Anda di halaman 1dari 30

Selasa, 24 Maret 2020

BP
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS FARMASI 2
JURUSAN FARMASI

PERCOBAAN II
“PENETAPAN KADAR INH DAN VITAMIN B6 DALAM SEDIAAN OBAT”

DISUSUN OLEH :
NAMA : NURHIKMA
NIM : G701 18 155
KELAS / KELOMPOK : B / V (LIMA)
HARI/ TANGGAL :
ASISTEN : MOH. FIRYAL HAQ

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Vitamin merupakan senyawa organik yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
manusia untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan walaupun dalam
jumlah yang sedikit. Vitamin terdiri dari dua jenis, yaitu vitamin yang larut
dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin larut air biasanya tidak
disimpan di dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urin. Oleh karena itu vitamin
larut air perlu dikonsumsi tiap hari untuk mencegah kekurangan yang dapat
mengganggu fungsi tubuh normal. Vitamin C (asam askorbat) adalah salah satu
jenis vitamin yang larut air dan memiliki peranan penting di dalam tubuh,
sebagai koenzim atau kofaktor. (Dewi, A.P., 2018).

Vitamin B6 berperan dalam metabolisme kabohidrat, protein dan lemak,


menguatkan kekebalan tubuh, membantu transmisi impuls saraf, menjaga
keseimbangan elektrolit tubuh (natrium dan kalium), merangsang pertumbuhan
sel darah merah, dan membantu sintesa DNA dan RNA. B6 juga berperan dalam
pembentukan senyawa struktural yang berfungsi sebagai transmitter kimia pada
sistem saraf, dan juga penting dalam mempertahankan keseimbangan hormon
dan sistem kekebalan tubuh (Fikriya, 2016).

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasis dapat mengetahui cara
menganalisis kadar INH dan Vitamin B6 dalam sediaan obat menggunakan
spektrofotometer UV-Vis serta mengetahui batas-batas rentang banyaknya kadar
INH dan Vitamin B6 dalam suatu obat agar dapat memberikan efek terapi. Hal
inilah yag melatarbelakangi dilakukannya percobaan ini.
I.2 Maksud dan Tujuan

I.2.1 Maksud Percobaan


Memahami cara menganalisis kadar INH dan Vitamin B6 dalam sediaan
Obat.

I.2.2 Tujuan Percobaan


Mengetahui cara menganalisis kadar INH dan Vitamin B6 dalam sediaan
Obat.

I.3 Manfaat Percobaan


Manfaat dari percobaan ini yaitu agar kita dapat memahami dan mengetahui cara
menganalisis kadar INH dan Vitamin B6 dalam sediaan Obat.

I.4 Prinsip Percobaan


Prinsip percobaan kali ini yaitu dengan menentukan kadar INH dan Vitamin B6
dalam sediaan obat dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan
melihat nilai absorbansi dari INH dan Vitamin B6 dan menghitung kadarnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1. Dasar Teori


Vitamin adalah senyawa organik penting untuk kehidupan manusia. Fungsi
utama dari vitamin yaitu agar pengaturan proses metabolisme tubuh agar
berjalan lancar, dan mengatur fungsi otak. Vitamin kebanyakan tidak dapat
disintesa oleh tubuh, walaupun ada beberapa vitamin yang dapat disintesa di
dalam tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil, sehingga jumlah
vitamin yang dapat terbentuk tidak bisa memenuhi jumlah vitamin yang
dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu tubuh harus tetap memperoleh asupan
vitamin dari luar yaitu dari makanan yang dikonsumsi dalam kehidupan sehari–
hari. (Fauziah F., dkk, 2016).

Vitamin B6 (piridoksin) diperlukan dalam beberapa proses metabolisme. Tubuh


membutuhkan vitamin B6 untuk reaksi lebih dari 100 enzim, perkembangan
otak selama masa kehamilan, serta fungsi kekebalan tubuh. Vitamin B6 juga
memiliki peran sebagai kofaktor dalam reaksi enzimatis tubuh yang essensial.
Kekurangan dari vitamin B6 dapat menyebabkan anemia, ruam kulit, depresi
serta system kekebalan tubuh yang lemah. Analisis vitamin B6 dalam sediaan
multivitamin neurotropi yang simple, cepat serta metode yang memiliki kriteria
tersebut adalah spektrofotometer UV gelombang yang lebar akan mampu
mendapatkan panjang gelombang maksimal untuk analisis vitamin B6. Analisis
vitamin B6 menggunakan spektrofotometri UV Vis berlangsung cepat sehingga
dapat menghambat degradasi sehingga hasil analisis yang diperoleh akurat
gelombang maksimal tunggal untuk vitamin B6 akan mampu memisahkan
dengan komponen lain yaitu vitamin B1 dan B6 meskipun ketiganya sama-
sama larut dalam air. Hal ini juga menunjukkan bahwa analisis vitamin B6
menggunakan spektrofometri UV Vis juga selektif (Maritha, V., 2019).

Sinar UV merupakan jenis radiasi elektromagnetik seperti halnya gelombang


radio, sinar-x, dan sinar gamma yang tidak terlihat oleh mata manusia. Sinar
UV adalah sumber cahaya energi tinggi, dan jika paparannya terlalu banyak
dapat merusak jaringan tubuh manusia dan juga bahan non-biologis ( Ardi, dkk,
2018).

Penetapan kadar zat berkhasiat dalam berbagai sediaan obat merupakan bagian
yang penting di instansi yang melakukan penetapan kadar obat seperti Badan
Pengawas Obat dan Makanan dan industri obat. Spektrofotometri adalah
metode yang sederhana, cepat dan relatif lebih murah bila dibandingkan dengan
metode lainnya. Metode yang dapat digunakan pada penetapan kadar tablet
vitamin B6 bentuk tunggal yaitu dengan metode titrasi bebas air dan
spektrofotometri UV. Penetapan kadar INH dan vitamin B6, masing-masing
dalam bentuk tunggal dapat ditetapkan dengan spektrofotometri ultraviolet
dalam pelarut asam, INH pada panjang gelombang 266 nm dan vitamin B6
pada panjang gelombang 290 nm (Nasution dan Rimayani L., 2018).

Validasi metode penetapan kadar INH dan vit B6 dalam sediaan sirup perlu
dilakukan untuk menjamin bahwa obat yang diproduksi pabrik memenuhi
persyaratan yang ditetapkan. Obat yang akan dikonsumsi akan memberikan
efek terapi jika kadarnya berada direntang persyaratan yang ditetapkan. Tetapai
apabila kadar obat berada di atas rentang persyaratan maka obat tersebut akan
memberikan efek toksik terhadap konsumen. Sedangkan bila berada di bawah
rentang persyaratan, maka obat tersebut tidak dapat memberikan efek terapi.
INH dan Vit B6 dapat ditetapkan kadarnya menggunakan kromatografi cair
kinerja tinggi (KCKT) (Budiarti A., dan Herdiyanti N.Y., 2018).
II.2 Uraian Bahan

1. Aquadest ((FI Edisi III, 1979 : 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA


Nama Lain : Aquadest / Air Suling
RM/BM : H2O / 18,02
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan


tidak memiliki rasa.
Kelarutan : -
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai Pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar : -

2. Etanol (FI Edisi IV, 1995; 63)


Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol
RM/BM : C2H6O/46,07
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak


bewarna. bau khas dan menyebabkan rasa
terbakar pada lidah. Mudah menguap
walaupun pada suhu rendah dan mendidih
pada suhu 78°. Mudah terbakar.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis
bercampur dengan semua pelarut organik.
Khasiat : Zat tambahan.
Kegunaan : Sebagai pelarut.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api
Persyaratan kadar : Etanol mengandung tidak kurang dari
92,3% b/b setara dengan tidak kurang dari
94,9% v/v dan tidak lebih dari 96,0% v/v
C2H6O, pada suhu 15,56°.

3. Isoniazida (FI Edisi III, 1979 : 320)


Nama resmi : ISONIAZIDUM
Nama lain : Isoniazida
RM/BM : C6H7N3O / 137,14
Rumus struktur :

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur


putih, tidak berbau, rasa agak pahit, terurai
perlahan-lahan oleh udara dan cahaya.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut
dalam etanol (95%)P, sukar larut dalam
kloroform P dan dalam eter P.
Khasiat : Antituberkulosa
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya.
Persyaratan kadar : Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 101,0% C6H7N3O dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Gugus Ausokrom : -
Gugus Kromofor : -

4. Piridoksin HCL (FI III, 1979 : 651)


Nama resmi : PYRIDOXINI HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Piridoksin hidroklorida
RM/BM : C8H11NO3.HCL/205,64
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau


atau hampir putih; stabil diudara, secara
perlahan-lahan dipengaruhi oleh cahaya
matahari.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam eter.
Khasiat : Sumplemen
Kegunaan : Sebagai Sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan penyimpanan
tidak tembus cahaya, tertutup rapat.
Persyaratan kadar : Dengan cara kromatografi cair kinerja tinggi
seperti yang tertera pada kromatografi.
Gugus Ausokrom : -
Gugus Kromofor : -
II.3 Uraian Sampel
1. TB vitamin6

Nama sediaan : TB VIT 6

Komposisi : Isoniazid 400 mg, vit B6 24 mg

Kontraindikasi : Hipersensitif, gangguan ginjal, epilepsy,


gangguan mental.

Indikasi : Tuberkulosis tunggal atau kombinasi


dengan obat lain.
Efek samping : Gangguan pencernaan, neuropati, reaksi
kulit, hiperglikemia, asidosis pelagra

Interaksi obat : Menghambat metabolisme hati dari


antiepilepsi (mis. Carbamazepine,
ethosuximide, primidone, fenitoin),
benzodiazepin (mis. Diazepam, triazolam),
klorzoksazon, teofilin, disulfiram, kadang-
kadang menyebabkan peningkatan
toksisitas. Peningkatan metabolisme
enfluran, yang berakibat pada tingkat
fluoride nefrotoksik yang berpotensi.
Peningkatan konsentrasi dan peningkatan
efek atau toksisitas clofazimine,
cycloserine dan warfarin. Mengurangi
absorpsi dengan antasida yang
mengandung Al. Peningkatan risiko
neuropati perifer dg zalcitabine dan
stavudine.

Dosis : Dewasa : Pencegahan 1x1 tablet atau


-5mg/kgBB/hari; terapi, 5 mg/kgBB/hari;
terapi : 1-20 mg/kgBB/hari dosis tunggal

Golongan obat : Antibiotik, Obat Keras

Diproduksi oleh : Meprofarm

No batch :

2. Pehadoxinforte

Nama sediaan : PEHADOXIN FORTE

Komposisi : INH 400 mg, vit B6 10 mg

Kontraindikasi : Penyakit hati yang diinduksi oleh obat

Indikasi : Pencegahan dan pengobatan Tuberkulosis


Pulmoner dan EkstraPulmoner

Efek samping : Mual, muntah, gangguan saluran cerna,


reaksi toksik, gangguan saraf seperti neuritis
perifer, neuritis optikus.

Interaksi obat : Menghambat metabolisme hati dari


antiepilepsi (mis. Carbamazepine,
ethosuximide, primidone, fenitoin),
benzodiazepin (mis. Diazepam, triazolam),
klorzoksazon, teofilin, disulfiram, kadang-
kadang menyebabkan peningkatan toksisitas.
Peningkatan metabolisme enfluran, yang
berakibat pada tingkat fluoride nefrotoksik
yang berpotensi. Peningkatan konsentrasi
dan peningkatan efek atau toksisitas
clofazimine, cycloserine dan warfarin.
Mengurangi absorpsi dengan antasida yang
mengandung Al. Peningkatan risiko
neuropati perifer dg zalcitabine dan
stavudine.

Dosis : Dewasa : 1 tablet 3 kali sehari

Anak : ½ tablet 3 kali sehari

Golongan obat : Antibiotik, Obat Keras

Diproduksi oleh : Phapros

No batch :

3. INH ciba

Nama sediaan : INH CIBA 300

Komposisi : Isoniazid hydrazine (INH) 300 mg/400 mg

Kontraindikasi : Hindari penggunaan Inh-Ciba 300 pada


pasien yang memiliki indikasi:Hipersensitif
atau alergi terhadap Isoniazid.Pasien dengan
penyakit hati akut atau riwayat cedera hati
terkait isoniazid.

Indikasi : Sebagai pengobatan infeksi tuberkulosis yang


di sebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis.

Efek samping : Neuritis perifer, Reaksi psikotik, Kejang,


Peningkatan sementara enzim hati, Efek
hematologis (misal. anemia, agranulositosis,
trombositopenia, eosinofilia), Demam, Mual,
muntah, Mulut kering, Sembelit,
Hiperglikemia atau meningkatnya kadar
lemak dalam darah, Sindrom mirip lupus,
Vertigo, Retensi urin.

Interaksi obat : Menghambat metabolisme hati dari


antiepilepsi (mis. Carbamazepine,
ethosuximide, primidone, fenitoin),
benzodiazepin (mis. Diazepam, triazolam),
klorzoksazon, teofilin, disulfiram, kadang-
kadang menyebabkan peningkatan toksisitas.
Peningkatan metabolisme enfluran, yang
berakibat pada tingkat fluoride nefrotoksik
yang berpotensi. Peningkatan konsentrasi
dan peningkatan efek atau toksisitas
clofazimine, cycloserine dan warfarin.
Mengurangi absorpsi dengan antasida yang
mengandung Al. Peningkatan risiko
neuropati perifer dg zalcitabine dan
stavudine.

Dosis : Dewasa: 5 mg / kg hingga 300 mg setiap hari


sebagai dosis tunggal atau 15 mg / kg hingga
900 mg / hari, 2 atau 3 kali seminggu.
Anak: 10-15 mg / kg hingga 300 mg setiap
hari sebagai dosis tunggal atau 20-40 mg / kg
hingga 900 mg / hari, 2 atau 3 kali seminggu.

Golongan obat : Anti TB Agents, Antibiotik, Obat Keras

Diproduksi oleh : PT SANDZO

No batch :

4. SantibiPlus

Nama sediaan : SANTIBI PLUS

Komposisi : Etambutol HCl 250mg, isoniazid 100mg, vit


B6 6mg.

Kontraindikasi : Etambutol : neuritis optik. Isonicotine (radang


saraf mata ) hydrazine : penyakit hati

Indikasi : Mengobati tuberculosis (TBC), baik TB paru


maupun TB ekstra paru.

Efek samping : Ruam kulit atau kulit terasa gatal, Persendian


terasa sakit, Sakit kepala, Mual dan muntah,
hingga sembelit dan kehilangan nafsu makan.

Interaksi obat : Menghambat metabolisme hati dari


antiepilepsi (mis. Carbamazepine,
ethosuximide, primidone, fenitoin),
benzodiazepin (mis. Diazepam, triazolam),
klorzoksazon, teofilin, disulfiram, kadang-
kadang menyebabkan peningkatan toksisitas.
Peningkatan metabolisme enfluran, yang
berakibat pada tingkat fluoride nefrotoksik
yang berpotensi. Peningkatan konsentrasi
dan peningkatan efek atau toksisitas
clofazimine, cycloserine dan warfarin.
Mengurangi absorpsi dengan antasida yang
mengandung Al. Peningkatan risiko
neuropati perifer dg zalcitabine dan
stavudine.

Dosis : Pengobatan awal: BB<50kg 3 tablet dosis


tunggal, BB>50kg 4 tablet dosis tunggal.
Pengobatan ulang: BB<50kg 4 tablet dosis
tunggal, BB>50kg 5-6tablet dosis tunggal.

Golongan obat : Obat Keras, Antibiotik

Diproduksi oleh : Sanbe Farma

No batch :

5. BacbutINHForte

Nama sediaan : BACBUTINH FORTE

Komposisi : Ethambutol HCl 500 mg, INH 200 mg,


Vitamin B6 10 mg

Kontraindikasi : Jangan digunakan untuk penderita yang


mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap
salah satu komponen obat ini.Tidak boleh
diberikan kepada pasien yang menderita
neuritis optik, kecuali ada penilaian klinis yang
menyatakan obat ini bisa diberikan.Jangan
menggunakan obat ini kepada pasien yang
tidak bisa mendeteksi dan melaporkan
terjadinya gangguan penglihatan, misalnya
anak-anak < 13 tahun.Sebaiknya obat ini tidak
diberikan kepada penderita gangguan hati yang
diinduksi oleh isoniazid (INH).

Indikasi : Mengobati penyakit tuberculosis (TBC), baik


TB paru atau TB extra paru.

Efek samping : gangguan penglihatan (neuritis retrobulbar)


yang disertai penurunan visus, skotoma
sentral, buta warna hijau-merah, serta
penyempitan pandangan. Efek samping ini
lebih rentan dialami jika obat digunakan
dengan dosis berlebihan atau penderita
gangguan ginjal, kulit karena reaksi alergi, dan
gangguan pada saluran pencernaan.

Interaksi obat : Menghambat metabolisme hati dari


antiepilepsi (mis. Carbamazepine,
ethosuximide, primidone, fenitoin),
benzodiazepin (mis. Diazepam, triazolam),
klorzoksazon, teofilin, disulfiram, kadang-
kadang menyebabkan peningkatan toksisitas.
Peningkatan metabolisme enfluran, yang
berakibat pada tingkat fluoride nefrotoksik
yang berpotensi. Peningkatan konsentrasi dan
peningkatan efek atau toksisitas clofazimine,
cycloserine dan warfarin. Mengurangi
absorpsi dengan antasida yang mengandung
Al. Peningkatan risiko neuropati perifer dg
zalcitabine dan stavudine.

Dosis : Pasien yang memiliki berat badan > 50 kg


awal : 1 x sehari 2 tablet
ulangan : 1 x sehari 3 tablet
Pasien yang memiliki berat badan ≤ 50 kg
awal : 1 x sehari 1-2 tablet
ulangan : 1 x sehari 2 tablet

Golongan obat : Obat Keras, Antibiotik

Diproduksi oleh : Armoxindo

No batch :
II.3 Prosedur Kerja (Tim Dosen, 2020)
a. Pembuatan Larutan induk INH (2244 ppm) dan Larutan Induk
Pyrodixine
1. Menimbang INH sebanyak 50 mg, dilarutkan dengan etanol dalam beker
gelas. Cukupkan volumenya sampai tanda tera menggunakan labu ukur 25
mL, dan dihomogenkan.

2. Membuat seri larutan baku INH


Larutan baku INH dibuat dengan konsentrasi 6,732 ppm, 11,22 ppm,
15,71 ppm, 22.44 ppm, 29,17 ppm, 35,90 ppm dengan cara memipet
secara berturut-turut sebanyak 30 μL, 50 μL, 70 μL, 130 μL, 160 μL
kedalam labu ukur 10 mL. diukur absorbansinya masing-masing.
3. Membuat Larutan baku induk Pyrodixin (1008 ppm) Sebanyak 50,4
mgditimbang dan dilarutkan dengan etanol dan dicukupkan volumenya
sampai 50 mL menggunakan labu takar.

4. Membuat seri larutan baku pyrodixin


Larutan baku pyrodixine dibuat dengan konsentrasi 3,03 ppm, 5,04 ppm,
7,06 ppm, 10,08 ppm, 13,10 ppm, 16,13 ppm dengan cara memipet secara
berturut-turut sebanyak 30 μL, 50 μL, 70 μL, 130 μL, 160 μL kedalam
labu ukur 10 mL. diukur absorbansinya masing-masing.

b. Penetapan Kadar Vitamin B6


Ditimbang seksama 25 mg sampel obat yang mengandung INH dan
Pyrodixine, dilarutkan dengan etanol sebanyak 25 mL menggunakan labu
ukur 25 mL. disaring menggunakan kertas whatman. Dipipet filtrate
sebanyak 300 μL dengan mikropipet, diencerkan dengan etanol sampi batas
tera menggunakan labu ukur 10 mL (30 ppm). Diukur absorbansinya pada
panjang gelombang isoniazid dan pyrodixine. Ditentukan kadar INH dan
pyrodixine.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1 Alat dan Bahan


III.1.1 Alat
1. Labu ukur
2. Sperangkat alat spektrofotometer UV-Vis
3. Gelas kimia
4. Pipet volume
5. Timbangan analitik

III.1.2 Bahan
1. Isoniazid
2. Piridoxin HCl (Vitamin B6)
3. Etanol 95%
4. Aquades

III.1.3 Sampel
1. TB vitamin 6
2. Phdoxinforte
3. INH ciba
4. Santibi Plus
5. Bacbutinh F

III.2 Cara Kerja


III.2.1 Pembuatan Larutan induk INH (2244 ppm) dan Larutan Induk
Pyrodixine
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbah INH sebanyak 50mg
3. Dilarutkan INH dengan etanol dalam beaker glass
4. Dibuat seri larutan baku INH dengan konsentrasi 6,732 ppm, 11,22
ppm, 15,71 ppm, 22,44 ppm, 29,17 ppm dan 35,90 ppm
5. Dibuat larutan baku induk piridoksin (1008 ppm) 50,4 mg
6. Dibuat seri larutan baku piridoksin dengan konsentrasi 3,03 ppm, 5,04
ppm, 7,06 ppm, 10,08 ppm, 13,10 ppm, 16,13 ppm dengan cara
memipet secara berturut-turut sebanyak 30 μL, 50 μL, 70 μL, 130 μL,
160 μL
7. Diukur absorbansinya masing masing.

III.2.2 Penetapan Kadar Vitamin B6


1. Disiapkan alar dan bahan
2. Ditimbang seksama 25 mg INH dan Pyrodixine
3. Dilarutkan dengan etanol sebanyak 25mL
4. Disaring menggunakan kertas whatman.
5. Dipipet filtrate sebanyak 300 μL dengan mikropipet
6. Diencerkan dengan etanol sampai batas tera
7. Diukur absorbansinya
8. Ditentukan kadar INH dan pyrodixine.

III.3 Skema Kerja


III.3.1 Pembuatan Larutan induk INH (2244 ppm) dan Larutan IndukPyrodixine
Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang INH sebanyak 50 mg

Dilarutkan dengan etanol dalam beker gelas.

Dibuat seri larutan baku INH dengan konsentrasi


6,732 ppm, 11,22 ppm, 15,71 ppm, 22.44 ppm, 29,17
ppm, 35,90 ppm
Dibuat Larutan baku induk Pyrodixin (1008 ppm) 50,4
mg

Dibuat seri larutan baku pyrodixine dengan konsentrasi


3,03 ppm, 5,04 ppm, 7,06 ppm, 10,08 ppm, 13,10 ppm,
16,13 ppm dengan cara memipet Secara berturut-turut
sebanyak 30 μL, 50 μL, 70 μL, 130 μL, 160 μL

Diukur absorbansinya masing- masing.

III.3.2 Penetapan Kadar Vitamin B6

Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang seksama 25 mg INH dan Pyrodixine

Dilarutkan dengan etanol sebanyak 25mL

Disaring menggunakan kertaswhatman.

Dipipet filtrate sebanyak 300 μL denganmikropipet,

Diencerkan dengan etanol sampi batas tera


Diukur absorbansinya

Ditentukan kadar INH dan


pyrodixine

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.I Hasil Pengamatan

IV.2 Perhitungan

IV.3 Reaksi

IV.4 Pembahasan
Vitamin adalah senyawa organik penting untuk kehidupan manusia. Fungsi
utama dari vitamin yaitu agar pengaturan proses metabolisme tubuh agar
berjalan lancar, dan mengatur fungsi otak (Fauziah F., dkk, 2016).

Tujuan dari percobaan kali ini yaitu untuk mengetahui cara menganalisis kadar
INH dan Vitamin B6 dalam sediaan Obat.
Prinsip percobaan kali ini yaitu dengan menentukan kadar INH dan Vitamin B6
dalam sediaan obat dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan
melihat nilai absorbansi dari INH dan Vitamin B6 dan menghitung kadarnya.

Cara kerja pada percobaan kali ini yaitu pada pembuatan larutan induk INH
(2244 ppm) dan larutan induk pyrodixine, pertama disiapkan alat dan bahan lalu
ditimbah INH sebanyak 50mg dan dilarutkan INH dengan etanol dalam beaker
glass, kemudian dibuat seri larutan baku INH dengan konsentrasi 6,732 ppm,
11,22 ppm, 15,71 ppm, 22,44 ppm, 29,17 ppm dan 35,90 ppm dan larutan baku
induk piridoksin (1008 ppm) 50,4 mg, setelah itu dibuat seri larutan baku
piridoksin dengan konsentrasi 3,03 ppm, 5,04 ppm, 7,06 ppm, 10,08 ppm, 13,10
ppm, 16,13 ppm dengan cara memipet secara berturut-turut sebanyak 30 μL, 50
μL, 70 μL, 130 μL, 160 μL, terakhir diukur absorbansinya masing masing.
Kemudian pada penetapan kadar Vitamin B6 dilakukan dengan cara disiapkan
alar dan bahan, ditimbang seksama 25 mg INH dan Pyrodixine dan dilarutkan
dengan etanol sebanyak 25mL kemudian disaring menggunakan kertas
whatman lalu dipipet filtrate sebanyak 300 μL dengan mikropipet, setelah itu
diencerkan dengan etanol sampai batas tera dan diukur absorbansinya, terakhir
ditentukan kadar INH dan pyrodixine.
DAFTAR PUSTAKA

Ardi, dkk, (2018). Stabilitas Optic Polydimethylsiloxane (PDMS)Terhadap Paparan


Sinar Ultraviolet. Jural Material Dan Energy Indonena. Vol 8(1): 16-21

Budiarti A., dan Herdiyanti N.Y., (2018). Validasi Metode Penetapan Kadar
Isoniazid dan Vitamin B6 Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
serta Aplikasinya dalam Sediaan Sirup Obat Tuberkulosis. Jurnal Ilmiah
Cendekia Eksakta 3(2).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III.


Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Dewi, A. P. (2019). Penetapan Kadar Vitamin C dengan Spektofotometri UV-Vis


pada Variasi Buah Tomat. Journal Of Pharmacy and Science. 2(1)
Fauziah F., dkk, (2016). Penetapan Kadar B1 pada Kacang Kedelai Dan Tempe
yang Beredar di Pasar Raya Padang secara Spektofotometri Vusibel . Jurnal
Farmasi Higea. 8(1).

Fikriya,U., dkk. (2016). Pemberian Vitamin B6 sebagai Upaya Mengurangi


Kecemasan Pada Remaja Akhir Dengan Premenstruasi Syndrom. Jurnal Hesti
Wira Sakti 4(2).

Maritha, V., (2019). Analisis Vitamin B6 (Piridoksin) pada Sediaan Tablet


Multivitamin Neurotropik Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Journal Of
Pharmacy Science And Practice. 6(1).

Nasution dan Rimayani L., (2018). Analisis Simultan Isoniazid dan Vitamin B6 pada
Sediaan Tablet Secara Spektofotometri Ultraviolet dengan Metode Mean
Centering Of Ratio Spectra dan Area Under Curve. Repositori Institusi USU

Tim Dosen. (2020). Penuntun Praktikum Kimia Analisis Farmasi II. Palu :
Universitas Tadulako.

Anda mungkin juga menyukai