Life Science
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/UnnesJLifeSci
1
Prodi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Gedung D6 Lt.1 Jl. Raya Sekaran Gunungpati, Semarang, Indonesia 50229
Info Artikel Abstrak
________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tenun Troso merupakan salah satu industri tekstil di Jepara yang cukup dikenal dan produktif.
Diterima Januari 2016 Selama ini banyak di antara home industry yang tidak mengolah limbah dan langsung membuang
Disetujui Maret 2016 limbah yang dihasilkan ke parit-parit dan sungai. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai
Dipublikasikan April derajat toksisitas LC50-96 jam limbah cair tenun Troso terhadap ikan mas (Cyprinus carpio L.).
2016 Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, sampel limbah cair tenun Troso diuji toksisitas
________________ LC50-96 jam pada ikan mas. Data toksisitas LC50-96 jam diambil dengan menghitung mortalitas ikan
Keywords: mas pada setiap konsentrasinya, kemudian dianalisis dengan analisis Probit. Berdasarkan hasil
degree of toxicity LC50-96 penelitian, nilai LC50-96 jam limbah cair tenun Troso terhadap ikan mas sebesar 2,3%. Besarnya
hour; tenun Troso waste konsentrasi limbah cair mempengaruhi jumlah mortalitas ikan mas. Kematian ikan ditandai dengan
water; carp (Cyprinus carpio adanya perubahan perilaku seperti perubahan aktivitas gerak, keseimbangan tubuh, ram jet
L.) ventilation, produksi mukus, perubahan warna morfologi.
____________________
Abstract
___________________________________________________________________
Troso woven is one of the textile industry at Jepara which well-known and productive. During this time many
of the home industry did not treat waste and dispose of the waste directly into ditches and rivers. This study aims
to determine the degree toxicity (LC50-96 hours) of tenun Troso waste water against carp (Cyprinus carpio L.).
This study was an experimental study, samples of tenun Troso waste water tested the toxicity LC 50-96 hours on
carp. The data of LC50-96 toxicity taken with counting carp mortality at each concentration, and then analyzed
with probit analysis. Based on the results, the value LC50-96 hours tenun Troso waste water against carp is 2.3%.
The concentration of waste water affects the amount of mortality of carp. The death of fish can be marked by
behavioral changes such as changes in motor activity, balance, ram jet ventilation, mucus production,
morphologic changes color.
Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6277
Gedung D6 Lt.1, Jl. Raya Sekaran,
e-ISSN 2528-5009
Gunungpati, Semarang, Indonesia 50229
E-mail: agusulinnuha29@gmail.com
1
Agus Ulin Nuha / Life Science 5 (1) (2016)
diperoleh dengan menganalisis mortalitas ikan jam. Perhitungan analisis Probit dalam penelitian
mas selama uji sesungguhnya menggunakan ini dilakukan menggunakan software IBM SPSS
analisis probit. Sedangkan hasil karakteristik 20. LC50-96 jam merupakan indikasi toksisitas
limbah cair tenun Troso, pengaruh parameter suatu senyawa, nilai LC50-96 jam mencerminkan
lingkungan, pengaruh patofisiologis limbah cair seberapa besar tingkat toksisitas senyawa
tenun Troso, dan pengaruh efek zat toksik limbah tersebut.
cair tenun Troso dianalisis secara deskriptif. Pada penelitian toksisitas ini nilai LC50-96
jam sebesar 2,35%≈2,3%. Hasil tersebut sesuai
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan dugaan di atas, dimana nilai LC50-96 jam
terdapat pada rentang konsentrasi limbah antara
Berdasarkan hasil uji pendahuluan I dan 2%-2,5%. Nilai LC50-96 jam tersebut jauh lebih
uji pendahuluan II, konsentrasi limbah yang kecil dari penelitian yang dilakukan oleh
digunakan dalam uji sesungguhnya adalah Roopadevi dan Somashekar (2012), tentang
konsentrasi 0%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5%, dan 3%. toksisitas limbah industri tekstil terhadap ikan
Data hasil uji sesungguhnya disajikan pada Tabel mas. Pada penelitian tersebut, nilai LC50-96 jam
1. limbah industri tekstil sebesar 11,11% dan
Tabel 1. Mortalitas (%) ikan mas (Cyprinus carpio L.) selama 96 jam dalam uji sesungguhnya yang
terpapar limbah cair tenun Troso
Konsentrasi Mortalitas ikan pada jam ke- Jumlah Rata-rata
r N
limbah (%) 24 48 72 96 mortalitas mortalitas
1 10 1 3 2 2 8
3 2 10 0 2 2 1 5 63,33%
3 10 0 2 1 3 6
1 10 2 1 3 1 7
2,5 2 10 0 1 2 1 4 53,33%
3 10 0 1 2 2 5
1 10 2 0 2 1 5
2 2 10 1 2 0 2 5 43,33%
3 10 0 1 1 1 3
1 10 0 1 0 1 2
1,5 2 10 0 1 0 3 4 30%
3 10 0 1 1 1 3
1 10 2 1 1 0 4
1 2 10 0 1 2 0 3 23,33%
3 10 0 0 0 0 0
1 10 0 0 0 0 0
0 2 10 0 0 0 0 0 0%
3 10 0 0 0 0 0
Keterangan: r = replikasi atau ulangan
N= jumlah ikan mas pada setiap perlakuan
Berdasarkan hasil penelitian, mortalitas 36,04% pada influent dan effluent. Berdasarkan
ikan mas (Cyprinus carpio L.) bertambah seiring data tersebut, dapat diketahui bahwa derajat
dengan bertambahnya konsentrasi limbah cair toksisitas limbah cair tenun Troso lebih toksik
tenun Troso. Hasil rata-rata mortalitas tersebut jika dibandingkan dengan derajat toksisitas pada
menunjukkan bahwa 50% mortalitas ikan mas influent dan effluent limbah industri tekstil dalam
dalam waktu 96 jam terdapat pada rentang kondisi hewan uji yang sama yaitu ikan mas
konsentrasi limbah antara 2%-2,5%. Analisis (Cyprinus carpio L.).
Probit digunakan untuk mengetahui nilai LC50-96
3
Agus Ulin Nuha / Life Science 5 (1) (2016)
Pengukuran karakteristik limbah cair bahan organik menjadi karbon dioksida dan air
tenun Troso digunakan sebagai data acuan (Effendi, 2003). Berdasarkan sampel limbah yang
tentang besarnya kandungan masing-masing dianalisis menunjukkan kandungan BOD limbah
parameter kunci. Parameter kunci yang dianalisis cair sebesar 1935 mg/l. Kandungan BOD
meliputi zat padat tersuspensi (TSS), kromium tersebut jauh melebihi baku mutu yang
total (Cr total), BOD, COD, fenol, dan pH. ditetapkan yaitu sebesar 60 mg/l. Kanji
Berdasarkan hasil karakteristik limbah cair merupakan salah satu bahan organik yang
tenun Troso pada Tabel 2 di atas, beberapa digunakan dalam proses sebelum penenunan, hal
parameter nilainya melebihi ambang batas baku ini yang menjadi salah satu yang penyebab
mutu yang ditetapkan. Parameter tersebut antara tingginya kadar BOD dalam limbah.
lain zat padat tersuspensi (TSS), BOD, COD, dan Chemical Oxigen Demand (COD)
fenol, sedangkan untuk parameter kromium total menggambarkan jumlah total oksigen yang
(Cr total) dan pH masih dalam ambang batas dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik
baku mutu yang ditetapkan. Hal ini secara kimiawi, baik yang dapat didegradasi
menunjukkan bahwa sampel limbah cair yang secara biologis (biodegradable) maupun yang sukar
dianalisis berpotensi mencemari dan berbahaya didegradasi secara biologis (non biodegradable)
bagi makhluk hidup dan lingkungan. menjadi CO2 dan H2O (Effendi, 2003).
Zat padat tersuspensi (TSS) merupakan Berdasarkan sampel limbah yang dianalisis
bahan-bahan tersuspensi dengan diameter > 1 μm menunjukkan kandungan COD limbah cair
yang tertahan pada saringan millipore dengan sebesar 5593 mg/l. Kandungan COD tersebut
diameter pori 0,45 μm. Zat TSS terdiri atas jauh melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu
lumpur, pasir halus, serta jasad-jasad renik yang sebesar 150 mg/l. Salah satu penyebab tingginya
terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau COD pada limbah tekstil disebabkan oleh bahan-
erosi tanah (Effendi, 2003). Hasil analisis yang bahan yang digunakan pada saat pewarnaan
diperoleh, kandungan TSS sampel limbah cair antara lain fenol dan logam (kromium), serta
sebesar 520 mg/l. Hasil tersebut menunjukkan bahan untuk penghilang kanji yang umumnya zat
bahwa kandungan TSS sampel limbah cair jauh asam (EMDI, 1994).
melebihi baku mutu yang telah ditetapkan yaitu Tingginya kadar BOD dan COD dapat
sebesar 50 mg/l. Kandungan TSS yang tinggi menyebabkan penurunan oksigen terlarut pada
disebabkan adanya kikisan material tanah yang badan air (Aryani et al., 2004). Pada penelitian ini
berasal dari tempat pengambilan sampel, yaitu gejala kurangnya oksigen terlarut pada media air
parit warga yang digunakan untuk menampung tidak menjadi penyebab kematian ikan mas. Hal
limbah cair. Lumpur yang terdapat pada limbah ini dapat diamati melalui kadar oksigen terlarut
tersebut apabila bersentuhan dengan tubuh ikan pada media air yang masih dalam kisaran yang
mas akan menyebabkan ikan mas mengeluarkan sesuai untuk kehidupan ikan mas. Tingginya
mukus (Irianto, 2005). kadar bahan organik yang ditunjukkan melalui
Biological Oxigen Demand (BOD) hasil analisis kadar BOD dan COD juga
merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan berpengaruh terhadap tingginya kadar TSS
mikroorganisme aerob untuk mengoksidasi (Tabel 2). Karena adanya bahan organik dapat
4
Agus Ulin Nuha / Life Science 5 (1) (2016)
mempengaruhi sifat fisik air, dalam hal ini sifat pengukuran parameter lingkungan selama
fisik yang terpengaruh yaitu TSS. penelitian tersaji pada Tabel 3.
Derajat keasaman atau pH merupakan Secara umum masing-masing parameter
istilah yang digunakan untuk menyatakan kadarnya masih layak untuk kehidupan ikan
intensitas keadaan asam atau basa suatu larutan sesuai acuan menurut Narantaka (2012), Husni
(Sutrisno, 2006). Pada hasil pengukuran limbah (2012), dan Rudiyanti (2009). Berdasarkan hasil
tekstil yang digunakan sebagai sampel, nilai pH tersebut, kualitas air uji secara umum tidak
limbah yaitu 8 atau bersifat basa. Hal ini tidak mempengaruhi toksisitas, karena masing-masing
terlepas dari penggunaan bahan kimiawi seperti parameter kadarnya masih dalam kisaran layak
NaOH pada saat proses merserisasi dan untuk kehidupan ikan uji.
penggunaan detergen dan sabun pada proses
Tabel 3. Hasil pengukuran parameter
scouring (EMDI, 1994). Gejala pengaruh lingkungan media air uji selama penelitian
toksisitas yang disebabkan oleh pH tidak terjadi
Parameter Hasil pengukuran
pada ikan mas pada saat perlakuan, karena pH
Suhu (oC) 27 - 28,5
limbah cair masih dalam kisaran yang layak
pH 7
untuk ikan mas.
DO (mg/l) 5,9 – 8
Kombinasi toksikan dalam hal ini bahan
kimia yang tekandung dalam limbah dapat Pengaruh patofisiologis limbah cair tenun
menimbulkan interaksi bahan kimia. Bedasarkan Troso terhadap ikan dapat ditandai melalui
pengamatan gejala patofisologis yang perubahan tingkah laku ikan. Perubahan tingkah
ditimbulkan bahan toksik fenol dan kromium laku ikan secara fisiologi merupakan efek dari
dalam limbah cair memberikan pengaruh paparan fenol, krom, dan TSS yang terdapat
terhadap perilaku ikan mas. Gejala tersebut dalam limbah cair.
antara lain adanya sekresi mukus yang terdapat Berdasarkan pengamatan tingkah laku
pada bagian operkulum serta pada bagian ikan mas selama penelitian, ikan pada perlakuan
permukaan kulit ikan mas. Fenol dan kromium yang diberi limbah cair tenun Troso
merupakan bahan kimia yang menyusun zat menunujukkan perbedaan perilaku apabila
warna yang tedapat pada limbah tekstil (Pratiwi, dibandingkan dengan ikan kontrol. Perubahan
2010). Berdasarkan beberapa gejala tersebut tingkah laku dapat dilihat mulai awal
dapat diduga bahwa efek interaksi yang pendedehan. Ketika media air mulai diberi
ditimbulkan oleh fenol dan kromium merupakan limbah cair, ikan-ikan bergerak menghindari
efek sinergik (Achmad, 2004). limbah cair. Gejala seperti ini menurut Dewi
Menurut Varadarajan et al. (2014), (2004) merupakan reaksi menghindar ikan
paparan fenol mampu menyebabkan kerusakan terhadap kualitas air yang memburuk akibat
mikroanatomi pada jaringan insang. Kerusakan terdedah limbah cair tenun Troso.
yang terjadi antara lain nekrosis, deskuamasi
lapisan epitel, dan hiperlansia. Sedangkan
paparan krom dapat menyebabkan penebalan
dinding epitel insang (Pramudita & Voijant,
2014). Dengan demikian keduanya merupakan
senyawa branchiotoksik dan pengaruhnya dapat
diamati melalui sekresi mukus yang terdapat
pada insang.
Pengaruh parameter lingkungan selama Gambar 1. Ikan mas yang terpapar limbah
penelitian digunakan untuk mengetahui bahwa cair tenun Troso
kematian ikan memang disebabkan oleh
toksisitas limbah cair tenun Troso dan bukan
disebabkan oleh parameter lingkungan. Hasil
5
Agus Ulin Nuha / Life Science 5 (1) (2016)
Tabel 4. Gejala perubahan perilaku ikan mas pada setiap konsentrasi limbah cair tenun Troso
Gejala perubahan perilaku
Konsentrasi
limbah cair warna
Aktivitas gerak ram jet ventilation produksi mukus
morfologik
Pada ikan yang mati, ikan mengeluarkan diduga disebabkan adanya zat warna limbah
mukus pada bagian branchia serta pada yang bersentuhan dengan tubuh ikan. Sel-sel
permukaan tubuh ikan. Sekresi mukus ini pigmen (khromatofora) pada dermis memiliki
6
Agus Ulin Nuha / Life Science 5 (1) (2016)
White, L. D., Cory, D. A., & Gilbert, M. E. (2007). neurotoxicology of lead. J. Toxicol. Appl.
New and evolving concepts in the Pharmacol, 225 (1): 1–27.