2. a Makrofag
Makrofag memiliki fungsi atau peran utama untuk memakan partikel dan
mencernanya bersama-sama dengan lisosom yaitu yang berkaitan dengan fungsi
pertahanan dan perbaikan, fungsi lainnya adalah menghasilkan IL (InterLeukin) yang
mengatur tugas sel-B dan sel-T dari limfosit dan memobilisasi sistem pertahanan
tubuh lainnya, makrofag juga merupakan sel sekretori yang dapat menghasilkan
faktor nekrosis tumor (TNF = Tumor Nekrosis Faktor) yang dapat membunuh sel
tumor, juga menghasilkan beberapa substansi penting termasuk enzim-enzim (lisozim,
elastase). Mekanisme Cara menghancurkan (memakan) bakteri atau benda asing
tersebut adalah dengan membentuk sitoplasma pada saat bakteri atau benda asing
melekat pada permukaan sel makrofag, lalu sitoplasma tersebut melekuk ke dalam
membungkus bakteri atau benda asing, tonjolan sitoplasma yang saling bertemu akan
melebur menjadi satu sehingga bakteri atau benda asing akan tertangkap di dalam
vakuola
Makrofag juga berperan pada reaksi imunologis tubuh, dengan menelan memproses,
dan menyimpan antigen dan menyampaikan informasi kepada sel-sel berdekatan
secara imunologis kompeten (limfosit dan sel plasma). Makrofag mempunyai reseptor
yang mengikat antibody dan makrofag bersenjata demikian sanggup mencari dan
menghancurkan antigen yang khas terhadap antibody itu. Selama proses infeksi
limfosit – T yang terangsang menghasilkan sejumlah limfokin yang menarik
makrofagketempat yang membutuhkannya dan terus mengaktifkannya. Makrofag
berukuran 10 – 30 mm, bentuk tidak teratur, inti lonjong atau bentuk ginjal letak
exentrik, mengandung granula azurofilik, Makro. Makrofog merupakan sel yang
panjang umurnya dapat bertahan berbulan-bulan dalam jaringa
b. Neutropil
Merupakan sel fagosit yang mempunyai peran utama dalam pertahanan melawan infeksi.
Neutropil menjadi sel yang pertama hadir ketika terjadi infeksi, Neutropil menyerang
pathogen dengan menggunakan berbagai macam substansi beracun yang beracun yang
mengandung bahan pengoksidasi kuat. Sel neutropil yang terlihat seperti nanah.
c. Sel Dentritic
Berfungsi untuk diadaptif atau sebagai APC. Sel dentritic limfoid tersebar diseluruh bagian
tubuh, termasuk pada medulla timus dan zona sel T pada semua organ limfoid. Antigen yang
diikat oleh sel dentrik akan ditelan ke dalam sitosol dan dihancurkan menjadi peptide untuk
kemudian diangkut ke permukaan sel yang tergabung dalam kompleks dengan MHC.
d. Eusinofil
Berperan dalam system kekebalan dengan melawan parasit multiselular dan juga ikut
mengendalikanmekanisme alergi. Aktivitasi dan pelepasan racun oleh eosinopil diatur dengan
ketat untuk mencegah penghancuran jaringan yang tidak diperlukan. Eosinofil dapat
ditemukan pada medulla oblingata , saluran pencernaaan, limpa, dan uterus. Tetapi tidak
dapatdijumpai di paru-paru, kulit, esophagus dan korban lainnya, pada kondisi normal,
keberadaan eosinopil pada area ini sering menjadi pertanda ada suatu penyakit. Eosinofil
dapat bertahan dalam sirkulasi darah selama 8-12 jam dan dapat bertahan lebih lama sekitar
8-12 hari di dalam jaringan apabila tidak terdapat stimulasi
e. Basofil
Berperan penting dalam menghasilkan reaksi peradangan untuk melawan infeksi. Saat
teraktivasi, basofil mengeluarkan antara lain histamine,heparin, kondroitin, elastase,
leukotriena dan macam sitokina. Ketika allergen yang berbahaya berpotensi berbahaya
memasukitubuh, system kekebalan merespon dengan cara mengisolasi dan menghilangkan
allergen. Ketika merespn allergen, basofill yang mengalami kerusakan akan melepaskan
histamine,yang sebagian bertanggung jawab atas peradangan selama energy. Basofil
mengandung banyak granula sitoplasmik dengan dua lobus. (Arlita L. Antari, 2017)
c. Limfosit B
Sel B memori: adalah sel tidak membelah yang berasal dari pecahan limfosit
B antigen teraktivasi. Sel memori menetap dalam jaringan limfoid dan siap
merespon antigen perangsang yang muncul dalam pajanan selanjutnya dengan
respon imun sekunder yang lebih cepat dan lebih besar. Berfungsi untuk
mengingat informasi antigen.
Plasma cells: adalah sel B yang telah terdiferensiasi penuh. Sel ini mampu
menyintesis dan mensekresi antibody untuk menghancurkan antigen tertentu.
Setiap sel plasma akan memproduksi satu jenis antibody asalkan antigennya
tersedia (Ethel Sloane , 2004)