PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sejumlah besar obat antiinflamasi/analgesik telah disetujui untuk terapi
pasien nyeri yang berhubungan dengan pengeluaran secara besar untuk pasar
kesehatan diseluruh dunia.Terlepas dari berbagai macam obat penghilang rasa
sakit yang tersedia, sejumlah pasien tidak dapat diobati secara memadai
karena ketidakefisien obat atau terjadinya efek samping yang parah. Inhibitor
siklooksigenase, juga dikenal sebagai obat antiinflamasi non-steroid (NSAID)
adalah obat yang paling umum untuk pengobatan nyeri ringan hingga sedang
terutama adalah konteks kondisi inflamasi (Grosoh, 2016).
NSAID seperti opioid dan glukokartikoid, umumnya digunakan untuk
mengobati peradangan dan penyakit terkait. Namun obat ini juga
menunjukkan efek samping dalam pengobatan peradangan, seperti iritasi
lambung, bisul, hepatotoksisitas, dan gagal ginjal dengan pemberian secara
kronis. Efek analgesiknya dievaluasi dengan uji menggeliat yang di induksi
asam asetat, uji hot plate dan uji nyeri yang di induksi formaldehida (Gou,
2017).
Tes menggeliat adalah metode kimia yang digunakan untuk menginduksi
rasa sakit dari asal perifer dengan injeksi zat iritan seperti asam asetat pada
tikus dan memungkinkan perkisaran efek pada sistem nosisephf
visceral.Untuk tes menggeliat, tikus pertama kali terbiasa diruang
pengamatan plastik selama 60 menit kemudian tikus diberi athistamin (10
mg/kg dalam bentuk suspensi berair halus yang disterilkan dengan tween 60),
metanizole sodium (500 mg/kg ip) dan imipramine hidroklorida (25 mg/kg,
ip) 45 menit sebelum test. Selanjutnya tikus diperlakukan dengan benar
dengan larutan asam asetat 0,7% (10 ml/kg) (Podolsky, 2017).
Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasis dapat mengetahui
mekanisme kerja obat-obat analgesik dan mengetahui bagaimana mekanisme
kerja pengobatan dan efek obat hingga dapat di aplikasikan dalam
penggunaan obat.
I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan membuat rancangan percobaan menggunakan
hewan uji dengan pengamatan efek spesifik berupa analgesik
2. Untuk mengetahui dan mengenal beberapa cara pengolahan pengujian
analgesik dan obat-obat analgesik
3. Untuk mengetahui dan mempelajari cara pengolahan data hasil percobaan
dengan membuat grafik respon time vs waktu pengamatan pada metode
stimulasi panas
4. Untuk mengetahui dan mengenal cara pengolahan data hasil percobaan
dengan membuat tabel dan grafik jumlah geliatan vs waktu pengamatan
pada metode siegmund
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu farmakologi adalah ilmu yang mempelajari cara dalam mana fungsi
sistem hidup dipengaruhi obat, salah satu dasar prinsip farmakologi adalah
molekul obat harus berusaha mempengaruhi secara kimia pada satu atau lebih
sel agar dapat menghasilkan respon farmakologi dengan atau lain molekul
obat harus mendekati molekul – molekul yang membentuk sel dalam jumlah
yang cukup untuk menutup rapat sehingga fungsi molekul menjadi berubah (
Arief; 2018 ).
III.1.2. Bahan
1. Asam asobat 0,5 %
2. Ibuprofen
3. Kodon HCl
4. Na.CMC
- Dibiarkan 5 menit
- Disuntikkan IP
Sonde
- Diamati
Geliat
2. Paracetamol
Jumlah geliat menit ke
NO Hewan uji
15 30 45
1. IV 10 11 10
2. V Mati Mati Mati
3. VI 0 0 0
X ( Rata-rata ) 5 5,5 5,5
3. Ibu profen
Jumlah geliat menit ke
NO Hewan uji
15 30 45
1. VII 3 2 2
2. VIII 2 3 1
3. IX 3 2 1
X ( Rata-rata ) 2,67 2,33 1,33
4. Natrium diklofenak
Jumlah geliat menit ke
NO Hewan uji
15 30 45
1. X 14 10 21
2. XI 5 9 7
3. XII 5 8 7
X ( Rata-rata ) 7,33 9 11,67
5. NaCMC
Jumlah geliat menit ke
NO Hewan uji
15 30 45
1. XIII 9 8 9
2. XIV 3 0 5
3. XV 10 11 14
X ( Rata-rata ) 7,33 6,33 9,33
KD x BB max
Stok = 1
x Vpmax
2
9 mg/200g x 210 g
= 1 = 3,78 mg/ml
x 5 ml
2
9 mg/200g x 173 g
Vp1 = = 2,0 ml
3,78 mg/ml
9 mg/200g x 160 g
Vp2 = = 1,9 ml
3,78 mg/ml
9 mg/200g x 210 g
Vp3 = = 2,5 ml
3,78 mg/ml
2. Paracetamol 600 mg
KD = Dosis manusia x FK
= 600 mg / 70 kg x 0,018
= 10,8 mg / 200 g BB
KD x BB max
Stok = 1
x Vpmax
2
10,8 mg/200g x 196 g
= 1 = 4,23 mg/ml
x 5 ml
2
10,8 mg/200g x 186 g
Vp1 = = 3,3 ml
4,23 mg/ml
10,8 mg/200g x 196 g
Vp2 = = 3,5 ml
4,23 mg/ml
10,8 mg/200g x 144 g
Vp3 = = 1,8 ml
4,23 mg/ml
3. Ibuprofen 400 mg
KD = Dosis manusia x FK
= 400 mg / 70 kg x 0,018
= 7,2 mg / 200 g BB
KD x BB max
Stok = 1
x Vpmax
2
7,2 mg/200g x 198 g
= 1 = 2,85 mg/ml
x 5 ml
2
7,2 mg/200g x 198 g
Vp1 = = 2,5 ml
2,85 mg/ml
7,2 mg/200g x 192 g
Vp2 = = 2,4 ml
2,85 mg/ml
7,2 mg/200g x 160 g
Vp3 = = 2,0 ml
2,85 mg/ml
4. Natrium Diklofenak 50 mg
KD = Dosis manusia x FK
= 50 mg / 70 kg x 0,018
= 0,9 mg / 200 g BB
KD x BB max
Stok = 1
x Vpmax
2
0,9 mg/200g x 207 g
= 1 = 0,37 mg/ml
x 5 ml
2
0,9 mg/200g x 207 g
Vp1 = = 2,5 ml
0,37 mg/ml
0,9 mg/200g x 176 g
Vp2 = = 2,1 ml
0,37 mg/ml
0,9 mg/200g x 148 g
Vp3 = = 1,8 ml
0,37 mg/ml
5. Na CMC
217 g
Vp13 = 200 g x ½ 5 ml = 2,7 ml
171 g
Vp14 = x ½ 5 ml = 2,5 ml
200 g
155 g
Vp15 = 200 g
x ½ 5 ml = 1,9 ml
3.5
3
Jumlah geliat (Rata-rata)
2.5
1.5
0.5
0 Waktu (Menit)
15 30 45
2. Paracetamol
3.65
3.6
3.55
Jumlah Geliat (Rata-rata)
3.5
3.45
3.4
3.35
3.3
3.25
3.2
3.15 Waktu (Menit)
15 30 40
3. Ibuprofen
3.65
3.6
3.55
Jumlah Geliat (Rata-rata)
3.5
3.45
3.4
3.35
3.3
3.25
3.2
3.15 Waktu (Menit)
15 30 40
4. Natrium Diklofenak
14
12
Jumlah geliat (Rata-rata)
10
0 Waktu (Menit)
15 30 45
5. Na CMC
10
9
8
Jumlah geliat (Rata-rata)
7
6
5
4
3
2
1
0 Waktu (Menit)
15 30 45
IV.3 Pembahasan.
Analgesik adalah obat yang di gunakan atau menghilangkan rasa sakit atau
obat obat penghilangkan kesadaran golongan kesadaran golongan
analgesik di bagi menjadi dua yaitu analgesik apioid/ narkotika dan
analgetik non narkotik (NTA S,e dan Husni,P. 2017).
Tujuan dari percobaan kali ini yaitu dapat mengetahui cara untuk membuat
rancangan pengobatan hewan uji dengan pengamatan efek spesifik berupa
anagesik. Dapat mengetahui beberapa metode pengujian analgesikdan obat
obat analgesik. Dapat mengetahui cara pengolahan data hasil percobaan
dengan embuat grafik respon time us waktu pengolahan pada metode
stimulasi panas serta dapat mengetahui cara pengolahan data hasil
percobaan dengan membuat grafik jumlah geliatnya.
Cara kerja dari percobaan ini pertama tama di siapkan alat dan bahan, lalu
di buat suspensi Na-CMC, suspensi as.mefenamat + Na-CMC, suspensi
paracetamol + Na-CMC, suspensi ibuprofen, suspensi natrium diklofenak
dan larutn asam asetat. Kemudian di siapkan 15 ekor tikus yang telah di
timbang dan di beri nomor di ekornya.Penomoran ini bertujuan untuk
memberi tanda pada tikus yang telah di timbang agar tidak tertukar dengan
tikus lainnya.Kemudian di hitung volume pemberian masing masing tikus
lainnya secara peroral untuk masing masing dan asam asetat untuk rute
intraperitoneal. Hal ini bertujuan untuk menentukan jumlah obat yang
akan di berikan pada tikus, sehingga obat tersebut dapat bereaksi dengan
baik dan tidak menimbulkan over dosis lalu di berikan suspensi asam
mefenamat pada tikut nomor I, II, III, suspensi parasetamol pada tikus IV,
V, VI, suspensi ibuprofen pada tikus nomor VII, VIII, IX suspensi natrium
diklofenak pada tikus nomor X, XI, XII, dan suspensi Na-CMC pada tikus
XIII, XIV, XV. Hal inilah yang bertujuan untuk mengetahui manakah obat
yang memiliki khasiat 5 menit agar obat dapat di serap oleh
tubuh.Kemudian diinjekikan asam asetat yang telah di buat dan di
suntikkan secara intraperitoneal pada masing masing tikus.Asam asetat di
gunkan untuk sebagai obat perangsang nyeri. Lalu di amati dan di hitung
geliat hewan uji pada menit ke 15, 30, dan 45. Hal ini bertujun untuk
membandingkan frekuensi geliat pada masing masing menit tersebut
apakah, terjadi penurunan geliat atau tidak.Kemudian di catat hasil
pengamatan, lalu di buat grafik berdasarkan data yang di peroleh.Setelah
itu di simpulkan hasil yang di peroleh dari data pengamatan masing
masng.
Ikatan Apoteker Indonesia. (2014). ISO Informasi Seputar Obat Indonesia Vol.49
2015 s/d (2016) Jakarta PT. ISPI.
Lin, dkk. (2017). Recent Advances In Oral Delivery Of Drugs And Bioaktive
Natural Products Using Solid Lipid Nanoparticles As The Carries.
Surabaya. Universitas Airlangga.
Subandi &dan Tanjuk. (2015). Review Teknik Peningkatan Obat Jurnal Farmako
Volume IV, Nenwr 2.S. Jakarta. Universitas Indonesia