FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2023 A. Definisi Sistem Imun Sistem imun merupakan sistem pertahanan atau kekebalan tubuh. Sistem imun berperan dalam mengenal, menghancurkan benda-benda asing atau sel abnormal yang merugikan tubuh. Sistem imun tidak memiliki tempat khusus dalam tubuh manusia dan tidak dikontrol oleh organ pusat, seperti otak. Sel-sel tertentu berperan sebagai pasukan pertahanan untuk memerangi benda asing yang masuk tubuh yang berpotensi menimbulkan gangguan pada tubuh. Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), sistem imun adalah kelompok pertahanan yang ditemukan pada manusia untuk membantu mengusir organisme penyebab penyakit yang ada di dalam tubuh. Pada pertahanan tubuh dibagi menjadi dua tipe, yakni pertahanan tubuh adaptif (spesifik) dan pertahanan tubuh bawaan (non spesifik). B. Pertahanan Tubuh Adaptif (Spesifik) Sistem imun adaptif, juga disebut sebagai sistem imun yang didapat, adalah subsistem dari sistem kekebalan yang terdiri dari sel-sel sistemik khusus dan proses yang menghilangkan patogen dengan mencegah pertumbuhannya. Sistem kekebalan yang didapat adalah salah satu dari dua strategi kekebalan utama yang ditemukan pada vertebrata (yang lainnya adalah sistem kekebalan bawaan). Imunitas yang didapat menciptakan memori imunologis setelah respons awal terhadap patogen spesifik, dan mengarah pada peningkatan respons terhadap pertemuan selanjutnya dengan patogen itu. Proses kekebalan yang didapat ini merupakan dasar vaksinasi. Seperti sistem bawaan, sistem yang diperoleh mencakup komponen imunitas humoral dan komponen imunitas yang diperantarai sel. Tidak seperti sistem imun bawaan, sistem imun yang didapat sangat spesifik untuk patogen tertentu. Kekebalan yang didapat juga dapat memberikan perlindungan jangka panjang; misalnya, seseorang yang sembuh dari campak sekarang dilindungi dari campak seumur hidup mereka. Dalam kasus lain tidak memberikan perlindungan seumur hidup; misalnya cacar air. Respon sistem yang diperoleh menghancurkan patogen yang menyerang dan molekul toksik yang mereka hasilkan. Terkadang sistem yang diperoleh tidak dapat membedakan molekul asing yang berbahaya dan tidak berbahaya; efek dari ini dapat berupa hayfever, asma atau alergi lainnya. Antigen adalah zat apa pun yang memperoleh respons imun yang didapat (apakah adaptif atau maladaptif terhadap organisme). Sel-sel yang melakukan respon imun yang didapat adalah sel darah putih yang dikenal sebagai limfosit. Dua kelas luas utama — respons antibodi dan respons imun yang dimediasi sel — juga dibawa oleh dua limfosit berbeda (sel B dan sel T). Dalam respon antibodi, sel B diaktifkan untuk mengeluarkan antibodi, yang merupakan protein yang juga dikenal sebagai imunoglobulin. Antibodi berjalan melalui aliran darah dan berikatan dengan antigen asing yang menyebabkannya tidak aktif, yang tidak memungkinkan antigen berikatan dengan inang. Pada imunitas yang didapat, reseptor spesifik patogen “diperoleh” selama masa hidup organisme (sedangkan reseptor spesifik patogen imunitas bawaan sudah dikodekan dalam germline). Respons yang diperoleh disebut “adaptif” karena ia mempersiapkan sistem kekebalan tubuh untuk menghadapi tantangan di masa depan (meskipun sebenarnya bisa juga maladaptif ketika itu menghasilkan autoimunitas). Sistem ini sangat mudah beradaptasi karena hipermutasi somatik (proses mutasi somatik yang dipercepat), dan rekombinasi V (D) J (rekombinasi genetik ireversibel dari segmen gen reseptor antigen). Mekanisme ini memungkinkan sejumlah kecil gen untuk menghasilkan sejumlah besar reseptor antigen yang berbeda, yang kemudian diekspresikan secara unik pada setiap limfosit individu. Karena penataan ulang gen mengarah pada perubahan ireversibel dalam DNA setiap sel, semua keturunan (keturunan) dari sel itu mewarisi gen yang mengkode spesifisitas reseptor yang sama, termasuk sel B memori dan sel T memori yang merupakan kunci untuk berumur panjang kekebalan spesifik. a) Sistem Imun Spesifilk Humoral Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau set B. Set B tersebut berasal dari set asal multipoten. Pada unggas set asal tersebut berdiferensiasi menjadi set B di dalam alat yang disebut Bursa Fabricius yang letaknya dekat kloaka. Bila set B dirangsang benda asing, set tersebut akan berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi set plasma yang dapat membentuk antibodi. Antibodi yang dilepas dapat ditemukan di dalam serum. Fungsi utama antibodi ialah mempertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri, virus dan netralisasi toksin.
b) Sistern Imun Spesifilk Selular
Yang berperan dalam sistem imun spesifilk selular adalah
limfosit T atau set T. Set tersebut juga berasal daril set asal yang sama seperti set B, tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi di dalam kelenjar timus. Berbeda dengan set B, set T terdiri atas beberapa subset set yang mempunyai fungsi yang berlainan.
Fungsi set T umumnya ialah :
- membantu set B dalam memproduksi antibodi - mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi virus - mengaktifkan makrofag dalam fagositosis - mengontrol ambang dan kualitas sistem imun Sel T terdiri atas beberapa subset sel sebagai berikut : Sel Th (T helper) Sel Th dibagi menjadi Th1 dan Th2. Th2 menolong sel B dalam memproduksi antibodi. Untuk memproduksi antibodi, kebanyakan antigen (T dependent antigen) harus dikenal terlebih dahulu, baik oleh sel T maupun sel B. Sel Th (Th1) berpengaruh atas sel Tc dalam mengenal sel yang terkena infeksi virus, jaringan cangkok alogenik dan sel kanker. Istilah sel T inducer dipakai untuk menunjukkan aktivitas sel Th yang mengaktifkan subset sel T lainnya. Sel Th juga melepas limfokin; limfokin asal Th1 mengaktifkan makrofag, sedang limfokin asal sel Th2 mengaktifkan sel B/sel plasma yang membentuk antibodi. Sel Ts (T supresor) Sel Ts menekan aktivitas sel T yang lain dan sel B. Menurut fungsinya, sel Ts dapat dibagi menjadi sel Ts spesifik untuk antigen tertentu dan sel Ts non-spesifik. Sel Tdh atau Td (delayed hypersensitivity) Sel Tdh adalah sel yang berperan pada pengerahan makrofag dan sel inflamasi lainnya ke tempat terjadinya reaksi lambat. Dalam fungsinya, memerlukan rangsangan dari sel Thl. Sel Tc (cytotoxic) Sel Tc mempunyai kemampuan untuk menghancurkan sel alogpnik, sel sasaran yang mengandung virus dan sel kanker. Sel Th dan Tc disebut juga sel T regulator sedang sel Tdh dan sel Tc disebut sel efektor. Dalam fungsinya, sel Tc memerlukan rangsangan dari sel Thl. Sel K Sel K atau ADCC (Antibody Dependent Cell Cytotoxicity) adalah sel yang tergolong dalam sistem imun non-spesifilk tetapi dalam kerjanya memerlukan bantuan imunoglobulin (molekul dari sistem imun spesifik).
C. Pertahanan Tubuh Bawaan (Non Spesifik)
Imunitas non spesifik fisiologik berupa komponen normal tubuh, selalu ditemukan pada individu sehat dan siap mencegah mikroba masuk tubuh dan dengan cepat menyingkirkannya.2 Semua mekanisme pertahanan ini merupakan bawaan (innate), artinya pertahanan tersebut secara alamiah ada dan tidak adanya pengaruh secara intrinsik oleh kontak dengan agen infeksi sebelumnya. Mekanisme pertahanan ini berperan sebagai garis pertahanan pertama dan penghambat kebanyakan patogen potensial sebelum menjadi infeksi yang tampak. Pertahanan fisik/mekanik Kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin, merupakan garis pertahanan terdepan terhadap infeksi. Pertahanan biokimia pH asam keringat, sekresi sebaseus, berbagai asam lemak yang dilepas kulit, lizosim dalam keringat, ludah, air mata, dan air susu ibu, enzim saliva, asam lambung, enzim proteolitik, antibodi, dan empedu dalam usus halus, mukosa saluran nafas, gerakan silia. Pertahanan humoral Pertahanan humoral terdiri dari komplemen, protein fase akut, mediator asal fosfolipid, sitokin IL-1, IL-6, TNF-α. Komplemen terdiri atas sejumlah besar protein yang bila diaktifkan akan memberikan proteksi terhadap infeksi dan berperan dalam respons inflamasi. Komplemen berperan sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis, sebagai faktor kemotaktik dan juga menimbulkan destruksi/lisis bakteri dan parasit. Protein fase akut terdiri dari CRP, lektin, dan protein fase akut lain α1- antitripsin, amyloid serum A, haptoglobin, C9, faktor B dan fibrinogen. Mediator asal fosfolipid diperlukan untuk produksi prostaglandin dan leukotrien. Keduanya meningkatkan respons inflamasi melalui peningkatan permeabilitas vaskular dan vasodilatasi. Pertahanan seluler Fagosit, sel NK, sel mast, dan eosinofil berperan dalam sistem imun non spesifik seluler. Sel-sel imun tersebut dapat ditemukan dalam sirkulasi atau jaringan.Contoh sel yang dapat ditemukan dalam sirkulasi adalah neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, sel T, sel B, sel NK, sel darah merah, dan trombosit. Contoh sel-sel dalam jaringan adalah eosinofil, sel mast, makrofag, sel T, sel plasma, dan sel NK.