Anda di halaman 1dari 15

SISTEM IMUN (SISTEM KEKEBALAN TUBUH)

1.1 Pengertian

Untuk melawan benda asing, tubuh memiliki sistem pertahanan yang saling
mendukung. Sistem imun (sistem pertahanan tubuh) merupakan gabungan sel,
molekul, dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap bahan atau zat
yang masuk kedalam tubuh. Jika bakteri patogen berhasil menembus garis
pertahanan pertama, tubuh melawan serangan dengan reaksi radang (inflamasi)
atau reaksi imun yang spesifi. Reaksi yang dikoordinasikan dengan sel-sel dan
molekul-molekul terhadap benda asing yang masuk kedalam tubuh disebut
respon imun. Sistem imun ini sangat diperlukan oleh tubuh untuk
memepertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
berbagai bahan atau zat dari lingkungan hidup.

Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar
biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika
sistem imun bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap
infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam
tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga
berkurang, sehingga memyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan
demam dan flu, dapat berkembang balam tubuh. Sistem imun juga memberikan
pengawasan terhadap terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah
dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

1.2 Fungsi Sistem Imun

Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu :

1. Sebagai pertahanan tubuh


Yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit, dan jika sel-sel
imun yang bertugas untuk pertahanan ini mendapatkan gangguan atau
tidak bekerja dengan baik, maka orang akan mudah terkena sakit.
2. Keseimbangan, atau fungsi homeostatik artinya menjaga keseimbangan
dari komponen tubuh.
3. Surveilans
Sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuan untuk memantau
keseluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel tubuh yang mengalami mutasi
maka sel tersebut akan menghancurkannya.

1.3 Macam-macam Sistem Imun

Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh manusia dibagi 2, yaitu kekebalan tubuh
non spesifik dan kekebalan tubuh spesifik.

Sel-sel efektor pada sistem imun : leukosit, terdiri dari

1. Neutrofil
Sel fagositik yang dapat memakan dan menghancurkan bahan-bahan yang
tidak perlu.
2. Eosinofil
Mengeluarkan zat-zat kimiawi yang menghancurkan cacing parasit dan
berperan dalam manifestasi alergi.
3. Limfosit
a. Limfosit B
Berubah menjdi sel plasma yang mengeluarkan antibodi yang secara tidak
langsung menyebabkan destruksi zat asing.
b. Limfosit T
Berperan dalam imunitas selular dengan destruksi langsung melalui cara
nonfagosit.
4. Monosit
Berubah menjadi makrofag

1.3.1 Sistem kekebalan tubuh non spesifik


a. Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap pertama

Proses pertahanan (sistem imun) tahap pertama ini bisa juga disebut
kekebalan tubuh alami. Tubuh memberikan perlawanan atau penghalang
bagi masuknya patogen/antigen. Kulit menjadi penghalang bagi masuknya
patogen karena lapisan luar kulit mengandung mengandung keratin dan
sedikit air sehingga pertumbuhan mikrorganisme terhambat. Air mata
memberikan perlawanan tehadap senyawa asing dengan cara mencuci dan
melarutkan mikroorganisme tersebut. Minyak yang dihasilkan oleh
Glandula Sebaceae mempunyai aksi antimikrobial. Mucus atau lendir
digunakan untuk memerangkap patogen yang masuk kedalam hidung atau
bronkus dan akan dikeluarkan oleh paru-paru. Rambut hidung juga
mempunyai pengaruh karena bertugas menyaring udara dari partikel-
partikel berbahaya. Semua zat cair yang dihasilkan oleh tubuh (air mata,
mukus, saliva) mengandung enzim yang disebut lisozom. Lisozom adalah
enzim yang dapat menghidrolisis membran dinding sel bakteri atau
patogen lainnya sehingga sel kemudian pecah dan mati. Bila patogen
berhasil melewati pertahan pertama, maka pertahanan kedua akan aktif.

b. Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap kedua

Inflamasi merupakan salah satu pertahanan non spesifik, dimana jika ada
patogen atau antigen yang masuk kedalam tubuh dan menyerang suatu sel,
maka sel yang rusak itu akan melepaskan signal kimiawi yaitu histamin.
Signal kimiawi berdampak pada dilatasi (pelebaran) pembuluh darah dan
akhirnya pecah. Sel darah putih jenis neutrofil, acidofil dan monosit keluar
dari pembuluh darah akibat gerak yang dipicu oleh senyawa kimia
(kemokinesis dan kemotaksis). Karena sifatnya fagosit, sel-sel darah putih
ini akan langsung memakan sel-sel asing tersebut, Peristiwa ini disebut
fagositosis karena memakan benda padat, jika yang dimakan adalah benda
cair maka disebut pinositosis.

Makrofag atau monosit bekerja membunuh patogen dengan cara


menyelubungi patogen tersebut dengan pseudopodianya dan membunuh
patogen dengan lisosom. Pembunuh dengan bantuan lisososom bisa
melalui 2 cara yatu lisosom menghasilkan senyawa racun bagi si patogen
atau lisosom menghasilkan enzim lisosomal yang mencerna bagian tubuh
mikroba. Pada bagian tubuh tertentu terdapat makrofag yang tidak
berpindah-pindah kebagian tubuh lain, antara lain : paru-paru (alveolar
macrophage), hati (sel-sel kupffer), ginjal (sel-sel mesangial), otak (sel-sel
microgial), jaringan penghubung (histiocyte) dan pada nodus dan spleen.
Acidofil/eosinofil berperan dalam menghadapi parasit-parasit besar. Sel ini
akan menempatkan diri pada dinding luar parasit dan melepaskan enzim
penghancur dari granul-granul sitoplasma yang dimiliki.

Selain leukosit, protein antimikroba juga berperan dalam menghancurkan


patogen. Protein antimikroba yang paling penting dalam darah dan
jaringan adalah protein dari sistem komplemen yang berperan penting
dalam proses pertahanan non spesifik dan spesifik serta interferon.
Interferon dihasilkan oleh sel-sel yang terinfeksi oleh virus yang berfungsi
menghambat produksi virus pada sel-sel tetangga. Bila patogen berhasil
melewati seluruh pertahanan non spesifik, maka patogen tersebut akan
segera berhadapan dengan pertahanan spesifik yang diperantarai oleh
limfosit.

Skema tahapan sel limfosit dalam sistem imun


Sel-sel imun non spesifik adalah :

1. Sel fagosit
a. Fagosit mononuklear
1. Sel Monosit
Beeasal dari sumsum tulang, sesudah berproliferasi dan
menjadi matang selanjutnya masuk kedalam pembuluh darah
dan akan berfungsi sebagai fagosit didalam darah yang disebut
monosit.
2. Sel Makrofag
Monosit dalam darah hanya 24 jam kemudian bermigrasi ke
tempat tujuan berbagai jaringan dan selanjutnya
berdiferensiasi. Didalam jaringan masih bisa dapat membelah
diri dan membentuk protein dan dapat hidup berbulan- bulan.
b. Fagosit Polimorfonuklear
Disebut juga dengan granulosit dibentuk dengan kecepatan 8
juta/menit dan merupakan jumlah terbanyak yaitu 60-70 % dari
leukosit. Dibagi menjadi dua yaitu :
1. Netrofil
Merupakan 70% dari total leukosit, dalam sirkulasi hanya 24
jam sebelum bermigrasi dan mempunyai reseptor untuk fraksi
Fc antibodi dan komplemen yang diaktifkan.
2. Eosinofil
2-5%dari total leikosit dan mempunyai fungsi fagosit, mediator
yang dihasilkan menginaktifkan mediator yang dihasilkan oleh
mastosit atau basofil pada reaksi alergi dan mempunyai
peranan pada imunitas infeksi terhadap parasit.
2. Cell null (populasi sel ketiga)
Sel yang tidak mempunyai petanda (masker) seperti sel B atau sel T
dan merupakan large granular lymphosite (LGL), normal 10-15% dari
limfosit perifer, 1-2% dari limfosit di limfa dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Natural Killer Cell (NK) dapat membunuh sel tumor dan virus dengan
cara non spesirfik tanpa Anti body.
b. Killer Cell merupakan efektor antibody defendent celuler cytotoxicity
cell (ADCC) membunuh sel secara non spesifik tetapi bila sel dilapisi
oleh antibody.
3. Sel Mediator
Basofil dan Mastosit dan trombosit yang berasal dari sel mieliod
selain untuk pembekuan darah juga mempunyai aktifitas rekasi
inflamasi.

1.3.2 Sistem kekebalan tubuh spesifik


a. Pertahanan spesifik : Imunitas diperantai antibodi

Untuk respon imun yang diperantai antibodi, limfosit B berperan dalam


proses ini, dimana limfosit B akan melalui 2 proses yaitu respon imun
primer dan respon imun skunder. Jika sel limfosit B bertemu dengan
antigen dan cocok, maka limfosit B membelah secara mitosis dan
menghasilkan beberapa sel limfosit B. Semua limfosit B segera
melepaskan antibodi yang mereka punya dan merangsang sel mast untuk
menghancurkan antigen atau sel yang sudah terserang antigen untuk
mengeluarkan histamin. Satu sel limfosit B dibiarkan tetap hidup untuk
menyimpan antibodi yang sama sebelum penyerang terjadi. Limfosit B
yang tersisa ini disebut limfosit B memori. Inilah proses respon imun
primer. Jika suatu saat antigen yang sama menyerang kembali, limfosit B
dengan cepat menghasilkan lebih banyak sel limfosit B daripada
sebelumnya. Semuanya melepaskan antibodi dan merangsang sel Mast
mengeluarkan histamin untuk membunuh antigen tersebut. Kemudian, 1
limfosit B dibiarkan hidup untuk menyimpan antibodi yang ada dari
sebelumnya. Hal ini menyebabkan mengapa respon imun sekunder jauh
lebih cepat daripada respon imun primer.

Suatu saat, jika suatu individu lama tidak terkena antigen yang sama
dengan yang menyerang sebelumnya, maka bisa saja ia akan sakit yang
disebabkan oleh antigen yang sama karena limfosit B yang mengingat
antigen tersebut sudah mati. Limfosit B memori biasanya berumur panjang
dan tidak memproduksi antibodi kecuali dikenai antigen spesifik. Jika
tidak ada antigen yang sama yang menyerang dalam waktu yang sangat
lama, maka limfosit B bisa saja mati, dan individu yang seharusnya bisa
resisten terhadap antigen tersebut bisa sakit lagi jika antigen itu
menyerang, maka seluruh proses respon imun harus diulang dari awal.

b. Pertahanan spesifik : imunitas diperantarai sel

Untuk respon imun yang diperantarai sel, limfosit yang berperan penting
adalah limfosit T. Jika suatu saat ada patogen yang berhasil masuk dalam
tubuh kemudian dimakan oleh suatu sel yang tidak bersalah (biasanya
neutrofil),, maka patogen itu dicerna dan materialnya ditempel pada
permukaan sel yang tidak bersalah tersebut. Materi yang tertempel itu
disebut antigen. Respon imun akan dimulai jika kebetulan sel tidak
bersalah ini bertemu dengan limfosit T yang sedang aktif, yaitu sel tadi
mengeluarkan interleukin 1 sehingga limfosit T terangsang untuk
mencocokkan antibodi dengan antigennya. Permukaan limfosit T memiliki
antibodi yang hanya cocok pada salah satu antigen saja. Jadi, jika antibodi
dan antigennya cocok, Limfosit T ini yang disebut limfosit T pembantu.
Untuk mengetahui bahwa sel ini sudah terkena antigen dan mempunyai 2
pilihan untuk menghancurkan sel tersebut dengan patogennya.

Komponen sistem imun spesifik :

1. Barier Sel Epitel


Sel epitel yang utuh merupakan barier fisik terhadapmikroba dari
lingkungan dan menghasilkan peptida yang berfungsi sebagai antibody
natural. Didalam sel epitel barie juga terdapat sel limfosit T dan B,
tetapi diversitasnya lebih rendah daripada limfosit T dan B pada sistem
imun spesifik. Sel T limfosit intraepitel akan menghasilkan sitokin,
mengaktifkan fagositosis dan selnajutnya melisiskan mikroorganisme.
Sedangkan sel B limfosit intraepitel akan menghasilkan IG M.
a. Limfosit T pembantu akan lepas dari sel yang diserang dan
menghasilkan senyawa baru disebut interleukin 2, yang berfungsi
untuk mengaktifkan dan memanggil limfosit T Sitotoksik. Kemudian,
limfosit sitotoksik akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel
yang terkena penyakit tersebut.

b. Limfosit T pembantu bisa saja mengeluarkan senyawa bernama


perforin untuk membocorkan sel tersebut sehingga isinya keluar dan
mati.

Fungsi dari sel T adalah :

a. Membantu sel B dalam memproduksi antibodi.


b. Mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi virus.
c. Mengaktifkan makrofag dalam fagoditosis.
d. Mengontrol ambang dan kwalitas sistem imun.
Jenisnya adalah sel Th (helper), Ts (supresor), Td(delayed
hypersensitivity), Tc (cytotoxic).
Sel B dibentuk dan dimatangkan disumsum tulang, dengan proses
pematanganyaitu dari sel asal→pre B→sel B imatur→sel B
matur→ proferasi dan diferensiasi→sel plasma menjadi antibody/
ig (imunoglobulin).
Rangsangan i akan terbentuknya Igm, dan selanjutnya akan
menjadi swithing IgA, IgE, IgD, IgG.

2. Neutrofil dan Makrofag


Ketika terdapat mikroba dalam tubuh, komponen pertama yang bekerja
adalah neutrofil dan makrofag dengan cara ingesti dan penghancuran
terhadap mikroba tersebut. Hal ini dikarenakan makrofag dan neutrofil
mempunyai reseptor dipermukaannya yang bisa mengenali bahan
intraseluler (DNA), endotoxin dan lipopolisakarida pada mikroba yang
selanjutnya mengaktifkan aktifitas antimikroba dan sekresi sitokin.
3. Sel NK
NK sel mampu mengenali virus dan komponel internal mikroba. NK
sel diaktifasi oleh adanya antibodi yang melingkupi sel yang terinfeksi
virus, bahan intra sel mikroba dan segala jenis sel yang tidak
mempunyai MCH class I, selanjutnya NK sel akan menghasilkan
porifin dan grenenzim untuk merangsang terjadinya apoptosis.

1.4 Jenis-jenis Antibodi

Antibodi adalah protein berbentuk Y dan disebut Immunoglbulin (Ig), hanya


dibuat oleh limfosit B. Antibodi berikatan dengan antigen pada akhir lengan huruf
Y. Bentuk lengan ini akan menentukan beberapa macam Ig yang ada, yaitu IgM,
IgG, IgA, IgE dan IgD. Saat respon imun humoral, IgM adalah antibodi yang
pertama kali mncul. Jenis lainnya akan muncul beberapa hari kemudian. Limfosit
B akan membuat Ig yang sesuai sat inteleukin dikeluarkan untuk mengaktifkan
lmfosit T saat antigen menyerang.

- Imunoglobulin-M, IgM→ Reseptor permukaan sel B, tempat antigen


melekat.
- IgG, dihasilkan >> jika tubuh terpajan ulang antigen sama.
- IgG & IgM→ Bakteri dan beberapa jenis virus.
- IgE, untuk respon alergi seperti asma, biduran.
- IgA, dalam seleksi sistem pencernaan, pernafasan, genitourinaria, air susu,
dan air mata.
- IgD, dipermukaan sel B, fungsi belum jelas.

Antibodi yang dapat menghentikan aktifitas antigen yang merusak dengan cara
mengikatkan antibodi pada antigen dan menjauhkan antigen tersebut dari sel yang
ingin dirusak. Proses ini dinamakan neuralisasi. Semua Ig mempunyai
kemampuan ini. Antibodi juga mempersiapkan antigen untuk dimakan oleh
makrofag. Antibodi mengikatkan diri pada antigen sehingga permukaannya
menjadi lebih mudah menempel pada makrofag. Proses ini disebut opsonisasi.
IgM dan IgG memicu sistem komplemen, suatu kelompok protein yang
mempunyai kemamapuan untuk memecah membran sel. IgM dan IgG bekerja
paling maksimal dalam sistem sirkulasi, IgA dapat keluar dari peredaran darah
dan memasuki cairan tubuh lainnya. IgA berperan penting untuk menghindarkan
infeksi dari permukaan mukosa. IgA juga berperan dalam resistensi terhadap
banyak penyakit. IgA dapat ditemukan pada ASI dan membantu pertahanan tubuh
bayi. IgD meruakan antibodi yang muncul untuk dilibatkan dalam inisiasi respon
imun. IgE merupakan antibodi yang terlibat dalam reaksi alergi dan kemungkinan
besar merespon infeksi dari protozoa dan parasit

Antibodi tidak menghancurkan antigen secara langsung, akan tetapi


menetralkannya atau menyebabkan antigen ini menjadi target bagi proses
penghancuran oleh mekanisme opsonisasi, aglitinasi, presipitas atau fiksasi
komplemen. Opsonisasi, aglutinasi dan presipitasi meningkatkan proses
fagositosis dari komplek antigen-antibodi sementara fiksasi komplemen memicu
proses lisis dari protein komplemen pada bakteri atau virus.

Sistem imun manusia terdiri dari pada organ imun, sel imun dan lain-lain. Organ
imun merujuk kepada sumsum tulang, kelenjar timus, limpa, nodus limfa, tonsil,
apendiks dan sebagainya. Kebanyakan sel imun terdiri dari sel T dan sel B. Sel B
akan matang dalam sumsum tulang, apabila sistem darah diserang, ia akan
memproses antibodi untuk menentang virus dan bakteri. Sel T dihasilkan oleh
sumsum tulang, bertumbuh dan matang di kelenjar timus tetapi ia tidak
menghasilkan antibodi. Tugas utamanya adalah menentang sel yang dijangkiti
virus, bakteri dan kanker. Apabila sistem imun berada dalam keadaan normal,
tubuh manusia akan dapat menentang berbagai patogen. Walau bagaimana jika
daya imun berada dalam keadaan rendah, peluang terjangkit penyakit menjadi
lebih tingi, terutama bayi, anak-anak dan orang tua. Sistem imun bayi masih
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu, antibodi badan
masih lemah untuk melawan berbagai mikroorganisme. Jika organ sistem imun
orang tua telah lemah dan semakin merosot, maka daya tahan sistem imun juga
menurun.
Sistem kekebalan tubuh harus selalu dalam keadaan seimbang. Jika tidak maka
akan terganggu. Penyebab gangguan sistem kekebalan tubuh ada yang tidak
diketahui dan telah ada sejak lahir (primer). Ada juga gangguan kekebalan
skunder karena faktor lain, misalnya infeksi (AIDS, campak dan lain-lain), gizi
buruk serta penyakit ganas misalnyas kanker, leukemia, obat-obatan misalnya
obat yang mengandung hormon kortikosteroid, obat untuk kanker dan lain-lain.

Gambar. Mekanisme perlindungan antibodi terhadap antigen

1.5 Faktor-Faktor Yang Menurunkan Sistem Imun

Sistem imun mempunyai hubungan dengan cara hidup. Berikut adalah faktor-
faktor yang merendahkan sistem imun:
1. Cara hidup yang tidak sehat
2. Kekurangan zat makanan
3. Pencemaran udara atau alam sekitar
4. Kelelahan
5. Tekanan dan kerisauan
6. Kurang olah raga
7. Penggunaan antibiotik yang berlebihan

Apabila sistem imun menurun, maka akan lebih mudah terserang penyakit. Orang
yang mempunyai sistem imun rendah mudah merasa letih, tidak semangat,
penyakit usus (makanan yang tidak sesuai akan menyebabkan muntah dan mual),
luka sukar sembuh, alergi dan sebagainya. Selain itu sistem imun yang tidak
teratur juga dapat menyebabkan kecederaan pada sel.

1.6 Penyakit Akibat Ketidak seimbangan Sistem Imun

Penyakit imun :

1. Defisiensi sel B dan sel T


Sistem imun gagal mempertahankan tubuh dari serangan bakteri/virus.
2. Penyakit autoimun
Sistem imun salah menyerang jaringan tubuh sendiri yang tidak lagi
dikenali dan ditoleransi.
3. Penyakit Kompleks-Imun
Komplek antigen-antibodi berlebihan : mengaktifkan komponen
komplemen mematikan dan merusak sel normal disekitarnya.
4. Alergi
Sistem imun secara tidak tepat menimbulkan gejala dan merusak tubuh
terhadap alergen.

Berikut adalah penyakit yang diakibatkan oleh ketidak seimbangan sistem imun:

1. Penyakit AIDS
Juga dikenali sebaga sindrom kurang daya tahan melawan penyakit,
dimana virus HIV menyerang sistem imun. Apabila memasuki badan
manusia, virus tersebut akan memusnahkan sel otak dan leukosit dan ia
bertambah dan berkembang di limfosit menyebabkan badan manusia
lemah untuk melawan penyakit.

2. Penyakit autoimunitas
Autoimunitas adalah respon imun tubuh yang berbalik menyerang organ
dan jaringan sendiri. Autoimunitas bisa terjadi pada respon imun humoral
atau imunitas diperantarai sel. Sebagai contoh, penyakit diabetes tipe 1
terjadi karena tubuh membuat antibodi yang menghancurkan insulin
sehingga tubuh penderita tidak bisa membuat gula. Pada demam rematik,
antibodi menyerang jantung dan bisa menyebabkan kerusakan jantung
permanen. Pada Lupus Erythematosus sistemik, biasa disebut lupus,
antibodi menyerang berbagai jaringan yang berbeda, menyebabkan gejala
yang menyebar.

3. Alergi
Alergi kadang disebut hipersensitivitas, disebabkan respon imun terhadap
antigen. Antigen yang memicu alergi disebut allergen. Reaksi alergi
disebut allergen. Reaksi alegi terdiri atas dua jenis, yaitu : reaksi alergi
langsung dan reaksi alergi tertunda.

Reaksi alergi langsung disebabkan mekanisme imunitas humoral. Reaksi


ini disebabkan oleh produksi antibodi IgE berlebihan saat seseorang
terkena antigen. Antibodi IgE tertempel pada sel Mast, leukosit yang
memiliki senyawa histamin. Sel Mast banyak terdapat pada paru-paru
sehingga saat antibodi IgE menempel pada sel Mast, histamin dikeluarkan
dan menyebabkan bersin-bersin dan mata berair.

Reaksi alergi tertunda disebabkan oleh perantara sel. Contoh yang ekstrim
adalah saat makrofag tidak dapat menelan antigen atau
menghancurkannya. Akhirnya limfosit T segera memicu pembengkakan
pada jaringan.
Sasaran utama sistem imun :

1. Bakteri
Mikrorganisme sel tunggal, tidak berinti dan memiliki perangkat essensial
untuk hidup dan berproduksi.
2. Virus
DNA/RNA yang terbungkus selubung protein.

Aktifitas yang berkaitan dengan sistem pertahanan :

1. Pertahanan terhadap patogen penginvasi


2. Identifikasi dan destruksi sel abnormal/mutan yang berasal dari tubuh
sendiri : surveilans imun
3. Respon imun yang tidak sesuai yang menimbulkan alergi
4. Penolakan sel-sel jaringan asing : transplantasi organ

Untuk mempunyai sistem imun yang sempurna untuk menentang virus dan
bakteri, kita perlu mempumyai syarat tertentu sebagai berikut :

1. Nutrisi yang sempurna


2. Olah raga yang sesuai
Olah raga dapat meningkatkan ketahanan, olah raga dapat menyalurkan
oksigen kepada organ dalam tubuh, melancarkan peredaran darah,
menguatkan fungsi kardiovaskuler dan meningkatkan sistem imun badan.
3. Senantiasa gembira dan bijak menangani tekanan
Tekanan dan kegelisahan dapat mengganggu sistem imun. Apabila otak
berada dalam dalam keadaan tertekan, ia menghasilkan hormon kortisol.
Jika hormon ini berlebihan ia akan menganggu sistem imun.
4. Nutrisi yang cukup
a. Protein : protein yang cukup sangat penting karena protein adalah
nutrien yang penting untuk menghasilkan imunoglobulindan berbagai
antibodi.
b. Vitamin dan mineral : Vitamin dan mieral diperlukan oleh tubuh
seperti vitamin A, vitamin C, vitamin E, Zink, besi, selenium dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.stimuno.com/index.php?mod=article&id=113
2. http://drveggielabandresearch.blogspot.com/2008/05/sistem-imun.html
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalan
4. http://rhamnosa.wordpress.com/2006/03/11/stimuno-si-penguat-sistem-
imun/http:mikrobia/wordpress.com/2007/03/08/sistem-kekebalan-tubuh-
068114009068114048068114055/
5. Subowo, 2006, imunobiologi, angkasa, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai