PERCOBAAN VI
“ANALISIS KADAR KALSIUM (Ca) PADA AIR MINUM DAN KADAR
TIMBAL (Pb) PADA KOSMETIK PERONA KELOPAK MATA SECARA
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)”
DISUSUN OLEH :
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVESITAS TADULAKO
PALU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penetapan kadar untuk senyawa dalam fasa polar dan fasa non polar dapat
menggunakan metode spektrofotometri, kromatografi gas dan kromatografi cair
kinerja tinggi. Pada penentuan nilai log P lebih baik dilakukan penentuan
penentuan kadar pada kedua fasa yang saling tidak bercampur, tetapi dapat pula
ditentukan kadar senyawa hanya dalam salah satu fasa, dengan syarat tidak ada
interaksi antara senyawa dengan pelarut yang di gunakan. Kadar senyawa dalam
fasa yang lain didapat dengan mengurangkan kadar mula-mula dengan kadar
senyawa dalam fasa yang telah ditetapkan (Siswandono, E. 2016).
Cara menyatakan hasil analisis juga merupakan suatu hal yang harus
diperhatikan. Hasil analisis tidak smuanya dapat dinyatakan dalam persen (%).
Untuk senyawa murni hasil analisis dapat dinyatakan dalan %, sehingga dapat
diketahui apakah senyawa tersebut memenuhi persyaratan kadar atau tidak.
Kalau pada sediaan tablet, setelah diketahui persyaratan keseragaman bobot dan
bobot rata-rata tablet, kadar senyawa aktif dinyatakan dalam mg per tablet.
Sementar itu, pada sediaan injeksi maupun sirup, kadar senyawa aktif diberikan
dalam mg/ml atau mg/volume tertentu (Sudjadi dan Rohman, A. 2018).
It
A=−log T =−log
I0
dimana I0 merupakan intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas
cahaya setelah melewati sampel. Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat
ditulis sebagai: A = a. b. c atau A = ε . b . c.
Keterangan:
A = absorbansi
b atau terkadang digunakan l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga
umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur
ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam
molar)
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).
II.2.Uraian Bahan
1. Aquadest (FI edisi III, 1979 : 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Aquadest/Air suling
RM/BM : H2O/18,02
Rumus Struktur :
(Pubchem.com)
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau;
tidak mempunyai rasa
Kelarutan : -
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pelarut NaOH
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan kadar : -
Gugus Ausokrom : -
Gugus Kromofor : -
(Pubchem.com)
Pemerian : Cairan; tidak berwarna; berasap, bau
merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian
air, asap dan bau hilang.
Kelarutan : -
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pelarut Fe
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan kadar : Mengandung kurang dari 35,0 % dan tidak
lebih dari 38,0 % HCl
Gugus Ausokrom : -
Gugus Kromofor : -
(Pubchem.com)
Pemerian : Hablur tidak berwarna, atau putih atau serbuk
hablur putih.
Kelarutan : Larut dalam air, larutan jernih dan tidak
berwarna
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai bahan tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan kadar : Mengandung kurang dari 99,0 % Pb(NO3)2
Gugus Ausokrom : -
Gugus Kromofor : -
4. Asam nitrat (FI edisi IV, 1995 : 50)
Nama resmi : ACIDUM NITRICUM
Nama lain : Asam Nitrat
RM/BM : HNO3/63,01
Rumus Struktur :
(Pubchem.com)
Pemerian : Cairan berasap, sangat korosif, bau khas, sangat
merangsang. Mendidih pada suhu lebih kurang
120o; bobot jenis kurang lebih kurang 1,41.
Merusak jaringan hewan menjadi kuning.
Kelarutan : -
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pelarut timbal dan kalsium
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan kadar : Mengandung kurang dari 69,0 % dan tidak
lebih dari 71,0% b/b HNO3.
Gugus Ausokrom : -
Gugus Kromofor : -
(Pubchem.com)
Pemerian : Serbuk hablur; putih; tidak berbau; tidak
berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; sangat sukar
larut dalam air yang mengandung
karbondioksida
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai bahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan kadar : Mengandung kurang dari 98,5 % CaCO 3,
dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.
Gugus Ausokrom : -
Gugus Kromofor :
3. HN
Nama sediaan : HN
Komposisi : -
Kontraindikasi : -
Indikasi : -
Efek samping : -
Interaksi obat : -
Dosis : -
Golongan obat : -
Diproduksi oleh :
Nomor batch :
Exp date :
4. Bias
Nama sediaan : BIAS
Komposisi : -
Kontraindikasi : -
Indikasi : -
Efek samping : -
Interaksi obat : -
Dosis : -
Golongan obat : -
Diproduksi oleh :
Nomor batch :
Exp date :
5. Feel
Nama sediaan : FEEL
Komposisi : -
Kontraindikasi : -
Indikasi : -
Efek samping : -
Interaksi obat : -
Dosis : -
Golongan obat : -
Diproduksi oleh : PT Veteran Maju Mandiri
Nomor batch :
Exp date :
1. Analisis Kalsium
A. Pembuatan Larutan Baku Larutkan 2,497 gram kalsium karbonat kering
ke dalam asam nitrat 1 : 4 dalam jumlah sesedikit mungkin. Encerkan
menjadi 1 Liter untuk mendapatkan konsentrasi 1000 mg/L Ca.
3. Pengukuran kadar Pb
Larutan sampel diukur serapannya dengan Spektrofotometri Serapan
Atom (SSA) pada panjang gelombang 228,2 nm dengan menggunakan
lampu katoda Pb.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1.2 Bahan
1. Cuplikan : air sumur, air PAM, air sungai
2. Asam klorida
3. Aquadest
4. Magnesium nitrat
5. Timbal (II) nitrat
6. Tissue
7. Masker
8. Handscoon
III.1.3 Sampel
1. Mineral Air, mineral kemasan gelas (aqua, agro, HN, bias, dan
feel).
2. Kosmetik Eye shadow (yang murah, masing-masing kelas beda).
3. Suplemen yang mengandung kalsium (Zevit Grow, Enervon-C,
Protecal osteo, Calcifar Plus, dan Novakal).
1. Analisis Kalsium
A. Pembuatan Larutan Baku
Alat dan Bahan
Ca 1000 mg/L
- Spektrofotometri
- Diukur absorbansi
Air sumur, air PAM,
Air sungai
- Dilakukan pengenceran
Absorbansi sampel
- Dibuat
Kurva baku
- Dihitung konsentrasi
Pipet volume
- Ditambahkan aquadest
+Diperoleh konsentrasi larutan masing-
masing 0,4 bpj; 0,8 bpj; 1,2 bpj; 1,6 bpj,
dan 2 bpj.
Labu ukur 50 mL
- Diukur masing-masing serapan larutan
Spektrofotometer serapan
atom (SSA)
Lampu katoda Pb
Dokumentasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.3 Perhitungan
IV.4 Pembahasan
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) merupakan suatu metode analisis yang
didasarkan pada proses penyerapan energi radiasioleh atom-atom yang berada
pada tingkat energi dasar. Penyerapan tersebut menyebabkan tereksitasinya
electron dalam kulit atom ke tingkat energi yang lebih tinggi. Spektroskopi ini
digunakan untuk menganalisis konsentrasi sampel unsur. Secara umum, setiap
unsur memiliki panjang gelombang yang spesifik dan akan bereaksi pada satu
jenis elemen (Nasir, M. 2019).
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui cara menentukan kadar
kalsium (Ca) pada beberapa jenis sumber air serta mentukan kadar timbal (Pb)
pada sediaan kosmetik secara spektrofotometri serapan atom (SSA).
Adapun manfaat dari percobaan kali ini yaitu dapat memahami dan mengetahui
cara menentukan kadar Kalsium (Ca) pada beberapa jenis susmber air serta
menentukan kadar timbal (Pb) pada sediaan kosmetik secara spektrofotometri
serapan atom (SSA).
Prinsip pada percobaan kali ini yaitu menganalisis kadar kalsium pada air
minum dan kadar timbal pada kosmetik menggunakan spektrofotometri serapan
atom (SSA) yang diamati dengan metode serapan atom pada panjang
gelombang tertentu sinar polikromatik yang ditangkap oleh monokromator akan
diubah menjadi monokromatik yang diteruskan dan berisi larutan kalsium dan
timbal yang diuji.
Cara kerja pada percobaan ini yang pertama yaitu pada analisis kalsium. Pada
pembuatan larutan baku, disiapkan alat dan bahan, kemudian dilarutkan 2,497
gram kalsium karbonat kering ke dalam asam nitrat 1 : 4 dalam jumlah sesedikit
mungkin, setelah itu, diencerkan menjadi 1 Liter untuk mendapatkan
konsentrasi 1000 mg/L Ca. Pada penentuan kadar kalsium dengan cara, dibuat
larutan baku kalsium dengan konsentrasi 1,0 ppm, 2,0 ppm, 3,0 ppm, 4 ppm
dan 5 ppm Ca, kemudian diukur absorbansi seri larutan baku Ca pada pada
panjang gelombang 422,7 nm, setelah itu diukur nilai absorbansi pada sampel
air sumur, air PAM dan air sungai, kemudian membuat kurva baku dengan cara
mengalurkan absorbansi terhadap konsentrasi larutan baku, dan dialurkan
absorbansi sampel pada kurva baku dan baca konsentrasi kalsium (Ca) dalam
kurva baku. Lalu menghitung konsentrasi Ca dalam sampel tanpa melakukan
faktor pengenceran. Di dokumentasikan hasil yang diperoleh. Yang kedua yaitu
analisis timbal, tahapan yang pertama yaitu penyiapan larutan sampel yang
dilakukan dengan cara, menimbang bahan dengan seksama sebanyak 2,5 g dan
dimasukkan ke kurs porselin, lalu ditambahkan 3 ml Mg(NO3)2 50% blv, dan
dikeringkan pada penangas air, dipijarkan dalam tanur pada suhu 500°C selama
3 jam, lalu didinginkan dan ditambahkan 25 ml HCI 6 M dan disaring ke dalam
labu tentukur 50,0 ml dan dicukupkan volumenya dengan air suling sampai
tanda batas. Tahapan yang kedua yaitu penetapan kadar logam Pb, dengan cara
yang pertama penyiapan larutan baku Pb, dibuat larutan baku logam ke dalam
konsentasi 1000 bpj dengan menggunakan serbuk lo gam atau garam-
garamnya yang ditimbang seksama, dilarutkan dengan asam nitrat dengan
perbandingan 1:1, dan dimasukkan masing-masing ke dalam labu tentukur
100,0 ml dan volumenya dicukup - kan hingga tanda. Garam-garam logam yang
digumakan yaitu Pb(NO3)2 sebanyak 0,1595 g. Selanjudnya yaitu pembuatan
kurva baku dengan cara, dipipet larutan baku Pb 1000 bpj sebanyak 10,0 ml ke
dalam labu tentukur 100,0 ml, dicelupkan volume dengan air suling hingga
tanda betas (100 bpj), dipipet larutan berturut-turut 0,2 ml; 0,4 ml ; 0 , 6 m l; 0 ,
8 mi ; d a n 1 , 0 m l, dan ditambahkan air suling kedalam labu tentukur 50,0 ml
hingga tanda batas menggunakan spektrofotometer serapan atom. Dan yang
terakhir yaitu pengukuran kadar Pb dengan cara diukur serapan larutan sampel
dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pada panjang gelombang 228,2
nm dengan menggunakan lampu katoda Pb. Kemudian didokumentasikan hasil
yang diperoleh.
Alasan perlakuan pada percobaan ini yaitu, pertama alasan dikocok selama 10-
15 menit ialah agar larutan baku yang digunakan dapat bercampur merata
(homogen) dengan pelarutnya ataupun dengan larutan lain. Alasan
menggunakan panjang gelombang maksimal karena memiliki kepekaan
maksimal dimana terjadi perubahan absorbansi yang paling besar dan bentuk
kurvanya memenuhi hukum Lambert-Beer. Alasan diukur panjang gelombang
yaitu agar dapat mengukur nilai absorbansinya.Alasan digunakannya kertas
saring yaitu untuk menyaring sediaan obat yang telah di gerus dan dilarutkan
agar terbentuk larutan obat yang jernih. Alasan penggunaan lumpang dan alu
yaitu untuk menggerus atau menghaluskan sediaan obat agar ternbentuk
partikel- partikel yang lebih kecil dan halus. Alasan digunakannya gelas ukur
yaitu untuk mengukur larutan kimia dalam jumlah tertentudan agar jelas ukuran
suatu larutan yang akan digunakan, alasan penggunaan pipet volume yaitu
untuk mengambil cairan dengan volume tertentu dengan ketelitian yang lebih
tinggi. Alasan digunakannya beaker gelas yaitu untuk mencampur larutan
kimia. Alasan digunakannya labu takar yaitu untuk mengencerkan suatu
larutan. Alasan digunakannya neraca analitik yaitu untuk menimbang berat
bahan kimia hingga ukuran milligram.Alasan dilakukan pengenceran yaitu
untuk menurunkan atau memperkecil konsentrasi larutan atau menambah zat
pelarut ke dalam larutan sehingga volume larutan menjadi berubah.Alasan
menggunakan panjang gelombang 210nm-700nm pada percobaan kali ini
adalah karena menurut teori serapan maksimum paracetamol adalah 244 nm
(Noviza, 2015).
Nasir, M. 2019. Spektrometri Serapan Atom. Banda Aceh: Syiah Kuala University
Press.
Putri F. L. N., dan Nugroho R. P., (2017). Analisa Kandungan Kalsium Pada Serbuk
Cangkang Telur Ayam Hasil Pengeringan Dan Kalsinasi. Akademi Farmasi
Putera Indonesia Malang.
Prasetia, E dan Sunarno, H (2015). Variasi Nilai Absorbansi Terhadap pH Larutan
NaOH dan H2SO4 untuk Panjang Gelombang 380 nm-750 nm. Surabaya:
ITS.
Sudjadi dan Rohman, A (2018). Analisis Kuantitatif Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Tim Dosen (2020). Panduan Praktikum Kimia Kimia Analisis Farmasi II. Palu:
Universitas Tadulako.
Wati, W (2018). Penetapan Kadar Logam Timbal (Pb) Dalam Berbagai Jenis
Sediaan Lipstik Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Surakarta:
Universitas Setia Budi.
LAMPIRAN