JURUSAN FARMASI
PERCOBAAN VI
DISUSUN OLEH :
HARI/TANGGAL :
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
BP
BAB I
PENDAHULUAN
Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasis dapat mengetahui cara
analisis kadar kalsium pada air minum dan kadar timbal pada kosmetik, berarti
dapat mengetahui pula mutu dan kulitasnya. Hal inilah yang melatarbelakangi
dilakukannya percobaan ini.
I.2 Maksud dan Tujuan
I.4 Prinsip
Prinsip pada percobaan itu yaitu dengan menentukan kadar kalsium (Ca) pada
beberapa jenis sumber air serta menentukan kadar timbal (Pb) pada sediaan
kosmetik dengan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).
Sehingga dapat diketahui jumlah logam yang terkandung dalamnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah atau kadar dari
suatu elemen atau spesies yang ada di dalam sampel. Analisis kuantitatif
dalam kimia farmasi secara spesifik bertujuan untuk mengetahui kadar suatu
senyawa obat dalam sampel, misalnya dalam sediaan tablet, atau untuk
mengetahui tingkat kemurnian suatu obat. Analisis volumetri adalah suatu
cara analisis kuantitatif dengan mengukur secara teliti volume larutan yang
diketahui konsentrasinya yang dapat bereaksi sempurna dengan zat yang akan
ditentukan kadarnya (Cartika, 2016).
(www.pubchem.com)
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak
berbau; tidak mempunyai rasa
Kelarutan : -
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan kadar : -
Gugus Ausokrom : -
Gugus Kromofor : -
2. Kalsium Karbonat (FI Edisi III, 1979: 120)
Nama resmi : CALII CARBONAS
Nama lain : Kalsium Karbonat
RM/BM : CaCO3/ 68,09
Rumus Struktur :
(www.pubchem.com)
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, tidak
berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, snagat sukar
larut dalam air yang mengandung
karbondioksida.
Khasiat : Antasidum
Kegunaan :
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan kadar : KalsiumKarbonat mengandung tidak
kurang dari 98,5% CaCO3, dihitung
terhadap zat yang telah kering.
Gugus Ausokrom : -
Gugus Kromofor :
3. Asam Nitrat (FI Edisi III, 1979: 650)
Nama resmi : ACIDUM NITRICUM
Nama lain : Asam Nitrat
RM/BM : HNO3/ 63,01
Rumus Struktur :
(www.pubchem.com)
Pemerian : Cairan berasap, jernih, tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam air, etanol dan gliserol
Khasiat : -
Kegunaan :
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan kadar : Mengandung tidak kurang dari 69,0% dan
tidak lebih dari 71,0% HNO3.
Gugus Ausokrom :
Gugus Kromofor : -
4. Magnesium Nitrat
Nama resmi :
Nama lain : Magnesium Nitrat
RM/BM : Mg(NO3)2/ 148,32
Rumus Struktur :
(www.pubchem.com)
Pemerian :
Kelarutan :
Khasiat :
Kegunaan :
Penyimpanan :
Persyaratan kadar :
Gugus Ausokrom : -
Gugus Kromofor : -
5. Asam Klorida (FI Edisi III, 1979: 53)
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam Klorida
RM/BM : HCl/ 36,46
Rumus Struktur :
(www.pubchem.com)
Pemerian : Cairan, tidak berwarna, berasap, bau
merangsang, jika diencerkan dengan 2
bagian air, asap dan bau hilang.
Kelarutan : -
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan :
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan kadar : Asam klorida mengandung tidak kurang
dari 35,0% dan tidak lebih dari 38,0%
HCl.
Gugus Ausokrom : -
Gugus Kromofor : -
6. Timbal Nitrat (FI Edisi III, 1979: 733)
Nama resmi : LEAD (II) NITRATE
Nama lain : Timbal Nitrat
RM/BM : Pb(NO3)2/ 331
Rumus Struktur :
(www.pubchem.com)
Pemerian : Serbuk, kuning, jingga pucat atau merah
bata pucat, tidak berbau
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam
etanol (95%) P, larut dalam asam asetat P,
dalam asan nitrat encer dan dalam larutan
hangat alali hidroksida.
Khasiat : -
Kegunaan :
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan kadar : Mengandung tidak kurang dari 99,0% Pb,
dihitung terhadap zat yang telah
dipijarkan.
Gugus Ausokrom : -
Gugus Kromofor : -
II.3 Uraian Sampel
III.3.1 Mineral kemasan gelas
1. Aqua
Nama sediaan : AQUA
Indikasi : -
Efek samping : -
Interaksi obat : -
Dosis : -
Golongan obat : -
Nomor batch :
2. Agro
Nama sediaan : AGRO MINUMAN MINERAL
Komposisi : -
Kontraindikasi : -
Indikasi : -
Efek samping : -
Interaksi obat : -
Dosis : -
Golongan obat : -
Nomor batch :
3. HN
Nama sediaan : HN
Komposisi : -
Kontraindikasi : -
Indikasi : -
Efek samping : -
Interaksi obat : -
Dosis : -
Golongan obat : -
Diproduksi oleh :
Nomor batch :
4. Bias
Nama sediaan : BIAS
Komposisi : -
Kontraindikasi : -
Indikasi : -
Efek samping : -
Interaksi obat : -
Dosis : -
Golongan obat : -
Diproduksi oleh :
Nomor batch :
5. Feel
Nama sediaan : FEEL
Komposisi : -
Kontraindikasi : -
Indikasi : -
Efek samping : -
Interaksi obat : -
Dosis : -
Golongan obat : -
Diproduksi oleh :
Nomor batch :
III.3.2 Kosmetik Eye Shadow
1. Eye Shadow
Nama sediaan : POP ROUGE EYE SHADOW EMINA
Indikasi : -
Efek samping : -
Interaksi obat : -
Dosis : -
Golongan obat : -
Nomor batch :
III.3.3 Suplemen yang mengandung kalsium
1. Zevit Grow (MIMS, 2020)
Nama sediaan : ZEVIT GROW
Interaksi obat : -
Nomor batch :
2. Enervon-C (MIMS, 2020)
Nama sediaan : ENERVON C
Nomor batch :
3. Protecal Osteo (MIMS, 2020)
Nama sediaan : PROTECAL OSTEO
Kontraindikasi : Hipersensitiv
Efek samping : -
Interaksi obat : -
Nomor batch :
4. Calcifar Plus (MIMS, 2020)
Nama sediaan : CALIFAR PLUS
Nomor batch :
5. Novakal (MIMS, 2020)
Nama sediaan : NOVAKAL
Nomor batch :
II.4 Prosedur Kerja (Tim dosen, 2020)
II.4.1 Analisis Kalsium
A. Pembuatan Larutan Baku Larutkan 2,497 gram kalsium karbonat
kering ke dalam asam nitrat 1 : 4 dalam jumlah sesedikit mungkin.
Encerkan menjadi 1 Liter untuk mendapatkan konsentrasi 1000
mg/L Ca.
B. Penentuan Kadar Kalsium (Ca)
1. Buatlah larutan baku kalsium dengan konsentrasi 1,0 ppm, 2,0
ppm, 3,0 ppm, 4 ppm dan 5 ppm Ca.
2. Ukur absorbansi seri larutan baku Ca pada pada panjang
gelombang 422,7 nm.
3. Ukur absorbansi sampel :
a. Air sumur
b. Air PAM
c. Air sungai
Bila absorbansi sampel berada di luar daerah absorbansi larutan
baku, maka dilakukan pengenceran hingga diperoleh serapan
yang berada dalam daerah serapan larutan baku.
4. Buat kurva baku dengan cara mengalurkan absorbansi terhadap
konsentrasi larutan baku
5. Alurkan absorbansi sampel pada kurva baku dan baca
konsentrasi kalsium (Ca) dalam kurva baku. Hitung konsentrasi
Ca dalam sampel tanpa melakukan faktor pengenceran.
III.1.2 Bahan
1. Cuplikan : air sumur, air PAM, air sungai
2. Asam klorida
3. Aquadest
4. Magnesium nitrat
5. Timbal (II) nitrat
6. Tissue
7. Masker
8. Handscoon
III.1.3 Sampel
1. Mineral Air, mineral kemasan gelas (aqua, agro, HN, bias, dan
feel).
2. Kosmetik Eye shadow (yang murah, masing-masing kelas beda).
3. Suplemen yang mengandung kalsium (Zevit Grow, Enervon-C,
Protecal osteo, Calcifar Plus, dan Novakal).
III.2 Cara Kerja
III.2.1 Analisis Kalsium
A. Dibuat Larutan Baku. Dilarutkan 2,497 gram kalsium karbonat
kering ke dalam asam nitrat 1 : 4 dalam jumlah sedikit mungkin.
Diencerkan menjadi 1 Liter untuk mendapatkan konsentrasi
1000 mg/L Ca.
B. Penentuan Kadar Kalsium (Ca)
1. Dibuat larutan baku kalsium dengan konsentrasi 1,0 ppm,
2,0 ppm, 3,0 ppm, 4 ppm dan 5 ppm Ca.
2. Diukur absorbansi seri larutan baku Ca pada pada panjang
gelombang 422,7 nm.
3. Diukur absorbansi sampel :
a. Air sumur
b. Air PAM
c. Air sungai
Bila absorbansi sampel berada di luar daerah absorbansi
larutan baku, maka dilakukan pengenceran hingga diperoleh
serapan yang berada dalam daerah serapan larutan baku.
4. Dibuat kurva baku dengan cara mengalurkan absorbansi
terhadap konsentrasi larutan baku
5. Dialurkan absorbansi sampel pada kurva baku dan baca
konsentrasi kalsium (Ca) dalam kurva baku. Hitung
konsentrasi Ca dalam sampel tanpa melakukan faktor
pengenceran.
IV.2 Reaksi
1. CaCO3 + HNO3 Ca(NO3)2 + CO2 + H2O
2. Mg(NO3)2 + HCl HNO3 + MgCl2
n ƩXY −ƩX . ƩY
b = 2 2
n Ʃ X −( ƩX )
( 5 X 0.22 )−(6 X 0.15)
=
( 5 X 8.8 )−( 6 )2
( 1.1 )−(0.9)
=
44−36
0.2
=
8
= 0.025
ƩY −b . ƩX
a =
n
0.15−(0.025 X 6)
=
5
0.15−0.15
=
5
=0
n ƩXY −ƩX . ƩY
r =
√( n Ʃ X −( ƩX ) )−(n Ʃ Y −( ƩY ) )
2 2 2 2
0.03
0.02
0.01
0
0.4 0.8 1.2 1.6 2
Konsentrasi (ppm)
2. Tabel Persamaan Regresi Kalsium (Ca)
Konsentrasi Absorbansi
No. XY X2 Y2
(X) (Y)
1. 1 0.2 0.2 1 0.04
2. 2 0.4 0.8 4 0.16
3. 3 0.6 1.8 9 0.36
4. 4 0.8 3.2 16 0.64
Ʃ4 Ʃ 10 Ʃ2 Ʃ6 Ʃ 30 Ʃ 1.2
n ƩXY −ƩX . ƩY
b = 2 2
n Ʃ X −( ƩX )
( 4 X 6 )−( 10 X 2)
=
( 4 X 30 )−( 10 )2
( 24 )−(20)
=
120−100
4
=
20
= 0.2
ƩY −b . ƩX
a =
n
2−(0.2 X 10)
=
4
2−2
=
4
=0
n ƩXY −ƩX . ƩY
r =
√( n Ʃ X −( ƩX ) )−(n Ʃ Y −( ƩY ) )
2 2 2 2
( 4 X 6 )−(10 X 2)
=
√( ( 4 X 30 )−( 10 ) )−(( 4 X 1.2 )−( 2 ) )
2 2
(24 )−(20)
=
√( 120−100 )−(4.8−4 )
4
=
√( 20 )−(0.8)
4
=
√ 19,2
4
=
4,38
= 0.91
Persaamaan regresi y = a ± bx
y = 0 ± 0.2x
y = 0.2x
Dan nilai R2 = (0.91)2 = 0.8281
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
1 2 3 4
Konsentrasi (ppm)
IV.1 Pembahasan
Spektroskopi Serapan Atom (SSA) adalah suatu tekni analisis yang
digunakan untuk menentukan kadar suatu logam dalam suatu senyawa
dengan mengatomasinya terlebih dahulu, atomasinya dapat dilakuan
dengan nyala (Solikha, 2019).
Prinsip dari analisis dengan AAS ini didasarkan proses penyerapan energi
oleh atom-atom yang berada pada tingkat tenaga dasar (ground state).
Penyerapan energi tersebut akan mengakibatkan tereksitasinya elektron
dalam kulit atom ketingkat tenaga yang lebih tinggi (excited state). Akibat
dari proses penyerapan radiasi tersebut elektron-elektron dari atom-atom
bebas tereksitasi ini tidak stabil dan akan kembali ke keadaan semula
disertai dengan memancarkan energi radiasi dengan panjang gelombang
tertentu dan karakteristik untuk setiap unsur (Solikha, 2019).
Prinsip percobaan kali ini yaitu dengan menentukan kadar kalsium (Ca)
pada beberapa jenis sumber air dan sampel obat yaitu Zevit Grow,
Enevron-C, Protoceal Ostoe, Calcifar Plus dan Novakal serta menentukan
kadar timbal (Pb) pada sediaan kosmetik dengan menggunakan
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Sehingga dapat diketahui jumlah
logam yang terkandung dalamnya. Pada analisis kalsium(Ca) dilakukan
pembuatan larutan baku dan penentuan kadar dengan konsentrasi 1,0 ppm,
2,0 ppm, 3,0 ppm, 4 ppm, dan 5 ppm pada panjang gelombang 422,7 nm.
Pada analisis timbal dilakukan penyiapan larutan sampel dan penetapan
kadar dengan panjang gelombang 228,2 nm menggunakan lampu katoda
pb. Spektrofotometer bekerja dengan cara mengukur jumlah relatif cahaya
dari panjang gelombang yang berbeda yang diabsorbsi dan ditransmisiskan
oleh suatu senyawa. Cahaya putih yang dibiaskan oleh prisma menjadi
sejumlah cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda. Cahaya
tersebut akan melewati sampel dan kemudian melewati tabung/kuvet yang
mengubah energi cahaya menjadi energi listrik yang digunakan untuk
mengukur densitas sampel tersebut.
Cara kerja pada percobaan ini yaitu disiapkan alat dan bahan, dimana pada
perlakuan pertama dilakukan analisis kalsium. Dibuat larutan baku dengan
cara dilarutkan 2,497 gram kalsium karbonat kering ke dalam asam nitrat 1
: 4 dalam jumlah sedikit mungkin. Lalu, diencerkan menjadi 1 liter untuk
mendapatkan konsentrasi 1000 mg/L Ca. Kemudian, dilakukan penentuan
kadar kalsium (Ca) dengan membuat larutan baku kalsium dengan
konsentrasi 1,0 ppm, 2,0 ppm, 3,0 ppm, 4 ppm dan 5 ppm Ca. Lalu, diukur
absorbansi seri larutan baku Ca pada pada panjang gelombang 422,7 nm
dan diukur absorbansi sampel air sumur, air pam, air sungai . Bila
absorbansi sampel berada di luar daerah absorbansi larutan baku, maka
dilakukan pengenceran hingga diperoleh serapan yang berada dalam
daerah serapan larutan baku. Kemudian, dibuat kurva baku dengan cara
mengalurkan absorbansi terhadap konsentrasi larutan baku dan dialurkan
absorbansi sampel pada kurva baku dan baca konsentrasi kalsium (Ca)
dalam kurva baku. Dihitung konsentrasi Ca dalam sampel tanpa
melakukan faktor pengenceran. Kemudian untuk perlakuan kedua yaitu
analisis timbal (Pb). Pertama dilakukan penyiapan Larutan Sampel.
Ditimbang sampel seksama 2,5 g, dimasukkan ke kurs porselin dan
ditambahkan 3 ml Mg(NO3)2 50% b/v, lalu dikeringkan pada penangas air.
Kemudian, residu dipijarkan dalam tanur pada suhu 500°C selama 3 jam,
lalu didinginkan dan ditambahkan 25 ml HCI 6 M, disaring ke dalam labu
tentukur 50,0 ml dan dicukupkan volumenya dengan air suling sampai
tanda batas. Penetapan kadar logam Pb dilakukan dengan cara penyiapan
larutan baku Pb. Dibuat larutan baku logam dalam konsentasi 1000 bpj
dengan menggunakan serbuk logam atau garam-garamnya yang ditimbang
seksama dan dilarutkan dengan asam nitrat dengan perbandingan 1:1, lalu
masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 100,0 ml dan
volumenya dicukupkan hingga tanda. Garam-garam logam yang
digunakan adalah Pb(NO3)2 sebanyak 0,1595 g. Kemudian dilakukan
pembuatan kurva baku caranya dipipet larutan baku Pb 1000 bpj sebanyak
10,0 ml ke dalam labu tentukur 100,0 ml dan volume dicukupkan dengan
air suling hingga tanda betas (100 bpj). Selanjutnya larutan tersebut dipipet
berturut-turut 0,2 ml; 0,4 ml; 0,6 ml; 0,8 ml; dan 1,0 ml kemudian
ditambah dengan air suling dalam labu tentukur 50,0 ml hingga tanda batas
sehingga diperoleh konsentrasi larutan masing-masing 0,4 bpj; 0,8 bpj; 1,2
bpj; 1,6 bpj, dan 2 bpj. Serapan masing-masing larutan diukur dengan
spektrofotometer serapan atom. Kemudian dilakukan pengukuran kadar Pb
caranya diukur larutan sampel serapannya dengan spektrofotometri
serapan atom (SSA) pada panjang gelombang 228,2 nm dengan
menggunakan lampu katoda Pb.
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Spektroskopi Serapan Atom (SSA) adalah suatu metode analisis yang
didasarkan pada proses penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang
berada pada tingkat energi dasar. Penyerapan tersebut menyebabkan
tereksitasinya electron dalam kulit atom ke tingkat energi yang lebih
tinggi.
2. Hasil pengamatan pada Timbal (Pb) didapatkan yaitu nilai a = 0, nilai b =
0.025, dan nilai r = 0.07 dan persamaan regresinya y = 0.025x dan R 2 =
0.0049. Untuk hasil pengamatan pada Kalsium (Ca) didapatkan yaitu nilai
a = 0, nilai b = 0,2 dan nilai r = 0.91 dan persamaan regresinya y = 0.2x
dan R2 = 0.8281.
V.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih aktif lagi pada saat praktikum online, agar nantinya
dapat memahami dan mengetahui praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad H (2012). Kimia Analitik Kualitatif. Jakarta : PT. Citra Aditya Bakti.
Ariska dan Tutik (2018). Penetapan Kadar Logam Timbal (Pb) dan Seng (Zn)
Pada margarin Metode Spektrofotometri Serapan Atom. Vol 2(1)
MIMS Indonesia (2020). Diakses Tanggal 26 Maret 2020 Pukul 23.14 WITA.