Anda di halaman 1dari 4

Laboratorium Kimia Industri 2

Teknik Kimia Industri


Fakultas Vokasi ITS

ANALISA KROM MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis

Oktavianus Nugroho Kriswanto, Pramuja Baydillah, Nurul Aisha, Anggun Vanisha Putri
Kusuma Wardhani
Departemen Teknik Kimia Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Tanggal praktikum

ABSTRAK.
Kata Kunci

PENDAHULUAN

(TNR 11, line spacing 1,15)


Margin (top, bottom, right 2, left 3)
Before after 0
Logam krom (Cr) merupakan salah satu logam berat yang sering digunakan dalam bidang
perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri pelapisan logam, industri cat
dan zat warna tekstil. Logam kromjuga digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan
karat dan membentuk banyak alloy (logam campuran) yang berguna seperti ferrokromium. Logam
krom dibutuhkan tubuh manusia dalam jumlah kecil, tetapi dalam dosis yang lebih tinggi dapat
menjadi racun. Dalam tubuh logam krom biasanya berada dalam keadaan sebagai ion Cr3+. Krom
dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kanker paru-paru, kerusakan hati (liver) dan ginjal. Jika kontak
dengan kulit menyebabkan iritasi dan jika tertelan dapat menyebabkan sakit perut dan muntah
(Pellerin, 2006). Berbagai teknik dan proses telah dikembangkan untuk memisahkan ion-ion logam
berat yang sangat berbahaya dari dalam air, diantaranya yaitu dengan penukaran ion, pengendapan
kimia, dan dengan adsorbsi (penyerapan). Adsorbsi merupakan metode yang aman, tidak memberikan
efek samping yang membahayakan kesehatan, tidak memerlukan peralatan yang rumit dan mahal,
serta mudah pengerjaannya (Liu, 2009). Distribusi senyawa yang mengandung Cr(III) tergantung pada
potensial redoks, pH, adanya senyawa oksidator atau reduktor, kinetika reaksi redoksnya,
pembentukan kompleks Cr(III) atau garam Cr(III) tak larut, dan konsentrasi kromium total (WHO,
1996). Banyak metoda yang dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi logam yang diinginkan,
diantaranya dengan spektrofotometri UV-VIS dan Spektroskopi Serapan Atom. Spektroskopi Serapan
Atom (SSA) merupakan metode yang tepat untuk menganalisa zat pada konsentrasi yang cukup
rendah. SSA mempunyai beberapa kelebihan seperti kecepatan analisis, ketelitian yang cukup baik,
dan cara kerjanya yang spesifik sehingga tidak memerlukan pemisahan terlebih dahulu (Khopkar,
2003). Tujuan praktikum ini ialah agar dapat menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan benar,
dapat membuat kurva kalibrasi krom, dapat menentukan konsentrasi krom pada sampel mengunakan
metode spektrofotometri UV-Vis.

TINJAUAN PUSTAKA
(max 2 lembar)
Kromium adalah logam perak keabu-abuan yang memiliki kilau indah saat dipoles.
Umumnya dilihat sebagai pelapis 'krom' reflektif pada item seperti bumper mobil, dan logam
merupakan bahan dalam baja tahan karat. Beberapa orang juga membutuhkan jumlah kecil
logam ini dalam makanan mereka untuk membantu mengendalikan jumlah gula dalam darah
1
Laboratorium Kimia Industri 2
Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi ITS

mereka. Seperti kebanyakan logam lainnya, kromium bergabung dengan unsur-unsur lain
untuk membentuk senyawa. Senyawa kromium biasanya berwarna cerah. Bentuk alami paling
umum dari krom adalah mineral jeruk yang mencolok yang disebut kromit.
Kromium banyak dijumpai di lingkungan baik di udara, air, tanah, tumbuhan dan hewan.
Sumber kromium yang baik di antaranya adalah daging, biji-bijian (misalnya gandum),
rempah-rempah di alam kromium atau krom merupakan salah satu logam golongan transisi
paling banyak ditemukan di alam dalam bentuk bijih besi terutama kromit ¿ ¿)2) dan bewarna
kecoklatan. Ketika krom berada dalam bentuk oksida yaitu antara Cr(II)hingga Cr(VI) krom
menjadi elemen yang berbahaya di pemukaan bumi. Pada umumnya krom yang bervalensi
tiga paling sering dijumpai di alam, selain itu krom bervalensi tiga memiliki sifat racun yang
rendah dibandingkan dengan krom valensi enam. Krom valensi enam merupakan salah satu
material organik pengoksidasi yang tinggi. Pada daerah perairan, krom berada pada bilangan
oksidasi +2, +3, dan +6, dan tingkat ksidasi yang paling dominan adalah +6. Ketika krom
berada pada tingkat oksiadasi +2 maka krom bersifat tidak stabil selain itu jumlahnya pun
sedikit. Semua senyawa kromium dapat dikatakan beracun.
Kromium memiliki beberapa istop. Diantara isotop-isotop kromium, ada beberapa isotop
kromium yang digunakan untuk aplikasi medis, seperti Cr-51 yang digunakan untuk
mengukur volume darah dan kelangsungan hidup sel darah merah. Percobaan ini
menggunakan prinsip spektrofotometri. Metode pengukuran menggunakan prinsip
spektrofotometri adalah berdasarkan adsorpsi cahaya pada panjang gelombang tertentu
melalui suatu larutan yang mengandung kontaminan yang akan ditentukan konsentrasinya.
Proses ini disebut “absorbsi spektrofotometri” dan jika panjang gelombang yang digunakan
adalah gelombang cahaya tampak maka disebut sebagai “klorimetri” karena memberikan
warna. Selain gelombang cahaya tampak spektrofotometri juga menggunakan panjang
gelombang ultraviolet dan infra merah. Spektrofotometer UV-Vis Spektrofotometri UV-Vis
adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi
elektromagnetik) ultraviolet dekat ( nm) dan sinar tampak ( nm) dengan memakai instrumen
spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar
pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV- Vis lebih banyak dipakai untuk
analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektroskopi UV/VIS merupakan metode penting
yang mapan, andal dan akurat. Dengan menggunakan spektroskopi UV/VIS, substansi tak
dikenal dapat diidentifikasi dan konsentrasi substansi yang dikenal dapat ditentukan. Pelarut
untuk spektroskopi UV harus memiliki sifat pelarut yang baik dan memancarkan sinar UV
dalam rentang UV yang luas. Spektrofotometer Uv-Vis adalah alat yang digunakan untuk
mengukur transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang spektrofotometer.

METODOLOGI PERCOBAAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2020 di Laboratorium Kimia Terapan, Teknik
Kimia Industri ITS.
1. Variable Percobaan
Variabel Percobaan dalam praktikum ini adalah….
2. Alat dan Bahan Percobaan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah batang pengaduk, beaker glass, erlenmeyer,
gelas ukur, …….
2
Laboratorium Kimia Industri 2
Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi ITS

3. Prosedur Percobaan
1. Pembuatan Larutan Reagen
a. Membuat larutan 1,5 diphenylcarbazid
b. Menimbang 0,25 gram 1,5-diphenylcarbazid
c. Melarutkan bahan baku dalam labu takar 50 mL
d. Menambahkan aseton sampai batas tera labu ukur 50mL
2. Tahap Kalibrasi
a. Menyiapkan larutan blanko (aquadest)
b. Mengambil larutan belangko sebanyak 10 ml
c. Memasukkan larutan blanko dalam kuvet
d. Memasang kuvet pada alat
e. Mengatur nilai absorbansi = 0 dan transmitran = 100 pada panjang gelombang 510 nm
3. Pembuatan Kurva Standar
a. Membuat larutan standart K2CrO4 dengan variabel konsentrasi pada suatu ppm
b. Mengambil larutan standar dengan variabel konsentrasi sebanyak 10 mL
b. Menambahkan H2SO4 sampai pH 3 dan larutan 1,5-diphenylcarbazid 1 mL pada
masing-masing larutan standar
c. Memasukkan larutan tersebut ke dalam kuvet dan memasang kuvet pada alat
spektrofotometer
d. Mengukur absorbansi masing-masing larutan standar dan mencatat hasilnya
4. Penentuan Konsentrasi Cr6+ dalam Sampel
a. Mengambil 10 mL sampel dan menambahkan H 2SO4 sampai pH 3 dan larutan
1,5diphenylcarbazid 1 mL
b. Memasukkan larutan tersebut ke dalam kuvet dan memasang kuvet pada alat
spektrofotometri
c. Mengukur absorbansi sampel dan
mencatat hasilnya

3.1 …
4. Diagram Alir Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN


pH yang dihasilkan cenderung asam………... (12) (contoh penulisan sitasi)

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

12. Anindyawati, Trisanti. 2010. Potensi Selulase Dalam Mendegradasi Lignoselulosa Limbah

Laporan resmi max 10 halaman.


3
Laboratorium Kimia Industri 2
Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi ITS

(+) di LEMBAR REVISI


22 APRIL 2019
28 APRIL 2019

Anda mungkin juga menyukai