Anda di halaman 1dari 12

PNEUMONIA

Oleh kelompok 4

Anggraeni Agus G70118058


Apridha Fadhillah G70118093
Muhammad Faisal G70118125
Faramita Tamrin G70118159
DEFINISI
Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya tinggi, tidak
hanya di negara berkembang, tetapi juga di negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada,
dan negara-negara Eropa lainnya (Irawan, R, dkk, 2019).

Pneumonia adalah istilah umum yang menunjukkan peradangan pada wilayah pertukaran gas
paru-paru. Biasanya, ini menyiratkan peradangan paru-paru parenkim yang disebabkan oleh
infeksi, dan istilah 'pneumonitis' kadang-kadang digunakan untuk menunjukkan peradangan
yang disebabkan oleh proses fisik, kimia atau alergi (Burns, G dan Stephen, J, 2015)
ETIOLOGI
Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Sebagian besar
disebabkan oleh bakteri. Bakteri penyebab pneumonia dibagi menjadi organisme gram
positif atau gram negatif seperti : Streptococcus pneumoniae (pneumococus),
Staphylococcus aureus, Enterococcus, Streptococus piogenes, Pseudomonas
aeruginosa, Klebsiella pneumoniae, dan Haemophillus influenzae. Pneumonia yang
disebabkan oleh jamur jarang terjadi, tetapi hal ini mungin terjadi pada individu
dengan masalah sistem imun yang disebabkan AIDS, obat – obatan imunosupresif atau
masalah kesehatan lain (Farida, Y, dkk,2017).
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK

Manifestasi klinis pneumonia pada bayi dan anak tergantung pada berat
ringannya infeksi, namun secara umum adalah gejala infeksi imun, yaitu
demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu makan, keluhan
gastrointestinal seperti mual, muntah atau diare. Gejala gangguan
respiratori yaitu batuk, sesak napas, nafas cuping hidung, merintih,
sianosis.

(Dicky, A & Wulan, A, 2017).


ALGORITMA TERAPI

Tahapan terapi

Pasien rawat jalan Pasien r. inap non- Pasien r. inap


ICU ICU
Resiko resisten terhadap obat S. pneumonia

Gunakan : Gol. Betalaktam + azitromisin

Alternatif terapi untuk pasien ICU


yaitu antibiotik gol. Floroquinolone
sama dengan kombinasi azitromisin
+ betalaktam
REKAM MEDIS DAN DATA ABNORMAL

Keluhan utama Demam, batuk, sesak nafas, nafsu makan menurun


Keluhan tambahan -
Riwayat penyakit Pneumonia
sekarang

Riwayat penyakit dahulu -


Riwayat Pengobatan

Alergi Penisilin
Pemeriksaan 10/09 11/09 12/09

Demam  - -
KONDISI Batuk  - -
KLINIK Sesak  - -
Muntah - - -

10/09 Nilai
TD 93/60 95/60 mmHg
Tanda Vital Nadi 107 <150x/menit
RR 22 <24x/menit
Suhu 39◦C <37◦C
SaO2 90 95-99% O2
DATA LABORATORIUM
Sampel Darah
Jenis Pemeriksaan Nilai Nilai normal
Hb (gr/dl) 13 13-18
WBC/mm2 12.00 3.200-10.00
RBC/106 sel/mm3 4,7 4,4-5,6
Monosit (%) 3 2-8
Hematokrit (%) 40 32-52
Trombosit (Rb/mmk) 155 150-450
GDS (mg/dl) 89 80-120
Diff Stab 2 2-6
Diff monosit 8,1 2-8
Diff segmen 61,8 40-70
Diff limfosit 27,8 20-40
Diff basophil 0,2 0-1
Problem Subjektik/ Terapi Analisis DRPs Rekomendasi Monitoring
Medik Objektif
Pasien

Pneumonia Subjektif : Infus RL 10 - Monoterapi dengan antibiotic ᵦ- - - Dilanjutkan terapi - Status


- Demam tpm IV lactam atau obat non ᵦ-lactam antibiotic Azitromycin pernafasan
- Batuk untuk pathogen atipikal (terutama 52,5 mg/hari (Medscape, - Indikator
- Nafsu Pamol Syrup untuk mycoplasa atau 2021). infeksi
makan 105 mg tiap 6 chlamydophilainfection) seperti - Lanjutkan terapi Infus - Kebutuhan
menurun jam PO makrolida atau tetrasiklin RL 10 TPM IV cairan dan
- Sesak nafas disarankan (Guideline, 2019). - Dilanjutkan terapi Pamol nutrisi
Azitromycin - Terapi pneumonia pada pediatrik Syrup tiap 4-6 jam 105 - Suhu tubuh
Objektif : 52, 5 mg/ day terdiri atas terapi utama dan terapi mg (PRN) (Medscape,
Suhu 39°C PO tambahan / penunjang. Terapi 2021).
SaO2 = 90 utama terdiri atas terapi antibiotik
dan terapi tambahan merupakan
terapi simtomatis seperti terapi
analgetik antipiretik, bronkodilator
dan mukolitik (Meriyani, dkk,
2016).
- Penatalaksanaan CAP berupa terapi
antibiotik dan suportif. Terapi
suportif dengan pemberian cairan
untuk mencegah dehidrasi serta
elektrolit dan nutrisi. Selain itu
juga dapat diberikan antipiretik
jika dibutuhkan serta mukolitik
(Arlini & Yunita, 2016).
TERAPI NONFARMAKOLOGI
-Istirahat yang cukup
-Mengatasi faktor lingkungan seperti polusi debu dan asap rokok
-Menjaga kebersihan rumah
-Menjaga nutrisi makanan
-Asupan cairan yang cukup
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai