Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


“Formulasi sediaan tetes hidung dengan zat aktif Mometason “

Disusun oleh :

NAMA NIM
Rai mona F.19.041
Rival dyansyah F. 19.056
Sridian F. 19.052
Riska amanda F. 19.044

TTD TTD NILAI


NAMA DOSEN DOSEN MAHASISW
A

Apt Eny Nurhikma ., M.PH

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 1


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

POLITEKNIK BINA HUSADA


KENDARI
2021

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa
atas segala karunia yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan jurnal untuk memenuhi tugas Praktikum teknologi sediaan
steril. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh nilai mata kuliah
Praktikum teknologi sediaan steril.
Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis berharap
semoga jurnal ini dapat memberikan manfaat dan pengembangan wawasan
bagi mahasiswa dan pembaca pada umumnya.

Kendari,16 Januari 2021

Penulis

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 2


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………..……………………
A. Pendahuluan...………………………………………………………..
B. Deskripsi umum zat aktif…………........…………………………….
C. Definisi bentuk sediaan........................................................................
D. Alasan pemilihan bentuk sediaan.........................................................
E. Alasan pemilihan bahan………………………………………………
F. Pengembangan Formula.......................................................................
1. Master Formula...............................................................................
2. Rancangan formula.........................................................................
3. kelengkapan formula.......................................................................
4. Uraian bahan...................................................................................
5. Perhitungan bahan...........................................................................
6. Prosedur Kerja.................................................................................
7. Evaluasi Sediaan.............................................................................
8. Kemasan..........................................................................................
9. Etiket................................................................................................
G. Hasil dan pembahasan……………………………………………….
H. kesimpulan……………………………………………………………

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 3


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

A. PENDAHULUAN
Obat merupakan sediaan atau paduan bahan bahan yang siap
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan ,
penyembuhan , pemulihan peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi, obat
didefinisikan sebagai suatu zat yang digunakan dalam diagnosis , mengurangi
rasa sakit , mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan
(Ansel dan allen, 2014 ).
berdasarkan cara pemberiannya, obat dapat diklasifikasikan
kedalam 5 jenis yaitu oral, parektal, sublingual, parenteral serta langsung ke
organ seperti intrakardial ( Anief,2006 ), berdasarkan beberapa cara
pemberian obat diatas, pemberian obat secara oral merupakan yang paling
banyak digunakan, namun pemberian obat secara oral juga memiliki beberapa
kelemahan yaitu tidak dapat diberikan pada pasien yang tidak sadar dan efek
yang diberikan tidak segera karena harus diabsorbsi terlebih dahulu sebelum
masuk ke sistem sistemik, sehingga jika diberikan pada pasien dengan
penanganan gawat darurat pengobatan dengan sediaan oral tidak efektif, oleh
karena itu dibuat alternative sediaan optalmik, dimana sediaan optalmik dapat
memberikan efek lokal karena obat langsung digunakan pada organ yang
dikehendaki.
Sediaan tetes hidung adalah cairan, semisolid atau sediaan padat
yang digunakan pada rongga hidung untuk memperoleh suatu efek sistemik
atau lokal. Berisi satu atau lebih bahan aktif. Sediaan hidung sebisa mungkin
tidak mengiritasi dan tidak memberi pengaruh yang negatif pada fungsi
mukosa hidung dan cilianya. Sediaan hidung mengandung air pada umumnya

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 4


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

isotonik dan mungkin berisi excipients, sebagai contoh, untuk melakukan


penyesuaian sifat merekat untuk sediaan, untuk melakukan penyesuaian atau
stabilisasi pH, untuk meningkatkan kelarutan bahan aktif, atau kestabilan
sediaan.
Hidung mempunyai tugas menyaring udara dari segala macam
debu yang masuk ke dalam melalui hidung. tanpa penyaringan ini mungkin
debu ini dapat mencapai paru-paru. Bagian depan dari rongga hidung terdapat
rambut hidung yang berfungsi menahan butiran debu kasar. sedangkan debu
halus dan bakteri menempel pada mukusa hidung. Dalam rongga hidung
udara dihangatkan sehingga terjadi kelembaban tertentu.mukosa hidung
tertutup oleh suatu lapisan yang disebut epitel respirateris yang terdiri dari
sel-sel rambut getar dan sel “leher”. Sel-sel rambut getar ini mengeluarkan
lendir yang tersebar rata sehingga merupakan suatu lapisan tipis yang
melapisi mukosa hidung dimana debu dan bakteri ditahan dan melekat. Debu
dan bakteri melekat ini tiap kali dikeluarkan ke arah berlawanan dengan
jurusan tenggorokan. yang mendorong adalah rambut getar hidung dimana
getarannya selalu mengarah keluar. gerakannya seperti cambuk jadi selalu
mencambuk keluar. dengan demikian bagian yang lebih dalam dari lapisan
bulu getar ini selalu bersih dan steril. Biasanya  pada pagi hari hal ini dapat
dicapai.
Dahulu sediaan untuk hidung ini dinamakan COLLUNARIA, yang
mengandung bermacam-macam jenis minyak sebagai pembawa. Kemudian
berkembang pengetahuan bahwa meneteskan minyak ke dalam rongga
hidungmungkin berbahaya, maka kemudian digunakan cairan berair sebagai
pembawa. Pada tahun-tahun terakhir berkembang bahwa cairan pembawa
harus isotonis dan ditambahkan pengawet dan tidak mempengaruhi

pergerakan cilia pada hidung.


Natrium Diklofenak dalam sediaan formulasi sediaan obat tetes
hidung digunakan sebagai zat aktif karena sedikit bersifat higroskopis dan
memiliki indikasi dapat mengurangi peradangan pada hidung.

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 5


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

B. DESKRIPSI UMUM ZAT AKTIF

 Komposisi :
Natrium Diklofenak 0,05 %
 Indikasi :
Mengurangi peradangan pada hidung
 Kontraindikasi
Jangan digunakan pada untuk penderita yang mengalami reaksi
hipersensitif terhadap kandungan dalam obat..
 Dosis
Penggunaan obat harus sesuai petunjuk kemasan dan anjuran dokter, yaitu
1-2 tetes/hari
 Efek samping
Efek samping yang sering dilaporkan akibat pemakaian obat adalah
adanya iritasi

C. DEFENISI BENTUK SEDIAAN

Sediaan tetes hidung adalah cairan, semisolid atau sediaan padat yang
digunakan pada rongga hidung untuk memperoleh suatu efek sistemik atau
lokal. Berisi satu atau lebih bahan aktif. Sediaan hidung sebisa mungkin tidak
mengiritasi dan tidak memberi pengaruh yang negatif pada fungsi mukosa
hidung dan cilianya. Sediaan hidung mengandung air pada umumnya isotonik
dan mungkin berisi excipients, sebagai contoh, untuk melakukan penyesuaian
sifat merekat untuk sediaan, untuk melakukan penyesuaian atau stabilisasi pH,
untuk meningkatkan kelarutan bahan aktif, atau kestabilan sediaan itu.

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 6


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

Tetes hidung adalah Obat tetes hidung (OTH) adalah obat tetes yang
digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat kedalam rongga

hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet.(FI edisi


IV)

D. ALASAN PEMELIHAN BENTUK SEDIAAN


Obat tetes (guttae) adalah sediaan cair yang berupa larutan, suspensi atau
emulsi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, dipakai dengan cara
meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan
tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan Farmakope Indonesia
(Anonim, 1979). Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain: guttae (obat
dalam),guttae oris (tetes mulut), guttae auriculares (tetes telinga), guttae
nasales (tetes hidung), guttae ophtalmicae (tetes mata) (Sanjoyo, 2010).
E. ALASAN PEMILIHAN BAHAN
a. Zat aktif
1. Natrium Diklofenak
Natrium Diklofenak dalam sediaan formulasi sediaan obat tetes
hidung digunakan sebagai zat aktif karena sedikit bersifat higroskopis
dan memiliki indikasi dapat mengurangi peradangan pada hidung.
(CODEX hal 835 dan Martindale edisi 35 hal 38)
b. Zat tambahan
1. Benzalkanium Klorida
Benzalkanium kloirda adalah senyawa ammonium kuartarner yang
digunakan dalam formulasi farmasetik sebagai antimikroba yang dalam
aplikasinya sama dengan surfaktan kation lain, seperti cetrimide, dalam
sediaan obat mata, benzalkanium klorida adalah pengawet yang sering
digunakan pada konsentrasi 0,01 % - 0,1 % b/v.(Depkes RI,1978)
2. Metil Selulosa

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 7


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

Digunakan Metil Selulosa sebagai agen viskositas,konsentrasi 10 %


digunakan untuk mendapatkan viskositas larutan seimbang dengan
viskositas mukosa hidung.(Lukas,2011)
3. NaCl
NaCl banyak digunakan dalam berbagai formulasi farmasetik
parenteral dan non parenteral dimana khususnya digunakan untuk
menghasilkan larutan isotonis dalam formulasi obat-obat intravena atau
obat-obat yang digunakan mata sebesar ≤ 0,9 % ΔTf nya terhadap air = 0,52
konsentrasinya sesuai dengan larutan 0,9 % NaCl ( Raymond,2006 )
4. Aqua Pro Injeksi
Dalam penggunaanya, Aqua Pro Injeksi digunakan sebagai pembawa
(Depkes RI,1979)
F. PENGEMBANGAN FORMULA
1. Master Formula
Adapun master formula dari sediaan tetes telinga kali ini adalah Natrium
diklofenak 0,05 %

R/ Natrium Diklofenak 0,05


%
Benzalkanium Klorida 0,1
%
Metil Selulosa
10%
NaCl
Aqua Pro Injeksi
ad 10ml

2. Rancangan Formula

a) Nama produk : flash nose drops


b) Jumlah produk :1
c) Tanggal Formulasi : 31 Desembaer 2020
d) Tanggal produksi : 7 Januari 2021

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 8


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

e) No REG : DBL2112012547B1
f) No BATCH : 7131211

3. KELENGKAPAN FORMULA

Diproduksi oleh : Telah diperiksa Kode


oleh : Produksi
Tanggal produksi : No. Reg No. Batch
Nama Range Konsentra Kegunaan/ Pustaka
Bahan penggunaa si Fungsi
n bahan
Natrium 25-50 mg 0.05% Zat aktif Martindale,1
Diklofenak 997
Benzalkaniu 0,01-0,1 0,1% Pengawet Depkes
m klorida % RI,1978
Metil 2-10 % 10% Penstabil Rowe,2009
Selulosa
NaCl ≤0,9 - Pengisoton Rowe,2009
is
Aqua Pro - Ad 10 ml Pembawa Depkes
Injeksi RI,1979

4. URAIAN BAHAN
1. Zat aktif
Natrium Diklofenak( USP,2007 )

Nama resmi : NATRIUM DIKLOFENAK


Nama lain : Sodium [o-(dikloroanilino)fenil]asetat
Pemberian : Serbuk hablur, berwarna putih, tidak
berasa
Kelarutan : : Sedikit larut dalam air, larut dalam
alkohol; praktis tidak larut dalam
kloroform dan eter; bebas larut dalam
alkohol metal pH larutan 1% dalam air
adalah antara 7,0-8

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 9


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

PH 6,2-7,1
Khasiat Zat aktif
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2. Zat tambahan

a. Benzalkanium Klorida (Exp:23; RPS 18th:1164; MD 28th:949)


Nama resmi . : BENZALKONII CHLORIDUM
Nama sinonim : Benzalkonium klorida
Pemerian : Serbuk amorf, kekuningan, gel tebal, atau
lempeng gelatin, higroskopis, seperti sabun
bila disentuh, sangat pahit, bau aromatis.
Kestabilan : Larutannya stabil pada range pH dan suhu
yang luas. Larutannya dapat disimpan pada
waktu yang lama pada suhu kamar. Larutan
air yang disimpan pada wadah polivinil
klorida atau poliuretan dapat kehilangan
aktivitas antimikrobanya
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya kontak dengan logam, di tempat
yang kering dan sejuk
Kegunaan : Pengawet

b. Metil Selulosa (FI edisi V)


Nama resmi . : METILSELULOSA
Nama sinonim : Methylcellulose
Pemerian : Serbuk berserat atau granul, berwarna putih,
suspense dalam air bereaksi netral terhadap
lakmus P, mengembang dalam air dan
membentuk suspensi yang jenih hingga
opalesen, kental, koloidal.
Kelarutan Tidak larut dalam etanol, dalam eter dan
dalam kloroform, larut dalam asam asetat
glasial dan dalam campuran volume sama

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 10


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

etanol dan dalam kloroform.


Kegunaan : Penstabil
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
c. NaCl ( Dirjen POM,1979)
Nama resmi . : NATRII CHLORIDUM
Nama sinonim : Sodium klorida
Rumus molekul : NaCl
Berat molekul : 58,44
Pemerian Serbuk kristal putih; tidak berwarna; berasa
garam
Kelarutan : Sedikit larut etanol; larut dalam 250 bagian
etanol 95%; larut dalam 10 bagian gliserin;
larut dalam 2,8 bagian air dan 2,6 bagian
pada suhu 100oC
Khasiat Pengisotonis
Inkompabilitas : Larutan NaCl bersifat korosif dengan besi;
membentuk endapan bila bereaksi dengan
perak; garam merkuri; agen oksidasi kuat
pembebas klorin dari larutan asam NaCl;
kelarutan nipagin menurun dalam larutan
NaCl.
Stabilitas : Larutan NaCl stabil tetapi dapat memecah
partikel kaca dari tipe tertentu wadah kaca.
Larutan cair ini dapat disterilisasi dengan
cara autoklaf atau filtrasi. Dalam bentuk
padatan stabil dan harus disimpan dalam
wadah tertutup wadah tertutup rapat, sejuk
dan tempat kering.
pH : 6,7-7,3
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya
d. Aqua Pro Injeksi (Depkes,1979)

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 11


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

Nama resmi : AQUA DESTILLATA


Nama sinonim : Air suling
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. Perhitungan batch trial, produksi, dan perhitungan lain

a) perhitungan Liso

berat x 1000
Δtf = Liso x C dalam mol ( )
BM x V

Berat Natrium Diklofenak = 0,05 % x 10 mL = 0,005 gram

1,86(o , oo 5 x 1000)
Δtf Natrium Diklofenak =
318,13 x 10

5
= 1,86 x ( )
3181,3

= 1,86 x 0,001

= 0,0018

Rumus PTB =

0,52−PTB Na . Diklofenak x konsentrasi Na . diklofenak


PTB NaCl

0,52−0,0018 x 0,05
=
0,576

0,52−0,00009
=
0,576

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 12


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

0,519
=
0,576

= 0,902 g/ mL

Untuk 10 mL larutan, memerlukan 0,902 gram/10 mL = 0,090 gram

Jadi, berdasarkan perhitungan Liso didapatkan hasil hipotonis

b) perhitungan bahan

dilebihkan 10 % setiap bahan , maka :


0,05
1. Natrium diklofenak = x 10=¿0,005 + 10 % = 0,105
100
Jadi, ofloxacin yang ditimbang sebanyak ¿ 0,105
0,1
2. Benzakanium klorida = x 10 = 0,01 + 10 % = 0,11
100

Jadi,Benzalkanium klorida yang ditimbang sebanyak =0,11


10
3. Metil Selulosa = x 10 = 1 + 10% = 1,1
100

Jadi,Metil selulosa yang ditimbang sebanyak = 1,1


4. NaCl ¿ 0,09+10 %=0,099 = 0,1 g

Jadi,NaCl yang ditimbang sebanyak 0,1 g


10
5. A. P. I ad 10 mL = 10 + ( x 10 )
100

= 11 – (0,105 + 0,11+ 1,1 + 0,1)


= 11 – 1,415
= 9,585 mL
6. proses kerja
a. Siapkan alat dan bahan
b. Disterilkan alat yang digunakan dengan autoklaf dengan suhu 121 o C 15
menit

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 13


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

c. Ditimbang bahan
1. Natrium Diklofenak 0.105
2. Benzalkanium klorida 0,011
3. Metil Selulosa 1,1
4. NaCl 0,1
5. A.P.I 9,585 mL
d. Dibuat larutan Metil selulosa, dengan menambahkan air panas 5 ml
kemudian didiamkan selama 10 menit, lalu masukkan natrium diklofenak
(larutan 1)
e. Dilarutkan Benzalkanium klorida dengan larutan Aqua Pro Injeksi lalu
masukkan ke larutan 1
f. Dimaskkan NaCl ke larutan 1, homgenkan dan add kan volume dengan
aqua pro injeksi
g. Dicek pH sediaan dan dilakukan uji evaluasi fisik sediaan
h. Dimasukkan kedalam botol dan diberi etiket,brosur dan kemasan.

7. EVALUASI SEDIAAN

a. Organoleptis
Pemeriksaan organoleptis meliputi warna dan bau yang diamati
secara visual.
b. Uji kejernihan
Uji kejernihan terhadap sediaan dilakukan dengan menentukan wadah
sediaan yang berisi cairan tetes mata didalam kotak dengan tetes hitam
dan putih didalamnya terdapat lampu yang menyinari wadah dari arah
samping, pertama, wadah didekatkan pada dengan tetes putih dengan
amati kejernihan cairan dengan melihat ada atau tidak ada kotoran
berwarna gelap, selanjutnya, wadah didekatkan pada lampu pada sisi
dengan tetes hitam, amati kejernihan kembali dengan melihat ada atau
tidak ada kotoran yang berwarna, kemudian dibandingkan dengan
perlakuan pertama pada tetes putih

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 14


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

c. Pengukuran pH
Alat pH meter kalibrasi menggunakan larutan dapar pH 7 dan pH 4.
Satu gram sediaan yang akan di periksa diencerkan dengan air suling
hingga 10 ml. elektroda ph meter dicelupkan kedalam larutan yang
diperiksa, arum pH meter dibiarkan bergerak sampai menunjukkan posisi
tetap, pH yang dittunjukkan jarum, pH meter dicatat,adapun pH dari
natrium Diklofenak yaitu berkisar diangka 6,2-7,1 (Anonim ,1995)

8. Etiket

9. Kemasan

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 15


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

G. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Uji Organoleptis

No. Sediaan Organoleptik


1 Flash nose drops Warna Bau Tekstur
Bening Tidak cair
berbau

2. Uji pH

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 16


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

No. Sediaan Ph
1 Flash nose drops 6

3. Uji kejernihan

No. Sediaan Kejernihan


1 Flash nose drops Jernih Keruh
√ -

4. Uji kebocoran

No. Sediaan Kebocoran


1 Flash nose drops Bocor Tidak bocor
- √

5. Uji volume perpindahan

No. Sediaan volume perpindahan


1 Flash nose drops 10,7 mL

i. Pembahasan
Obat tetes hidung adalah obat yang digunakan untuk hidung
dengan cara meneteskan obat kedalam rongga hidung, dapat mengandung
zat pensuspensi, pendapar dan pengawet.
Dalam pembuatan sediaan ini hal yang digunakan adalah
melakukan sterilisasi untuk semua alat yang digunakan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi karena sediaan ini merupakan sediaan steril. Pada
percobaan ini Momentason digunakan sebagai zat aktif karena sedikit
bersifat higroskopis dan memiliki indikasi dapat mengurangi peradangan
pada hidung (CODEX hal 835 dan Martindale edisi 35 hal 38). Obat tetes
hidung ini dibuat menggunakan cairan pembawa air yaitu Aqua Pro

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 17


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

Injeksi. Pembuatan obat tetes hidung ini harus mengandung bahan yang
sesuai untuk mengurangi peradangan pada hidung. NaCl digunakan
sebagai larutan pengisotonis agar sediaan tetes hidung yang akan dibuat
dapat setara dengan tekanan osmosis NaCl. Pada sediaan ini NaCl
digunakan untuk sebagai zat tambahan untuk memperoleh larutan yang
isotonis.
Pada pembuatannya ditimbang masing-masing bahan yang akan
digunakan. Kemudian dilarutkan metil selulosa dengan menambahkan 5
ml aquadest panas lalu didiamkan 10 menit sampai mengental
bahan aktif momentason dicampurkan dengan NaCl diaduk hingga
homogen kemudian dimasukkan benzalkonium klorida yang telah
dilarutkan dengan aquadest dan masukkan kedalam wadah botol tetes
telinga sampai tanda kalibrasi
pada sediaan tetes hidung ini dilakukan lima macam pengujian
yaitu uji organoleptik, uji pH, uji kejernihan, uji kebocoran dan uji
volume. Dimana uji organoleptik diperoleh warna bening, tekstur cair dan
tidak berbau. Pengujian pH menggunakan kertas pH diperoleh pH sediaan
zat aktif Momentason yaitu 6, dimana pH ini sudah masuk dalam rentan
pH yang telah ditentukan oleh farmakope indonesia 5,0-6,0. Pengujian
kejernihan, sediaan dinyatakan jernih dan bebas akan adanya partikel-
partikel asing, sehingga aman digunakan sebagai obat tetes hidung,
sedangkan uji kebocoran tidak terdapat kebocoran pada sediaan yang
dibuat dan uji volume ditetapkan 10,7 ml

ii. Cara penggunaan


1. Bersihkan hidung dari lendir sebelum menggunakan obat
2. Lepaskan tutup obat dan kocok botolnya perlahan
3. Lalu, tundukkan kepala sedikit kedepan dan tarik napas perlahan
4. Pegang botol pompa dengan ibu jari dibagian bawah

H. KESIMPULAN

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 18


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

Tetes hidung adalah Obat tetes hidung (OTH) adalah obat tetes yang
digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat kedalam rongga hidung,
dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet, dan berdasarkan
hasil evaluasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sediaan tetes
hidung yang telah dibuat elah memenuhi persyaratan berdasarkan dari uji pH,
dari uji pH diperoleh pH 6 dan berdasarkan pustaka (farmakope Indonesia)
bahwa sediaan tetes hidung mempunyai pH diantara 5-6.

DAFTAR PUSTAKA

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 19


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

America Society of Health-System Pharmacist. 2008. AHFS Drugs


Information. Amerika : ASHS Hospital Formulary Service..

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia IV.


Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Rowe, Raymond C, Paul J Sheskey, Marian E Quinn. 2006. Handbook of


Pharmaceutical Excipients 6th edition. UK : Pharmaceutical Press. Hal
308, 635

Sweetman, Sean C. 2009. Martindale : The Complete Drug Reference 36th


edition. UK : Pharmaceutical Press. Hal 310, 311.

LEMBAR KERJA

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 20


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TETES HIDUNG

a. Resa saputra : membuat perhitungan


b. Nurul.m.w.laampi : mengerjakan alasan pemilihan bahan
c. Windy andriani : mengerjakan uraian bahan
d. Santi oktaviani : mengerjakan pendahuluan
e. Yesi franadita : mengerjakan deskripsi bahan dan alasan pemilihan
bentuk sediaan
f. Sasnita : mengerjakan prosedur kerja dan evaluasi sediaan

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020Page 21

Anda mungkin juga menyukai