Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori umum

II. 1. 1 Definisi obat tradisional

Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan yang

berupa tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sariaan (galenik)

atau campuran dari bahan tersebut secara turun temurun telah

digunakan untuk pengobatan dan dapat ditetapkan sesuai

dengan norma yang berlaku di masyarakat. (Arina Rahma

Oktaviani, 2021).

Obat herbal atau tradisional adalah obat yang berasal dari

tumbuhan yang di proses atau diekstrak sedemikian rupa

sehingga menjadi serbuk, pil, atau cairan yang dalam prosesnya

tidak menggunakan zat kimia. (Zaiantul Wulandari, 2020)

II. 1. 2 Pengertian jamu

Jamu merupakan obat tradisional Indonesia dan warisan

budaya yang berbahan dasar tumbuhan herbal dan telah

digunakan secara turun – temurun dibidang kesehatan.

Pengobatan tradisional dengan tumbuhan herbal dan telah

sering disebut fitoterapi atau pengobatan dengan jamu. (Christy

Lavena, dkk 2019).


II. 1. 3 Pembagian bahan alam obat

Berdasarkan jenis klaim penggunaan dan tingkat

pembuktian khasiat obat bahan alam Indonesia dikelompokkan

secara berjenjang menjadi 3 kelompok yaitu :

a) Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara

tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk sediaan atau yang

berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu

tersebut serta digunakan secara tradisional.

b) Obat herbal tradisional (OHT) adalah obat tradisional yang

berasal dari ekstrak bahan tumbuhan, hewan, maupun

mineral. Perlu dilakukan uji praklinik untuk pembuktian ilmiah

mengenai standar kandungan bahan berkhasiat, standar

pembuatan ekstrak tanaman, standar pembuatan obat yang

higienis dan uji toksisitas akut maupun kronis

c) Fitofarmaka, merupakan jenis obat tradisional yang dapat di

sejajarkan dengan obat modern karena proses

pembuatannya yang telah terstandar dan khasiatnya telah

dibuktikan melalui uji klinis.

( I Made Oka, 2017).

II. 1. 4 Manfaat jamu

Jamu bermanfaat untuk menjaga imunitas tubuh agar

terhindar dari virus yang sedang merebak, Pereda nyeri, obat

asam urat, penambah nafsu makan, dan lain – lain.


II. 1. 5 Cara memperoleh jamu

a. Teknik pemilihan bahan / tanaman obat, yaitu dengan

memastikan bagian tanaman yang akan digunakan harus

segar.

b. Teknik penyortiran dan pencucian

c. Penyortiran bahan baku yaitu memisahkan kotoran – kotoran

atau benda asing yang melekat pada simplisia.

d. Kemudian dicuci dengan menggunakan air mengalir

e. Dilakukan perajangan / pemotongan simplisia

f. Direbus jamu menggunakan peralatan yang sesuai.

( Reni Astuti, 2023)

Il .1. 6. Penandaan Obat Tradisional Yang Benar

Untuk penandaan obat traisional atau obat kualiatau

suplemen kesehatan wajib mencantumkan informasi penting sedikit

mengenai :

1. Nama Produk

2. Nama dan alamat industry dan pelaku usaha

3. Nama dan alamat pemberi lisensi atau penerima kontrak

untuk produk kontrak

4. Nama dan alamat pemberi lisensi atau penerima lisensi

kontrak untuk produk lisensi

Ukuran, isi atau berat bersihKomposisi

5. Bahan tambahan
6. Klaim kegunaan

7. Aturan pakai atau cara penggunaan

8. Kontrak indikasi, efek samping, peringatan, dan perhatian

9. Nomor izin edar

10. Nomor batch atau kode produksi

11. Kadaluarsa

12. Cara penyimpanan

13. Logo dan tulisan pengelompokkan obat tradisional atau

suplemen kesehatan

14. Label halal

15. Kandungan alkohol

16. 2D barcode dan

17. Informasi asal bahan tertentu

( BPOM, No. 8 tahun 2017).

II.l.7 Cara menghindari bahaya penggunaan obat tradisional

Penggunaan tanaman obat sebagai obat tradisonal tidak

boleh dikonsumsi sembarangan, sama hal nya seperrti penggunaan

harus di patuhi, seperti halnya resep dokter. Hal ini menepis

anggapan bahwa obat tradisional memiliki efek samping. Efek

samping tersebut relatif lebih kecil jika digunakan secara tepat, yangb

meliuti kebenaran bahan, ketepatan dosis, ketepatan waktu

penggunaan, ketepatan informasi, dan tanpa penyalahangunaan obat

tradisional (Fauziah dkk,2021).


II.l.8. Metode pengujian KLT

KLT adalah metode kromotografi paling sederhana yang

paling banyak digunakan peralatam dan bahan yang dibutuhkan untuk

melaksanakan pemisahan dan analisis sampel dengan metode KLT

cukup sederhana yaitu sebuah bejana tertutup (Chamber) yang berisi

pelarut dan lempeng KLT (Lestyo Wulandari,2011).

ll.l.9. Prinsip kerja KLT

Prinsip kerja KLT yaitu memisahkan sampel berdasarkan

perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunkan,

teknik ini biasa menggunkan fase diam dan fase gerak (FIkamalia,

2020).

II.2 Uraian Bahan

1. Aquadest (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA


Nama lain : Aquadest, air suling
Rm/Bm : H2O / 18,02 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tidak berawarna, tidak berbau,


tidak berasa.
Kelarutan : Larut dalam semua jenis larutan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Zat pelarut
2. Antalgin (Dirjen POM, 2014)

Nama resmi : METAPIRON

Nama lain : Antalgin

RM/ BM : C13H16N3NaO4S

Pemerian : Serbuk hablut, putih atau putih kekuningan.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam etanol

dan tidak larut dalam eter.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. Dexametason ( Dirjen POM,1995 )

Nama resmi : DEXAMETASHON

Nama lain : Dexametashon natrium fosfat

Rumus molekul : C22H28KN2

Berat molekul : 516

Pemerian : Putih atau hampir putih, sangat higroskopik

Kelarutan : Mudah larut dalam air,sangat sukar larut

dalam etanol ( 95% ) p; praktis tidak larut

daam kloroform p dan dalam eter p;

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindungi

dari Cahaya
4. Kloroform (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : CHOLOROFORMUM

Nama lain : Kloroform

RM / BM : CHCL3 / 119,38 g/mol

Pemerian : Cairan mudah menguap, tidak berwarna,

bauk has rasa manis dan membakar

5. Vitamin B1 (Dirjen POM, 2014)

Nama resmi : TIAMIN HIDROKLORIDA

Nama lain : Vitamin B1

RM/ BM : C12H17CIN105 / 337, 27 g/ mol

Rumus struktur :

Pemerian : Hablur atau serbuk putih, bauk has lemah

bentuk anhidrat terpapar udara dengan

cepat menyerap air lebih kurang 4%

melebur [ada suhu lebih kurang 248o

6. Asam asetat (Dirjen POM, 2014)

Nama resmi : AETHYLIS ACETICUM

Nama lain : Etil asetat

RM/ BM : CH3COOC2H5 / 88,105 g/mol

Pemerian : Cairan, tidak berwarna, bau khas

Kelarutan : Larut dalam 15 bagian air, dapat bercampur


dengan etanol 95% P dan dengan eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai campuran eluen.

7. Methanol (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : METANOLUM

Nama lain : Methanol

Rumus molekul : CH2OH

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, bau khas

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air membentuk

cairan jernih tidak berwarna.

Kegunaan : Pelarut

8. Etil asetat ( Dirjen POM,2014 )

Nama resmi : ETHYLIS ACETICUM

Nama lain : Etil asetat

Rumus struktur : CH3COOC2

Berat molekul : 88,105 g/mol

Pemerian : Cairan,tidak berwarna,bau khas

Kelarutan : Larut dalam 15 bagian air,dapat bercampur

dengan etanol 95% p dan dengan eter p

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai campuran

9. N. Heksana ( Dirjen POM,1995 )


Nama resmi : N-.heksana

Nama lain : N – heksana

Rumus molekul : C6H14

Pemerian : Cairan jernih, mudah menguap, bau seperti

petiolcum

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air larut dalam

etanol mutlak, dapat dicampur dengan

kloroform, dengan benzene, dan dengan

Sebagian besar minyak

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut

10. Allopurinol ( Dirjen POM,1995 )

Nama resmi : ALLOPURINOL

Nama lain : Allopurinol

Rumus molekul : C5N4Na

Berat molekul : 136,11

Pemrian : Serbuk halus putih hingga hampir putih

berbau lemah

Kelarutan : Larut dalam larutan iodium, dan natrium

hidroksida praktis tidak larut dalam kloroform

dan eter

Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Menurunkan kadar asam dalam darah


11. Paracetamol ( Dirjen POM,1979 )

Nama resmi : ACETOMINOPHEUM

Nama lain : Asetaminofen, paracetamol

Rumus struktur : C9H9NO3

Berat molekul : 151,16 g/mol

Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan dalam n-

hidroksida, larut dalam etanol

Penyimpanan : Dalam wadah ertutup baik

Khasiat : Analgetic dan antipiretik

12. Aspirin ( Dirjen POM,1979 )

Nama resmi : ACIDUM ACETATILSALISILAT

Nama lain : Asam asetilsalisilat, asetosol, aspirin

Rumus molekul : CaHO4

Berat molekul : 180,16 g/mol

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur

putih; tidak berbau rasa asam

Kelarutan : Asam salisilat larut dalam air, mudah larut

dalam etanol ( 95% ) p; larut dalam kloroform

p dan dalam eter p

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Anda mungkin juga menyukai