Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MAKALAH

GIZI DAN IMUNOLOGI

DI SUSUN OLEH:
SITTI AISYAH
J1B121044
GIZI A

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Wa Ode Salma, SST., M.Kes.

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
A. Definisi Sistem Imun
Sistem imun merupakan sistem pertahanan atau
kekebalan tubuh. Sistem imun berperan dalam mengenal,
menghancurkan benda-benda asing atau sel abnormal yang
merugikan tubuh. Sistem imun tidak memiliki tempat khusus
dalam tubuh manusia dan tidak dikontrol oleh organ pusat,
seperti otak. Sel-sel tertentu berperan sebagai pasukan
pertahanan untuk memerangi benda asing yang masuk tubuh
yang berpotensi menimbulkan gangguan pada tubuh. Dilansir
Encyclopaedia Britannica (2015), sistem imun adalah kelompok
pertahanan yang ditemukan pada manusia untuk membantu
mengusir organisme penyebab penyakit yang ada di dalam
tubuh. Pada pertahanan tubuh dibagi menjadi dua tipe, yakni
pertahanan tubuh adaptif (spesifik) dan pertahanan tubuh
bawaan (non spesifik).
B. Pertahanan Tubuh Adaptif (Spesifik)
Sistem imun adaptif, juga disebut sebagai sistem imun yang
didapat, adalah subsistem dari sistem kekebalan yang terdiri
dari sel-sel sistemik khusus dan proses yang menghilangkan
patogen dengan mencegah pertumbuhannya. Sistem kekebalan
yang didapat adalah salah satu dari dua strategi kekebalan
utama yang ditemukan pada vertebrata (yang lainnya adalah
sistem kekebalan bawaan). Imunitas yang didapat menciptakan
memori imunologis setelah respons awal terhadap patogen
spesifik, dan mengarah pada peningkatan respons terhadap
pertemuan selanjutnya dengan patogen itu. Proses kekebalan
yang didapat ini merupakan dasar vaksinasi. Seperti sistem
bawaan, sistem yang diperoleh mencakup komponen imunitas
humoral dan komponen imunitas yang diperantarai sel.
Tidak seperti sistem imun bawaan, sistem imun yang
didapat sangat spesifik untuk patogen tertentu. Kekebalan yang
didapat juga dapat memberikan perlindungan jangka panjang;
misalnya, seseorang yang sembuh dari campak sekarang
dilindungi dari campak seumur hidup mereka. Dalam kasus lain
tidak memberikan perlindungan seumur hidup; misalnya cacar
air. Respon sistem yang diperoleh menghancurkan patogen
yang menyerang dan molekul toksik yang mereka hasilkan.
Terkadang sistem yang diperoleh tidak dapat membedakan
molekul asing yang berbahaya dan tidak berbahaya; efek dari
ini dapat berupa hayfever, asma atau alergi lainnya.
Antigen adalah zat apa pun yang memperoleh respons
imun yang didapat (apakah adaptif atau maladaptif terhadap
organisme). Sel-sel yang melakukan respon imun yang didapat
adalah sel darah putih yang dikenal sebagai limfosit. Dua kelas
luas utama — respons antibodi dan respons imun yang
dimediasi sel — juga dibawa oleh dua limfosit berbeda (sel B
dan sel T). Dalam respon antibodi, sel B diaktifkan untuk
mengeluarkan antibodi, yang merupakan protein yang juga
dikenal sebagai imunoglobulin.
Antibodi berjalan melalui aliran darah dan berikatan
dengan antigen asing yang menyebabkannya tidak aktif, yang
tidak memungkinkan antigen berikatan dengan inang. Pada
imunitas yang didapat, reseptor spesifik patogen “diperoleh”
selama masa hidup organisme (sedangkan reseptor spesifik
patogen imunitas bawaan sudah dikodekan dalam germline).
Respons yang diperoleh disebut “adaptif” karena ia
mempersiapkan sistem kekebalan tubuh untuk menghadapi
tantangan di masa depan (meskipun sebenarnya bisa juga
maladaptif ketika itu menghasilkan autoimunitas).
Sistem ini sangat mudah beradaptasi karena hipermutasi
somatik (proses mutasi somatik yang dipercepat), dan
rekombinasi V (D) J (rekombinasi genetik ireversibel dari
segmen gen reseptor antigen). Mekanisme ini memungkinkan
sejumlah kecil gen untuk menghasilkan sejumlah besar reseptor
antigen yang berbeda, yang kemudian diekspresikan secara unik
pada setiap limfosit individu.
Karena penataan ulang gen mengarah pada perubahan
ireversibel dalam DNA setiap sel, semua keturunan (keturunan)
dari sel itu mewarisi gen yang mengkode spesifisitas reseptor
yang sama, termasuk sel B memori dan sel T memori yang
merupakan kunci untuk berumur panjang kekebalan spesifik.
a) Sistem Imun Spesifilk Humoral
Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah
limfosit B atau set B. Set B tersebut berasal dari set asal
multipoten. Pada unggas set asal tersebut berdiferensiasi
menjadi set B di dalam alat yang disebut Bursa Fabricius yang
letaknya dekat kloaka. Bila set B dirangsang benda asing, set
tersebut akan berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi set
plasma yang dapat membentuk antibodi. Antibodi yang dilepas
dapat ditemukan di dalam serum. Fungsi utama antibodi ialah
mempertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri, virus dan
netralisasi toksin.

b) Sistern Imun Spesifilk Selular

Yang berperan dalam sistem imun spesifilk selular adalah


limfosit T atau set T. Set tersebut juga berasal daril set asal
yang sama seperti set B, tetapi proliferasi dan diferensiasinya
terjadi di dalam kelenjar timus. Berbeda dengan set B, set T
terdiri atas beberapa subset set yang mempunyai fungsi yang
berlainan.

Fungsi set T umumnya ialah :


- membantu set B dalam memproduksi antibodi
- mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi virus
- mengaktifkan makrofag dalam fagositosis
- mengontrol ambang dan kualitas sistem imun
Sel T terdiri atas beberapa subset sel sebagai berikut :
 Sel Th (T helper)
Sel Th dibagi menjadi Th1 dan Th2. Th2 menolong sel B dalam
memproduksi antibodi. Untuk memproduksi antibodi,
kebanyakan antigen (T dependent antigen) harus dikenal
terlebih dahulu, baik oleh sel T maupun sel B. Sel Th (Th1)
berpengaruh atas sel Tc dalam mengenal sel yang terkena
infeksi virus, jaringan cangkok alogenik dan sel kanker. Istilah
sel T inducer dipakai untuk menunjukkan aktivitas sel Th yang
mengaktifkan subset sel T lainnya. Sel Th juga melepas
limfokin; limfokin asal Th1 mengaktifkan makrofag, sedang
limfokin asal sel Th2 mengaktifkan sel B/sel plasma yang
membentuk antibodi.
 Sel Ts (T supresor)
Sel Ts menekan aktivitas sel T yang lain dan sel B. Menurut
fungsinya, sel Ts dapat dibagi menjadi sel Ts spesifik untuk
antigen tertentu dan sel Ts non-spesifik.
 Sel Tdh atau Td (delayed hypersensitivity)
Sel Tdh adalah sel yang berperan pada pengerahan
makrofag dan sel inflamasi lainnya ke tempat terjadinya
reaksi lambat. Dalam fungsinya, memerlukan rangsangan
dari sel Thl.
 Sel Tc (cytotoxic)
Sel Tc mempunyai kemampuan untuk menghancurkan sel
alogpnik, sel sasaran yang mengandung virus dan sel
kanker. Sel Th dan Tc disebut juga sel T regulator sedang
sel Tdh dan sel Tc disebut sel efektor. Dalam fungsinya, sel
Tc memerlukan rangsangan dari sel Thl.
 Sel K
Sel K atau ADCC (Antibody Dependent Cell Cytotoxicity)
adalah sel yang tergolong dalam sistem imun non-spesifilk
tetapi dalam kerjanya memerlukan bantuan imunoglobulin
(molekul dari sistem imun spesifik).

C. Pertahanan Tubuh Bawaan (Non Spesifik)


Imunitas non spesifik fisiologik berupa komponen
normal tubuh, selalu ditemukan pada individu sehat dan siap
mencegah mikroba masuk tubuh dan dengan cepat
menyingkirkannya.2 Semua mekanisme pertahanan ini
merupakan bawaan (innate), artinya pertahanan tersebut secara
alamiah ada dan tidak adanya pengaruh secara intrinsik oleh
kontak dengan agen infeksi sebelumnya. Mekanisme
pertahanan ini berperan sebagai garis pertahanan pertama dan
penghambat kebanyakan patogen potensial sebelum menjadi
infeksi yang tampak.
 Pertahanan fisik/mekanik
Kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin,
merupakan garis pertahanan terdepan terhadap infeksi.
 Pertahanan biokimia
pH asam keringat, sekresi sebaseus, berbagai asam lemak
yang dilepas kulit, lizosim dalam keringat, ludah, air
mata, dan air susu ibu, enzim saliva, asam lambung,
enzim proteolitik, antibodi, dan empedu dalam usus
halus, mukosa saluran nafas, gerakan silia.
 Pertahanan humoral
Pertahanan humoral terdiri dari komplemen, protein fase
akut, mediator asal fosfolipid, sitokin IL-1, IL-6, TNF-α.
Komplemen terdiri atas sejumlah besar protein yang bila
diaktifkan akan memberikan proteksi terhadap infeksi
dan berperan dalam respons inflamasi. Komplemen
berperan sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis,
sebagai faktor kemotaktik dan juga menimbulkan
destruksi/lisis bakteri dan parasit. Protein fase akut terdiri
dari CRP, lektin, dan protein fase akut lain α1- antitripsin,
amyloid serum A, haptoglobin, C9, faktor B dan
fibrinogen. Mediator asal fosfolipid diperlukan untuk
produksi prostaglandin dan leukotrien. Keduanya
meningkatkan respons inflamasi melalui peningkatan
permeabilitas vaskular dan vasodilatasi.
 Pertahanan seluler
Fagosit, sel NK, sel mast, dan eosinofil berperan dalam
sistem imun non spesifik seluler. Sel-sel imun tersebut
dapat ditemukan dalam sirkulasi atau jaringan.Contoh sel
yang dapat ditemukan dalam sirkulasi adalah neutrofil,
eosinofil, basofil, monosit, sel T, sel B, sel NK, sel darah
merah, dan trombosit. Contoh sel-sel dalam jaringan
adalah eosinofil, sel mast, makrofag, sel T, sel plasma,
dan sel NK.

Anda mungkin juga menyukai