PERCOBAAN III
“ANALGESIK”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK : VII
KELAS :A
ASISTEN : BERNIAWAN WIJAYA K. TARUANGI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasi dapat mengetahui cara
mengolah data membuat table dari garis jumlah serta pengaruh obat-obatan
analgesic terhadap rasa nyeri. Hal iilah yang melatar belakangi percobaan kali ini.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Mengetahui membuat rancangan percobaan menggunakan hewan uji dengan
pengamatan efek spesifikasi berupa analgesik
2. Mengetahui dan mengenal beberapa metode pengujian analgesik dan obat-
obat analgesic
3. Mengetahui cara pengolahan data hasil perolehan dengan membuat grafik
respons time vs waktu pengamatan pada metode stimulasi panas
4. Mengetahui cara pengolahan data hasil percobaaan dengan membuat table
grafik jumlah vs waktu pengamatan pada metode sregmend
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari senyawa yang berinteraksi dengan
sistem kehidupan melalui proses kimia, terutama melalui ikatan dengan molekul
regulasi dan mengaktifkan atau menghambat suatu proses tubuh normal. Obat
didefinisikan sebagai senyawa yangh digunakan juntuk mencegah, mengobati,
mendiagnosis penyakit ataupun gangguan, atau menimbulkan kndisi tertentu.
Farmakologi mencakup bebrapa bagian yaitu , farmakognosi, farmakokinetika,
dan farmakodinamik,toksikologi, dan farmakoterapi. Farmakognosi adalah
cabang ilmu yang mempelajari sifat-sifat tumbuhan dan bahan lain yang
merupakan sumber obat. Farmakoterapi adalah cabang ilmu yang berhubungan
dengan penggunaan obat dalam pencegahan dan pengobatan penyakit.
Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari keracunan zat kimia, termasuk obat,
zat yamg digunakan dalam rumah tangga, industry maupun lingkungan hidup
lainnya. Seperti insektisida, peptisida, dan zat pengawet. Biofarmasi adalah
bagian ilmu yang meneliti formulasi obat terhadap efek trapeutiknya (Sovia,el dan
Yulianti, 2019).
Nyeri (rasa sakit yang sangat) adalah suatu gejala yang sangat subjektif biasanya
agak sulit melihat adanya nyeri kecuali dan leluhan penderita itu sendiri. Nyeri
pada odha sering terjadi dan merupakan kelainan penting yang berpengaruh pada
waktu hidup lebih dan sepertinya odha pernah diserang oleh rasa nyeri. Nyeri
antar lain dapat disebabkan oleh infeksi itu sendiri. Efek samping obat, atau
infeksi oportunistik nyeri fisik dapat menambah rasa myeri fisik. Penatalaksanaan
nyeri berarti melakjukanjenis nyeri yang dilalui. Kemudian menentukan jenis
pengobatan yang cocok. Ini proses yang seharusnya melibatkan pasien yang
menderita nyeri beserta dokter. Tujuan penatalaksanaan rasa nyrei adalah agar
ambang rasa nyeri, sedangkan ada factor yang menurunkannya. Upaya pertama
adalah untuk mengobati penyakit yang menimbulkan nyeri tanggapan pada obat
analgesik, pemberian dan pengganti obat analgesik dilakukan secara betahap
(Sprintia,y, 2015).
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1.2. Bahan
1. Aquadest
2. Parasetamol
3. Ibuprofen
4. Na-CMC
5. Asam asetat 0,9%
6. Asam mefenamat
7. Masker
8. Handscoon
9. Na diklofenat
III.1.3. Sampel
1. Tikus putih (Rattus Norvegicus)
III.1. Cara Kerja
A. Pemberian rute oral Na CMC
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibuat suspense Na CMC
3. Diambil tikus dari kandang
4. Dimasukkan larutan obat ke dalam dispo sebanyak volume pemberian
5. Dimasukkan sonde ke dalam mulut tikus secara perlahan-lahan melalui
tepi langit sampai ke esophagus
6. Dicatat dan diamati geliatnya selama 5 menit
7. Kemudian diambil asam asetat sesuai volume pemberian
8. Disuntikan secara intraperitonial pada tikus
9. Diamati gelasnya selama 15,30,45 menit
C. Pemberian ibuprofen
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibuat suspense ibuprofen
3. Diambil tikus dari kandang
4. Diamasukkan larutan obat ke dalam dispo sebanyak volume pemberian
5. Dimasukkan sonde kedalam mulut rikus secara perlahan melalui tepi
langit sampai ke esophagus
6. Dicatat dan diamati geliat yang terjadi selama 5 menit
7. Diambil larutan asam asetatsesuai volume pemberian
8. Disuntikan secara intraperitonial
9. Dicatat dan dimati geliat yang terjadi selama 15,30,45 menit.
E. Pemberian Na diklofenat
1. Diasiapkan alat dan bahan
2. Diamati suspense Na diklofenat
3. Diambil tikus dari kandang
4. Dimasukkan larutan sonde kedalam mulut tikus sebanyak volume
pemberian
5. Dimasukkan larutan obat ke dalam mulut tikus secara perlahan melalui
tepi langit sampai ke esophagus
6. Dicatat dan diamati geliat yang terjadi selama 15 menit
7. Diambil larutan suspense asam asetat secara volume pemberian
8. Disuntikan secara intraperitonial
9. Dicata dan diamati geliatyang terjadi selam 15,30,45 menit.
III.3 Skema Kerja
- disiapkan
- disonde
3 Tikus
- ditunggu 15 menit
- disuntikkan secara IP
Didokumentasikan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Data
1. Na CMC
Tikus 1 Tikus 2
BB tikus 1 BB tikus 1
Vp1 ¿ × Vmax Vp2 ¿ × Vmax
BBmax 2 BBmax 2
166 g 1 145 g 1
Vp1 ¿ × 5 ml Vp2 ¿ × 5 ml
166 g 2 166 g 2
Vp1¿ 2,5 ml Vp2¿ 2,18 ml
Tikus 3
BB tikus 1
Vp3 ¿ × Vmax
BBmax 2
134 g 1
Vp3 ¿ × 5 ml
166 g 2
Vp3¿ 2,01 ml
2. Paracetamol 500 mg
500 mg 9 mg KD × BB
KD ¿ × 0,018= Vp1 ¿
70 KgBB 200 g stok
9 mg 9 mg
× 176 g × 124 g
200 g mg 2 oo g
Stok ¿ =3,168 Vp1 ¿
1 ml mg
5 ml 3,168
2 ml
Vp1 ¿ 1,76 ml
KD × BB KD × BB
Vp2 ¿ Vp3 ¿
stok stok
9 mg 9 mg
× 126 g × 124 g
2 oo g 2 oo g
Vp2 ¿ Vp3 ¿
mg mg
3,168 3,168
ml ml
Vp2 ¿ 2,5 ml Vp3 ¿ 1,94 ml
BB tikus 1
Vp3 ¿ × Vmax
BBmax 2
137 g 1
Vp3 ¿ × 5 ml
176 g 2
Vp3¿ 1,924 ml
3. Ibuprofen 400 mg
400mg 7,2mg KD × BB
KD ¿ × 0,018= Vp1 ¿
70 KgBB 200 g stok
7,2 mg 9 mg
×176 g × 124 g
200 g mg 2 oo g
Stok ¿ =2,53 Vp1 ¿
1 ml mg
5 ml 2,53
2 ml
Vp1 ¿ 2,25 ml
KD × BB KD × BB
Vp2 ¿ Vp3 ¿
stok stok
9 mg 9 mg
× 154 g × 178 g
2 oo g 2 oo g
Vp2 ¿ Vp3 ¿
mg mg
2,53 2,53
ml ml
Vp2 ¿ 2,19 ml Vp3 ¿ 2,53 ml
Asam asetat 0,5%
Tikus 1 Tikus 2
BB tikus 1 BB tikus 1
Vp1 ¿ × Vmax Vp2 ¿ × Vmax
BBmax 2 BBmax 2
158 g 1 178 g 1
Vp1 ¿ × 5 ml Vp2 ¿ × 5 ml
178 g 2 178 g 2
Vp1¿ 2,21 ml Vp2 ¿ 2,5 ml
BB tikus 1
Vp3 ¿ × Vmax
BBmax 2
1547 g 1
Vp3 ¿ × 5 ml
178 g 2
Vp3¿ 2,16 ml
4. Asam mefenamat
500 mg 9 mg KD × BB
KD ¿ × 0,018= Vp1 ¿
70 KgBB 200 g stok
9 mg 9 mg
× 165 g × 164 g
200 g mg 2 oo g
Stok ¿ =2,97 Vp1 ¿
1 ml mg
5 ml 2,97
2 ml
Vp1 ¿ 2,48 ml
KD × BB KD × BB
Vp2 ¿ Vp3 ¿
stok stok
9 mg 9 mg
× 165 g × 161 g
2 oo g 2 oo g
Vp2 ¿ Vp3 ¿
mg mg
2,97 2,97
ml ml
Vp2 ¿ 2,5 ml Vp3 ¿ 2,97 ml
Asam asetat 0,5%
Tikus 1 Tikus 2
BB tikus 1 BB tikus 1
Vp1 ¿ × Vmax Vp2 ¿ × Vmax
BBmax 2 BBmax 2
164 g 1 165 g 1
Vp1 ¿ × 5 ml Vp2 ¿ × 5 ml
165 g 2 165 g 2
Vp1¿ 2,48 ml Vp2 ¿ 2,5 ml
BB tikus 1
Vp3 ¿ × Vmax
BBmax 2
161 g 1
Vp3 ¿ × 5 ml
165 g 2
Vp3¿ 2,43 ml
IV.4. Pembahasan
Analgesik ialah zat-zat yang megurangi atau menghambat rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran. Analgesic dibagi mejadi dua yaitu analgesic
opioid dan analgesic non opioid ialah kelompok obat yang selain memiliki
efek analgesic juga memiliki efek seperti opiod juga. Analgesic non opioid
merupakan analgesic pilihan pertama yang diberikan untuk petaknogen
nyeri (Backbersy,dkk, 2016).
Cara kerja pada percobaan kali ini yaitu disiapkan alat dan bahan, diambil
15 ekor tikus kemudian, iambil masing-masing 3 untuk 1 zat aktif yaitu 3
ekor dan pada Na CMC, 3 ekor pada parfasetamol 3 ekor pada asam
mefenamat, dan 3 ekor pada natrium diklofenat. Dengan volume
pemberiannya, setelah itu ditunggu selama 9 menit dan disuntikan asam
asetat 0,5% secara ip(itraperitonial) kemudian diamati pada meit ke 15, 30,
45 dan kemudian di dokumentasikan.
Alasan pada perlakuan percobaan kali ini yaitu diawali dengan menyiapkan
alat dan bahan, diambil 15 ekor pada tikus kemudian diambil masing-
masing 3 untuk 1 zat aktif, yaitu 3 ekor pada uji Na CMC, 3 ekor
parasetamol, 3 ekor asam mefenamat, dan 3 ekor pada natrium diklofenat.
Kemudian disonde suspensi zat aktif dan diberikan pada masing-masing
tikus dnegan volume sesuai dengan berat badan setelah itu ditunggu selama
5 menit dan di sesuaikan asam asetat 0,5% secara ip. Kemudian diamati
geliat pada menit ke 15, 30, 45. Keemudian di dokumentasikan.
Alasan perlakuan pada percobaan ini yaitu menggunakan asam asetat 0,5%
dengan tujuan asam asetat sebagai penginduksi nyeri dan indikator nyeri
sehingga dapat diamati respon tikus dengan menimbulkan geliat (writhing).
Asam asetat 0,5% disuntikan secara intraperitonial karena memungkinkan
sediaan lebih mudah diabsorbsi ole tubuh sehingga cepat. Memberikan efek
dan dapat mencegah penguraian asam aetat pada jaringan fisiologis orga
tertentu serta efek merusak jaringan tubuh pada organ tertentu. Misalnya
asam asteta diberi secara per oral maka akan merusak sistem pencernaan
karena sifat kerongkongan cenderung tidak tahan terhadap asam. Pada
susoensi zat aktif diberikan secara per oral Karena zat aktif dalam suspense
tidak larut secara sempurna hingga masih berbentuk partikel sehingga
sangat tidak memungkinkan untuk dilakukan dengan rute injeksi karena
akan menyebabkan penyumbatan. Larutan asam asetat diberikan 5 menit
setelah pemberia obat hal ini bertujuan kaerna asam asetat asam lemah yang
tidak terkonjungsi dalam tubuh pemberian asam asetat terhadap hewan uji
akan merangsang prostaglandin untuk menimbulkan rasa nyeri asam akibat
kerusakan jaringan atau inflamasi. Control negatif adalah Na CMC dan
control positif adalah sediaan yang berisi obat. Kontol positif berfungsi
sebagai pembanding setiap obat analgesik dan kontrol negatif adalah untuk
mengetahui apakah Na CMC dapat diberikan efek pada hewan uji.
Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu agar seorang farmasis dapat mengetahui
pengamatan efek spesifik berupa analgesik pada hewan uji melalui stimulasi
kimia menggunakan asam asetat 0,5% serta dapa mengolah data dan kurva
sehingga seorang farmasis dapat menerapkannya kepada pasien.
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Analgesik adalah senyawa atau zat yang dapat mengurangi atau
mengilangkan rasa sakit tanpa menghilangkan kesadaran. Analgesic
terbagi menjadi dua yaitu opioid dan non opioid
2. Hasil pengujian yang kami lakukan yaitu, jumlah geliat rata-rata pada
tikus menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah geliat rata-rata
pada tikus kelompok control positif hal ini di lihat dari nilai rata-rata
yaitu pada parasetamol yaitu memiliki geliat rata 0 kali pada menit 0-
15,1,3 pada menit 25-30, 2 kali pada menit 30-45. Pada ibuprofen sama
sekali tidak menimbulkan geliat. Asam mefenamat memiliki rata-rata
geliat yaitu 13 kali pada menit 0-15 menit,3 kali pada menit 15-30 menit,
4,5 pada menitr 90-45. Dan Na diklofenat memiliki geliat sebanyak 2,4
kali pada menit 0-15, 1,6 pada menit 15-30 menit,dan tidak terjadi geliat
pada menit 30-45 menit. Dan pada kontrol negatif dengan menggunakan
Na CMC menghasilkan geliat sebanyak 2 kali pada menit 0-15, 17,6 kali
pada menit 15-30 menit, dan 36,3 kali pada menit 30-45 menit. Hal ini
dikarenakan pada control positif dapat mngrangi geliat pada tikus yang
merupakan respon nyeri yang ditimbulkan oleh asam asetat senyawa
obat pada control positif dapat menghambat enzim Cox sehingga nyeri
dapat dihambat tidak berasa.
3. Pada percobaan ini senyawa obat yang geliat paling sedikit ialah
ibuprofen
V.2. Saran
Sebaiknya pada percobaan kali ini diharapkan kepada praktikan agar lebih
hati-hati lagi dalam menangani tikus.
DAFTAR PUSTAKA
Ali (2018). Uji efek Analgesik Ekstrak Etanol Daun Biji Bening, Pada Tikus
Putih Galus Wistar (Rattus Novergicus). Ilmiah Farmasi: Unirat Vol 9
No1.
Sovia Dan Yulianti (2019). Uji Analgesik Ekstrak Etanol Daun Karsen Pada
Mencit (Mus Musculla). Vol 7.
Mims Indonesia (2020). Diakses Pada Tanggal 8 Maret 2020. Pukul 19;00
WITA
Penurunan Tingkat Nyeri Pada Pasien Dan Karces Gigi Di Dusun Gabus
Wetan Ngrampol Siagen. Stikes Kusuma Husada: Surakarta