BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
235 112,9-126,2
257 142,4-145,7
313 47,0-50,3
350 104,9-108,2
METODE KERJA
( nm absorban Nilai %
. Range
235 0,866 133,23 122,9 126,2
257 0,899 138,30 142,4 145,7
313 0,325 49,69 47,0 50,3
350 0,159 209,07 104,9 108,2
Kesimpulan :
1%
=1 = .
0,896
1%
=1 = 1 x 0,0065 = 137,84
1,050
1%
=1 = 1 x 0,0065 = 161,538
0,335
1%
=1 = 1 x 0,0065 = 51,538
0,781
1%
=1 = 1 x 0,0065 = 120,15
nilai tersebut tidak sesuai yang berarti bahwa spektro tersebut tidak
bisa digunakan dan harus diperbaiki atau mungkin dari hasil
pembuatan sampel yang tidak sesuai.
Pada penentuan resolusi (daya pisah), dibuat larutan toluen
0,02% b/v dalam heksan. Setelah itu diukur nilai absorbansi larutan
toluen 0,02% b/v dalam heksan pada panjang gelombang 269 nm dan
266 nm. Dibanding rasio absorbansi antara panjang gelombang 269
nm terhadap panjang gelombang 266 nm. Pada penentuan resolusi
digunakan heksan sebagai blanko dan larutan toluen 0,02% sebagai
sampel. Digunakan larutan blanko agar supaya pada pembacaan
panjang gelombang dispektro panjang gelombang heksan tidak
terbaca melainkan panjang gelombang dari toluen 0,02%. Dan hasil
yang diperoleh adalah 1,016 artinya 1,5 berarti rasio tidak
mememuhi range resolusi.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan