NIM : G70118133
KELAS : B
IMUNITAS HUMORAL
Imunitas humoral atau imunitas humoural adalah aspek imunitas yang dimediasi
oleh makromolekul yang ditemukan dalam cairan ekstraseluler seperti antibodi
yang disekresikan, protein komplemen, dan peptida antimikroba tertentu.
Respons antibodi
Primer
Respons sel B terhadap pajanan antigen ligannya yang pertama kali.
Terutama IgM
Sekunder
Respon sel B pada pajanan berikutnya (respons sel B memori), terbentuknya
antibodi lebih cepat & lebih banyak.
Terutama IgG, IgA, IgE
Imunoglobin
Immunoglobulin adalah protein yang diproduksi oleh sel dalam sistem kekebalan
tubuh untuk melawan alergen, bakteri, serta virus penyebab penyakit. Tubuh
memiliki beragam jenis antibodi seperti IgA, IgG, IgM, dan IgE.
Rantai ringan
BM 25,000 kd
Tipe: kappa, lamda
Rantai berat
BM 50,000 kd
Tipe: rantai A, rantai M, rantai E, rantai D
Ikatan disulfida
Respon Imun Humoral
Respon Imun antibodi timbul bila sel B yang telah dirangsang Antigen
berproliferasi, berdiferensiasi serta memproduksi antibodi.
Sebagian Antigen seperti toksin akan dinetralisasi oleh Ab dan menghentikan
efek patogenisitasnya
Antibodi melindungi kuman ekstraselular di sirkulasi dan cairan tubuh.
Tidak berperan untuk mikroorganisme intrasel, dan virus
Bila virus berada di sirkulasi, akan dinetralisasi oleh Antibodi
Sekali virus masuk kedalam sel, Antibodi tidak berdaya
Sel T akan membunuh virus melalui produksi sitokin, CTL, dan sel NK
Bentuk-bentuk Antibodi
Opsonisasi adalah antibodi IgG dan IgM dapat menyelimuti permukaan bakteri
sehingga memudahkan eliminasi oleh sel fagosit (yang memiliki reseptor untuk Fc
dari Ig). Ikatan dengan makrofag tersebut memudahkan fagositosis (opsonin).
Netralisasi merupakan Proses untuk mencegah pelekatan virus pada sel-sel
hospes. Antibodi yang spesifik (IgG, IgA) terhadap epitop pada permukaan virus
akan mencegah ikatan virus dengan sel mukosa sehingga mencegah infeksi.
Aktivasi Komplemen
Beberapa kelas antibodi (IgG, IgM, IgA) dapat mengaktifkan sistem komplemen.
Bila epitop pada permukaan sel misalnya bakteri, maka komplemen yang
diaktifkan dapat menghancurkan sel tersebut melalui efek enzim yang disekresi.
Beberapa komponen komplemen (C3b, C4b) juga memiliki sifat opsonin.
Opsonin akan berikatan dengan kompleks antigen-antibodi dan akhirnya dengan
reseptor pada permukaan makrofag sehingga memudahkan fagositosis. Beberapa
komponen komplemen bersifat sebagai kemotaksis (C3 C5a) untuk neutrofil dan
ada yang mengaktifkan mastosit dan basofil (anafilatoksin) untuk melepas
histamin. Beberapa bakteri seperti E.coli dan S.aureus dapat mengaktifkan
komplemen langsung melalui jalur alternatif.