Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KECIL (MANDIRI)

Nama : Mohammad Adhin Nugraha


NIM : 2020394441
Apotek : Kimia Farma Parigi
Pembimbing Apotek : I Gusti Putu Putra Purnama, S. Farm., Apt.
Deadline : Kamis, 07 Agustus 2020

1. Apa itu COGS/HPP ?


Harga Pokok Penjualan (HPP) atau Cost Of Goods Sold (COGS) adalah semua biaya
langsung yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang atau jasa yang dijual. Perhitungan
harga pokok penjualan sangatlah penting bagi apotek, karena perhitungan harga pokok
penjualan yang terlalu tinggiakan menyebabkan harga jual yang tinggi pula, sehingga
tidak akan terjangkau oleh daya beli konsumen atau setidak-tidaknya akan mengurangi
permintaan akan barang atau jasa. Selain itu, ada manfaat lain dalam menghitung harga
pokok penjualan yaitu membantu menghitung laba/rugi. Hal ini dapat diketahui jika
harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan, maka akan menghasilkan laba,
sedangkan jika harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan, maka akan
mengalami kerugian. Elemen Harga Pokok Penjualan. terdiri dari tiga elemen besar saja
yaitu meliputi, Persediaan (inventory), Tenaga kerja Langsung (Direct Labor Cost), dan
Overhead Cost.
(1) Elemen Persediaan yang dimaksudkan dalam hal iniadalah besarnya persediaan
terjual maka perlu mengetahui unsur-unsur persediaan antara lain :
a. Persediaan Awal. Persediaan awal merupakan persediaan yang tersedia pada awal
suatu periode yang terdapat dalam laporan neraca tahun sebelumnya.
b. Pembelian. Pembelian yang dimaksudkan adalah cost yang terjadi, sehingga
besarnya nilai pembelian yang diakui hanya sebesar cost yang timbul saja,
diwujudkan dengan pengeluaran kas atau pengakuan utang dagang.
c. Persediaan Akhir. Persediaan akhir merupakan persediaan pada akhir suatu
periode dari data pada akhir periode.
d. Persediaan Tersedia Untuk dijual.
Persediaan awal ditambah dengan harga pokok barang yang dibeli sama dengan
harga pokok barang yang tersedia dijual, dan harga pokok barang yang tersedia dijual
dikurangi persediaan akhir sama dengan harga pokok penjualan. Penjualan bersih
dikurangi harga pokok penjualan sama dengan laba kotor penjualan.
(2) Tenaga kerja Langsung (Direct Labor Cost). Tenaga kerja langsung adalah upah
yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang langsung terlibat pada proses
pengolahan barang dagangan.
(3) Overhead Cost adalah cost yang timbul selain dari kedua elemen diatas, yang
biasanya disebut dengan indirect cost.

* Sululing, S. Asharuddin, D. 2016. Analisis Harga Pokok Penjualan pada Laba di Apotik Kimia Farma
No. 66 Luwuk. Jurnal Ekonomi. 21(1). 23-42.
2. Apa itu Margin ?
Margin adalah persentase keuntungan dari produk yang dijual. Jadi margin dihitung
dengan membagi keuntungan dengan modal dikali 100% (Margin= Keuntungan : Modal
x 100%).
* Riyanto, B. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta.

3. Apa itu Pareto ?


Analisis ABC adalah metode dalam manajemen persediaan (inventory management)
untuk mengendalikan sejumlah kecil barang, tetapi mempunyai nilai investasi yang
tinggi yang didasarkan pada sebuah konsep yang dikenal dengan nama Hukum Pareto
(Ley de Pareto), dari nama ekonom dan sosiolog Italia, Vilfredo Pareto (1848-1923).
Hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20%)
yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%). Analisis ABC digunakan untuk
menganalisa tingkat konsumsi semua jenis obat. Analisis ini mengenai 3 kelas yaitu:
a. A (Always)
Persentase kumulatifnya antara 75%-80%. Kelas A tersebut menunjukkan 10%-20%
macam persediaan memiliki 70%-80% dari total biaya persediaan.
b. B (Better)
Kelas B, 20-40% item obat di rumah sakit dengan alokasi dana 10-15% dari
keseluruhan anggaran obat. Persentase kumulatifnya antara 80-95%.
c. C (Control)
Obat mempunyai nilai yang rendah, yaitu sekitar 5% namun jumlah obat sangat
banyak, yaitu mencapai 60%. Karena obat selalu tersedia maka pengendalian pada
tingkat ini tidak begitu berat. Persentase kumulatifnya antara 95%-100%.
*Quick, dkk. 1997. Managing Drug Supply. Management Sciences for Health. Massachussets. Boston.

4. Apa itu Up Selling dan Cross Selling ?


a. Cross selling, strategi menjual dengan menawarkan produk yang berbeda dengan
yang telah dibeli konsumen, sehingga total belanja akan meningkat.
b. Up Selling, strategi menjual dengan menawarkan produk yang sama tetapi memiliki
nilai jual yang lebih tinggi dengan kompensasi tambahan manfaat bagi konsumen.
*Swastha, B., Irawan. 2003. Manajemen Pemasaran Modern Edisi 4. Liberty. Yogyakarta

5. Bagaimana Siklus Manajemen Apotek ?


Proses pengelolaan kebutuhan obat :
a. Seleksi: meliputi kegiatan penetapan masalah kesehatan, pemilihan jenis obat,
penetapan jenis intervensi pengobatan yang dipilih, serta penetapan jenis obat apa yg
tersedia pada masing-masing pelayanan kesehatan
b. Pengadaan: meliputi perhitungan kebutuhan dan perencanaan pengadaan, pemilihan
cara pengadaan, pelaksanaan pembelian, pemantauan status pesanan, penerimaan dan
pemeriksaan serta melakukan jaminan mutu.
c. Distribusi: meliputi kegiatan pengendalian persediaan obat, penyimpanan, ransportasi
dan sistem distribusi.
d. Penggunaan: meliputi pelayanan medik dan pelayanan farmasi.

Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku meliputi perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan
pelaporan.
a. Perencanaan. Dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola
konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat.
b. Pengadaan. Untuk menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian maka pengadaan
Sediaan Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
c. Penerimaan. Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
d. Penyimpanan
- Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus
dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada
wadah baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat nama Obat, nomor batch dan
tanggal kadaluwarsa.
- Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya.
- Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
- Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas
terapi Obat serta disusun secara alfabetis.
- Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO
(First In First Out)
e. Pemusnahan dan penarikan
f. Pengendalian. Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau
pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran.
g. Pencatatan dan Pelaporan. Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan
(surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk
penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan. Pelaporan internal
merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek,
meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya. Pelaporan eksternal merupakan
pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan, meliputi pelaporan narkotika, psikotropika dan
pelaporan lainnya.
*PMK No.73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dan Petunjuk Teknis Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek Tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai