Anda di halaman 1dari 12

[Reka Lingkungan] [Teknik Lingkungan] Itenas | No.2 | Vol.

1
Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [September, 2013]
[Reka Lingkungan] 1


Penentuan Efisiensi penyisihan Kromium Heksavalen (Cr6+)
dengan Adsorpsi menggunakan Tempurung Kelapa secara
kontinyu

Anita Nurfitriyani
1
, Eka Wardhani
2
, Mila Dirgawati
3
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas Bandung
Jalan. P.H.H. Mustafa 23, Bandung 40124
e-mail: thazcomelove@yahoo.com
ABSTRAK
Keberadaan logam Kromium yang berasal dari air buangan industri di sungai
memberikan dampak terhadap lingkungan dan dapat mengganggu kesehatan
manusia. Logam Kromium pada air buangan industri dijumpai berupa Kromium
trivalent (Cr
3+
) dan Kromium heksavalen (Cr
6+
). Cr
6+
memiliki sifat yang lebih tosik
dibandingkan Cr
3+
sehingga dapat menimbulkan uklus pada jaringan kulit dan
menyebabkan peradangan pada rongga hidung pada jangka panjang. Salah satu
upaya untuk mengendalikan Cr
6+
dengan adsorpsi menggunakan tempurung kelapa
sistem kontinyu. Penelitian dilakukan untuk mengetahui penyisihan Cr
6+
dalam skala
laboratorium dengan menggunakan larutan artificial K
2
Cr
2
O
7
. Penelitian pendahulun
adalah adsorpsi sistem batch bertujuan untuk mendapatkan waktu serta konsentrasi
optimum. Hasil dari waktu optimum 3 jam dan konsentrasi Cr
6+
5 mg/L dengan
menggunakan 5 g tempurung kelapa, dilanjutkan oleh adsorpsi dengan sistem
kontinyu yang merupakan penelitian inti. Hasil waktu dan konsentrasi optimum pada
penelitian sistem batch dikombinasikan dengan 6 variasi debit (Q = 100 L/menit & 120
L/menit) dan tinggi adsorben (10, 15, & 20 cm). Keenam variasi tersebut dipompakan
melewati kolom yang berukuran tinggi 80 cm, diameter luar 5 cm, diameter dalam 4
cm, dan berbahan borosilikat. Dari hasil penelitian didapat efisiensi penyisihan Cr
6+

terbesar 39,35%(100 L/menit;20cm) dan efisiensi penyisihan Cr
6+
terkecil 22,95%
(120 L/menit;15 cm).
Kata kunci: Kromium Heksavalen, Adsorpsi, Tempurung Kelapa.
ABSTRACT
The presence of Chromium metal from industrial wastewater in the river and the
impact on the environment can impair human health. Chromium metal in industrial
waste water can be found in the form of Trivalent Chromium (Cr
3+
) and Hexavalent
Chromium (Cr
6+
). Cr
6+
more toxic Cr
3+
and causing uclus on skin tissue and compared
to nasal cavity inflammation. One of the efforts to control Cr
6+
impact was by
adsorption process using coconut shell in continuous system. The study was
conducted to determine the removal of Cr
6+
in a laboratory scale using artificial
solution of K
2
Cr
2
O
7
. The preliminary research was adsorption in batch system to obtain
optimum time and concentrations obtained 3 hours at a Cr
6+
concentration of 5 mg/L
by using 5 g of coconut shell,which used for adsorption in countinuous system the
main research. The results show the optimum time and concentration on batch
systems with 6 variations of debit (100 & 120 L/menit) and height adsorbent (10,15 &
20 cm). The six variations were pumped through columns height 80 cm, outer
diameter 5 cm, in diameter of 4 cm, and made of borosilicate. Results removal
efficiency of Cr
6+
the highest of the lowest werea 39.35% (100L/menit;20cm) and
22.95% (120 L/menit;20cm)
Keywords: Hexavalent Chromium, Adsorption, Shell Oil.
Anita Nurfitriyani
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas
[Reka Lingkungan] 2
1. PENDAHULUAN
Industri merupakan salah satu sektor penting yang menopang perekonomian masyarakat di
Indonesia. Akan tetapi, limbah hasil industri-industri tersebut memberikan dampak terhadap
lingkungan yang menyebabkan badan air seperti sungai tercemar. Limbah yang mencemari
sungai merupakan limbah dari bahan berbahaya dan beracun yang berasal dari logam berat.
Salah satu dari logam berat itu adalah Kromium, logam ini bersifat toksik dan korosif. Limbah
yang mengandung Kromium ini biasanya berasal dari industri baterai, industri soda kostik,
industri cat & tinta, industri electroplating, dan industri penyamakan kulit.
Logam Kromium pada air buangan dijumpai berupa Kromium trivalent (Cr
3+
) dan Kromium
heksavalen (Cr
6+
). Meskipun Cr
6+
lebih toksik dan bersifat oksidator sangat kuat, namun Cr
3+

merupakan bentuk yang lebih stabil dalam perairan (Taliwongso, 2005). Cr
6+
dapat
menimbulkan uclus pada jaringan kulit dan gangguan pada paru-paru (Soemirat, 2002).
Pada jangka panjang akan menyebabkan peradangan pada rongga hidung dan respon yang
paling umum pada kulit adalah alergi kulit (Kusnoputranto, 1996).
Langkah untuk mengurangi kadar Cr
6+
yang terdapat pada limbah banyak metode
pengolahan yang dapat digunakan yaitu presipitasi, ion exchange, reduksi secara
elektrokimia, adsorpsi mengunakan karbon aktif, dan biosorpsi menggunakan biomassa
seperi algae. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 membuktikan
bahwa metode adsorpsi secara bacth menggunakan karbon aktif jenis tempurung kelapa
mampu menyisihkan Cr
6+
dengan efisiensi 100% pada keadaan optimum 1 gram tempurung
kelapa, waktu 5 jam, dan pH 3 (Carna,2010)
Adsorpsi merupakan proses fisika dan/atau kimia dimana suatu zat terlarut dalam suatu
larutan menempel, terikat atau terserap, terakumulasi pada permukaan (Mihelcic, 1999).
Adsorpsi dilakukan dengan penambahan adsorben, karbon aktif atau sejenisnya. Sistem
pada adsorpsi terdiri dari dua macam yaitu sistem batch dan sistem kontinyu (kolom).
Adsorpsi secara batch akan memberikan gambaran kemampuan dari adsorben dengan cara
mencampurkannya dengan larutan yang tetap jumlahnya dan mengamati perubahan
kualitasnya pada selang waktu tertentu (Ruthven See, 1984). Sedangkan adsorpsi secara
kontinyu secara praktis, proses ini mempunyai pendekatan yang jauh lebih baik untuk
penerapan di lapangan karena sistem operasinya yang selalu mengontakkan adsorben
dengan larutan segar, sehingga adsorben dapat mengadsorpsi dengan optimal sampai
kondisi jenuhnya (Aksu, 2003). Adsorbat adalah substansi yang terjerap atau substansi yang
akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorben merupakan suatu media penyerap
yang pada umumnya adalah senyawa karbon (Webar, 1972).
Berdasarkan pemaparan di atas perlu dilakukan penelitian mengenai penyisihan Cr
6+
dengan
adsorpsi secara kontinyu menggunakan tempurung kelapa yang dilakukan pada limbah
artificial. Penelitian ini bermaksud mengidentifikasi efisiensi penyisihan (Cr
6+
) dengan
adsorpsi karbon aktif menggunakan tempurung kelapa secara kontinyu pada sampel air
artificial serta bertujuan untuk mengetahui keadaan optimum dari faktor-faktor yang
mempengaruhi adsorpsi karbon aktif menggunakan tempurung kelapa secara kontinyu dan
mengetahui besarnya efisiensi penyisihan Cr
6+
dengan adsorpsi menggunakan tempurung
kelapa secara kontinyu.

Pene
Ruang lin
1. Penel
2. Limba
(Kaliu
3. Adsor
4. Melak
konse
kontin
denga
kema
3.1 Stud
Studi pu
informasi
adsorpsi
3.2 Taha
3.2.1 Per
Alat dan
entuan Efisien
ngkup dari p
itian dilakuk
ah yang dig
um dikromat
rben yang di
kukan adsor
entrasi (mg/
inyu berdasa
an tinggi ad
mpuan pom
di Pustaka
ustaka dilak
iyang berka
secara konti
ap Persiapa
rsiapan Alat
bahan yang
nsi Penyisihan
Te
enelitian ini
kan dalam sk
gunakan ada
t);
igunakan ad
rpsi secara
/L) dan wa
arkan konse
dsorben (cm
mpa aquarium
3.
Gam
kukan terha
itan dengan
tinyu, dan ka
an
dan Bahan
digunakan
n Kromium He
empurung Kel
[Reka Lin
2. RUAN
adalah :
kala laborato
alah limbah
dalah karbon
bacth sebag
aktu optimu
entrasi (mg/
m) dan debi
m yang digu
METODOL
mbar 1 : Diag
adap berba
n logam Cr
6+
arbon aktif k
pada penelit
Heksavalen (Cr
lapa Secara K
ngkungan] 3
NG LINGKU
orium;
artificial ya
n aktif (temp
gai penelitia
m (jam). K
L) dan wak
t aliran (L/m
nakan (220V
LOGI PENEL
gram Alir Me
agai literatu
+
, teknologi
khususnya je
tian ini disaj
r
6+
) Dengan A
Kontinyu
3
UP
aitu limbah C
purung kelap
an pendahul
Kemudian di
ktu optimum
menit) seba
V 40 Watt) .
LITIAN
etodologi
ur berupa
pengolahan
enis tempuru
ikan pada Ta
Adsorpsi Meng
Cr
6+
dari la
pa) jenis gran
luan untuk
ilakukan ad
m (jam) yang
agai penelitia

hal-hal da
n limbah de
ung kelapa (g
abel 1, dibaw
ggunakan
rutan K
2
Cr
2
O
nular; dan
mendapatka
sorpsi seca
g divariasika
an inti sesu
an informas
engan metod
granular).
wah ini :
O
7

an
ra
an
uai
si-
de
Anita Nurfitriyani
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas
[Reka Lingkungan] 4
Tabel 1 : Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat Alat Ukur Bahan-bahan
1. Pipet ukur
2. Pipet tetes
3. Erlenmeyer 250 mL
4. Beaker glass
5. Gelas Ukur
6. Cawan penguap
7. Botol semprot
8. Spatula
9. Kuvet Spetrofotometer
10. Kolom kontinyu
11. Selang
12. Ember ( 20 Liter)
1. Timbangan analitik
Mettler, Swiss AD-204
2. Oven 220
0
C
Memmert/UM 500
3. Shaker
4. pH-meter
WTW-Inolab
5. Spektrofotometer
Genesys 20
6. Flowmeter water (L/menit)
7. Pompa Aquarium
220 V dan 40 watt
1. Aquades
2. Serbuk Kaliumdikromiumat
(K
2
Cr
2
O
7
)
3. Bubuk Difenilkarbazida
(1,5 difenilkarbazid)
4. Asam Orto Pospat pekat
(H
3
PO
4
)
5. Aseton
6. Tempurung Kelapa-Granular
3.2.2 Pembuatan Larutan Artificial Cr
6+
500 mg/L
Larutan artificial ini (larutan induk Cr
6+
) merupakan larutan yang mempunyai kadar logam
Cr
6+
500 mg/L yang akan digunakan membuat larutan kerja dengan kadar yang lebih
rendah. Konsentrasi ini dipilih berdasarkan SNI 6989-71-2009 tentang Cara Uji Kromium
Heksavalen (Cr
6+
) dalam Contoh Uji menggunakan Spektrofotometer. Berikut adalah
pembuatan larutan artificial Cr
6+
:
Larutan Induk =
BM K
2
Cr
2
O
7
x 1 Liter x 500 mg/L
2 BA Cr
Larutan Induk =
(2x39,098) + (2x51,996) + (7x15,996)

x 1 Liter x 500 mg/L
2 x 51,996
Larutan Induk = 1.414 mg serbuk K
2
Cr
2
O
7
Larutan Induk = 1,414 g serbuk K
2
Cr
2
O
7
dalam 1 Liter aquades
Dengan demikian larutan dengan 1,414 g serbuk K
2
Cr
2
O
7
dalam 1 Liter aquades memiliki
kosentrasi 500 mg/L Cr
6+
.
3.2.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi
Pembuatan kurva kalibrasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara adsorbansi dengan
konsentrasi Cr
6+
. Kurva kalibrasi menggunakan larutan kerja Cr
6+
dalam percobaannya.
Larutan kerja Cr
6+
merupakan larutan induk logam Cr
6+
yang diencerkan dan digunakan
untuk membuat kurva kalibrasi dan proses percobaan.
Pembuatan kurva kalibrasi ini dilakukan dengan cara membuat larutan yang mengandung
ion Cr
6+
dengan konsentrasi 5, 10, 15, dan 20 mg/L. Selanjutnya dilakukan pengukuran
adsorbansi dengan Spektrofotometer VIS dan dibuat kurva kalibrasinya. (Standar Methods
for Environmental of Water and Wastewater, 1995). Perhitungan untuk membuat larutan
tersebut dilakukan dengan menggunakan dasar persamaan (1) :
V
1
. M
1
= V
2
. M
2
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1)
Pembuatan 100 mL larutan kerja Cr
6+
dengan konsentrasi 5, 10, 15, dan 20 mg/L dan dapat
dilihat pada Tabel 2.

Pene
3.3 Pene
Penelitian
tempurun
optimum
kelapa pa
Cr
6+
den
tempurun
granular,
halus apa
Oleh kar
granular.
selama 2
di tempu
spesifikas
minum d
mesh de
sebesar 0
Ket
D
D
D
Terlebih
digunaka
absorban
dilakukan
2, 3, 4,
entuan Efisien
Tab
Konsen
(mg
12
5
10
15
20
5
elitian Pen
n pendahulu
ng kelapa ya
. Tempurun
aling efektif
ngan efisien
ng kelapa m
sehingga b
abila diguna
ena itu pad
Penggunaa
jam. Hal te
urung kelap
si menurut
dan air limba
engan nomo
0,9514 g/mL
terangan :
Data berat optimum
Data yang digunak
Data optimum dida
Gambar 2
dahulu dilak
n adalah 12
nsi maksimu
n pada pene
dan 5 g. L
nsi Penyisihan
Te
bel 2 : Perba
ntrasi
/L)
Laru
20
5
0
5
0
5
dahuluan
uan ini me
ang betujua
ng kelapa in
dibandingka
n secara op
memiliki stru
bentuk serbu
kan pada fa
da penelitian
an tempurun
ersebut dilak
pa. Tempu
Brataco Che
ah hasil pro
or Iodine 70
L.
m tidak digunakan
kan pada penelitian
apat dari efisiensi p
: Skema Pe
kukan adsor
20 mg/L. Pe
m pada Spe
litian sebelu
Langkah sela
n Kromium He
empurung Kel
[Reka Lin
andingan Pe
utan Induk
(mL)
24
1
2
3
4
200
erupakan pe
an untuk me
ni dipilih kar
an dengan a
ptimal di d
ktur yang le
uk biasa dig
se cair maka
n ini diguna
ng kelapa dil
kukan bertuju
rung kelapa
emika (2011
oses industri
00-850 mg/
pada pernelitian ad
adsorpsi secara ko
penyisihan terbesar
enentuan Ke
psi dengan
emilihan ko
ektrofotomet
mnya (Carn
anjutnya ad
Heksavalen (Cr
lapa Secara K
ngkungan]
mbuatan La
Aquades
(mL)
T
76
99
98
97
96
19.800
enelitian ad
endapatkan
rena karbon
arang kayu
dalam air (
ebih halus d
gunakan pad
a akan meny
akan karbon
akukan pen
uan untuk m
a yang dig
1) ini biasa
. Tempurun
/g serta me
dsorpsi secara kont
kontinyu hanya data
.
eadaan Optim
variasi berat
nsentrasi in
ter VIS dan
a, 2010). Va
dalah mema
r
6+
) Dengan A
Kontinyu
5
arutan Artifi
Total Kebutuh
(mL
100
100
100
100
100
20L
dsorpsi seca
waktu (jam)
n aktif yang
dan mampu
(Carna, 201
dibandingkan
da fase gas
yebabkan w
n aktif jenis
cucian yang
menghilangk
gunakan be
nya digunak
ng kelapa in
emiliki berat
tinyu.
waktu dan konsen
mum Pada A
t dengan ko
i dilakukan
penentuan
ariasi berat y
asukkan laru
Adsorpsi Meng
ficial Cr
6+
han Larutan
L)
0
0
0
0
0
L
ara batch m
) dan konse
terbuat da
u menyisihka
10). Bentuk
n tempurung
karena stru
arna adsorb
tempurung
kemudian d
kan kotoran y
erjenis gran
kan untuk p
i memiliki u
t jenis (par
ntrasi optimum.
Adsorpsi Ba
onsentrasi aw
berdasarka
konsentrasi
yang diguna
utan artificia
ggunakan
menggunaka
entrasi (mg/
ari tempurun
an kandunga
k serbuk da
g kelapa jen
ukturnya yan
bat tergangg
g kelapa jen
di oven 150
0
yang terdap
nular denga
pemurnian a
ukuran 6 x 1
rtikel density

atch
wal Cr
6+
yan
n pembacaa
ini pun tela
akan adalah
al tersebut k
an
L)
ng
an
ari
nis
ng
u.
nis
0
C
pat
an
air
12
ty)
ng
an
ah
1,
ke
Anita Nurfitriyani
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas
[Reka Lingkungan] 6
dalam Erlenmeyer 250 mL untuk selanjutnya ditempatkan pada shaker dengan 100 rpm
untuk dilakukan sentrifugasi. Kemudian, berat optimum yang didapat divariasikan dengan
dengan variasi waktu yaitu 3, 5, dan 7 jam. Berat dan waktu optimum yang didapat
dilanjutkan dengan variasi konsentrasi, yaitu 5, 10, 15, dan 20 mg/L. Pemilihan variasi
konsentrasi ini didasari dari larutan kerja yang digunakan pada pembuatan kurva kalibrasi.
Pemilihan keadaan optimum ditentukan berdasarkan efisiensi penyisihan terbesar, kemudian
waktu (jam) dan konsentrasi (mg/L) optimum digunakan pada penelitian inti.
3.4 Penelitian Inti

Keterangan :
H = Tinggi adsorben yang digunakan (cm);
Q = Debit yang digunakan L/menit
Ukuran kolom yang digunakan tetap dengan Tinggi = 80 cm, Ddalam = 4 cm, dan Dluar = 5 cm.
Gambar 3 : Skema Penentuan Kondisi Optimum Adsorpsi Kontinyu
Penelitian inti ini merupakan penelitian adsorpsi secara kontinyu menggunakan tempurung
kelapa yang betujuan untuk mendapatkan keadaan optimum untuk menyisihkan Cr
6+
. Waktu
(jam) dan konsentrasi (mg/L) dikombinasikan dengan variasi tinggi adsorben (cm) dan debit
(L/menit). Variasi tinggi yang digunakan yaitu 10, 15, dan 20 cm serta variasi debit 100 dan
L/menit. Penentuan variasi tinggi adsorben dan debit ini dipilih berdasarkan atas
kemampuan pompa dalam mengalirkan larutan artificial melewati kolom. Kolom yang
digunakan berukuran tinggi 80 cm, diameter dalam 4 cm, diameter luar 5cm, dan berbahan
borosilikat serta pompa yang berkempuan 220V dan 40 Watt.

Gambar 4 : Skema Reaktor Kontinyu
Penentuan Efisiensi Penyisihan Kromium Heksavalen (Cr
6+
) Dengan Adsorpsi Menggunakan
Tempurung Kelapa Secara Kontinyu
[Reka Lingkungan] 7


Prosedur dari adsorpsi secara kontinyu ini adalah dengan melewatkan larutan Cr
6+
artificial
melalui kolom yang berisikan adsorben tempurung kelapa tempurung kelapa dengan tinggi
yang sudah ditentukan. Selanjutnya dengan mengalirkan larutan Cr
6+
artificial dari bawah ke
atas dengan debit yang ditentukan dan bantuan pompa.Pengambilan sampel dilakukan
setiap 15 menit sampai waktu yang ditentukan dan dianalisa kandungan Cr
6+
sesuai SNI
6989-71-2009 tentang Cara Uji Kromium Heksavalen (Cr
6+
) dalam Contoh Uji menggunakan
Spektrofotometer. Langkah-langkah yang dijelaskan dilakukan sampai waktu yang
ditentukan.
3.5 Pengolahan dan Pembahasan Data Penelitian
Pengolahan data dilakukan dengan menampilkan hasil percobaan dalam bentuk tabel,
diagram, dan grafik. Hasil yang didapat akan diambil rata-rata (percobaan yang dilakukan
secara triplo dirata-ratakan).Efisiensi penyisihan setiap parameter dihitung dengan
persamaan (2) :
% Penyisihan =
(konsentrasi awal konsentrasi akhir)
x 100% . . . . . . . . . . (2)
konsentrasi awal
Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi penyisihan, didapatkan variasi dengan efisiensi
penyisihan yang terbesar sebagai keadaan optimum
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kurva Kalibrasi Kromium Heksavalen (Cr
6+
)
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel
sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang
gelombang tertentu tergantung pada senyawaan atau warna terbentuk. Nilai absorbansi dari
cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet. Cara
membuat kurva kalibrasi diawali dengan penentuan panjang gelombang optimal agar dapat
membaca warna sinar tampak larutan kerja Cr
6+
pada spektrofotometer. Panjang gelombang
optimal diperoleh dengan cara membuat kurva hubungan antara absorbansi pada sumbu x
dengan panjang gelombang (nm) pada sumbu y sesuai dengan rentang panjang gelombang
yang diperuntukkan untuk loham Cr
6+
. Rentang panjang gelombang untuk logam Cr
6+
adalah
warna ungu antara panjang gelombang 500-600 nm (Day RA, 1992).

Gambar 5 : Kurva Panjang Gelombang Optimal
Berdasarkan hasil pada Gambar 5 telah diperoleh panjang gelombang optimal adalah 550
nm, maka dalam pengukuran Cr
6+
dilakukan pada panjang gelombang optimal ini. Kurva
kalibrasi merupakan kurva yang menyatakan hubungan antara kadar larutan kerja dengan
2.320
2.615
2.753
2.825
2.870
2.900
2.893
2.806
2.572
1.994
1.374
0.000
0.500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
500 510 520 530 540 550 560 570 580 590 600
Absorbansi (A)
(nm)
Anita Nurfitriyani
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas
[Reka Lingkungan] 8
hasil pembacaan serapan dan hasilnya berupa persamaan garis lurus. Persamaan tersebut
akan digunakan untuk menentukan kadar Cr
6+
dalam satuan adsorban ke mg/L.
Nilai R
2
(korelasi) merupakan nilai yang menunjukkan tingkat linier suatu kurva, semakin
besar nilainya maka semakin representatif hasil yang didapat. Nilai R
2
yang didapat sebesar
0,597, hasil R
2
yang didapat memiliki arti korelasi yang kuat karena menurut Sarwono, 2006
jika nilai R
2
> 0,5-0,75 maka nilai korelasinya kuat.

Gambar 6 : Kurva Kalibrasi Cr
6+

Dari kurva kalibrasi yang ditunjukkan pada Gambar 6 didapatkan garis persamaan yang
digunakan untuk menentukan hasil pembacaan absorban ke dalam konsentrasi (mg/L).
Dengan y adalah hasil pembacaan absorban dan x merupakan hasil konsentrasi Cr
6+
dalam
mg/L, karena data yang diketahui adalah hasil pembacaan absorbansi maka nilai x yang
akan dicari dalam satuan mg/L. Hasil R
2
yang didapat memiliki korelasi yang kuat, maka
untuk menentukan konsentrasi Cr
6+
dari absorban ke mg/L yang digunakan adalah
persamaan y = 0,616x + 0,390.
4.2 Penentuan Keadaan Optimum Adsorpsi Secara Batch
4.2.1 Penentuan Berat Adsorben Optimum
Penggunaan tempurung kelapa bentuk granular dipilih sebagai adsorben yang digunakan
pada percobaan ini karena karbon aktif jenis ini memiliki efisiensi penyisihan yang paling
efektif dibandingkan dengan arang kayu dan mampu menyisihkan kandungan Cr
6+
dengan
efisien secara optimal di dalam air (Carna, 2010). Oleh karena itu pada penelitian ini
digunakan karbon aktif jenis tempurung kelapa jenis granular. Selain itu juga tempurung
kelapa memiliki luas permukaan yang besar, sehingga dapat mengadsorpsi zat dalam jumlah
yang banyak. Percobaan untuk menentukkan berat optimum adsorben (tempurung kelapa)
dilakukan dengan memilih 1 konsentrasi yaitu 120 mg/L dan waktu lamanya pengocokkan
selama 1 jam dengan variasi berat adsorben dengan berat 1, 2, 3, 4, dan 5 gram. Pemilihan
konsentrasi 120 mg/L ditentukan karena keterbatasan spektrofotometer dalam pembacaan
konsentrasi yang terlalu tinggi dan konsentrasi 120 mg/L ini merupakan batas maksimal dari
pembacaan spektrofotometer. Variasi berat adsorben dalam adsorpsi secara batch ini
dilakukan mengetahui kapasitas adsorpsi tempurung kelapa dalam penyisihan logam berat
Cr
6+
. Variasi berat adsorben dilakukan untuk mendapatkan berat adsorben optimum dalam
proses adsorpsi secara batch.
Berdasarkan Gambar 7 terlihat bahwa berat tempurung kelapa 5 g yang paling banyak
menyisihkan kandungan Cr
6+
adalah 100,33% yakni menyisihkan sampai -0,0391 mg/L dari
konsentrasi awal 120 mg/L dengan kata lain mampu menyisihkan Cr
6+
sampai 0 mg/L.
0.000
2.536
2.866
2.889
2.905
y = 0.616x + 0.390
R = 0.597
0.000
0.500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
0 5 10 15 20
Absorbansi (A)
Konsentrasi (mg/L)
Pene
Gambar 7
baik pula
limbah be
demikian
dikombin
4.2.2 Pen
Pada pen
kontak 3,
dan nilai
dengan b
mendapa
tersebut
Gambar 8
pada lim
terbesar
kelapa) y
mengads
kelapa m
penyisiha
untuk kar
entuan Efisien
7 memperlih
penyerapan
erkontak se
berat opti
asikan deng
nentuan Wak
nentuan wak
, 5, dan 7 j
yang didapa
berat karbo
atkan waktu
dikombinasi
8 menunjuk
bah artificia
yaitu 100,20
yang digunak
sorpsi. Apab
menjadi jenu
an pun sema
rbon aktif di
nsi Penyisihan
Te
hatkan bahw
nnya, hal ini
luruh adsor
mum adsor
gan variasi w
Gambar 7
ktu Optimum
ktu optimum
am. Penent
at dari pene
n aktif 1 g
kontak opt
kan dengan
Gambar 8
kan bahwa
al hingga -0
0%. Hal ter
kan semakin
bila waktu y
h dan kapas
akin rendah
dapatkan 3
-20.00
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
Efisiensi
Ce (mg/l
( -% dan Ce
-20.0
0.0
20.0
40.0
60.0
80.00
100.00
120.00
Efisie
Ce (m
( -% dan C
n Kromium He
empurung Kel
[Reka Lin
wa semakin b
disebabkan
ben dapat m
rben adalag
waktu untuk
7 : Grafik Pe
m
digunakan
uan variasi
elitian sebelu
ram (Carna
timum dalam
berat adsor
8 : Grafik Pe
pada waktu
0,243 denga
rsebut diseb
n banyak ma
yang diberika
sitas penyer
. Berdasarka
jam sebaga
1
2
100.28
100.3
-0.331
-0
(%)
)
e-mg/l)
00
00
00
00
0
0
0
0
3
100.20
-0.24
nsi (%)
mg/L)
Ce-mg/l)
Heksavalen (Cr
lapa Secara K
ngkungan] 9
banyak juml
n karena pad
menyerap ka
5 g tempu
menentukan
enentuan Be
konsentrasi
waktu didas
umnya yang
, 2010). Va
m proses ad
rben optimum
enentuan Wa
3 jam temp
n kata lain
abkan oleh
aka semakin
an terlalu la
rapannya pu
an penelitia
i waktu optim
3
4
0 100.30
100.3
0.360
-0.358
5
100.14
10
43
-0.170
(Wakt
r
6+
) Dengan A
Kontinyu
9
lah adsorben
da saat adso
andungan C
urung kelap
n waktu opti
erat Optimu
awal 120 m
sarkan dari
menghasilk
ariasi waktu
dsorpsi. Var
m yang dida
aktu Optimu
purung kelap
0 mg/L da
jika jumlah
sedikit wakt
ama akan m
un semakin
n sebelumny
mum.
5
30
100.33
-0.354
-0.391
(Berat-g)
7
00.04
-0.053
tu - Jam)
Adsorpsi Meng
n yang dibe
orben dan la
Cr
6+
di dalam
pa dan sela
imum.

um
mg/L dengan
batas atas,
kan waktu op
kontak dila
riasi-variasi w
apatkan sebe

um
pa dapat me
n efisiensi p
karbon akti
tu yang dibu
menyebabka
berkurang m
ya pun dije
1
ggunakan
rikan semak
rutan artifici
m air. Denga
anjutnya aka
variasi wakt
batas bawa
ptimum 5 ja
akukan untu
waktu konta
elumnya.
enyisihkan C
penyisihanny
if (tempurun
utuhkan untu
an tempurun
maka efisien
laskan bahw
kin
cial
an
an
ktu
h,
m
uk
ak
Cr
6

ya
ng
uk
ng
nsi
wa
4.2.3 Pen
Berdasar
berat ad
digunaka
berikut ad
waktu op
keempat
keempat
pembuata
optimum
Berdasar
dengan d
Cr
6+
ada
konsentra
optimum
yang dis
pengukur
pada pen
semakin
penyisiha
dengan 5
Cr
6+
deng
pada pen
dengan v
secara ko
4.3 Pene
Pada pen
diameter
yang ber
debit, se
larutan a
flowmete
sampel d
Tekn
nentuan Kon
kan percoba
dsorben dan
n untuk me
dalah keada
ptimum ada
variasi kon
variasi ko
an kurva ka
dalam prose
G
kan Gamba
dengan 5 gra
alah 97,20%
asi awal. Be
yang meru
isihkan mak
ran juga me
nyisihan Cr
6
tinggi kon
annya. Dapa
5 gram temp
gan optimal
nelitian inti
variasi debit
ontinyu.
entuan Kea
nelitian seca
dalam 4 cm
rfungsi seba
elang, serta
artificial Cr
6+
er sampai la
ilakukan set
nik Lingkunga
nsentrasi Kro
aan sebelum
n waktu ko
nyisihkan ka
aan optimum
alah 3 jam.
nsentrasi ya
onsentrasi d
alibrasi. Var
es adsorpsi.
Gambar 9 : G
r 9 terlihat
am adsorbe
% dengan k
erdasarkan p
upakan varia
ka semakin
enunjukkan b
6+
dengan k
sentrasi Cr
6
t disimpulk
purung kelap
l. Selanjutny
yaitu perco
dan tinggi a
adaan Opti
ara kontiny
m, dan diame
agai pemom
ember. Pro
+
melalui ko
arutan terse
tiap 15 meni
0.0
20.0
40.0
60.0
80.00
100.00
Ef
Ce
(Efisiens
Anita
n, Fakultas T
[Reka Lin
omium Heksa
mnya dipero
ontak optim
adungan Cr
6
m yang di da
Kedua pa
itu 5 mg/L,
disesuaikan
riasi konsent
Grafik Pene
t bahwa pa
n selama wa
kandungan
penelitian se
asi konsentr
rendah pu
bahwa kond
konsentrasi
6+
yang di
kan bahwa d
pa selama 3
ya waktu ko
obaan adso
adsorben hi
mum Adso
yu ini meng
eter luar 5 c
mpa larutan
oses dari ad
olom denga
ebut melewa
it sampai wa
00
00
00
00
0
0
5
1
97.20
96.4
3.361
4
fisiensi (%)
e (mg/L)
si-%)
Nurfitriyani
Teknik Sipil da
gkungan] 1
avalen (Cr
6+
oleh parame
um. Kedua
6+
dalam air
pat berat ad
rameter ter
, 10 mg/L,
dengan la
trasi dilakuk
ntuan Konse
ada konsent
aktu kontak
Cr
6+
yang
ebelumnya d
rasi terenda
la efisiensi
disi optimum
rendah yait
sisihkan ma
dari penentu
jam pada ko
ontak dan k
rpsi secara
ngga menca
orpsi Secara
ggunakan ko
m, pompa a
dari influen
dsorpsi seca
an bantuan
ati adsorben
aktu optimum
10
15
48
96.49
96
4.229
4.218
(Konsentr
an Perencanaa
10
) Optimum
eter dengan
parameter
dengan ber
dsorben opti
rsebut akan
15 mg/L,
rutan kerja
kan untuk m
entrasi Opti
trasi awal 5
3 jam. Besa
disisihkan s
didapat 10 m
h. Semakin
penyisihann
tempurung
u pada kon
aka semaki
an kondisi y
onsentrasi 5
konsentrasi o
kontinyu d
apai keadaan
a Kontinyu
olom denga
aquarium de
nt, flowmete
ra kontinyu
pompa dan
n (tempurun
m yang dida
20
6.48
4.227
rasi-mg/L)
an, Itenas
n kondisi o
r tersebutlah
rbagai varias
mum sebesa
dikombinas
dan 20 mg
a yang digu
mendapatka

imum
5 mg/L dap
arnya efisien
sampai 3,36
mg/L sebaga
n tinggi kon
nya (Carna,
kelapa efek
nsentrasi 5
n rendah
yang optimu
5 mg/L dapat
optimum ak
dan akan di
n optimum p
u
n ukuran t
ngan daya 2
ter sebagai a
u ini dengan
n debit yan
ng kelapa).
apat yaitu 3
ptimum yai
h yang aka
si konsentras
ar 5 gram da
sikan denga
g/L. Pemiliha
unakan pad
n konsentra
pat disisihka
nsi penyisiha
61 mg/L da
ai konsentra
nsentrasi Cr
2010). Ha
ktif digunaka
mg/L, karen
pula efisien
m didapatka
t menyisihka
kan digunaka
ikombinasika
pada adsorp
tinggi 80 cm
220 V 40 Wa
alat pengat
n mengalirka
g diatur ole
Pengambila
jam dianalis
tu
an
si,
an
an
an
da
asi
an
an
ari
asi
r
6+

sil
an
na
nsi
an
an
an
an
psi
m,
att
ur
an
eh
an
sis
V
Pene
kandunga
Contoh U
(L/menit)
Penentua
aquarium
kemudian
konsentra
cm, berd
memiliki
dilihat pa
Var
Q
L/mnt
1 100
2
3
4 120
5
6
Keterangan : H
Efisiensi
menyisihk
penyisiha
mg/L. B
menggam
pada var
ditunjukk
mampu
namun s
entuan Efisien
an Cr
6+
sesu
Uji menggun
) dan tinggi
an variasi de
m dalam me
n dikombina
asi 5 mg/L s
diameter lua
daya 220 vo
ada Gambar
Tabe
H
(cm)
pH
rata"
10 2,50
15 2,36
20 2,62
10 2,24
15 2,49
20 2,45
H = Tinggi Adsorbe
Gam
penyisihan
kan sampa
an terkecil te
Berdasarkan
mbarkan terj
riasi ke-3 d
kan pada 15
menyisihkan
aat 15 men
nsi Penyisihan
Te
ai SNI 6989
akan Spektr
adsorben (c
Tabel 3
Variasi D
1
2
3
4
5
6
ebit dan ting
engalirkan d
asikan deng
selama 3 ja
ar 5 cm, da
olt dan 40 w
10 dan Tabe
el 4 : Data H
Rata-rata
1 2
3,532 3,558
3,450 3,408
3,813 3,765
3,438 3,299
3,086 3,086
3,383 3,351
en, Waktu (t) = 3 j
mbar 10 : G
terbesar
i 3,032 mg
erdapat pad
penelitian
rjadinya ads
engan debi
menit ke-2
n kandungan
nit ke-3 pros
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
= %
n Kromium He
empurung Kel
[Reka Lin
-71-2009 te
rofotometer.
cm), 6 varias
: Variasi De
Debit (L/men
100
100
100
120
120
120
ggi adsorben
debit untuk
gan hasil o
m, kemudia
an berdiame
watt. Hasil pe
el 4.
Hasil Penguk
a Pengamatan
3 4
3,549 3,570
3,434 3,316
3,797 3,797
3,317 3,326
2,964 3,044
3,346 3,28
am, dan C0 = 5 m
rafik Efisien
terdapat p
g/L dari ko
da variasi ke
adsorpsi
orpsi secara
t 100 L/me
menuju 15
n Cr
6+
hing
ses adsorps
1 2
31.07
30.35
2
%
Grafik E
Heksavalen (Cr
lapa Secara K
gkungan] 1
ntang Cara U
. Pada pene
si tersebut da
ebit dan Ting
nit) Tinggi
n didasari d
k melewati
optimum da
n ditempatk
eter dalam 4
enyisihan Cr
kuran Adsor
Konsentrasi A
5 6
0 3,479 3,53
6 3,305 3,26
7 3,769 3,82
6 3,320 3,35
4 3,039 2,96
1 3,378 3,28
mg/L
nsi Penyisiha
pada varisi
onsentrasi
e-3 yaitu 22,
secara kon
a fisik dan
enit dan tin
menit ke-3,
ga 3,765 m
i hanya ma
3 4 5
22.95
33.28
39.3
Efisiensi Penyisiha
r
6+
) Dengan A
Kontinyu
11
Uji Kromium
litian inti ini
apat dilihat
ggi Adsorben
Adsorben (c
10
15
20
10
15
20
ari keterbat
adsorben.
ri percobaa
kan dalam k
4 cm denga
r
6+
dari keena
rpsi Secara K
khir (Ce) mg/L
6 7 8
37 3,459 3,4
60 3,305 3,3
20 3,815 3,8
54 2,985 3,3
61 2,922 2,9
87 3,328 3,2
an Secara K
ke-5 yaitu
awal 5 mg
,95% dan m
ntinyu ini
kimia. Salah
ggi adsorbe
, pada 15 m
mg/L dari ko
mpu menyis
6
35
35.06
an
Variasi
Adsorpsi Meng
m Heksavalen
dilakukan 6
pada Tabel
n
m)
asan kemam
Keenam va
an secara b
kolom denga
an bantuan
am variasi te
Kontinyu
L per 15 menit
8 9
446 3,479 3
335 3,384 3
813 3,834 3
304 3,284 3
989 2,878 3
266 3,244 3

Kontinyu
u 39,35%
g/L, sedang
menyisihkan
Gambar 4.
h satu conto
en 20 cm.
menit ke-2 pr
onsentrasi a
sihkan Cr
6+

ggunakan
n (Cr
6+
) dala
6 variasi deb
3.
mpuan pomp
riasi terseb
bacth denga
an panjang 8
pompa yan
ersebut dap
selama 3 jam
10 11
3,511 3,352
3,366 3,447
3,846 3,852
3,149 3,388
3,036 2,916
3,182 3,123
dan mamp
gkan efisien
hingga 3,85
8 pun dap
ohnya adala
Adsorpsi fis
roses adsorp
awal 5 mg/
hingga 3,79
m
bit
pa
ut
an
80
ng
pat
12
3,446
3,483
3,852
3,336
3,032
3,247
pu
nsi
52
pat
ah
sik
psi
/L,
97
Anita Nurfitriyani
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas
[Reka Lingkungan] 12
mg/L. Hal tersebut menjelaskan proses adsorpsi fisik, saat terjadinya fluktuasi pada 15 menit
ke-2 menuju 15 menit ke-3 dipengaruhi oleh ikatan van deer waals. Namun ikatan ini lemah
sehingga mudah untuk lepas kembali (desorpsi) dan prosesnya reversible (mampu balik), hal
tersebut juga terlihat dari selisih penyisihan pada 15 menit ke-2 dan ke-3 yaitu 0,032 Cr
6+

yang terlepas dari adsorben. Sedangkan proses adsorpsi kimia dapat terlihat pada 15 menit
ke-11 dan ke-12 yang menunjukkan penyisihan konsentrasi Cr
6+
konstan hingga 3,852 mg/L.
Hal tersebut disebabkan adanya ikatan kovalen antara adsorben dan adsorbat yang bersifat
irreversible, sehingga ikatan tersebut menhasilhan penyisihan Cr
6+
yang konstan.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa keadaan optimum
dari hasil percobaan adsorpsi secara bacth adalah 5 gram tempurung kelapa selama 3 jam
pada konsentrasi 5 mg/L.
Efisiensi penyisihan Cr
6+
dengan adsorpsi menggunakan tempurung kelapa secara kontinyu
terbesar adalah 39,35% pada debit 120 L/menit dan tinggi adsorben 15 cm sedangkan
efisiensi terkecil penyisihan Cr
6+
terkecil adalah 22,95% dengan debit debit 100 L/menit dan
tinggi adsorben 20 cm.
UCAPAN TERIMA KASIH
PT. LG Innotek Indonesia yang telah memberikan bantuan berupa beasiswa.
DAFTAR RUJUKAN
Carna, Christyna Putri. 2010. Analisa Penyisihan Logam Berat Krom Heksavalen (Cr
6+
) dengan
Menggunakan Dua Jenis Karbon Aktif Skala Laboratorium. Program Sarjana (S1). Teknik
Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Itenas : Bandung.
Day RA. J r dan Al Underwood.1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima. Erlangga :
J akarta.
Mihelcic, J .R.et al. 1999. Fundamental of Enviromental Engineering. J ohn Wiley & Sons,Inc.
Ruthven, D..M., 1984. Principle of Adsorption & Adsorption Process. J ohn Wiley & Sons : New
York,124-141.
Soemirat, J uli. 2002. Kesehatan Lingkungan. Cetakan kelima. Gadjah. Mada University Press :
Yogyakarta.
Taliwongso, Sambodo., Soewondo, Prayatni, Dr.Ing, Ir, M.S. 2005. Kinetika Penyisihan Kromium
Menggunakan Lignin Sebagai Bahan Adsorben (Studi Kasus Limbah Cair Penyamakan
Kulit). Teknik Lingkungan. ITB : Bandung.
Webar, W bend. M, 1972, Adsorption in heterogenes Aqua in Sistem , Jaour AWWA.

Anda mungkin juga menyukai