Anda di halaman 1dari 16

KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kalibrasi adalah memastikan kebenaran nilai-nilai yang


ditunjukkan oleh instrument ukur atau sistem pengukuran atau nilai-
nilai yang diabadikan pada suatu bahan ukur dengan cara
membandingkan dengan nilai konvensional yang diwakili oleh standar
ukur yang memiliki kemampuan telusur ke standar nasional atau
internasional. Dengan kata lain: Kalibrasi adalah adalah suatu
kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjukkan alat inspeksi,alat pengukuran dan alat pengujian. Alat
ukur yang digunakan untuk membandingkan data adalah
spektrofotometer.
Kalibrasi alat ukur sangat diperlukan dalam rangka menjamin
hasil pengukuran yang didapatkan adalah benar dan valid. Manfaat
kalibrasi adalah untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di
berbagai industri pada peralatan laboratorium dan produksi yang
dimiliki.Dengan melakukan kalibrasi, bisa diketahui seberapa jauh
perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang
ditunjukkan oleh alat ukur.
Pada setiap alat akan memberikan hasil ukur yang lebih
mendetail dan sama, alat ukur tersebut perlu mempunyai ketelitian
kepada standar nasional atau standar internasional. Cara untuk
memberikan jaminan bahwa alat yang digunakan mempunyai ketelitian
kepada standar nasional adalah dapat dilakukan dengan cara kalibrasi
terhadap alat tersebut. Lebih dari itu untuk memelihara ketelitian
tersebut perlu dilakukan perawatan alat dalam selang kalibrasi
tertentu.

NURHIDAYA A. NURUL EKA ANNISA


150201
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
Berdasarkan hal di atas dan ditinjau dari pentingnya kalibrasi,
maka dilakukan percobaan kalibrasi alat dan bahan guna untuk
mengetahui kelayakan alat-alat dalam hal ini spektrofotometer yang
akan digunakan digunakan. Dimana setiap percobaan diukur dalam
panjang gelombang yang berbeda-beda.
1.2 Maksud Praktikum

Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk menentukan


dan memahami cara mengkalibrasi suatu alat dan bahan.
1.3 Tujuan Praktkum

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui


kalibrasi terhadap suatu alat dan bahan.

NURHIDAYA A. NURUL EKA ANNISA


150201
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Kalibrasi pada umumnya merupakan proses untuk


menyesuaikan keluaran atau nidikasi dari suatu perangkat
pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan
dalam akurasi tertentu. Contohnya, thermometer dapat ditentukan dan
disesuaikan, sehingga thermometer tersebut menunjukkan
temperature yang sebenarnya dalam celcius pada titik- titik tertentu di
skala (Hadi, 2005).
Tujuan kalibrasi adalah menentukan deviasa atau
penyimpangan kebenaran nilai konvensional penunkukkan suatu
instrumen ukur, menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan
standar nasional maupun internasional. Manfaat kalibrasi ini adalah
menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai
dengan spesifikasinya. Kemampuan untuk tepat mengukur volume
larutan sangat penting untuk akurasi dalam kimia analisis Periode
kalibrasi tergantung pada beberapa faktor antara lain pada kualitas
metrologis alat ukur tersebut, frekuensi pemakaian, pemeliharaan atau
penyimpanan dan tingkat ketelitianya. Periode kalibrasi dapat
ditetapkan berdasarkan lamanya pemakaian alat, waktu kalender atau
gabungan dari keduanya (Fatimah, 2005).
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan
atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap
media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu
tergantung pada senyawaan atau warna terbentuk (Cairns, 2009).
Spektrofotometri merupakan hubungan antara
spektrofotometri UV dan Visible. Menggunakan dua buah sumber

NURHIDAYA A. NURUL EKA ANNISA


150201
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya Visible.
Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya
satu sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang
dilengkapi dengan monokromator. Untuk system spektrofotometri, UV-
Vis paling banyak tersedia dan paling popular digunakan. Kemudahan
metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sampel berwarna juga
untuk sampel tak berwarna (Keenan, 1992).
Hasil pengukuran yang teliti dapat diperoleh dengan memilih
alat ukur dan cara pengukuran yang tepat. Dalam batas- batas
tertentu, alat ukur dapat dianggap sudah baik. Akan tetapi, alat uukr
merupakan alat bantuan manusia sehingga walaupun alat ukur
tersebut dirancang dan dibuat dengan seksama, ketidak
sempurnaannya tidak dapat dihilangkan sama sekali. Ketidak
sempurnaan alat ukur dapat menyebabkan terjadinya kesalahan
pengukuran, yaitu perbedaan antara hasil pengukuran dengan harga
yang dianggap benar (Fauzi, 2008)..
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET DAN CAHAYA TAMPAK
Spektrofotometri yang sesuai untuk pengukuran di daerah
spektrum ultraviolet dan cahaya tampak terdiri dari suatu sistem optic
dengan kemampuan menghasilkan cahaya monokromatik dalam
jangkauan 200 nm hingga 800 nm dan suatu alat yang sesuai untuk
menetapkan serapan (Ditjen POM, 1995).
Spektrofotometri serapan merupakan pengukuran suatu
interaksi antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari
suatu zat kimia. Teknik yang sering digunakan dalam analisis farmasi
meliputi spektroskopi serapan ultraviolet, cahaya tampak, inframerah
dan serapan atom. Pengukuran spektrofotometri di dalam daerah
cahaya tampak mula-mula disebut kolorimetri; tetapi istilah kolorimetri
lebih tepat digunakan untuk persepsi tentang warna (Ditjen POM,
1995).
NURHIDAYA A. NURUL EKA ANNISA
150201
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
Spektrofotometri fluoresensi merupakan pengukuran emisi
cahaya dari suatu zat kimia selama diberi paparan ultraviolet, cahaya
tampak, atau radiasi elektromagnetik lainnya. Pada umumnya cahaya
yang diemisikan oleh larutan berfluoresensi mempunyai intensitas
maksimum pada pannjang gelombang yang biasanya 20 nm hingga
30 nm lebih panjang dari panjang gelombang radiasi eksitasi.(Ditjen
POM, 1995)
Hamburan cahaya menyangkut pengukuran cahaya yang
dihamburkan disebabkan tidak homogennya densitas optic
submikroskopik dari larutan dan berguna dalam penentuan bobot
molekul rata-rata sistem polidispersi dengan jangkauan bobot molekul
dari 1000 sampai beberapa ratus juta. Dua teknik yang sering
digunakan dalam analisis farmasi adalah turbidimetri dan nefelometri
(Ditjen POM, 1995).
2.2 Uraian Bahan

1. Aquadest (Ditjen POM, 1979)


Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling
RM/BM : H2O/18,02.
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau;
tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2. Kalium Bikromat (Ditjen POM, 1995)
Nama Resmi : KALIUM BIKROMAT
Nama Lain : Kalium Bikromat
RM/BM : K2Cr2O7/294,18
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
3. Kalium Klorida (Ditjen POM,1995)

NURHIDAYA A. NURUL EKA ANNISA


150201
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
Nama Resmi : KALII CHLORIDUM
Nama Lain : Kalium Klorida
RM/BM : KCl/74,55
Pemerian : Hablur bentuk memanjang, prisma atau
kubus, tidak berbau atau serbuk granul
putih, tidak berbau, rasa garam, stabil di
udara, larutan bereaksi netral terhadap
lakmus
Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut
dalam air mendidih, tidak larut dalam
etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
4. Toluen (ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : TOLUEN
Nama Lain : Toluen
RM/BM : C6H5CH3
Pemerian : Cairan jernih, mudah terbakar, tidak
berwarna
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dapat
bercampur dengan etanol mutlak P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

5. Asam Sulfat (Ditjen POM, 1979)


Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama Lain : Asam sulfat
RM/BM : H2SO4/98,07
Pemerian : Cairan jernih, seperti minyak, tidak
berwarna, bau sangat tajam dan korosif
Kelarutan : Bercampur dengan air dan etanol dengan
menimmbulkan panas
NURHIDAYA A. NURUL EKA ANNISA
150201
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
6. Heksana (Ditjen POM, 1995)
Nama Resmi : HEKSANA
Nama Lain : Heksana
RM/BM : C6H14/86,18
Pemerian : Cairan jernih, mudah menguap, berbau
seperti eter lemah atau bau seperti
petroleum
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam
etanol mutlak, dapat bercampur dengan
eter, dengan klorofom, dengan benzena
dan dengan sebagian besar minyak lemak
dan minyak atsiri
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
2.3 Prosedur kerja (Anonim, 2017)

1. Kalibrasi skala absorbansi : Dibuat larutan kalium bikromat 0,0065%


dalam H2SO4 0,005 M, kemudian dilakukan penentuan absorbansi
larutan pada (nm) 235,257,313,dan 350. Hitunglah nilai
1%
1 masing-masing tersebut, sehingga diperoleh hubungan
antara (nm) kalium bikromat dengan kisaran nilai 1%
1 , seperti
pada tabel berikut :
(nm) Nilai 1%
1

235 112,9-126,2
257 142,4-145,7
313 47,0-50,3
350 104,9-108,2

2. Penentuan resolusi (daya pisah) spektrofotometer : Dilakukan


pengujian dengan larutan toluen 0,02% b/v dalam

NURHIDAYA A. NURUL EKA ANNISA


150201
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
heksan,kemudian dilakukan pengukuran absorbsi pada 269 nm
dan 266 nm. Farmakope inggeris mensyaratkan bahwa rasio
antara absorbansi larutan ini pada 269 nm terhadap absorbansi
pada 266 nm harus 1,5.
3. Penentuan adanya sesatan sinar (stray radiation) : Dilakukan
pengukuran nilai absorbansi larutan KCl 1,2% b/v dalam air
terhadap blanko air pada panjang gelombang 200 nm. Jika
absorbansi larutan ini kurang dari 2,00 maka terjadi sesatan sinar,
sehingga spektrofotometer ini tidak bisa digunakan atau perlu
dilakukan perbaikan.
4. Penentuan bobot konstan bahan obatan
Timbang seksama lebih kurang 500 mg bahan obat yang
telah dikeringkan dalam wadah cawan penguap yang bobotnya
telah dikalibrasi, kemudian keringkan pada suhu 105 0 selama 1
jam dalam oven, setelah didinginkan dalam eksikator lalu
ditimbang kembali bobotnya. Apabila dua kali penimbangan
berturut-turut terhadap bahan yang telah dikeringkan berbeda
tidak lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang ditimbang, maka bahan
dinyatakan telah mencapai bobot tetap atau bobot konstan.

NURHIDAYA A. NURUL EKA ANNISA


150201
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah batang


pengaduk, cawan penguap, desikator/eksikator, erlenmeyer, gelas
arloji, gelas kimia, gelas ukur, kertas timbang, labu ukur, oven,
spektrofotometer uv-vis, timbangan analitik, dan pipet volume.
3.2 Bahan Praktikum

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu laruta


kalium bikromat 0,0065%, H2SO4 0,005 M, toluene 0,02%, n heksan
dan kalium klorida 1,2% dan air.
3.3 Cara Kerja

a. Kalibrasi skala absorbansi


Dibuat larutan kalium bikromat dalam konsentrasi 0,0065%
dan dibuat larutan blanko H2SO4 0,005 M, kemudian dilakukan
penentuan absorbansi larutan pada ( nm) 235, 237, 313, dan 350.
Hitunglah nilai 1%
1 . masing masing tersebut, sehingga

diperoleh hubungan antara ( nm) kalium bikromat dengan kisaran


nilai 1%
1 .

b. Penentuan resolusi (daya pisah) spektrofotometer


Dilakukan pengujian dengan laturan toluene 0,02 % b/v
dalam heksan, kemudian dilakukan pengukuran absorbansi pada
269 nm dan 266 nm. Farmakope inggris mensyaratkan bahwa rasio
antara absorbansi larutan ini pada terhadap absorbansi harus
>1,5.

NURHIDAYA A. NURUL EKA ANNISA


150201
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
c. Penentuan adanya sesatan sinar (stray radiation)
Dilakukan pengukuran nilai absorbansi larutan KCI 1,2 % b/v
dalam air terhadap blanko air pada panjang gelombang 200 nm.
Jika absorbansi larutan ini kurang dari 2,00 maka terjadi sesatan
sinar, sehingga spektrofotometer ini tidak bisa digunakan atau perlu
dilakukan perbaikan.
4. Penentuan bobot konstan bahan obatan
Timbang seksama lebih kurang 500 mg bahan obat yang
telah dikeringkan dalam wadah cawan penguap yang bobotnya
telah dikalibrasi, kemudian keringkan pada suhu 105 0 selama 1
jam dalam oven, setelah didinginkan dalam eksikator lalu
ditimbang kembali bobotnya. Apabila dua kali penimbangan
berturut-turut terhadap bahan yang telah dikeringkan berbeda
tidak lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang ditimbang, maka bahan
dinyatakan telah mencapai bobot tetap atau bobot konstan.

NURHIDAYA A. NURUL EKA ANNISA


150201
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Data-data perhitungan dan reaksi kimianya


a. Kalibrasi skala absorbansi

( nm absorban Nilai %
. Range
235 0,866 133,23 122,9 126,2
257 0,899 138,30 142,4 145,7
313 0,325 49,69 47,0 50,3
350 0,159 209,07 104,9 108,2
Kesimpulan :

1%
=1 = .
0,896
1%
=1 = 1 x 0,0065 = 137,84
1,050
1%
=1 = 1 x 0,0065 = 161,538
0,335
1%
=1 = 1 x 0,0065 = 51,538
0,781
1%
=1 = 1 x 0,0065 = 120,15

b. Penentuan skala resolusi


( nm) Absorban Range Rasio
269 0,440
1,5 1,016
266 0,433
Perhitungan :
269 0,440
266 = = 1,016
0,433

Hasil dari resolusi (daya pisah) spektrofotometer tidak


memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh range resolusi.

NURHIDAYA A. NURUL EKA ANNISA


150201
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
c. Penentuan adanya sesatan sinar
( nm) Absorban Range
200 1,311 A 2

Berdasarkan penentuan adanya sesatan sinar, diperoleh


absorbansi larutan 1,311 A dan dapat disimpulkan bahwa tidak
masuk dalam range (terjadi sesatan sinar).
d. Bobot konstan
Bobot capor : 43,605560 gr
250 mg
Berat PCT : = 0,25 g
1000

Berat awal sebelum dipanaskan :


= berat capor + PCT
= 43,605560 gr + 0,25 g
= 43,85556 g
Berat akhir sesudah dipanaskan :
= bobot awal bobot akhir
= 43,85556 g 43,85556 g
=0
Berdasarkan penentuan dari bobot konstan bahan obat hasil
yang didapatkan dikatakan konstan karena tidak melebihi dari 0,5 g
setelah melalui 2 kali penimbangan.
4.2 Pembahasan

Kalibrasi adalah suatu upaya untuk mengembalikan


keakuratan suatu alat kembali pada kondisi awal rancangannya. Pada
percobaan tentang kalibrasi, alat ukur yang digunakan untuk
membandingkan data adalah spektrofotometer.
Adapun tujuan dari kalibrasi alat yaitu untuk mengurangi
kesalahan dalam pengukuran, alat-alat yang akan digunakan perlu
dilakukannya kalibrasi terlebih dahulu. Pengkalibrasian dapat

NURHIDAYA A. NURUL EKA ANNISA


150201
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
dilakukan dengan cara membandingkan dua data dengan
menggunakan alat ukur yang berbeda.
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian kalibrasi
spektrofotometer yaitu meliputi kalibrasi skala absorbansi, penentuan
resolusi (daya pisah) spektrofotometer dan penentuan daya sesatan
sinar, dan penentuan bobot konstan bahan obat.
Pada kalibrasi skala absorbansi, dibuat larutan kalium
bikromat 0,0065 % dalam H2SO4 0,005 M.Setelah itu ditentukan
absorbansi larutan pada panjang gelombang 235, 257, 313 dan 350,
dihitung nilai Nilai 1%
1 pada panjang gelombang tersebut. Dan
hasil yang diperoleh adalah pada panjang gelombang 235 nm yaitu
133,23, pada 257 nm nilainya 138,30 , pada 313 nm nilainya yaitu
49,69 dan pada 350 nm nilainya 209,07 Jika nilai ini dibandingkan
denan rentang nilai 1%
1. yang seharusnya, diperoleh maka semua

nilai tersebut tidak sesuai yang berarti bahwa spektro tersebut tidak
bisa digunakan dan harus diperbaiki atau mungkin dari hasil
pembuatan sampel yang tidak sesuai.
Pada penentuan resolusi (daya pisah), dibuat larutan toluen
0,02% b/v dalam heksan. Setelah itu diukur nilai absorbansi larutan
toluen 0,02% b/v dalam heksan pada panjang gelombang 269 nm dan
266 nm. Dibanding rasio absorbansi antara panjang gelombang 269
nm terhadap panjang gelombang 266 nm. Pada penentuan resolusi
digunakan heksan sebagai blanko dan larutan toluen 0,02% sebagai
sampel. Digunakan larutan blanko agar supaya pada pembacaan
panjang gelombang dispektro panjang gelombang heksan tidak
terbaca melainkan panjang gelombang dari toluen 0,02%. Dan hasil
yang diperoleh adalah 1,016 artinya 1,5 berarti rasio tidak
mememuhi range resolusi.

NURHIDAYA A. NURUL EKA ANNISA


150201
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
Pada penentuan sesatan sinar diukur gelombang pada
panjang gelombang 200 nm dan dihitung nilai adsorbannya.
Syaratnya nilai adsorban tidak boleh lebih dari 2,00. Dan hasil yang
diperoleh adalah 1,311 A maka terjadi sesatan sinar dan tidak masuk
dalam range sehingga dapat dikatakan bahwa terjadi kesalahan pada
larutan uji dan alat yang digunakan serta disebabkan karena
kesalahan dan ketidaktelitian dalam proses pembuatan larutan uji.
Pada penetuan bobot konstan, ditimbang saksama lebih
kurang 500 mg bahan obat yang telah dikeringkan dalam wadah
cawan penguap yang bobotnya telah dikalibrasi. Kemudian
dikeringkan pada suhu 1050C selama 1 jam dalam oven. Setelah itu
didinginkan dalam desikator lalu ditimbang kembali bobotnya. Apabila
dua kali penimbangan berturut-turut terhadap bahan yang telah
dikeringkan berbeda tidak lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang
ditimbang, maka bahan dinyatakan telah mencapai bobot tetap atau
bobot konstan. Adapun hasil yang diperoleh adalah bahan obat
diperoleh 0 yang dimaksudkan telah memenuhi syarat konstannya
suatu bahan obat.
Berdasarkan hasil dari praktikum kalibrasi alat dan bahan
dapat disimpulkan bahwa hasil dari kalibrasi skala absorbansi,
penentuan daya pisah, dan penentuan sesatan sinar tidak memenuhi
range dari standar yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan karena
kesalahan dan ketidaktelitian dalam proses pembuatan larutan uji.
Sedangkan penetapan bobot konstan bahan obat masuk dalam range
dan memenuhi standar dari yang telah di tetapkan.

NURHIDAYA A. NURUL EKA ANNISA


150201
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari praktikum kalibrasi alat dan bahan


dapat disimpulkan bahwa hasil dari kalibrasi skala absorbansi,
penentuan daya pisah, dan penentuan sesatan sinar tidak memenuhi
range dari standar yang telah ditentukan. Sedangkan penetapan
bobot konstan bahan obat masuk dalam range dan memenuhi standar
dari yang telah di tetapkan.
5.2 Saran
Disarankan kepada asisten agar selalu mendampingi
praktikan agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.

NURHIDAYA A. NURUL EKA ANNISA


150201
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2017, Penuntun Praktikum Analisis Instrumen, Fakultas Farmasi


UMI, Makassar.
Cairns D. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Penerjemah : Puspita
Rin
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI : Jakarta
Fauzi, Ahmad., 2008. Fisika. Gravindo Media Pratama: Jakarta.
Fatimah, S, Yanlinastuti dan Yoskasih. 2005. Kualifikasi Alat Spektrometer
UV-vis Untuk Penentuan Uranium dan Besi dalam-U30. Hasil
Penelitian
Hadi, Anwar., 2005. Prinsip Pengelolaan Lingkungan. Gramedia Pustaka
Umum : Jakarta.
Keenan, Charles W. 1992. Ilmu Kimia Untuk Universitas Jilid II. Jakarta;
Erlangga.

NURHIDAYA A. NURUL EKA ANNISA


150201

Anda mungkin juga menyukai