidang Perindustrian
Jepang membangun industri industri seperti pabrik senjata, galang kapal, peleburan besi,
dll. Hasil hasil ini dijual ke pasar Internasional dengan harga relatif lebih murah
dibandingkan harga penjualan produk di dalam negeri. Suatu kebajikan yang disebut
Dumping.
 Bidang Perdagangan
Jepang mengembangkan pelabuhan pelabuhannya menjadi pelabuhan modern, kegiatan
perdagangan pun mengalami kemajuan.
 Bidang Militer
Jepang gencar membangun angkatan perang pada tahun 1873. Jepang menerapkan
kebijakan wajib militer bagi setiap laki laki berumur 21 tahun untuk jangka waktu 4 tahun
dan diikuti 3 tahun sebagai tentara cadangan.
 Bidang Pendidikan
Jepang menerapkan wajib belajar bagi seluruh generasi muda bangsanya. Mereka di didik
untuk memiliki rasa cinta tanah air, semangat pantang menyerah dan berani mati (bushido).
 Bidang Sosial
Jepang menghapus empat kelas dalam masyarakat pada tahun 1871 yaitu dari yang paling
tinggi sampai yang palin rendah : orang orang bijaksana, petani, seniman, pedagang. Selain
itu pemerintah juga melarang adat istiadat yang bersifat feodalis, seperti memperlihatkan dan
memakai katana dan kimono.

5
B. imperialisme jepang

Masa pendudukan Jepang merupakan periode yang penting dalam sejarah bangsa
Indonesia. Pendudukan Jepang di Indonesia ditujukan untuk mewujudkan Persemakmuran
Bersama Asia Timur Raya. Untuk mewujudkan cita-cita itu, Jepang menyerbu pangkalan
Angkatan Laut di Pearl Harbour, Hawai. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 7 Desember 1941.
Gerakan invasi militer Jepang cepat merambah ke kawasan Asia Tenggara. Pada bulan
Januari-Februari 1942, Jepang menduduki Filipina, Tarakan (Kalimantan Timur),
Balikpapan, Pontianak, dan Samarinda. Pada bulan Februari 1942 Jepang berhasil menguasai
Palembang. Untuk menghadapi Jepang, Sekutu membentuk Komando gabungan. Komando
itu bernama ABDACOM (American British Dutch Australian Command). ABDACOM
dipimpin oleh Jenderal Sir Archibald Wavell dan berpusat di Bandung.

C. Awal Kedatangan Jepang

Pada tanggal 8 Maret 1942, Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer (Gubernur
Jenderal Belanda), Letnan Jenderal Ter Poorten (Panglima tentara Hindia Belanda), serta
pejabat tinggi militer dan seorang penerjemah pergi ke Kalijati. Dari pihak Jepang hadir
Letnan Jenderal Imamura. Dalam pertemuan itu, Belanda menyerah tanpa syarat kepada
Jepang. Dengan demikian, secara resmi masa penjajahan Belanda di Indonesia berakhir.
Jepang berkuasa di Indonesia. Bukan kemerdekaan dan kesejahteraan yang didapat bangsa
Indonesia. Situasi penjajahan tidak berubah. Hanya kini yang menjajah Indonesia adalah
Jepang.

D. Dampak Pendudukan Jepang

 Bidang politik
Sejak awal pemerintahannya, Jepang melarang bangsa Indonesia berserikat dan oleh
karena itu, Jepang membubarkan organisasi-organisasi pergerakan nasional yang dibentuk
pada masa Hindia Belanda, kecuali MIAI. MIAI kemudian dibubarkan dan digantikan
dengan Masyumi. Para tokoh pergerakan nasional pada masa pendudukan Jepang mengambil
sikap kooperatif. Dengan sikap ini, meraka banyak yang duduk dalam badan-badan yang
dibentuk oleh pemerintah Jepang, seperti Gerakan 3 A, Putera, dan Cuo Sangi In. Selain itu,
para tokoh pergerakan nasional juga memanfaatkan kesatuan-kesatuan pertahanan yang
dibentuk oleh Jepang, seperti Jawa Hokokai, Heiho, Peta, dan sebagainya.

 Bidang ekonomi
Jepang berusaha untuk mendapatkan dan menguasai sumber-sumber bahan mentah
untuk industri perang. Jepang membagi rencananya dalam dua tahap :
1. Tahap penguasaan, yakni menguasai seluruh kekayaan alam termasuk
kekayaan milik pemerintah Hindia Belanda.
2. Tahap penyusunan kembali struktur ekonomi wilayah dalam rangka
memenuhi kebutuhan perang. Sesuai dengan tahap ini maka pola ekonomi
perang dirancanakan bahwa setiap wilayah harus melaksanakan autarki.

 Bidang Kebudayaan
Pada masa Jepang, bidang pendidikan dan kebudayaan diperhatikan dan bahasa
Indonesia mulai di pergunakan. Bahasa Indonesia dijadikan sebagai pelajaran utama,

6
sedangkan bahasa Jepang dijadikan sebagai bahasa wajib. Dengan semakin meluasnya
penggunaan bahasa Indonesia, komunikasi antarsuku di Indonesia semakin intensif yang pada
akhirnya semakin merekatkan keinginan untuk merdeka. Pada tanggal 1 April 1943 dibangun
pusat kebudayaan di Jakarta, yang bernama "Keimin Bunka Shidoso".

E. PERLAWANAN RAKYAT INDONESIA TERHADAP JEPANG


Perjuangan melalui organisasi yang dibentuk Jepang (legal) dan gerakan bawah tanah
(ilegal). Meskipun cara yang dilakukan berbeda, cita-cita perjuangan mereka adalah sama,
yaitu kemerdekaan Indonesia. Perjuangan melalui organisasi merupakan jalan damai yang
ditempuh untuk menghindari korban jiwa dari rakyat. Namun, ada juga beberapa tokoh yang
bersemboyan ”Cinta kedamaian tetapi lebih cinta kemerdekaan”. Mereka menganggap
perlawanan bersenjata akan lebih cepat mewujudkan kemerdekaan. Perlawanan Rakyat di
Berbagai Daerah tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Perlawanan di Aceh
Perlawanan rakyat Aceh terjadi karena penderitaan yang dialami akibat
kesewenangan Jepang. Rakyat Aceh banyak dikerahkan untuk romusha. Mereka diharuskan
membangun parit, lapangan terbang, jalan, dan lain-lain. Perlawanan Aceh ini dipimpin oleh
Tengku Abdul Jalil. Penyerangan terpenting adalah penyerangan di Cot Plieng yang terjadi
pada tanggal 10 November 1942. Dalam serangan pertama dan kedua, rakyat Aceh berhasil
memukul mundur Jepang ke Lhoksumawe. Pada serangan ketiga, Jepang berhasil merebut
Cot Plieng. Kebencian rakyat semakin bertambah ketika Tengku Abdul Jalil gugur di tempat
saat sedang sembahyang. Setelah itu, pemberontakan Jangka Buya terjadi di bawah pimpinan
T. Hamid.

2. Perlawanan di Singaparna (Tasikmalaya)


Pada bulan Februari 1944 di Singaparna terjadi perlawanan terhadap Jepang.
Perlawanan ini dipimpin oleh Kiai Zainal Mustofa. Sebab perlawanan adalah adanya perintah
upacara Seikerei (penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara membungkuk ke arah
matahari terbit) dan penderitaan akibat kesewenangan Jepang. Kiai Zainal Mustofa akhirnya
ditangkap pada tanggal 25 Februari 1944 dan pada tanggal 25 Oktober 1944 beliau dihukum
mati.

3. Perlawanan di Indramayu
Dengan alasan dan sebab yang hampir sama, di Indramayu juga muncul
pemberontakan terhadap Jepang. Pemberontakan tersebut terjadi di Desa Kaplongan.
Perlawanan terjadi pada bulan April 1944. Beberapa bulan kemudian tepatnya tanggal 30 Juli
1944 terjadi pemberontakan di Desa Cidempet, Kecamatan Loh Bener.

4. Perlawanan di Blitar (Pemberontakan PETA)


Pada tanggal 14 Februari 1945 di Blitar terjadi pemberontakan yang dilakukan para
tentara PETA (Pembela Tanah Air), di bawah pimpinan Supriyadi. Pemberontakan ini
merupakan pemberontakan terbesar pada masa pendudukan Jepang. Pada saat itu Jepang
sedang terdesak dalam Perang Pasifik. Untuk mengatasi pemberontakan ini, Jepang
melakukan tipu muslihat. Mereka menyerukan agar pemberontak menyerah karena akan
dijamin keselamatannya. Namun, ternyata para anggota PETA tetap mendapat hukuman.
Organisasi PETA ini selanjutnya dibubarkan.
7
F. Janji Kemerdekaan dan BPUPKI

Keadaan Jepang menjelang akhir kekuasaannya, yaitu, Jepang semakin terdesak


dalam Perang Pasifik sebab Pulau Saipan jatuh ke tangan Amerika Serikat Juli 1944, hal ini
adalah sebuah ancaman. Tanggal 9 September 1944, Perdana Menteri Kaiso, memberikan
janji kemerdekaan kepada Indonesia untuk menarik simpati rakyat selain itu setiap kantor
diperkenalkan mengibarkan bendera merah putih meskipun harus berdampingan dengan
bendera Jepang. Pada tangga l7 September 1944 di dalam sidang istimewa Parlemen Jepang
di Tokyo, Perdana Menteri Koiso mengumumkan bahwa daerah Hindia Timur
(Indonesia) diperkenankan merdeka di kelak kemudian hari. 1 Maret 1945, Jendral
Kumakichi Harada membentuk badan khusus yang bertugas menyelidiki usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia yaitu Dokuritsu Junbi Chosakai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tujuan dari BPUPKI adalah untuk
mempersiapkan hal penting mengenai tata pemerintahan Indonesia merdeka. Dengan anggota
sebanyak 60 orang dari tokoh-tokoh Indonesia dan 7 orang bangsa Jepang. Ketuanya, KRT
Radjiman Widyadiningrat, dan wakilnya, R. Surono dan satu orang dari Jepang.
Setelah anggota BPUPKI dilantik, dimulailah bersidang. Dalam hal ini tugas BPUPKI
adalah menyusun Dasar dan Konstitusi untuk Negara Indonesia yang akan didirikan.
BPUPKI bersidang dalam dua tahap, yaitu sidang pertama atnggal 29 Mei-1 Juni 1945,yang
bertempat di gedung Chou Sangi In, Jalan Pejambon 6 Jakarta, sedangkan sidang kedua
tanggal 10 – 17 Juli 1945.

G. Proklamasi Kemerdekaan

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam gerakan bawah
tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik
Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, dan
membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa
Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah
menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.
Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal Yamamoto dan bermalam
di kediaman wakil Admiral Maeda Tadashi. Dari komunikasi antara Hatta dan tangan kanan
komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah
menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan
kemerdekaan. Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumpahan darah telah tidak mungkin
lagi, Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks
Proklamasi yang kemudian dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.
Sebelumnya para pemuda mengusulkan agar naskah proklamasi menyatakan semua
aparat pemerintahan harus dikuasai oleh rakyat dari pihak asing yang masih menguasainya.
Tetapi mayoritas anggota PPKI menolaknya dan disetujuilah naskah proklamasi seperti
adanya hingga sekarang. Para pemuda juga menuntut enam pemuda turut menandatangani

8
proklamasi bersama Soekarno dan Hatta dan bukan para anggota PPKI. Para pemuda
menganggap PPKI mewakili Jepang. Kompromi pun terwujud dengan membubuhkan anak
kalimat “atas nama Bangsa Indonesia” Soekarno-Hatta. Rancangan naskah proklamasi ini
kemudian diketik oleh Sayuti Melik.

H. Pengaruh Jepang Yang Masih Terasa Hingga Kini

Pengaruh dibidang militer umumnya masuk ketika Jepang menduduki Indonesia.


Ketika itu Jepang berhasil dengan cepat mengalahkan tentara Belanda dan menguasai
Indonesia. Pada masa ini Jepang merekrut para pemuda Indonesia untuk menjadi anggota
tentara PETA (Pembela Tanah Air). Banyak prajurit peta ini kemudian menjadi tokoh pendiri
Tentara Nasional Indoensia, misalnya Jenderal Sudirman. Karena itu banyak pengaruh
Jepang yang masuk dan terus ada di militer Indonesia. Pengaruh ini antara lain adalah
kuatnya peranan militer dalam politik. Jepang dalam masa Perang Dunia II memiliki militer
yang pengaruh dalam politik kuat. Militer Jepang aktif memberikan opininya tentang urusan
pemerintahan. Pengaruh ini terasa paling kental ketika masa Orde Baru, dimana TNI ikut
aktif di pemerintahan Ketika merekrut prajurit PETA, jepang memberikan indoktrinasi
terhadap nilai bushido, kode keprajuritan Jepang. Nilai ini termasuk rasa rela berkorban,
keberanian dan tanggung jwab. Prinsip ini masih ada di militer Indonesia hingga saat ini.
pengaruh sosial budaya masuk ketika masa kemerdekaan, melalui media massa
seperti televisi. Pengaruh ini berupa tayangan animasi dan superhero, dan musik pop. Artis
Indonesia juga mulai membuat karya seni yang diinspirasi oleh budaya Jepang, misalnya
adalah acara superhero Satria Garuda Bima-X yang tersinpirasi seri-seri tokusatsu Jepang,
grup musik RATU yang terinspirasi musik pop Jepang bergaya harajuku dan grup idol JKT48
yang merupakan versi Indonesia dari grup idol AKB48.

I. Dampak Postif dan Negatif Pendudukan Jepang

a.) Dampak Positif Pendudukan Jepang

Bidang Politik

 Melarang penggunaan Bahasa Belanda dan memperbolehkan Bahasa Indonesia


sebagai bahasa pengantar.
 Dibentuknya badan persiapan kemerdekaan Indonesia, yaitu BPUPKI dan PPKI.
Dengan kemunculan badan persiapan ini, muncullah ide Pancasila.
 Mendukung semangat Anti-Belanda, sehingga secara tidak langsung Jepang ikut
mendukung semangat jiwa nasionalisme Indonesia.
 Memberi kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk ikut serta dalam pemerintahan
politik.Bidang Ekonomi
 Didirikannya koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama.

9
 Diperkenalkannya sistem baru bagi pertanian yaitu line system. Sistem ini akan
memberikan pengaturan bercocok tanam yang efisien sehingga akan meningkatkan
produksi pangan.

Bidang Sosial
 Mulai berkembangnya tradisi kerja bakti massal melalui kinrohosi.
 Munculnya sikap persatuan dan kesatuan dalam mengusir penjajah di Indonesia.
 Bangsa Indonesia mengalami berbagai pembaharuan akibat didikkan Jepang yang
menumbuhkan kesadaran dan keyakinan yang tinggi akan harga dirinya.
 Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu Tonarigami atau
Rukun Tetangga (RT).

Bidang Budaya
 Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan) tanggal 1 April 1943
di Jakarta. Fungsi lembaga ini mewadahi aktivitas kebudayaan Indonesia.
 Pembentukan Persatuan Aktris Film Indonesia (PERSAFI) yang bertujuan mendorong
aktris-aktris profesional dan amatir Indonesia untuk bereksperimen dengan mengubah
lakon terjemahan bahasa asing ke Bahasa Indonesia.

Bidang Pendidikan
 Dalam pendidikan diperkenalkannya sistem Nippon Sentris dan diperkenalkannya
kegiatan upacara dalam sekolah.
 Mendirikan sekolah seperti SD 6 tahun, SLTP/SMP 9 tahun dan SLTA/SMA.

b.) Dampak Negatif Pendudukan Jepang

Bidang Ekonomi
 Jepang mengeksploitasi SDA dan SDM untuk kepentingan perang.
 Jepang mengmbil secara paksa makanan, pakaian dan pembekalan lainnya dari rakyat
Indonesia tanpa kompensasi.
 Terjadinya inflasi dan krisis ekonomi yang sangat menyengsarakan rakyat.
 Terputusnya hubungan antar daerah akibat dari self sufficiency.
 Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang sehingga seluruh potensi SDA
dan bahan mentah lainnya digunakan untuk mendukung industri perang.

10
 Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah
sendiri dan menunjang kegiatan perang).

Bidang Sosial
 Adanya praktik perbudakan wanita (yugun ianfu). Banyak wanita muda Indonesia
yang digunakan sebagai wanita penghibur bagi perang Jepang.
 Kegiatan romusha yang menyengsarakan dan memiskinkan rakyat.
 Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independent dan pengawasan berada di
bawah pengawasan Jepang.
 Terjadinya kondisi yang parah dan maraknya tindak kriminal seperti perampokan,
pemerkosaan dan lain-lain.

Bidang Pendidikan
 Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat pada masa itu yang
menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.

11
BAB III
PENUTUP
ü Kesimpulan
Beberapa negara pernah menjajah Indonesia sangat lama hingga berabad-abad,
Namun ada juga yang hanya menjajah selama beberapa tahun. Pemerintah penjajah kadang
juga berjasa dalam pembangunan beberapa fasilitas umum seperti jalan, jembatan,
perkebunan, rel kereta api, saluran irigrasi, dan beberapa fasilitas lain. Namun penjajahan
tetap saja harus dihentikan karena menimbulkan penderitaan bagi negara yang dijajah, namun
di lain pihak negara yang menjajah akan semakin makmur.

ü Saran

Dalam makalah ini, saya berharap supaya kita sebagai bangsa Indonesia dapat
memahami peristiwa sejarah mengenai Pendudukan Jepang di Indonesia. Selain itu agar kita
tetap menjaga dan melestarikan sumber kekayaan alam seperti rempah-rempah dan yang
lainya, yang mana dahulu bangsa Jepang memonopilinya

Demikian makalah yang dapat saya buat, semoga bermanfaat dan dapat mendapatkan
nilai yang memuaskan. Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan, tanda koma, titik,
spasi, dll. Sekian Terima Kasih.

Daftar Pustaka

http://barcad.blogspot.co.id/2014/02/pengaruh-jepang-dalam-bidang-pendidikan.html
http://www.dosenpendidikan.net/2015/12/Arti-dan-Pengertian-Romusha-Serta-Kerja-Paksa-
Pada-Zaman-Jepang.html
http://www.siswamaster.com/2016/04/tujuan-proses-dan-latar-belakang-pendudukan-jepang-di-
indonesia.html#ixzz4ZTYfr8jf
http://unknown-mboh.blogspot.com/2012/08/sejarah-proklamasi-kemerdekaan-
indonesia.html#ixzz2Agyhr7Te
http://asbhiegirls.blogspot.com/2012/10/blog-post.html
http://haicantikasbhielevblogspot.blogspot.com/2012/10/ringkasan-sejarah-proklamasi.html
http://harunarcom.blogspot.com/2013/01/2-janji-kemerdekaan-oleh-pemerintah.html
http://www.siswamaster.com/2016/04/dampak-pendudukan-jepang-di-indonesia.html

12

Anda mungkin juga menyukai