Anda di halaman 1dari 14

JURNAL FORMULA TFS 1

VIAL METILPREDNISOLON

OLEH : SRI RAHAYU NINGSIH

KELOMPOK : III (TIGA)

KELAS :C

PALU

2020
I. FORMULA ASLI
Vial Metilprednisolon

II. RANCANGAN FORMULA

Tiap vial mengandung :


Metilprednisolon 500 mg
Benzalkonium Klorida 0,01%
Na Tiosulfat 0,5%
Aqua Pro Injeksi Ad 5 ml

III. MASTER FORMULA


Nama Produk : Injeksi vial dosis ganda
Nama Pabrik : AF Farma
Jumlah Produk : 5 vial
Tanggal Formula Asli : 10-05-2020
Tanggal Rencana produksi : 17-05-2020
No. Registrasi : DKL02 005 010 07A 1
No. Batch : 63367

Kode Dosis Per- Dosis Per-


Nama Bahan Kegunaan
Bahan vial batch
Metilprednisolon
1. Zat aktif
Natrium Tiosulfat
2. Antioksidan
Benzalkornium
3. Pengawet
Klorida
Aqua Pro Injeksi
4. Pelarut
IV. DASAR FORMULASI

IV.1. Alasan pembuatan sediaan (minimal 3 pustaka)

1. Menurut Farmakope Indonesia III, 1979 (Farmakope Indonesia Edisi


III)

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, atau suspensi, atau
serbuk yang harus dilarutkan dan disuspensikan lebih dulu sebelum
digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit
atau melalui kulit atau selaput lendir.

2. Menurut Ansel, 2008 (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi)

Obat-obat yang diberikan lewat intravena biasanya harus berupa larutan


air, bercampur dengan darah dan tidak mengendap. Keadaan tertentu dapat
menimbulkan terjadinya thrombus dan kemudian menghalangi aliran
darah.

3. Menurut Hayes dan Mackay 1997 (Diagnosis dan Terapi)

Injeksi kortikosteroid intraartikular seperti metilprednisolon asetat dapat


digunakan dengan dosis terbatas. Kortikosteroid sistemik dapat digunakan
sesekali.

Berdasarkan tiga pustaka di atas, maka metilprednisolon dapat dibuat dalam


bentuk sediaan steril injeksi vial. Dimana pemberiannya harus sesuai dosis.
IV.2. Alasan pemilihan bahan aktif (minimal 3 pustaka)

.
1. Menurut Tiara dan Rizaldy, 2017 (Jurnal : Penggunaan
Metilprednisolon Sebagai Pereda Nyeri Pada Pasien Nyeri Punggung
Bawah Akut Rawat Jalan Rumah Sakit Bathesda Yogyakarta)

Metilprednisoslon diindikasikan untuk penekanan inflamasi dan kelainan


hipersensitivitas, inflamasi bowe parah, edema serebral disertai dengan
keganasan, rematik, dan inflamasi kulit. Dosis metilprednisolon untuk
indikasi tersebut adalah 2-40 mg/hari secara peroral, sedangkan dosis
dengan pemberian secara intramuscular, intravena lambat atau infuse
adalah 10-500 mg/hari.

2. MIMS & Medscape

Metilprednisolon sediaan bubuk injeksi harus dilarutkan dengan cairan


injeksi seperti cairan salin normal atau cairan dekstrosa 5% dalam cairan
salin normal.

3. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan

Formulasi metilprednisolon di Indonesia adalah dalam bentuk sediaan oral,


topical dan injeksi.

Berdasarkan 3 pustaka di atas maka dapat dikatakan jika metilprednisolon


tidak hanya digunakan dalam bentuk sediaan oral dan topical, tapi juga dalam
bentuk sediaan injeksi dan harus dilarutkan terlebih dahulu menggunakan
pelarut yang sesuai.
IV.3 Alasan Pemilihan Bahan Tambahan (min. 3 pustaka tiap bahan)

1. Anonim
Benzolkonium dipilih karena cocok untuk sediaan vial dosis ganda. Selain
itu kelebihan zat ini adalah sifat kelarutannya yang sangat mudah larut
dalam air. Penggunaannya dalam sediaan ini sangat dibutuhkan karena
dosis yang dibuat adalah dosis ganda dan pembawa/pelarut dalam sediaan
ini adalah air. Dimana air adalah media pertumbuhan mikroba yang sangat
baik.

2. Anonim
Natrium tiosulfat ditambahkan sebagai antioksidan untuk bentuk
dispensasi wadah yang tidak terlindung dari cahaya.

3. Anonim, 2015
Aqua pro injeksi dipilih dalam sediaan ini karena sediaan yang dibuat
merupakan dosis ganda. Selain itu aqua pro injeksi juga digunakan sebagai
pelarut dan pembawa.
V. INFORMASI BAHAN AKTIF & BAHAN TAMBAHAN
V.1. Uraian Farmakologi Bahan aktif

Menurut MIMS Indonesia, 2019 Metilprednisolon mempunyai :

a. Indikasi : Antiinflamasi, imunosupresan

b. Kontraindikasi : Hipersensitif, iodopatik, infeksi jamur sistemik

c. Efek Samping : Penggunaan jangka panjang menyebabkan suspense


adrenal

d. Dosis : * Dewasa : 10-500 mg/hari diberikan secara perlahan


(selama 5 menit jika ≤250 mg, dan selama 30 menit
jika >250 mg)

* Anak: 0,5-1,7 mg/kg/hari setiap 6-12 jam. Dapat


pula diberikan secara pulse therapy dengan dosis 15-30
mg/kg/dosis diberikan secara perlahan setidaknya 30
menit sekali sehari selama 3 hari.
e. Rute pemberian : Intravena

Aturan pakai : Kudis dewasa ; 0,5-1 g setiap hari untuk terapi


pencegahan, 200-500 mg per hari dosis diberikan via
IV, IM atau Sc injeksi. Untuk terapi penyembuhan :
100-300 mg per hari. Untuk terapi pelindung : 30 mg
setiap hari. Dosis diberikan via IV, IM atau SC injeksi.

f. Farmakokinetika : a. Absorbsi : Methylprednisolone oral diabsorpsi


dengan cepat, dalam onset 1-2 jam
sudah mencapai puncak, dan
bertahan selama 30-36 jam.
b. Distribusi : Volume distribusi methylprednisolone
adalah 0,7-1,5 L/kg.
Methylprednisolone dapat melewati
sawar plasenta.
c. Metabolisme: Methylprednisolone dimetabolisme
secara ekstensif di liver menjadi
glukuronida inaktif dan metabolit
sulfat.
d. Ekskresi : Metabolit inaktif dan sebagian kecil
obat dalam bentuk tidak diubah
diekskresikan melalui ginjal.
Sebagian kecil diekskresikan dalam
feses. Waktu paruh methylprednisolone
3-3,5 jam.

V. 2 Sifat Fisika & Kimia Bahan Aktif

1. Metilprednisolon Menurut Dirjen POM, 2014

Nama Resmi : METHYLPREDNISOLON


Sinonim : Metilprednisolon
RM / BM : C22H30O5/374,48
Kegunaan : Zat Aktif
Pemerian : Serbuk hablur; putih sampai hampir putih,tidak berbau.
Melebur pada suhu 240 derajat disertai penguraian.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol,
dalam dioksan dan dalam methanol, sukar larut dalam aseton
dan kloroform, sangat sukar larut dalam eter.
V.3 Sifat Fisika & Kimia Bahan Tambahan
1. Natrium Tiosulfat (FI Edisi III halaman 428)
Nama Resmi : NATRII THIOSULFAS
Sinonim : Natrium tiosulfat
RM/BM : Na2S2O3/248,17
Kegunaan : Antioksidan

Pemerian : Hablur besar, tidak berwarna atau serbuk hablur kasar.


Mengkilap dalam udara lembab dan mekar dalam udara
kering
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air (1:<1).
Konsentrasi : 0,5% - 1,0%

Stabilitas : Terdekomposisi pada panas, tidak disimpan dekat


asam.

2. Benzalkonium Klorida (Hand Book of Pharmaceutical Excipient, hal.27)

Kegunaan : Sebagai pengawet

Pemerian : Serbuk amorf berwarna putih atau putih kekuningan,


bersifat higroskopik, sedikit berbau.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air (1:<1).

Konsentrasi : 0,01% – 0,02%

Stabilitas : Di dalam sediaan, larutannya stabil pada rentang pH


dan temperature yang luas serta dapat disterilisasi
dengan autoklaf tanpa kehilangan efektivitasnya.

OTT : Aluminium, surfaktan anionik, sitrat, kapas, fluoresin, H2O2,


HPMC, iodide, kaolin, lanolin, nitrat.

Ph : 5-8 untuk 10%w/v larutan

Wadah : Tertutup rapat dan terhindar dari cahaya.


3. Aqua Pro Injeksi (FI III:96; FI IV: 112)& HOPE 6th Edition page 766)
Nama Resmi : Aqua Sterile Pro Injectionea
Nama Lain : Aqua pro injeksi
BM/RM : 18,02/H2O
Pemerian :Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa. Aqua untuk injeksi adalah aiar yang dimurnikan
dengan cara destilasi atau reverse osmosis tidak
mengandung zat tambahan lain.
Kelarutan : dapat bercampur dengan sebagian besar pelarut polar.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Air sebagai baham dan pelarut formula dan pembuatan
produk farmasi, dan untuk membuat sediaan injeksi.
Stabilitas : Aqua pro injeksi stabil di semua keadaan fisik (padat,
cair, gas). Dapat disterilkan menggunakan autoklaf. Air
murni harus disimpan dalam wadah tertutup rapat. Jika
disimpan dalam jumlah besar, kondisi penyimpanan
harus dirancang untuk membatasi pertmbuhan
mikroorganisme. Air untuk injeksi disimpan dalam
wadah tertutup rapat. Ph sediaan injeksi = 5,0-7,0.

Inkompabilitas : Dalam formula air dapat bereaksi dengan obat-obatan


bahan eksipient lainya yang rentan terhadap hidrolisis
pada saat suhu ditinggikan. Air bereaksi secara kuat
dengan logam alkali dan bereaksi cepat dengan alkali
tanah dengan oksidasinya seperti kalsium oksida dan
magnesium oksida. Air juga bereaksi dengan garam
tidak hidrat menjadi garam hidrat dengan berbagai
komposisi dan bahan organik dan kalsium karbida.
VI. RANCANGAN PENGEMASAN & SPESIFIKASI SEDIAAN

VI.1. Alasan pemilihan Wadah (kemasan primer) (min. 3 pustaka)

1. Menurut Dirjen POM, 1979 (Farmakope Indonesia Edisi III)


Penyimpanan pada sediaan krim.

2. Menurut Pawan, 19 (Farmakope Indonesia Edisi III)


Asam askorbat harus disimpan dalam nonlogam tertutup dengan baik
wadah, terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.
3. Menurut Syamsuri, 2013 ( Ilmu Resep)
Penyimpanan pada sediaan emulsi yaitu dalam botol berwarna bermulut
kecil di tempat sejuk.

Berdasarkan 3 pustaka di atas maka pemilihan wadah tube sangatlah cocok


karena sediaan yang akan dibuat adalah krim dan menggunakan bahan
aktif asam askorbat yang dimana kestabilan asam akorbat itu harus tertutup
dan dalam bentuk nonlogam, sehingga harus di tempatkan di dalam wadah
yang tidak mudah terbuka dan berbentuk plastik.
VI.2. Rancangan Label, Leaflet dan Kemasan Sekunder

METILPREDNISOLON INJEKSI
KOMPOSISI:
Tiap vial ml mengandung :
Metilprednisolon............................................................................ %

FARMAKOLOGI
Methylprednisolone adalah sebagai agonis reseptor hormon kortikosteroid dari golongan glukokortikoid sintetik.
INDIKASI
Antiinflamasi atau imunosupresan, tatalaksana status asmatikus, reaksi penolakan pada transplantasi organ, dan kondisi
alergi.
ATURAN PAKAI
Diberikan melaluisuntikan kepembuluh darah oleh professional kesehatan. Gunakanobat ini persis seperti yang diarahkan.
Jangan menambah dosis atau menggunakan lebih lama daripada yang disarankan.

KONTRAINDIKASI
Hipersensitif, iodopatik, infeksi jamur sistemik

EFEK SAMPING
Penggunaan jangka panjang menyebabkan suspense adrenal
INTERAKSI
Dapat bereaksi dengan beberapa obat-obatan

PERHATIAN
• -
• -
• -
• -

PENYIMPANAN
Simpan pada suhukamar (25-30 °C), terlindung dari cahaya

PT. AF FARM
PALU - INDONESIA
VII. Perhitungan

1. Perhitungan Bahan

Dibuat 5 vial ad 5 mL

Volume total = 5 X 5 ml = 25 ml

Volume vial = Volume total + (30% X volume total)

= 25 ml + (30% X 25 ml)

= 31,5 ml

a. Metilprednisolon = 500 mg x 5 VIAL


= 2500 mg
b. Benzalkonium Klorida = 0,01% X 31,5 ml

= 3,15 mg

c. Na tiosulfat = 0,5% X 31,5 mk


= 157,5
d. Aqua pro injeksi = Ad 31,5 ml
VIII. Skema kerja

Disiapkan alat dan bahan


- Disterilkan
- Ditimbang semua bahan
Metilprednisolon dan Aqua pro injeksi

-Dilarutkan

Benzalkonium klorida

- + Aqua pro injection


- Dicampurkan

Larutan metilprendisolon dan Aqua


pro inj

-Diaduk homogen

- Dimasukkan ke dalam

- Cek pH

Vial

Sterilisasi
IX. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan abahan
2. Disterilkan semua alat alat dan bahan sesuai table sterilisasi
3. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan
4. Metilprednisolon dilarutkan dengan Aqua pro injeksi sedikit demi sedikit
sampai terlarut sempurna
5. Benzalkonium klorida dilarutkan dengan aqua pro inj secukupnya, lalu
dicampurkan ke dalam larutan metilprednisolon kemudian aduk dan campur
hingga homogen
6. Pengecekan pH
7. Sisa aqua pro inj disaring dan ditambahkan
8. Larutan tersebut masukkan dalam vial yang sudah dikalibrasi. Tutup dengan
karet dan kap aluminium
9. Vial diberi etiket dan label, dikemas lalu serahkan

Anda mungkin juga menyukai