DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
SRIDIAN
RIVAL DIANSYAH
RAI MONA
RISKA AMANDA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala karunia
yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal untuk memenuhi tugas
Praktikum teknologi sediaan steril. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh nilai
mata kuliah Praktikum teknologi sediaan steril.
Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini.Akhir kata penulis berharap
semoga jurnal ini dapat memberikan manfaat dan pengembangan wawasan bagi mahasiswa
dan pembaca pada umumnya.
Penulis
A. LATAR BELAKANG
Sediaan steril adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari
mikroorganisme. Sediaan parenteral merupakan jenis sediaan yang unik diantara bentuk
sediaan obat terbagi-bagi, karena sediaan ini disubtikan melalui kulit atau membrane
mukosa ke bagian tubuh yang paling efisien, yaitu membrane kulit dan mukosa, maka
sediaan ini harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari bahan0bahan toksik lain, serta
harus memiliki tingkat kemurnian yang tinggi. Semua bahan dan proses yag terlibat dalam
pembuatan produk ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua jenis
kontaminasi, apakah kontaminasi fisik, kimia atau mikro biologis (Pryiiambodo, B, 2007).
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, injeksi adalah injeksi yang dikemas dalam wadah
100mL atau kurang. Umumnya hanya larutan obat dalam air yang bisa diberikan secara
intravena. Suspensi tidak bisa diberikan karena berbahaya yang dapat menyebabkan
penyumbatan pada pembuluh darah kapiler ( Depkes RI 1995).
Sediaan steril injeksi dapat berupa ampul ataupun berupa vial. Vial adalah salah bentuk
sediaan steril yang umumnya digunakan pada dosis ganda atau memiliki kapasitas atau
volume 0,5 %-100%. Injeksi vial pun dapat berupa takaran tunggal atau ganda dimana
digunakan untuk mewadahi serbuk bahan obat, larutan atau suspense dengan volume
sebanyak 5 mL ataupun lebih ( Anonim, 2011)
Berdasarkan R Voight ( hal 464) menyatakan bahwa, botol injeksi vial ditutup dengan
sejenis logam yang dapat di robek atau ditembus jarum injeksi untuk menghisap cairan
injeksi. Injeksi intravena memberikan beberapa keuntungan.
1. Steril, yaitu sediaan vial harus bebas dari mikroorganisme yang harus
2. Bebas bahan partikel yaitu bebas dari bahan asing atau bahan yang
tidak larut agar tidak terjadi penyumbatan pada pembulu dara saat
digunakan.
berulang kali dan tidak berubah bentuk atau ph dari sediaan vial.
Asal mula :Obat ini termaksud dalam daftar obat esensial organisasi kesehatan dunia,
Obat ini juga di pasarkan di amerika serikat dan kanada dengan merek
E. PENGEMBANGAN FORMULA
2. RANCANGAN FORMULA
NO.BATCH : D901004
3. MODIFIKASI FORMULA
pengawet
3. Na EDTA 0,01 mg 0,015% (FI III hal. 669
dan FI IV hal
1150)
pengawet
4. Metil 0,04 mg 0,2 % ( Handbook of
paraben pharmaceutica
l excipient, hal
310, FI IV hal
pelarut 551 )
5. A.P.I 3 ml
( FI Edisi v hal.
57)
3. URAIAN BAHAN
Formulasi zat aktif
a. Methylprednisolone ( FI ed V hal 856)
Nama resmi : METIL PREDNISOLON
Nama lain : Metil prednisolon
Pemberian : serbuk hablur, putih sampai hampir putih, tidak berbau. Melebur
pada suhu 240⁰ disertai pengraian.
RM : C22H30O5
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol,
dalam dioksan dan dalam methanol, sukar larut dalam aseton dan
dalam kloroform, sangat sukar larut dalam eter.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya
Formulasi Zat Tambahan
4. Perhitungan Bahan
1. Thamina HCL
100 mg x 22, 5 mg = 750 mg
3 ml
2. Na EDTA
0,05 x 3 ml = 0,0015 mg
100
3. Metil paraben
0,2 x 3 ml = 0,006 mg
100
4. A.P.I
= 22,5 – ( 750+ 750 + 7,5 + 0,0015 + 0,006 )
= 22,5 – ( 1,5)
= 21 ml
6. PROSEDUR KERJA
5. Evaluasi sedianan
Uji Organoleptik
Uji kejernian Uji kebocoran
Tidak
Merah berbau Cair Jumlah Tidak bocor
6. ETIKET
METIL PREDNISOLON
Metil prednisolon
3ml
Mengandung
Metil prednisolon 100 ml
Pirydoksin 100 ml
Cyanocobalamin 1 mg
Anonim, 2011. Penuntun praktikum farmasetika II. Akfar Bina Husada: kendari
Anief, moh. 2006. Ilmu meracik Obat Teori Dan Praktek. Yogyakarta: UGM Press.
Ansel, C, Rowe. 1989. Buku Pengantar Sediaan Farmasi Jakarta : Penerbit EGG
Dirjen, POM, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan PI: Jakarta
Dirjen, POM, 2014 Farmakope Indinesia Edisi V, Departemen Kesehatan RI: Jakarta