Anda di halaman 1dari 8

Nama : Yarlenoria Nabut

NIM : 184111028

Kelas/Semester : Farmasi A/ Program Ulang

Ujian : Imunologi

1. Buatkan Resume Materi Imunologi!


2. Berikan Contoh Mekanisme Pertahanan Tubuh Terhadap Salah Satu Pathogen !

Jawab
1. Materi pertemuan 1.
Apa Itu Imunologi
Sejarah Imunologi : Oleh Edward Jenner dan Smallpox (1796).

Imunologi (imun: kebal dan logos: ilmu ) : ilmu yang mempelajari mekanisme dan struktur
dalam organisme hidup untuk pertahanan terhadap penyakit infeksi

Imunitas : perlindungan dari penyakit, khususnya penyakit infeksi.


Sistem imun
: Sel-sel dan molekul yang terlibat dalam perlindungan
Respon imun
: respon untuk menyambut agen asing (antigen), misalnya virus.
Beberapa agen asing seperti allergen dapat menyebabkan penyakit sebagai
konsekuensi akibat menginduksi respon imun.
Klasifikasi:

 Pengenalan self dan non-self.


 Imunitas umum dan spesifik = alamiah dan adaptif = bawaan dan didapat,
 Imunitas seluler dan humoral
 Imunitas aktif dan pasif
 Imunitas primer dan sekunder.

- Sistem Imun

Fungsi:
1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit;
menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme
atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan
virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh
2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak
(debris sel) untuk perbaikan jaringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal

Sasaran utama: bakteri patogen & virus


Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel mast)
Materi Pertemuan 2

Sistem Pertahanan Tubuh

Pada dasarnya sistem imun dibagi menjadi 2 :

A. Sistem Imun Non Spesifik (SIN) :


a. Fisik/mekanik : kulit, selaput lendir, silia, batuk bersin
b. Larut : Biokimia (asam lambung, lisozim, laktoferin, asam neuraminik, dll), Humoral
(komplemen, Interferon, C Reactive Protein (CRP))
c. Seluler : Fagosit (Mono Nuklear, PMN), Sel Nol (Sel NK, Sel K), Sel Mediator (Basofil dan
mastosit, trombosit).
B. Sistem Imun Spesifik (SIS) :
a. Humoral/Sel B
b. Seluler/Sel T

Pertahanan Biokimia

a. pH asam dari keringat dan sekresi sebaseus : efek antimikrobal


b. Sekresi mukosa saluran napas dan telinga (sekresi lilin)
c. Lisozim dalam keringat, ludah, air mata dan air susu  melindungi dari berbagai kuman
Gram Positif :menghancurkan dinding sel
d. Air susu ibu: laktoferin dan asam neuraminik sifat antibakterial terhadap E. Coli dan
Staphylococcus
E. Asam hidroklorida dalam lambung, enzim proteolitik dan empedu dalam usus halus
menciptakan lingkungan anti bakteri

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Sistem Imun Non Spesifik

a. Spesies
b. Perbedaan individu dan pengaruh usia
c. Suhu
d. Pengaruh hormon
e. Faktor nutrisi
f. Flora bakteri normal

SEL-SEL SISTEM IMUN SPESIFIK

1. Sel T

A. Sel asal sel T adalah dari sumsum tulang  memasuki timus  berproliferasi di regio subkapsuler

B. Sel asal itu adalah dari CD4 dan CD 8

C. Terdiri dari berbagai subset :

 Sel Th (T helper)
 Sel Ts (T suppressor)
 Sel Tdh/Td (delayed hypersensitivity)
 Sel Tc (cytotoxic)
 Sel limfosit naif
 Sel Th0
 Sel Regulator dan efektor

Fungsi Sel T umumnya :

a. Membantu sel B dalam memproduksi antibodi


b. Mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi virus
c. Mengaktifkan makrofag dalam fagositosis
d. Mengontrol ambang dan kualitas sistem imun

2. Sel B

 Perkembangan Sel B dalam sumsum tulang adalah antigen independen tetapi


perkembangan selanjutnya memerlukan rangsangan dari antigen
 Fungsi utama sel B adalah memproduksi antibodi
 Atas pengaruh Sel T  sel B berberploriferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang
mampu membentuk Ig yang spesifik

Materi Pertemuan 3-4

Antibodi dan Antigen

 Sistem kekebalan spesifik


 Atau sistem kekebalan adaptif dapat menghancurkan patogen yang lolos dari sistem
kekebalan non-spesifik.
 Mencakup:
(1) kekebalan humoral  produksi antibodi oleh limfosit B (sel plasma)
(2) kekebalan selular  produksi limfosit T yg teraktivasi

Sistem Kekebalan Humoral

 Antigen (Ag) merangsang sel B berubah menjadi sel plasma yg memproduksi antibodi (Ab).
 Ab disekresi ke darah atau limfe  lokasi sel plasma yg teraktivasi; semua Ab akan mencapai
darah  gamma globulin = imunoglobulin (Ig)

Sistem Kekebalan Seluler

 Limfosit T spesifik untuk kekebalan terhadap infeksi virus & pengaturan pd mekanisme
kekebalan.
 Sel-sel T harus kontak langsung dg sasaran
 Ada 3 subpopulasi sel T: sel T sitotoksik, sel T penolong, & sel T penekan
 Major histocompatibility complex (MHC): kode human leucocyte-associated antigen (HLA) yg
terikat pd permukaan membran sel; khas pd setiap individu
 Surveilens imun: kerjasama sel T sitotoksik, sel NK, makrofag, & interferon

IMUNITAS HUMORAL

Kelas Imunoglobulin:

 IgG proporsi 76%


 IgM proporsi 8%
 IgA proporsi 15%
 IgD proporsi 1%
 IgE proporsi 0,002%

Cara Antibodi meng-inaktifkan antigen:

Netralisasi

Pengeblokan aktifitas biologis molekul target, misalnya toksin berikatan dengan reseptor

Opsonisasi

Interaksi dengan reseptor khusus sel (makrofag, netrofil, basofil, mast cells) membuat sel
tersebut mengenal & merespon antigen

Aktivasi Komplemen

Menyebabkan lisis langsung oleh komplemen. Rekrutmen komplemen juga menghasilkan


fagositosis.

IgG (immunoglobulin G) dengan proporsi 76%

 Rantai berat gamma


 4 subkelas yaitu IgG1, IgG2, IgG3 dan IgG4.
 Imunoglobulin terbanyak pada serum
 Imunoglobulin terbanyak pada daerah ekstravaskuler
 Transfer plasental. IgG adalah satu-satunya Ig yang dapat menembus barier plasenta menuju
janin dan memberikan imunitas pada masa-masa awal kehidupan bayi.
 Mengikat komplemen.

IgM (immunoglobulin G) dengan proporsi 8%

 Rantai berat Mu
 Imunoglobulin terbanyak ketiga dalam serum
 Ig yang pertama dibuat oleh fetus. (Ig pertama dibuat oleh sel B virgin saat distimulasi oleh
antigen).
 Pengikat komplemen terbaik karena berstruktur pentamer. Oleh karena itu IgM sangat
efisien untuk melisiskan mikroorganisme
 Fungsi aglutinasi terbaik karena berstruktur pentamer. Oleh karena itu IgM sangat
membantu untuk menggumpalkan mikroorganisme untuk dikeluarkan
 Berikatan dengan beberapa sel
 Merupakan imunoglobulin pada permukaan sel B sebagai reseptor antigen.

IgA (immunoglobulin G) dengan proporsi 15%

 Rantai berat alfa


 Ada 2 subkelas yaitu IgA1 dan IgA2.
 Imunoglobulin terbanyak kedua dalam serum
 Imunoglobulin terbanyak pada sekresi (air mata, saliva, kolostrum, mukus). IgA penting
untuk imunitas lokal.
 Tidak mengikat komplemen
 Berikatan dengan beberapa sel (netrofil dan limfosit)

IgD (immunoglobulin G) dengan proporsi 1%

 Rantai berat delta.


 Berjumlah sedikit dalam serum
 Secara primer IgD ditemukan pada permukaan sel B sebagai reseptor antigen.
 Tidak mengikat komplemen

IgE (immunoglobulin G) dengan proporsi 0,002%

 Rantai berat epsilon.


 Paling sedikit terdapat dalam serum.
 Terlibat dalam reaksi alergi (akibat terikat kuat dengan basofil dan mast cell). Pengikatan
alergen ke IgE pada sel menimbulkan pelepasan berbagai mediator yang mengakibatkan
gejala alergi.
 Melawan parasit cacing. Eosinofil berikatan dengan IgE kemudian menyelubungi cacing lalu
membunuhnya.
 Tidak mengikat komplemen

Materi Pertemuan 5-6

Sistem Imun Terhadap Infeksi Virus

Repon Imun terhadap Virus Kekebalan non spesifik

A. Temperatus tubuh dan demam

 Menghambat replikasi virus


 Destabilisasi virus
 Herpes simpleks : kurang stabil pada suhu ≥ 37˚ C
 Rhinovirus tidak dapat berkembang biak pada suhu ≥ 37˚ C

B. Sel-sel fagosit mononuklear

 Fagositosis virus dan sel-sel yang terinfeksi


 Makrofag-makrofag di hati (sel-sel kupffer) dan limfa melakukan filtrasi virus dari darah
dengan cepat
 Antibodi dan komplemen yang berikatan dengan virus membantu pengambilan virus oleh
makrofag (opsonisasi)
 Menghantarkan antigen ke sel-sel T dan melepaskan Interleukin-1 dan interferon - inisiasi
repon imun spesifik terhadap antigen
 Makrofag teraktifasi dapat membedakan dan membunuh sel-sel terinfeksi

C. Sel-sel NK

 Diaktifasi oleh interferon dan sitokin-sitokin spesifik dan membunuh sel-sel yang terinfeksi
virus
 Infeksi virus dapat menurunkan ekspresi antigen-antigen MHC (major histocompatibility
complex) maupun mengubah karbohidrat-karbohidrat pada protein-protein dipermukaan sel
- sinyal sitolitik ke sel-sel NK

Interferon

- Sistem Pertahanan aktif pertama terhadap infeksi virus

- sistem peringatan dini secara lokal maupun sistemik

- mengaktifkan pertahanan antivirus pada sel target dengan menghambat replikasi virus dan
mengaktifkan respons imun dan meningkatkan pengenalan sel terinfeksi oleh sel-T

- merupakan pertahanan yang sangat penting terhadap infeksi virus

- Penyebab gejala-gejala sistemik yang berhubungan dengan infeksi virus: malaise, mialgia,
menggigil dan demam.

- Merupakan suatu kelompok protein:

- dapat dibagi berdasarkan:

1. Ukuran

2. Stabilitas

3. Sel yang memproduksi

4. Cara kerja

- IFN-a dan IFN-b memiliki banyak kesamaan:

- homologi struktural

- cara kerja

Interferon Merupakan suatu kelompok protein:

IFN-a diproduksi oleh :

- sel-sel B

- monosit

- makrofag

- sejenis sel darah yang sedikit jumlahnya (kemungkinan merupakan sel pre-dendritik)

IFN-b diproduksi sebagai respons terhadap infeksi virus dan rangsangan lainnya oleh :

- fibroblas

- sel-sel lain

Induksi keadaan antiviral oleh Interferon:


 Interferon menginduksi keadaan antiviral, tetapi tidak menghambat replikasi virus secara
langsung
 Kondisi antivirus berlangsung selama 2-3 hari:
 Memberi waktu bagi sel untuk melakukan proses degradasi dan eliminasi virus tanpa
menjadi mati
Stimulasi imunitas seluler oleh Interferon:

- mengaktivasi sel-sel efektor

- meningkatkan pengenalan sel target yang terinfeksi virus

- stimulasi sel-sel pre-NK

- aktivasi makrofag oleh IFN-g menimbulkan :

1. produksi interferon lebih banyak

2. sekresi zat-zat yang memodifikasi respons biologik

3. fagositosis

4. perekrutan

5. respons-respons inflamatorik

Interferon merangsang ekspresi:

1. MHC kelas I (human leukocyte antigen/HLA)

2. MHC kelas II

- IFN-g meningkatkan ekspresi antigen-antigen MHC kelas II pada makrofag - menimbulkan


penghambatan antigen ke selsel T

- IFN-a dan IFN-b meningkatkan ekspresi antigen-antigen MHC kelas I - peningkatan kemampuan
sel untuk menghantar antigen - sel menjadi target yang lebih baik bagi sel-sel T sitotoksik (CTLs).

Imunitas spesifik antigen pada infeksi virus

 Imunitas humoral dan imunitas yang diperantarai sel berbeda perannya dalam
menghilangkan infeksi virus
 Imunitas humoral (antibodi) berfungsi terutama pada virion ekstraseluler
 Imunitas yang diperantarai sel (sel-sel T) ditujukan pada selsel yang memproduksi virus

Imunitas humoral

 Antibodi menghambat perkembangan penyakit melalui Netralisasi dan opsonisasi virus-virus


ekstraseluler:
 Peran utama antibodi sebagai antiviral:
 mencegah penyebaran virus ekstraseluler ke sel-sel lain
 Antibodi sangat efeksi dalam menghilangkan infeksi
 Yang bersifat sitolitik: penghilangan infeksi terjadi karena virus membunuh sel pabrik dan
antibodi menghilangkan virus ekstraselule
 Antibodi merupakan pertahanan primer yang ditimbulkan oleh vaksinasi

Respon imun spesifik terhadap virus

Pertahanan Tubuh terhadap infeksi virus :

 Merupakan cara pengendalian infeksi virus yang terbaik dan merupakan satu-satunya cara
pada sebagian besar infeksi virus
 Respon Imun seluler dan humural merupakan sama pentingnya dalam pembentukan
kekebalan terhadap virus.
 Tujuan utama respon imun terhadapinfeksi virus adalah :

1. Eliminasi virus

2. Eliminasi sel-sel tempat virus bereplikas

 Pertahanan tubuh terhadap infeksi virus :


 Interferon, Sel-sel NK, respons-respons CD4 dan DTH dan sel sel pembunuh sitotoksik CD8
berperan lebih penting terhadap infeksi virus dibandingkan terhadap infeksi bakteri.
 Kegagalan menghilangkan infeksi :

1. Infeksi menjadi persisten/kronik

2. Kematian

2. Contoh Mekanisme Pertahanan Tubuh Terhadap Salah Satu Pathogen

 Pertahanan fisik dan kimiawi, seperti kulit, sekresi asam lemak dan asam laktat melalui
kelenjar keringat, sekresi lendir, pergerakan silia, sekresi air mata, air liur, urin, asam
lambung serta lisosom dalam air mata
 Simbiosis dengan bakteri flora normal yang memproduksi zat yang dapat mencegah invasi
mikroorganisme
 Innate immunity (mekanisme non-spesifik), seperti sel polimorfonuklear (PMN) dan
makrofag, aktivasi komplemen, sel mast, protein fase akut, interferon, sel NK (natural killer)
dan mediator eosinofil
 Imunitas spesifik, yang terdiri dari imunitas humoral dan seluler. Secara umum pengontrolan
infeksi intraselular seperti infeksi virus, protozoa, jamur dan beberapa bakteri intraselular
fakultatif terutama membutuhkan imunitas yang diperani oleh sel yang dinamakan imunitas
selular, sedangkan bakteri ekstraselular dan toksin membutuhkan imunitas yang diperani
oleh antibodi yang dinamakan imunitas humoral. Secara keseluruhan pertahanan imunologik
dan nonimunologik (nonspesifik) bertanggung jawab bersama dalam pengontrolan
terjadinya penyakit infeksi

Anda mungkin juga menyukai