JURUSAN FARMASI
PERCOBAAN III
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(PubChem, 2020)
Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa.
Pemerian : -
Zat tambahan
Kelarutan : Sebagai Pelarut
Khasiat : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : -
Penyimpanan : -
Persyaratan Kadar : -
Gugus Ausokrom :
Gugus Kromofor :
3. Asam Sulfat (FI edisi V, 2014;165)
Nama resmi : SULFURIC ACID
Nama lain : Asam Sulfat
RM/BM : H2SO4/98,07
Rumus Struktur :
(PubChem, 2020)
Pemerian : Cairan jernih seperti minyak; tidak berwarna;
bau sangat tajam dan korosif, Bobot jenis lebih
kurang 1,84.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol,
dengan menimbulkan panas.
Khasiat : Zat tambahan.
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Persyaratan kadar : Mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak
lebih dari 98,0% H2SO4.
Gugus ausokrom : -OH
Gugus kromofor : S=O
Absorbansi sampel
x Konsentrasi Baku = Konsentrasi Sampel
Absorbansibaku
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
III.2 Sampel
1. Betadine Albhotyl
2. Albhotyl
3. Rivanol IKA 100 ml
4. Rivanol PT Seino era Nusa
5. Onemed
larutan H2SO4
Labu takar 25 mL
- Diencerkan
spektrofotometer
- Ditekan Tombol on
- Dibiarkan selama 15 menit
Conditioning
Dilakukan scanning
- Dicetak
- Dicatat
spektrumnya dan panjang gelombang (λ)
- Diukur
- Dicatat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.2 Perhitungan
IV.3 Reaksi
IV.2 Pembahasan
Penggunaan spektroskopi UV-Vis dalam analisis farmasi adalah untuk
analisis kualitatif walaupun terbatas penggunaannya serta analisis
kuantitatif. Kebanyakan spektroskopi UV-Vis ditunjukkan untuk analisis
kuantitatif kedua analisis ini memanfaatkan proses penyerapan sinar UV-
Vis oleh bagian molekul tertentu seperti kromofor dan auksokrom (Gandjar
dan Abdul, 2018).
Tujuan dari percobaan ini, yaitu untuk mengetahui cara menentukan kadar
Rivanol dalam suatu sediaan obat dengan menggunakan single point
calibration.
Adapun cara kerja dalam percobaan ini, yaitu dibuat larutan H2SO4 0,1 N
dalam air sebanyak 500 mL. Diambil menggunakan gelas ukur 1,39 mL
H2SO4 pekat tersebut. Disiapkan beker gelas 200 mL yang berisi 100 mL
aquades. Dimasukkan asam sulfat pekat (1,39 mL) tersebut ke dalam beker
gelas melalui dinsing perlahan-lahan. Dipindahkan ke dalam labu takar 500
mL, Diencerkan sampai tanda tera larutan H2SO4 ini memiliki normalitas
kurang lebih 0,1 N. Dibuat larutan induk (Li) rivanol. Ditimbang 100 mg
rivanol. Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, tambahkan H2SO4 0,1 N
sampai tanda batas. Didalam larutan Li ini mengandung 1 mg rivanol/mL
atau 1μg rivanol/μL. Dibuat larutan baku rivanol dalam H 2SO4 0,1 N.
Dipipet 750 μL Li (1 μg/ μL). Dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL.
Diencerkan dengan H2SO4 0,1 N hingga tanda tera. Dihubungkan
spektrofotometer dengan sumber listrik. Ditekan tombol on. Dibiarkan 15
menit untuk conditioning. Dilakukan scanning (dengan program survey
scan) pada λ antara 350-780 nm terhadap blanko (H2SO4 0,1 N). Dicetak
(print) spektrumnya dan catat λ ya (misal 410 nm). Diukur absorban laruan
baku tersebut di atas terhadap blanko H2SO40,1 N pada λ 410 nm. Dicatat
nilai absorbansinya. Diukur absorban dengan cara yang sama, larutan
sampel. Dilakukan pengenceran bila absorban sampel terlalu besar
dibandingkan absorban baku, (usahakan absorban sampel memiliki nilai
sama dengan absorban baku ± 10%). Dihitung absorbansinya.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Apoteker Indonesia. 2019. Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 52.
ISFI Penerbitan. Jakarta