Anda di halaman 1dari 5

1.

Sistem imunitas merupakan sistem kekebalan atau sistem pertahanan terhadap


pengaruh lingkungan luarsuatu organisme. Salah satu bentuk pertahanan dengan
pertarungan dan membunuh patogen. Sistem imun dibedakan menjadi dua yaitu
sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif (Alifah hayati, 2020)
A) Sistem imun bawaan merupakan sistem imun yang dimiliki dari lahir.
Sistem imun bawaan juga merupakan sistem imun atau pertahanan pertama bagi
tubuh. Pertahanan pertama tubuh dalam bentuk fisik.mekanik, dan biokimia yaitu
kulit, mukosa. Silia, batuk, bersin, dan asam lambung. Perlindungan tubuh berupa
organ ada juga sistem imun bawaan dalam bentuk sel yaitu monosit, basofil,
makrofag.eusinofil.NKsel.sitokin, kemokin.protein fase akut, dan komplemen. Setiap
yang menjalankan fungsi dan tugas yang berbeda-beda dengan tujuan yang sama yang
dapat menahan tubuh. Selain untuk pengawasan kekebalan tubuh sistem imun
bawaan juga berfungsi untuk mempertahankan homeostatis tubuh.
B) Sistem imun adaptif (spesifik) Sistem imun adaptif merupakan sistem imun
yang didapat. Sistem imun adaptif terdiri dari pasif dan aktif. Untuk sistem imun
yang diperoleh secara natural dimana antibodi akan berkembang sebagai bentuk
respon terhadap infeksi. Sistem imun adaptif dapat diperoleh secara natural, sistem
imun adaptif dapat juga diperoleh dengan cara buatan dimana antibodi dikembangkun
sebagai respon terhadap vaksinasi.sistem imun aktif didapat setelah mendapat
antibodi dari seseorang atau dari tempat lain. Sistem imun aktif dapat diperoleh dari
ASI dan juga serum. Sistem imun adaptif mempenyuai sel yang merupakan
komponen yang dapat menopang tubuh yaitu sel limfosit B.limfosit T, dan antibodi
(imunoglubulin / lg). Sel ini mempunyai fungsi dan tugas yang berbeda. Dimana
masing-masing sel tersebut mempunyai fungsi yang lebih spesifik dibandingkan
dengan sistem imun bawaan. Pertahanan dilakukan dengan terlebih dahulu mengenal
suatu antigen atau patogen. Kemudian antigen atau patogen dihancurkan.

2. a Makrofag

Makrofag memiliki fungsi atau peran utama untuk memakan partikel dan
mencernanya bersama-sama dengan lisosom yaitu yang berkaitan dengan fungsi
pertahanan dan perbaikan, fungsi lainnya adalah menghasilkan IL (InterLeukin) yang
mengatur tugas sel-B dan sel-T dari limfosit dan memobilisasi sistem pertahanan
tubuh lainnya, makrofag juga merupakan sel sekretori yang dapat menghasilkan
faktor nekrosis tumor (TNF = Tumor Nekrosis Faktor) yang dapat membunuh sel
tumor, juga menghasilkan beberapa substansi penting termasuk enzim-enzim (lisozim,
elastase). Mekanisme Cara menghancurkan (memakan) bakteri atau benda asing
tersebut adalah dengan membentuk sitoplasma pada saat bakteri atau benda asing
melekat pada permukaan sel makrofag, lalu sitoplasma tersebut melekuk ke dalam
membungkus bakteri atau benda asing, tonjolan sitoplasma yang saling bertemu akan
melebur menjadi satu sehingga bakteri atau benda asing akan tertangkap di dalam
vakuola

Makrofag juga berperan pada reaksi imunologis tubuh, dengan menelan memproses,
dan menyimpan antigen dan menyampaikan informasi kepada sel-sel berdekatan
secara imunologis kompeten (limfosit dan sel plasma). Makrofag mempunyai reseptor
yang mengikat antibody dan makrofag bersenjata demikian sanggup mencari dan
menghancurkan antigen yang khas terhadap antibody itu. Selama proses infeksi
limfosit – T yang terangsang menghasilkan sejumlah limfokin yang menarik
makrofagketempat yang membutuhkannya dan terus mengaktifkannya. Makrofag
berukuran 10 – 30 mm, bentuk tidak teratur, inti lonjong atau bentuk ginjal letak
exentrik, mengandung granula azurofilik, Makro. Makrofog merupakan sel yang
panjang umurnya dapat bertahan berbulan-bulan dalam jaringa

b. Neutropil

Merupakan sel fagosit yang mempunyai peran utama dalam pertahanan melawan infeksi.
Neutropil menjadi sel yang pertama hadir ketika terjadi infeksi, Neutropil menyerang
pathogen dengan menggunakan berbagai macam substansi beracun yang beracun yang
mengandung bahan pengoksidasi kuat. Sel neutropil yang terlihat seperti nanah.

c. Sel Dentritic

Berfungsi untuk diadaptif atau sebagai APC. Sel dentritic limfoid tersebar diseluruh bagian
tubuh, termasuk pada medulla timus dan zona sel T pada semua organ limfoid. Antigen yang
diikat oleh sel dentrik akan ditelan ke dalam sitosol dan dihancurkan menjadi peptide untuk
kemudian diangkut ke permukaan sel yang tergabung dalam kompleks dengan MHC.

d. Eusinofil

Berperan dalam system kekebalan dengan melawan parasit multiselular dan juga ikut
mengendalikanmekanisme alergi. Aktivitasi dan pelepasan racun oleh eosinopil diatur dengan
ketat untuk mencegah penghancuran jaringan yang tidak diperlukan. Eosinofil dapat
ditemukan pada medulla oblingata , saluran pencernaaan, limpa, dan uterus. Tetapi tidak
dapatdijumpai di paru-paru, kulit, esophagus dan korban lainnya, pada kondisi normal,
keberadaan eosinopil pada area ini sering menjadi pertanda ada suatu penyakit. Eosinofil
dapat bertahan dalam sirkulasi darah selama 8-12 jam dan dapat bertahan lebih lama sekitar
8-12 hari di dalam jaringan apabila tidak terdapat stimulasi

e. Basofil

Berperan penting dalam menghasilkan reaksi peradangan untuk melawan infeksi. Saat
teraktivasi, basofil mengeluarkan antara lain histamine,heparin, kondroitin, elastase,
leukotriena dan macam sitokina. Ketika allergen yang berbahaya berpotensi berbahaya
memasukitubuh, system kekebalan merespon dengan cara mengisolasi dan menghilangkan
allergen. Ketika merespn allergen, basofill yang mengalami kerusakan akan melepaskan
histamine,yang sebagian bertanggung jawab atas peradangan selama energy. Basofil
mengandung banyak granula sitoplasmik dengan dua lobus. (Arlita L. Antari, 2017)

3. a. Antigen presenting cells (APC) bertujuan untuk mempresentasikan antigen ke sel


yang lain. APC profesionalyaitu sel dentritik, makrofag, dan sel B yang menyajikan
antigen untuk sel T pembantu. Presentasi antigen mengizinkan spesifitas dari imunitas
adaptif dan bias berkontribusi untuk respon imun terhadap patogen intraselular dan
ekstraselular, juga mengandalkan molekul sinyal yang lain yang terdapat pada
permukaan APC atau sel T. Setelah menangkap antigen sel dentritic segera
melakukan migrasi melalui pembuluh limfe eferen menuju kelenjar limfe regional.
Sepanjang perjalanannya sel dentritic mengalami proses meturasi dengan mengolah
antigen tersebut. (Arlita L. Antari, 2017)
b. Limfosit T
 Sel T memori: berfungsi untuk mengingat saat pengenalan antigen asing sel T,
berdiferensi menjadi sel T memori. Sel T memori dapat berkembang biaksaat
terpapar kembali dengan antigen yang sama sehingga memberikan umpan
balik berupa sistem kekebalan yang terjadi saat pada infeksi sebelumnya.
 Sel T efektor: Berfungsi sebagai perantara hubungan antigen. Sel T
efektoryang mengenali antigen akan menserasikan sitokin untuk mengaktivitas
sel endothelial agar terjadi sekresi E-selektin, VCAM-1 dan ICAM-2 dan
kemokin Rantes.
 Sel T sitotoksik: Biasa disebut sel T pembunuh, mengenali dan
menghancurkan sel yang memperlihatkan antigen asing pada permukaannya.
Sel T sitotoksik meninggalkan jaringan limfoid dan bermigrasi menuju lokasi
sel tergetnya. Sel ini berfungsi untuk membunuh sel yang terinfeksi.
 Sel T Helper: sel ini berfungsi untuk membantu dan tidak bereran langsung
dalam pembunuhan sel. Sel ini dapat mengenali antigen MHC kelas II, yang
ada dalam sel T helper teraktivasi , akan berinteraksi dengan sel B yang
antibodinya mengenali antigen yang sama dengan antigen yang menstimulasi
sel T helper.
Sel T regulator: berfungsi untuk mengatur atau menahan sel T. Setelah
diaktifasi sel T helper, akan menekan respon sel B dan sel T, dalam bentuk
sirkuit umpan balik regulator mandiri, sel T helper akan dihambat oleh Sel T
regulator. (Ethel Sloane, 2004)

c. Limfosit B
Sel B memori: adalah sel tidak membelah yang berasal dari pecahan limfosit
B antigen teraktivasi. Sel memori menetap dalam jaringan limfoid dan siap
merespon antigen perangsang yang muncul dalam pajanan selanjutnya dengan
respon imun sekunder yang lebih cepat dan lebih besar. Berfungsi untuk
mengingat informasi antigen.

Plasma cells: adalah sel B yang telah terdiferensiasi penuh. Sel ini mampu
menyintesis dan mensekresi antibody untuk menghancurkan antigen tertentu.
Setiap sel plasma akan memproduksi satu jenis antibody asalkan antigennya
tersedia (Ethel Sloane , 2004)

Anda mungkin juga menyukai