PERCOBAAN II
“PENETAPAN KADAR INH DAN VITAMIN B6 DALAM SEDIAAN
OBAT”
DI SUSUN OLEH :
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Aplikasi dalam bidang farmasi dalam percobaan ini adalah seorang farmasis
dapat mengetahui dan dapat menerapkan cara untuk menganalisis dan cara
penetapan kadar isoniazid dan vitamin B6 pada sediaan obat dengan
menggunakan alat spektrofotometer UV- VIS. Hal inilah yang dapat
melatarbelakangi percobaan ini dilakukan.
I. 2 Maksud dan Tujuan
I.2.1 Maksud percobaan
Untuk memahami bagaimana cara menganalisis dan menetapkan
kadar INH dan Vitamin B6 dalam sediaan Obat
RM/BM : C2H5OH/46,07
Rumus struktur :
(Pubchem, 2020)
Gugus kromofor : -
Rumus struktur :
(Pubchem, 2020)
Gugus kromofor : -
RM/BM : C6H7N3O/137,14
Rumus struktur :
(Pubchem, 2020)
Khasiat : Antituberkulosa
Kontraindikasi : Hipersensitivitas
Indikasi : Antituberkolosis
Nomor batch :
Exp : -
Nomor batch :
Exp : -
Dosis : 1 tab/hari
Nomor batch :
Exp : -
Dosis : 3 tab/hari
Nomor batch :
Exp : -
Dosis : 3 tab/hari
Nomor batch :
Exp : -
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1.2 Bahan
1. Isoniazid
2. Etanol 95%
3. Piridoxine HCl (Vit. B6)
III.1.3 Sampel
1. TB vitamin B6
2. Phdoxinforte
3. INH ciba
4. Santibi Plus
5. Bacbutinh F
III.2 Cara Kerja
A. Pembuatan larutan
1.1 Pembuatan Larutan induk INH (2244 ppm) dan Larutan Induk
Piridoxine
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang isoniazid sebanyak 50 mg, dilarutkan dalam beker glass
3. Dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml dan di addkan aquadest
sampai tanda batas kemudian dihomogenkan
1.2 Membuat seri larutan baku INH
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibuat larutan baku INH dengan konsentrasi 6,732 ppm, 11,22
ppm, 15,71 ppm, 22.44 ppm, 29,17 ppm, 35,90 ppm dengan cara
memipet secara berturut-turut sebanyak 30 µL, 50 µL, 70 µL, 130
µL, 160 µL
3. Dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL
4. Diukur absorbansinya masing-masing.
1.3 Larutan Baku Induk Piridoxine (1008 ppm)
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang sebanyak 50,4 mg piridoxine.
3. Dilarutkan dengan etanol
4. Dimasukkan ke dalam labu takar dan di add kan aquadest sampai
tanda batas
1.4 Membuat seri larutan baku piridoxine
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibuat larutan baku piridoxine dibuat dengan konsentrasi 3,03
ppm, 5,04 ppm, 7,06 ppm, 10,08 ppm, 13,10 ppm, 16,13 ppm
dengan cara memipet secara berturut-turut sebanyak 30 µL, 50 µL,
70 µL, 130 µL, 160 µL
3. Dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL
4. Diukur absorbansinya masing-masing.
B. Penetapan Kadar Vitamin B6
1. Ditimbang seksama 25 mg sampel obat yang mengandung INH dan
Piridoxine
2. Dilarutkan dengan etanol sebanyak 25 mL menggunakan labu ukur
25 mL
3. Disaring menggunakan kertas whatman
4. Dipipet filtrate sebanyak 300 µL dengan mikropipet
5. Diencerkan dengan etanol sampi batas tera menggunakan labu ukur
10 mL (30 ppm)
6. Diukur absorbansinya pada panjang gelombang isoniazid dan
piridoxine
7. Ditentukan kadar INH dan piridoxine
- Ditimbang INH 50 mg
Neraca analitik
+ INH 50 mg
+ etanol 25 mL
- dilarutkan
Gelas kimia
III.3.2 Pembuatan Seri Larutan Baku INH
- Dipipet
berturut-turut sebanyak 30 µL, 50 µL,
70 µL, 130 µL, 160 µL
- Diukur
Absorbansi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
1. Data absorptivitas Isoniazid (20 µg/ml) dan vitamin B6 (2 µg/ml)
secara persamaan multi komponen
Absorbansi (A) Absorptivitas (α)
No Baku
Perbandingan λ 266 nm λ 290 nm λ266 nm λ 290
nm
Pembuatan konsentrasi sampel 6,732 ppm, 11,22 ppm, 15,71 ppm, 22.44 `
ppm, 29,17 ppm, 35,90 ppm sebanyak 10 ml dari larutan induk 2244 ppm:
= 0,03 ml
= 0,05 ml
= 0,07 ml
= 0,1 ml
= 0,12 ml
= 0,15 ml
Tujuan percobaan ini yaitu untuk mengetahui cara menganalisis kadar INH
dan vitamin B6 dalam sediaan obat.
Cara kerja pada percobaan ini yaitu pada pembuatan larutan induk INH
(2244 ppm) dan larutan induk piridoxine, pertama – tama disiapkan alat dan
bahan, lalu ditimbang INH sebanyak 50 mg, kemudian dilarutkan dengan
etanol dalam beker gelas dicukupkan volumenya sampai tanda tera
menggunakan labu ukur 25 mL, dan dihomogenkan. Dilarutkan baku INH
dibuat dengan konsentrasi 6,732 ppm, 11,22 ppm, 15,71 ppm, 22.44 ppm,
29,17 ppm, 35,90 ppm dengan cara dipipet secara berturut-turut sebanyak
30 µL, 50 µL, 70 µL, 130 µL, 160 µL kedalam labu ukur 10 mL. lalu diukur
absorbansinya masing-masing. Dibuat larutan baku induk pyrodixin (1008
ppm), ditimbang sebanyak 50,4 mg, kemudian dilarutkan dengan etanol dan
dicukupkan volumenya sampai 50 mL menggunakan labu takar. Dilarutkan
baku pyrodixine dibuat dengan konsentrasi 3,03 ppm, 5,04 ppm, 7,06 ppm,
10,08 ppm, 13,10 ppm, 16,13 ppm dengan cara dipipet secara berturut-turut
sebanyak 30 µL, 50 µL, 70 µL, 130 µL, 160 µL kedalam labu ukur 10 mL,
lalu diukur absorbansinya masing-masing. Pada penetapan kadar vitamin
B6, ditimbang seksama 25 mg sampel obat yang mengandung INH dan
piridoxine, lalu dilarutkan dengan etanol sebanyak 25 mL menggunakan
labu ukur 25 mL, kemudian disaring menggunakan kertas whatman, dipipet
filtrate sebanyak 300 µL dengan mikropipet, diencerkan dengan etanol
sampi batas tera menggunakan labu ukur 10 mL (30 ppm). Diukur
absorbansinya pada panjang gelombang isoniazid dan piridoxine dan
ditentukan kadar INH dan piridoxine.
Hasil yang kami dapatkan pada percobaan kali ini yaitu pada absorptivitas
Isoniazid (20 µg/ml) dan vitamin B6 (2 µg/ml) secara persamaan multi
komponen di dapatkan hasil masing-masing untuk baku perbandingan
isonizid dengan absorbansi 266 nm dan 290 nm di dapatkan hasil 0,7598 dan
0,1184 dan pada Vitamin B6 yaitu 0,0107 dan 0,0798. Sedangkan pada
absorptivitas diperoleh hasil untuk isoniazid dengan absorptivitas 266 nm
dan 290 nm yaitu 0,03799 dan 0,00592 sedangkan untuk vitamin B6 yaitu
0,00535 dan 0,0399.
PENUTUP
V.1 Kesimpulan